Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Imbibisi

NAMA : Vina Safitri

NIM : 19031048

PRODI / KELAS : Pendidikan Biologi / D

DOSEN : Dr. Linda Advinda, M.kes

ASISTEN DOSEN : 1. Lati Jovanita

2. Nelfia Fitri

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Pratikum 3
Imbibisi

A. Tujuan Pratikum
Untuk melihat membandingkan proses imbibisi yang terjadi pada kedua biji.

B. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Selasa, 12 Oktober 2021
Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Jl. Simpang Akhirat Kel.Kuranji Kota Padang

C. Dasar Teori
Imbibisi adalah absorbsi air oleh bahan-bahan koloid dan zat padat dalam (bagian)
tumbuhan. Masuknya air disertai membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat
tumbuhan. Imbibisi dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar (Harjadi 2002).

Imbibisi adalah absorpsi air oleh bahan – bahan koloid dan zat padat dalam bagian
tumbuhan. Masuknya air sering disertai dengan membengkaknya bahan koloid dan
peningkatan berat tumbuhan. Misalnya, biji akan menjadi lebih besar jika diletakkan dalam
air atau tanah yang lembab, dan hal ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi
tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan
struktur–struktur mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein, dan
bahan lainnya menarik dan memegang molekul air dengan gaya tarik antar molekul (Kamil,
1979).

Pada dasarnya imbibisi meliputi dua proses yang berjalan bersama yaitu difusi dan
osmosis. Pada umumnya air dan bahan yang larit di dalamnya, masuk dan keluar sel, bukan
sebagai aliran massa malainkan satu per satu molekul setiap kali. Pergerakan netto dari satu
tempat ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul atau ion
yang disebut difusi. Difusi terjadi akibat pergerakan konsentrasi dari satu titik dengan titik
lain (Lakitan 2003).

Kadar air benih merupakan salah satu komponen yang harus diketahui baik untuk
tujuan pengolahan, maupun penyimpanan benih. Telah diketahui bahwa kadar air memiliki
dampak besar terhadap benih selama penyimpanan. Menyimpan benih ortodok pada kadar
air tinggi berisiko cepat mundurnya benih selama dalam penyimpanan. Kadar air benih
merupakan salah satu komponen yang dinilai oleh BPSB dalam sertifikasi benih sehingga
uji ini merupakan satu pengujian rutin para analisis benih di laboratorium benih (Amira
2010).

Imbibisi adalah penyerapan air (absorbsi) oleh benda-benda yangpadat (solid) atau
agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai suatu zat penyusun dari
bahan yang berupa koloid. Ada banyak hal yang merupakan proses penyerapan air yang
terjadi pada makhluk hidup, misalnya penyerapan air dari dalam tanha oleh akar tanaman.
Namun, penyerapan yang dimaksudkan disini yaitu penyerapan air oleh biji kering. Hal ini
juga banyak kita jumpai dikehidupan kita sehari-hari yaitu pada proses pembibitan tanaman
padi, pembuatan kecambah tauge, biji kacang hijau terlebih dahulu direndam dengan air.
Pada peristiwa perendaman inilah terjadi proses imbibisi oleh kulit biji tanaman tersebut.
Tidak hanya itu, proses imbibisi juga memiliki kecepatan penyerapan air yang berbeda-beda
untuk setiap biiji tanaman (Rezky, 2011).

Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyerapan air oleh biji adalah:


1. Permeabilitas kulit atau membran biji,
2. Konsentrasi air, karena air masuk secara difusi (dari konsentrasi rendah ke tinggi), maka
konsentrasi larutan di luar biji tidak lebih pekat dari dalam biji.
3. Suhu air, Suhu air tinggi=energi meningkat, difusi air meningkat sehingga kecepatan
penyerapan tinggi
4. Tekanan hidrostatik, ketika volume air dalam membrane biji telah sampai pada batas
tertentu, akan timbul tekanan hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga
kecepatan penyerapan air menurun.
5. Luas permukaan biji yang kontak dengan air, Berbanding lurus dengan kecepatan
penyerapan air
6. Daya intermolekuler, makin rapat molekul-molekulnya, makin sulit air diserap oleh biji
7. Spesies dan varietas, Berhubungan dengan faktor genetik yang menentukan susunan
kulit biji
8. Tingkat kemasakan, biji makin masak, kandungan air berkurang, kecepatan penyerapan
air meningkat
9. Komposisi kimia biji
10. Umur, Berhubungan dengan lama penyimpanan makin lama disimpan, makin sulit
menyerap air (Anonim, 2011)

