Anda di halaman 1dari 15

UJI EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN TANAMAN UBI

JALAR
( IPOMEA BATATAS L ) PADA PEMBERIAN PUPUK
KANDANG KAMBING DAN SAPI

OUTLINE

Oleh :

ELVINA YULIANDA BR TARIGAN


2104290142
AGROTEKNOLOGI 3

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARAMEDAN
2023
UJI EFEKTIVITAS PERTUMBUHAN TANAMAN UBI
JALAR
( IPOMEA BATATAS L) PADA PEMBERIAN PUOUK
KANDANG SAPI DAN KAMBING. )

OUTLINE

Oleh :
ELVINA YULIANDA BR TARIGAN
2104290142
AGROTEKNOLOGI 3

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Laporan


Praktikum BDT Umbi dan Kacang Pada Fakultas Pertanian Program Studi
Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Komisi Pembimbing:

Deni Alfiansyah
Asisten Praktikum

Disahkan Oleh :
Dekan

Assoc. Prof. Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P., M.Si.


A. JUDUL

Uji efektivitas Pertumbuhan tanaman unijalar Ipomea batatas L pada pemberian


pupuk kandang kambing dan sapi

B. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di wilayah Indonesia ubi jalar umumnya hanya sebagai bahan pangan

alternatif atau sampingan, tetapi di pedalaman Papua dan Maluku serta Nusa

Tenggara, ubi jalar justru sebagai bahan pangan pokok utama. Di wilayah

tersebut, yang bergunung-gunung pada ketinggian dari 1000-1500 m dari

permukaan laut (dpl) bahkan >2000 mdpl, ubi jalar diusahakan oleh masyarakat

sebagai bahan pangan pokok utama. Pada daerah dataran tinggi >2500 m sejak

1988 atas dana dari Ni dpl tanaman pangan lain tidak mampu tumbuh secara

komprehensif hasil apalagi menghasilkan, karena menderita frost pembahasan

dapat disimak pa (mati akibat suhu dingin), sedangkan ubi jalar, meski harus

memperpanjang masa tumbuhnya menjadi >6 bulan (dipanen bertahap sesuai

kebutuhan dan ditanam lagi hingga masa dua tahun) masih dapat dibudidayakan

sebagai sumber penyedia pangan di daerah tersebut. Berdasarkan habitus tajuk

dan umurnya, ubijalar merupakan tumbuhan semak tahunan yang dalam sistem

pertanian di budidaya kan menjadi tanaman semusim. Di beberapa negara

temperate dan sub tropik ubi jalar masuk dalam kategori tanaman hortikultura.

Dalam hal ini, ubi jalar dipandang bernilai tinggi layaknya buah dan sayuran

lainnya. Apalagi ragam warna kulit dan daging ubi (putih, kuning hingga ungu

tua), menjadikan komoditas ini sebagai bahan pangan yang menarik, tidak saja
lezat cita rasanya, tetapi juga lengkap kandungan gizinya dan enak ditatap mata

dari warna-warninya daging ubi setelah di masak (Widodo, 2019).

Ubi jalar Ipomea batatas L juga salah satu jenis umbi-umbian yang

memiliki banyak kelebihan dibanding umbi-umbi lainnya dan merupakan sumber

karbohidrat keempat terbesar di Indonesia, setelah beras, jagung, dan ubi kayu.

Kandungan karbohidrat ubi jalar yang tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan

sumber kalori. Kandungan karbohidrat ubi jalar tergolong indek glikemik rendah,

yaitu tipe karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak akan menaikkan kadar gula

darah secara drastis. Selain dapat diolah menjadi berbagai macam olahan

makanan, ubi jalar juga merupakan salah satu sumber devisa negara dan Indonesia

merupakan salah satu eksportir utama ubi jalar di pasar internasional. Tanaman

ubi jalar bisa di budidaya kan baik di daerah dataran rendah maupun dataran

tinggi. Ubi jalar juga mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam pengolahannya.

