Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial 2 Bahasa dan Sastra Indonesia

Nama : Henny Juli Astuti

NIM : 857042585

Kelas :A

Mata Kuliah : PDGK4109 / Bahasa dan Sastra Indonesia

Pokjar : Kalirejo

1. Menurut KBBI diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan
gagasan sehingga di peroleh efek tertentu seperti yang di harapkan. Penggunaan diksi yang
tepat akan memudahkan lawan bicara untuk memahami maksud dari makna ucapan yang
hendak di sampaikan, membuat komunikasi menjadi lebih efektif dan mencegah adanya
perbedaan penafsiran.
Contoh penggunaan diksi yaitu : sakit hati, memiliki dua arti yaitu yang sakit perasaan atau
memang sakit di bagian hati.

2. Tugas seorang guru adalah untuk mendidik dan mengajar anak didik agar dapat menjadi
generasi penerus bangsa yang berkompeten dan fasih dalam berkomunikasi. Apa yang di
ucapkan atu di jelaskan oleh guru atau tenaga pendidik harus jelas dan fasih agar dapat di
terima dengan mudah oleh murid. Banyaknya kosa kata yang di kuasai membantu guru
untuk kefasihan, mengasah kemampuan berkomunikasi dengar murid, serta lantang dalam
berbicara dan tidak ragu.

3. Relasi makna adalah hubungan kemaknaan atau relasi sematik antara sebuah kata atau
satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi
kemaknaan ini mungkin menyangkut banyak hal, mulai dari kesamaan makna, kelainan
makna, dan sebagainya.
relasi makna memiliki 8 jenis yaitu :
1) Homonim : merupakan relasi makna sebuah kata yang sama lafal dan ejaannya.
Tetapi makna pada kata tersebut berbeda karna berasal dari sumber berlainan
Contoh: Hak asasi dan Hak sepatu.
Meski keduanya sama sama menggunakan kata ‘hak’, namun hak pada kata hak
asasi
2) Homofon : Relasi ini menerangkan jika sebuah kata yang sama lafalnya dengan kata
lain, tetapi berbeda ejaan dan maknanya. Misalnya, kata sangsi dan sanksi bila
diucapkan akan memiliki pelafalan yang sama. Akan tetapi, kedua kata tersebut
jelas memiliki makna yang berbeda.
3) Homograf : homograf adalah jenis relasi makna pada kata yang sama ejaannya
dengan kata lain, namun berbeda lafal dan maknanya. Salah satu contohnya adalah
kata mental. Di mana, kata mental batin dan mental terpental memiliki penulisan
yang sama tetapi pengucapannya berbeda.
4) Polisem : Istilah ini merujuk pada kata yang bermakna lebih dari satu, tetapi
makna-makna tersebut saling berdekatan. Misalnya, kuda binatang dan kuda buah
catur. Keduanya sama-sama berasal dari kata kuda, namun maknanya merujuk
pada hal yang berbeda.
5) Sinonim : Sinonim merupakan kata yang bermakna mirip atau sama dengan kata
lain. Contohnya, distribusi dan penyebaran merupakan dua kata yang berbeda
namun maknanya mirip atau serupa.
6) Antonim : Antonim merupakan kata yang bermakna berbeda dengan kata lain.
Berikut ini beberapa contoh untuk memperjelasnya, seperti kaya dan miskin,
pendek dan tinggi, panas dan dingin, gelap dan terang, dan sebagainya. Intinya,
antonim merupakan makna dari kata yang berlawanan.
7) Hiponim – Hipernim
Hiponim dan Hipernim adalah hubungan makna yang saling berkaitan. Hiponim
sebagai makna yang spesifik dan hupernim merupakan makna yang general.
Contohnya : kucing adalah bagian hiponim dari kata binatang, sedangkan binatang
umum yang bisa di gunakan untuk menggambarkan makna yang umum atau
general.
8) Meronim adalah bagian atau penyusun sesuatu, sedangkan holonim adalah bagian
yang lebih besar, yang di susun oleh neronim tersebut.
Contoh : hidung merupakan meronim atau bagian dari kepala. Sementara, kepala
merupakan makna keseluruhan dari hidung yang merupakan salah satu organ
tubuh yang berada di kepala itu sendiri.

4. Untuk memperkenalkan sastra pada anak dapat di lakukan dengan cara mengenalkan
budaya Indonesia kepada anak terlebih dulu, hal ini di lakukan agar anak memiliki kecintaan
terhadap bangsanya sendiri dan pada Bahasa Indonesia.
Kemudian pengajaran dapat di lakukan dengan metode :
1) Sesuaikan dengan umur si kecil
2) Bercerita dengan visual
3) Ajak si kecil berimajinasi dan berkarya

5. Apresiasi sastra adalah kegiatan mengakrabi karya sastra dengan sungguh sungguh. Di dalam
proses pengakraban itu terjadi pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan setelah itu
penerapan.
6. Contoh mengapresiasi sastra adalah pada saat menyaksikan pagelaran teater denagn penuh
perhatian dan seksama setisp adegan yang di perankan, mengamati dengan sungguh
sungguh adalah bentuk apresiasi sederhana yang bisa di berikan untuk menghargai para
pelaku seni.
Sedangkan kegiatan penelitian adalah cara yang di pilih oleh peneliti dengan
mempertimbangkan bentuk isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian.

7. Pembelajaran sastra yang relevan untuk pengembangan karakter peserta didik adalah
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik tumbuh kesadarannya untuk membaca dan
menulis karya sastra yang akhirnya mampu meningkatkan pemahaman dan pengertian
tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai nilai, dan mendapatkan ide ide pada
pembelajaran karya satra. Untuk mengajarkan kepada anak didik tentang nilai nilai yang
terkandung dalam karya sastra bisa di lakukan dengan cara memberikan kebebasan pada
anaku untuk berkreasi dalam berbagai jenis kerya satra yang mereka sukai, tidak ada
tekanan, anak bebas melakukan apa yang mereka inginkan.

Anda mungkin juga menyukai