Biji adalah ovule yang dewasa.Terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovari pada
legume,tapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovari pada monokotil. Setiap
biji matang selalu terdiri paling kurang dua bagian,yaitu: embrio dan kulit biji (Seed coat
atau testa). Kulit biji terbentuk dari integumen (satu atau lebih) dari ovule. Pada legume
umumnya terdapat dua lapis kulit biji. Lapisan sebelah dalam tipis dan lunak, sedangkan
lapisan sebelah luar tebal dan keras fungsinya sebagai lapisan proteksi terhadap suhu,
penyakit dan sentuhan mekanis. Setiap biji yang sangat muda dan sedang tumbuh, selalu
terdri atas tiga bagian yaitu embrio, kulit biji (seed coat), dan endosperm. Endosperm yaitu
suatu jaringan penyimpanan makanan cadangan (storage tissue) yang mana diserap oleh
embryo sebelum atau selama perkecambahan biji dan selalu terdapat di dalam biji yang
sangat muda. Pada legumes (kacang-kacangan), biji mempunyai 2 kotiledon tanpa
endosperm. Kulit biji pada legume pada umumnya mudah dilepaskan dari biji setelah
perendaman dengan air panas sehingga terlihat seluruh biji atau embryo (Faisal, 2018 ).

Kedelai (Glycine max) merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah,


tumbuh tegak, berdaun lembut, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar
10-200 cm, dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan
hidup. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya yaitu akar,
daun, batang, bunga, polong dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal. Kedelai
merupakan bahan pangan yang sangat popular di dalam kalangan masyarakat, hampir
setiap hari banyak orang yang mengonsumsi makanan olahan dari kedelai misalnya: tempe,
tauge atau kecambah, dan lain-lain. Kandungan protein yang tinggi pada kedelai dan
juga kandungan gizi lainnya yang lengkap. Apabila ditinjau dari segi harga kedelai
merupakan sumber protein yang termurah sehingga sebagian besar kebutuhan protein
nabati dapat dipenuhi dari hasil olahan kedelai. Biji kedelai tidak dapat dimakan langsung
karena mengandung tripsine inhibitor (Dewi,2018)

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek
kurang lebih 60 hari. Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram.
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh hampir di seluruh tempat di
Indonesia , baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari
permukaan laut. Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan
yang memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan
kelembaban udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-15%, pada
kadar air ini kelembaban terlalu rendah untuk berlangsungnya metabolisme sehingga
tahap perkecambahan adalah kadar air biji kacang hijau harus dinaikkan dengan cara
dilakukan perendaman atau ditempatkan pada lingkungan yang jenuh uap air (Hastuti,
2017).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas plastik aqua
b. Timbangan kue
c. Stopwatch
d. Kertas tissue
2. Bahan
a. Biji kedelai
b. Biji kacang hijau
c. Air
E. Cara Kerja
1. Menimbang kacang hijau dan kacang kedelai, masing- masing 100 gram. Kemudian
memasukkanya ke dalam gelas plastik aqua
2. Memasukkan air ke dalam gelas plastik aqua sampai biji terendam
3. Jumlah air yang digunakan harus sama banyak
4. Menunggu selama 3 jam
5. Memindahkan kedua air rendaman kedalam gelas aqua lainya
6. Mengeluarkan biji dari dalam gelas plastik aqua ke atas kertas tissue
7. Mengusap kelebihan air dengan menggunakan kertas tissue
8. Menimbang berat masing-masing biji
9. Membandingkan jumlah air yang dapat diserap oleh masing-masing biji
F. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan Imbibisi

No. Gambar Pengamatan


Sebelum direndam Setelah di Rendam
1. Kacang Kedelai (Glycine max) Kacang Kedelai (Glycine max)

2. Kacang Hijau (Vigna radiata) Kacang Hijau (Vigna radiata)

Tabel 2. Data Perbandingan Berat Masing-masing Kacang


No. Biji Berat Awal Berat Akhir
1. Kacang Kedelai (Glycine max) 100 gr 180 gr
2. Kacang Hijau (Vigna radiata) 100 gr 150 gr
G. Pembahasan
Pada pratikum kali ini, kami melakukan pratikum mandiri mengenai imbibisi.
Imbibisi adalah penyerapan air (absorbsi) oleh benda-benda yangpadat (solid) atau
agak padat (semi solid) karena benda-benda tersebut mempunyai suatu zat penyusun
dari bahan yang berupa koloid.

Peristiwa imbibisi pada hakekatnya tak lain tak bukan suatu proses difusi
belaka, sebab bukankah sel-sel biji kacang kering itu mempunyai nilai osmosis
tinggi dan oleh karena itu mempunyai defisit tekanan osmosis yang besar pula,jika
molekul-molekulairberdifusi dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang
tinggi.

Peristiwa imbibisi sebenarnya juga peristiwa osmosis, sebab dinding sel-sel


kulit maupun protoplas biji kacang itu permeabel untuk molekul-molekul air.
Peristiwa imbibisi ini, juga termasuk peristiwa absorsi. Pemasukan molekul-molekul
air di dalam biji adalah suatu peristiwa absorsi atau penyerapan. Maka yang kita
sebut imbibisi ialah menyerapnya molekul-molekul air di dalam imbiban disebut
juga peristiwa peresapan.