Kandungan zat gizi ubi jalar tergolong cukup lengkap karena terdapat beberapa

zat yang sangat penting bagi tubuh yaitu antosianin dan karatenoid sebagai anti

oksidan serta seratrapinasa yang berfungsi prebiotik. Ubi jalar merupakan salah

satu komoditas pangan lokal yang mudah untuk dibudidayakan, khususnya di

Papua Barat ada beberapa varietas lokal ubi jalar yang dihasilkan. Varietas lokal

tersebut diantaranya adalah Manokwari, Nabire, Minyambouw, Aerani,

Siepwauw, Ciceh, Numfor Putih, Warmare, dan Simpengguei, akan tetapi selama

ini ubi jalar hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam bentuk utuh seperti direbus,

digoreng, dibakar dan dikukus (Pratiwi, 2020).

Ubi jalar Ipomea batatas L termasuk salah satu bahan alternatif pangan

karbohidrat non beras, yang memiliki banyak sekali manfaat dan juga gizi yang
seimbang bagi kesehatan tubuh. Kandungan makronutrien berbagai mikronutrien

termasuk mangan, tembaga, kalium, zat besi, vitamin B kompleks, vitamin C,

vitamin E, dan provitamin A (seperti karotenoid, sebagian besar di varietas

berdaging kuning dan oranye) juga dimiliki oleh ubi jalar. Ubi jular ini juga

dikenal oleh masyarakat biasanya dalam bentuk makanan ringan mau olahan

makanan yang banyak disukai oleh masyarakat. Karbohidrat merupakan salah satu

senyawa polisakarida yang kedudukannya sangat penting bagi tubuh manusia.

Karbohidrat juga memiliki beberapa peranan yang sangat penting dalam

menentukan karakteristik hahan makanan, misalnya tekstur, rasa, warna dan lain-

lain. Sedangkan dalam tubuh manusia, karbohidrat sangat berguna untuk

mencegah tumbuhnya ketosis, pemecahan tubuh protein yang terlalu berlebihan,

kehilangan mineral, dan sangat berguna untuk membantu proses metabolisme

lemak maupun protein. Karbohidrat biasanya banyak terkandung dalam nasi. roti,

gandum, kentang, dan jenis umbi-umbian lainnya seperti pada ubi jalar. Oleh

karena itu, ubi jalar dapat dikembangkan menjadi produk alternatif karbohidrat

pengganti nasi. Fakta ini yang dapat mendorong masyarakat untuk

mengembangkan inovasi guna memanfaatkan alternatif pangan yaitu ubi jalar

sebagai bahan pengganti karbohidrat (Putri dkk., 2023).

Pupuk kandang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki fisik, kimia,

dan biologi tanah. Aplikasi pupuk kandang dapat meningkatkan kemampuan

tanah menyimpan air. memperbaiki aerasi tanah sehingga tanah tetap gembur,

meningkatkan kadar C-organik tanah, meningkatkan KTK tanah, meningkatkan

pH. meningkatkan populasi dan aktifitas mikroba tanah, dan meningkatkan

mineralisasi nitrogen. Pupuk kandang yang sering digunakan adalah Pupuk


kandang ayam, Pupuk kandangkambing dan Pupuk kandangsapi. Pupuk kandang

mengandung unsur hara yang lengkap seperti N, P, K, Ca, Mg dan unsur mikro

lainnya namun dalam jumlah yang relatif sedikit sehingga perlu penambahan

pupuk anorganik untuk mencukupi kebutuhan unsur hara tanaman. Nitrogen,

Fosfor dan Kalium merupakan hara makro yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan produksi tanaman ubi jalar sebagai tanaman penghasil umbi unsur kalium

banyak dibutuhkan tanaman ubi jalar karena berperan penting dalam

meningkatkan fotosintesis terutama pada periode pembentukkan umbi. Bahan

pembenah tanah yang bersumber dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang

sapi merupakan kunci untuk meningkatkan produktifitas ubi jalar pada lahan-

lahan marjinal. Pupuk kandang sapi sangat baik digunakan dalam budidaya

tanaman ubi jalar karena pupuk kandang sapi selain dapat memenuhi kebutuhan

unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah yang akan mempermudah

perkembangan umbi ubi jalar sehingga hasil dari tanaman umbi ubi jalar akan

lebih besar (Suleman dkk., 2021).

Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan ternak yang diberikan pada

lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Zat hara yang

dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk

kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium,

kalium, dan kalsium. Namun demikian, manfaat utama pupuk kandang adalah

mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.

Tekstur dari kotoran kambing adalah khas, karena berbentuk butiran-butiran yang

agak sukar dipecah secara fisik sehingga sangat berpengaruh terhadap proses

dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Jika pupuk kandang akan digunakan
secara langsung, pupuk kandang ini akan memberikan manfaat yang lebih baik

pada musim kedua pertanaman. Kadar air pupuk kandang kambing relatif lebih

rendah dari pupuk kandang sapi dan sedikit lebih tinggi dari pupuk kandang

ayam. Kadar hara pupuk kandang kambing mengandung kalium yang relatif

tinggi dari pupuk kandang lainnya, sedangkan kadar hara N dan P hampir sama

dengan pupuk kandang lainnya. Sedangkan pupuk kandang sapi merupakan pupuk

kandang yang berasal dari kotoran sapi yang baik untuk memperbaiki kesuburan,

sifat fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan unsur hara makro dan mikro,

meningkatkan daya pegang air dan meningkatkan kapasitas tukar kation.

Kontribusi pupuk kandang kotoran sapi terhadap tanaman ubi jalar terkait dengan

keberadaan unsur K yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur lainnya. pada

Pupuk kandang kotoran sapi mempunyai kadar K 1,03%, N 0.92%, P 0.23%, Ca

0.38%, Mg 0,38%, yang akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Beberapa peran

kalium adalah translokasi gula pada pembentukan pati dan protein meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, memperbaiki ukuran

dan kualitas buah pada masa generatif dan menambah rasa manis pada buah.

Penggunaan dosis pupuk kandang kotoran sapi yang tepat sangat menentukan

produksi ubi jalar. Pemberian pupuk yang berlebih juga dapat menurunkan

produksi ubi jalar karena pertumbuhan tajuk yang maksimal dapat menurunkan

hasil umbi ubi jalar ( Neltriana, 2019).

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi perbedaan dalam kandungan gizi ubi jalar yang

dihasilkan oleh pemberian pupuk kandang sapi dan kambing pada berbagai

varietas.
Hipotesis

1. Adanya pengaruh nyata penggunaan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan

tanaman ubi jalar

2. Adanya pengaruh nyata penggunaan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan

tanaman ubi jalar

Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat masuk praktikum bdt umbi dan kacang di Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

2. Sebagai sumber informasi bagi para petani untuk acuan budidaya ubi jalar

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Sampali Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada bulan November

2023.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek tanaman ubi jalar

Cilembu, pupuk kandang sapi dan pupuk kandang kambing

Alat yang digunakan adalah cangkul, tali, parang, pisau, gunting, ember,

gembor, alat tulis, meteran, timbangan dan kamera digital.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

dengan dua faktor, yaitu :

1. Faktor pupuk kandang sapi (P) terdiri dari 4 taraf, yaitu :

P0 : Kontrol (tanpa pemberian)

P1 : 15 kg
P2 : 20 kg

P3 : 25 kg

2. Faktor pupuk kandang kambing (J) terdiri dari 3 aras, yaitu :

J1 : 15 kg

J2 : 20 kg

J3 : 25 kg

Jumlah kombinasi perlakuan 4 x 3 = 12 kombinasi perlakuan, yaitu :

P0J1 P0J2 P0J3

P1J1 P1J2 P1J3

P2J1 P2J2 P2J3

P3J1 P3J2 P3J3

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah bedengan : 5 bedengan

Jumlah tanaman per bedengan : 5 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 25 tanaman

Jumlah tanaman sampel per bedengan : 3 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya : 15 tanaman

Panjang bedengan penelitian : 200 cm

Lebar bedengan penelitian : 100 cm

Jarak antar bedengan : 50 cm

Jarak antar ulangan : 100 cm

Data hasil penelitian akan dianalisis menggunakan Analysis of Variance

(ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan Menurut Duncan (DMRT),

dengan model linier Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial sebagai

berikut :
Yijk = µ + γi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

Keterangan :

Yijk : Hasil pengamatan dari faktor P pada taraf ke j dan faktor J pada taraf ke k
dalam ulang ke i.
µ : Nilai tengah

γi : Pengaruh dari blok taraf ke i

αj : Pengaruh dari faktor pemberian pupuk kandang sapi (P) taraf ke j

βk : Pengaruh dari faktor pengaturan pupuk kandang kambing J taraf ke k

(αβ)jk : Pengaruh kombinasi pemberian pupuk P (P) taraf ke j dan

pengaturan pupuk kandang kambing taraf ke k

εijk : Pengaruh eror dari faktor pemberian pupuk kandang sapi (P) taraf ke j
dan pengaturan pupuk kandang kambing taraf ke k serta blok ke i
E. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah diawali dengan cara membersihkan lahan dari gulma

dan sisa – sisa tanaman, kemudian gulma atau sisa – sisa kotoran ditumpuk pada

suatu tempat. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah dan tanah diinkubasi

selama 1 minggu.

2. Pembuatan Bedengan

Pembuatan bedengan dilakukan dengan cara menaikkan tanah dengan

menggunakan cangkul dengan ukuran bedengan lebar 100 cm, panjang 200 cm,

tinggi bedengan 30 cm dan jarak antar plot 50 cm sebanyak 12 bedengan setiap

perlakuan.

3. Pemberian label dan Pemberian Perlakuan


Pelabelan dilakukan pada saat menentukan posisi plot perlakuan agar tidak

terjadi kesalahan dalam pemberian perlakuan. Pemberian perlakuan dilaksanakan

setelah pembuatan plot yang diberi label. Dosis pupuk kandang kotoran sapi

sesuai dengan perlakuan.

4. Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari stek batang

yang berasal dari induk tanaman yang berumur 2 bulan, kemudian stek dipotong

sebanyak 5 ruas, stek diambil adalah bagian dari tengah batang. Varietas ubi jalar

yang digunakan adalah ubi jalar Cilembu dari daerah Lubuk Minturun.

5. Penanaman

Dalam proses penanaman dilakukan dengan cara membuat lobang tanam

dengan menggunakan cangkul jarak tanamnya 50 x 30 cm. Setelah itu baru

dilakukan penanaman dengan cara memasukkan 1 stek per lobang tanam

kemudian lobang tanam tutup dengan menggunakan tanah.

6. Pemberian Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang diberikan pada tanaman ubi jalar adalah pupuk

kandang sapi dengan dosis 15 kg, 25 kg, dan 35 kg dan pupuk kandang kambing

dengan dosis 30 kg, 40 kg dan 50 kg. Pemberian pupuk kandang dilakukan 1 kali

yaitu pada saat tanam.

7. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan pada tanaman berumur 2 bulan. Pemangkasan

bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan pada daun dan batang tanaman

sehingga diharapkan pertumbuhan untuk umbi lebih optimal. Pemangkasan


dilakukan dengan memotong cabang-cabang yang tidak produktif dengan

menggunakan pisau tajam.

8. Pemeliharaan

8.1 Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman

bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan air oleh tanaman ubi jalar terutama

pada saat awal pertumbuhan. Penyiraman dilakukan pada sore hari jika hujan

tidak turun.

8.2 Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh

abnormal. Penyulaman dilakukan pada umur 1 minggu setelah tanam.

Penyulaman bertujuan agar tanaman yang ditanam tumbuh dengan merata.

8.3 Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara intensif pada saat gulma sudah mulai tumbuh

disekitar tanaman ubi jalar. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma

dengan menggunakan tangan dan menumpukkannya pada suatu tempat.

8.4 Pembalikan Batang

Pembalikan batang dilakukan untuk mencegah tumbuhnya akar diruas –

ruas batang tanaman. Pembalikan batang dilakukan secara intensif. Pembalikan

batang bertujuan agar umbi hanya tumbuh pada akar batang utama.

8.5 Panen

Pemanenan dilakukan pada saat ubi jalar berumur 3 bulan. Cara panen ubi

jalar adalah dengan memotong bagian pangkal tanaman mengggunakan parang

dan mengumpulkan batang tanaman tersebut sambil menumpuknya. Kemudian


gali lobang tanam dengan menggunakan tangan secara langsung. Setelah itu ubi

jalar dimasukkan kedalam kantong plsatik yang telah diberi label, kemudian

bersihkan ubi dari tanah atau kotoran dan sisa – sisa akar yang masih menempel.

E. Pengamatan

1. Panjang Batang

Pengamatan panjang batang dilakukan dengan mengukur tunas utama

tanaman yang dimulai pada umur tanaman 15 hari setelah tanam dengan interval

pengamatan 15 hari sekali hingga tanaman berumur 2 bulan. Tanaman yang

diamati adalah tanaman sampel pada setiap petakan. Cara pengukuran dilakukan

dengan menggunakan meteran dari titik tumbuh tunas utama sampai keujung

tunas.

2. Jumlah Tunas

Pengamatan jumlah tunas ditentukan dengan menghitung jumlah tunas

yang tumbuh pada batang utama tanaman sampel. Pengamatan ini dilakukan

mulai umur tanaman 15 hari setelah tanam dengan interval pengamatan setiap 15

hari sampai tanaman berumur 2 bulan.

3. Jumlah daun

Untuk pengamatan pada jumlah daun dilakukan dengan menghitung

jumlah daun yang tumbuh pada batang utama dilakukan mulai umur tanaman 15

hari setelah tanam dengan interval pengamatan setiap 15 hari sampai tanaman

berumur 2 bulan.

4. Diameter Umbi Terbesar

Pengamatan diameter umbi terbesar dilakukan pada setiap tanaman sampel

dengan cara mengukur diameter umbi dengan menggunakan jangka sorong.


5. Panjang Umbi Terbesar

Pengamatan panjang umbi terbesar dilakukan pada setiap tanaman sampel

dengan cara mengukur panjang umbu menggunakan meteran.

6. Jumlah Umbi Pertanaman

Pengamatan jumlah umbi pertanaman dilakukan pada saat panen, dengan

cara menghitung jumlah umbi yang terdapat disetiap lobang tanaman sampel.

7. Bobot Segar Umbi Pertanaman

Pengamatan dilakukan pada bobot umbi segar pertanaman dilakukan

dengan cara menimbang berat umbi segar dari setiap lobang tanaman sampel.

8. Bobot Umbi Segar Per bedengan

Pengamatan dilakukan pada bobot umbi segar per bedengan dengan

menimbang berat seluruh umbi segar setiap bedengan


DAFTAR PUSTAKA

Neltriana, N. 2019. Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Kotoran Sapi terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar (Ipomea batatas L). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Andalas. Padang. Sumatera Barat.

Pratiwi, A. R. 2020. Pengolahan Ubi Jalar Menjadi Aneka Olahan Makanan.


Jurnal Triton. Vol 11(2) : Hal 42-50.
Putri, A. N. G., N. N. Aulia., N. Salsabila., R. Aisy., S. Indrawati., W. F. Madani
dan R. O. Kastini. 2023. Pemanfaatan Ubi Jalar sebagai Alternatif
Karbohidrat yang Meningkatkan Ekonomi Warga Banten. Jurnal Semar. Vol
12(1) : Hal 47-53.
Suleman, D., Suaib., D. Boer dan D. N. Yusuf. 2021. Pertumbuhan dan Hasil Ubi
Jalar (Ipomoea batatas L.) yang di beri Pupuk Kandang Sapi pada Lahan
Kering Masam. Jurnal Agrotek Tropika. Vol 9(3) : Hal 553-560.

Widodo, Y. 2019. Taksonomi dan Sejarah Penyebaran Ubi Jalar sebagai Pangan
Harapan Potensial. Jurnal Pangan. Vol 22(1) : Hal 31-48.

Anda mungkin juga menyukai