Berdasarkan data pada pratikum diperoleh dimana setelah kacang hijau dan
kacang kedelai direndam selama 3 jam, berat pada kedua kacang bertambah yang di
tandai dengan berubahnya ukuran kacang kedelai dan kacang hijau menjadi lebih
besar dari pada ukuran sebelum direndam. Pada data terlihat bahwa berat kacang
kedelai yang awalnya 100 gr bertambah menjadi 180 gr dan kacang hijau dari 100 gr
menjadi 150 gr.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan air yaitu permeabilitas kulit


atau membran biji, konsentrasi air, suhu air, tekanan hidrostatik, Luas permukaan
biji yang kontak dengan air, spesies dan varietas, tingkat kemasakan, komposisi
kimia biji, dan umur. Dari berbagai faktor tersebut hal yang dapat mengakibatkan
terjadinya jenuh air oleh biji yaitu tekanan hidrostatik karena ketika volume air
dalam membrane biji telah sampai pada batas tertentu, akan timbul tekanan
hidrostatik yang mendorong ke luar biji, sehingga kecepatan penyerapan air
menurun.

Imbibisi berfungsi sebagai laju perkecambahan pada benih. Jika benih tidak
dapat melakukan imbibisi maka laju perkecambahan benih akan terhambat. Faktor
yang dapat mempercepat laju perkecambahan benih adalah terjadinya imbibisi pada
benih, karena dengan adanya imbibisi laju metabolisme pada benih akan berjalan
dengan lancar. Biji yang kering atau biji yang mati masih dapat melakukan imbibisi
namun tidak dapat memperlancar laju metabolisme pada benih, sehingga biji hanya
akan menggelembung.

Kadar air benih merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
daya simpan benih. Jika kadar air benih terlalu tinggi dapat memacu respirasi dan
berbagai cendawan dapat tumbuh. Umumnya pada tanaman legume dan padi-
padian, ovule atau tepatnya embryo sac yang sedang mengalami pembuahan
mempunyai kadar air kira-kira 80 % dalam bebarapa hari kemudian kadar air ini
meningkat sampai kira-kira 85% lalu pelan-pelan menurun secara teratur. Dekat
kepada waktu masak kadar air ini menurun dengan cepat sampei kira-kira 20% pada
biji tanaman sereallia,setelah tercapai berat kering maximum dari pada biji,kadar air
tersebut agak konstan sekitar 20% tetapi sedikit naik terun seimbang dengan
keadaan lingkungan di lapangan.

Dari pembahasan di atas, terlihat bahwa telah terjadi proses imbibisi yaitu
penyerapan air oleh imbiban. Karena semua biji kacang yang di masukkan pada
masing-masing wadah yang diberi air mengalami pertambahan berat dan volume.
Berat masing-masing biji kacang tersebut bervariasi. Terlihat pada tabel
pengamatan.
H. Kesimpulan
1. Imbibisi merupakan proses masuknya air ke dalam benih untuk memicu
dimulainya proses perkecambahan
2. Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban, yang terjadi pada proses
perkecambahan tanaman. Yang mana air yang diserap merupakan 90 %
penyusun tubuh tanaman dan mempunyai fungsi untuk aktivator enzim, pereaksi
dalam reaksi hidrolisis, sumber H dalam fotosintesis, penghasil O2 dalam
fotosintesis, dan pelarut dan pembawa berbagai senyawa.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan air yaitu permeabilitas kulit atau
membran biji, konsentrasi air, suhu air, tekanan hidrostatik, Luas permukaan biji
yang kontak dengan air, spesies dan varietas, tingkat kemasakan, komposisi
kimia biji, dan umur
4. Besarnya laju imbibisi ini lebih tergantung pada faktor internal dari biji tersebut.
5. Kandungan air pada biji lebih berpengaruh karena adanya air pada benih dapat
merangsang penyerapan air oleh benih dari lingkungan.
6. Air sangat berperan dalam perkecambahan benih karena air berfungsi untuk
melunakkan kulit biji yang kemudian memudahkan air untuk masuk ke dalam
biji dan melakukan imbibisi untuk membantu proses perkecambahan
7. Luas persinggungan benih dengan air dapat mempengaruhi proses
perkecambahan benih karena semakin luas persinggungan maka cadangan
makanan akan banyak dan air yang diserap juga lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA

Amira. 2010. Pengukuran Kadar Air. E-journal ilmiah. Makasar : UNM

Anonim. 2011. Perkecambahan Biji. Jakarta : Belantara Kreatif.

Dewi,R. 2018. Kedelai Impor Sebagai Bahan Baku Tempe Melalui Pemetaan Fisiko-
Kimia. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Repository Unimus

Faisal, M. 2018. Penyerapan Air oleh Biji yang Berkecambah. Jurnal Ilmiah.
Kalimantan : Universitas Palangka Raya

Gardiner. Franklin P, dkk. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Penerbit


Universitas Indonesia UI Press.

Harjadi, M. 2002. Pengantar Agronomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hastuti, D.P. 2017. Pengaruh Ekstrak Etanolik Kecambah Kacang Hijau. Repository
Unair

Kamil, Jurnalis. 1979. Teknologi Benih Jilid I. Padang: Angkasa Raya.

Resky, Andi. 2011. Laporan Praktikum Imbibisi. Makasar :UNM.


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai