Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PANCASILA

TENTANG
BAGAIMANA PENDIDIKAN PANCASILA TIDAK
DISELENGGARAKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA

OLEH:
RINI AFIYANI
5404211377

DOSEN PENGAMPU:
KHAIRUL SHALEH.S.H.M.H.

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
ADMINISTRASI BISNIS INTERNASIONAL
POLITEKNIK NEGERI BENGKALISI

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
serta hidayah-Nya.Atas berkat rahmat dan hidayahnya serta berbagai upaya tugas
makalah mata kuliah pendidikan Pancasila yang membahas tentang Bagaimana
Pendidikan Pancasila Tidak Diselenggarakan Dalam Pendidikan Indonesia.
Dalam penyusunan makalah ini dituliskan berdasarkan buku,serta sumber
atau informasi dari media massa yang yang berkaitan dengan Pancasila.Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna,baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis terbatas.Tapi
penyusun berharap tugas ini dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau
masa depan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses
pembuatannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Bengkalis, 17 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan Pancasila.......................................................3
2.2 Tujuan Menyelenggarakan Pendidikan Pancasila Di Indonesia........3
2.3 Pentingnya Pendidikan Pancasila......................................................7
2.4 Sebab Akibat Jika Pendidikan Pancasila Tidak Diselenggarakan.....8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, komunikasi dan teknologi berkembang
pesat khususnya media elekronik yang dapat mempengaruhi sikap dan
tindakan generasi muda yang cenderung tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Munculnya fenomena yang dapat mengancam ideologi
Negara saat ini sudah terlihat dimana seorang Putri Indonesia 2015 Anindya
Kusuma salah satu lulusan Universitas di Semarang Jawa Tengah
menggunakan kaos palu-arit, Artis penyanyi dangdut Zaskia Gotik (tanpa
mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi) yang melecehkan Pancasila,
Pemasangan gambar palu arit dalam bentuk bendera, stiker, dan logo atribut
PKI di kamar kost Mahasiswa yang baru baru ini terjadi dan menjadi
sumber keresahan dan sangat mengancam ideologi bangsa (Gredinant,
2017).
Selain itu, kurangnya sikap motivasi tinggi siswa dan mahasiswa
dalam mengerjakan sesuatu, kurang ingin melakukan kegiatan yang
menambah kompetensi, kurang bersemangat, kurang berorganisasi, kurang
berprestasi, kurang empati terhadap kegiatan sosial dan kurang kreatif
merupakan cerminan dari rendahnya pengetahuan siswa dan mahasiswa
dalam memahami dan mengimplementasikan nilai nilai bela Negara dalam
kehidupan sehari hari (Noor, 2016). Akhir-akhir ini menurut (Kristiawan,
2016) dengan kemutakhiran teknologi informasi dan komputer sekarang ini,
juga banyak terjadi karakter negatif di kalangan mahasiswa, antara lain: (1)
menulis tugas makalah hanya mengunduh dari internet; (2) mereplikasi
skripsi hasil karya orang lain; (3) menjawab soal ujian dengan bantuan HP
yang dapat tersambung dengan internet.
Fenomena di atas, sedikit menggambarkan pudarnya rasa
Nasionalisme dan semangat berprestasi generasi muda saat ini yang tentu

1
sangat membahayakan ketahanan Negara. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh (Friedman, 2009) bahwa kekuatan ekonomi Negara ditentukan oleh
kekuatan pertahanan Negara. Oleh karena itu, sangat penting dan mendesak
untuk melakukan kajian terhadap pentingnya pendidikan pancasila di
lingkungan Perguruan Tinggi, baik kajian teori, maupun pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, maka ditentukanlah rumusan masalah
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang mendasari pentingnya pendidikan Pancasila Di pendidikan
Indonesia?
2. Apa tujuan diadakannya pendidikan Pancasila di pendidikan Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan di Indonesia jika Pancasila jika tidak
diselenggarakan di Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah


Dari rumusan masalah tersebut, maka ditentukanlah tujuan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hal-hal yang mendasari pentingnya pendidikan pancasila
2. Mengetahui apa tujuan dari pengajaran pendidikan Pancasila
3. Mengetahui pengaruh pendidikan Pancasila jika tidak diselenggarakan
di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Pancasila


Dalam bahasa sanksekerta, Pancasila terdiri atas kata panca yang artinya
lima dan sila/syila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila berasal dari kata
susila, yaitu tingkah laku yang baik. Jadi Pancasila adalah lima dasar tingkah laku
yang baik.
Pendidikan Pancasila adalah pendidikan Pancasila pengembangan
kepribadian yang menjelaskan tentang landasan dan tujuan, sejarah paham
kebangsaan indonesia, pancasila sebagai sistem filsafat, pancasila sebagai ideologi
nasional bangsa dan negara indonesia, pancasila dalam konteks kenegaraan RI,
pancasila sebagai etika politik dan pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional
dan bermoral. Pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak
tercerabut dari akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus
menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya. pendidikan Pancasila
membangun generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila dan agar mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan
menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai

2.2 Tujuan Menyelenggarakan Pendidikan Pancasila Di Indonesia


Tujuan pendidikan Pancasila dapat membentuk warga negara yang baik
dan paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa
cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.
Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pancasila, perlu pahami dulu
landasan pendidikan Pancasila. Terdapat empat landasan pendidikan Pancasila

3
yaitu landasan historis, landasan kultural, landasan yuridis, dan landasan filosofis.
Berikut penjelasannya:
1.Landasan Historis
Landasan Historis adalah fakta-fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi
pengembangan pendidikan Pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan,
pengembangan materi, rancangan model pembelajaran, dan
evaluasinya.Berdasarkan landasan historis, pancasila dirumuskan dan memiliki
tujuan yang dipakai sebagai dasar Negara Indonesia. Proses perumusannya
diambil dari nilai-nilai pandangan hidup masyarakat.

2.Landasan Kultural
Landasan kultural adalah pengembangan pendidikan Pancasila didasarkan
atas nilai-nilai yang diagungkan, dan karenanya disepakati dalam kehidupan
nasional. Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga
harus diwariskan ke generasi penerus.

3.Landasan Yuridis
Landasan Yuridis menyangkut aturan perundang-undangan yang
mendasari pelaksanaan Pendidikan Pancasila. Pancasila secara yuridis
konstitusional telah secara formal menjadi dasar negara sejak dituangkannya
rumusan Pancasila dalam pembukaan UUD 1945.

4.Landasan Filosofis
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat
Pancasila untuk mengembangkan Pendidikan Pancasila. Secara praktis nilai-nilai
tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila yang
merupakan filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara.

4
Tujuan pendidikan Pancasila menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang
sistem Pendidikan Nasional yang juga tercantum di dalam SK Dirjen Dikti.
No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna menunjukan arah tujuan pada moral dan
diharapkan dapat terealisasi di kehidupan bermasyarakat setiap hari.
Yakni tingkah laku yang memperlihatkan iman serta taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (keyakinannya masing-masing), bertingkah-laku kerakyatan
dengan selalu mendahulukan kepentingan umum. Tujuan pendidikan Pancasila
menjadi sebuah sarana dalam mengerti, memahami, serta mendalami makna
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat amat penting. Hal ini sesuai dengan cita-cita serta tujuan nasional
yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Tujuan pendidikan Pancasila secara umum diantaranya:
1. Memiliki keimanan serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memiliki sikap kemanusiaan yang adil juga beradab kepada orang lain
dengan selalu memiliki sikap tenggang rasa di tengah kemajemukan bangsa.
3. Menciptakan persatuan bangsa dengan tidak bertindak anarkis yang dapat
menjadi penyebab lunturnya Bhinneka Tunggal Ika di tengah masyarakat
yang memiliki keberagaman kebudayaan.
4. Menciptakan sikap kerakyatan yang mendahulukan kepentingan umum dan
mengutamakan musyawarah untuk mencapai keadaan yang mufakat.
5. Memberikan dukungan sebagai cara menciptakan keadaan yang berkeadilan
sosial dalam masyarakat.
Tujuan pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Agar mahasiswa dapat mengembangkan karakter manusia Pancasilais dalam
pemikiran, sikap, dan tindakan.
3. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar

5
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila
dan UUD RI Tahun 1945.
5. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal
dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
Pendidikan Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa
kompetensi yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila yang merupakan
bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian adalah menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas
sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa:
1. agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab sesuai
hati nuraninya;
2. agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya;
3. agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni;
4. agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa untuk
menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional, mempunyai
tujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang berkualitas,
berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar:
1. menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

6
2. sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab sesuai
hari nurani;
4. mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan bagi
bangsanya.
Secara spesifik, tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di
perguruan tinggi adalah untuk:
1. memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
2. memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, dan
membimbing untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
3. mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan
UUD Negara RI Tahun 1945.
4. membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai- nilai
ketuhanan, kemanusiaan

2.3 Pentingnya Pendidikan Pancasila


Pentingnya pendidikan Pancasila di Indonesia adalah untuk menjawab
tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola
pengamalan Pancasila. Pancasila menjadi rujukan dan panduan dalam
pengambilan kebijakan, mulai dalam kehidupan keagamaan, kemanusiaan,
kebangsaan, demokrasi, dan keadilan.

7
Persoalan pendidikan hakikatnya Pancasila adalah persoalan masa
depan, generasi penerus, dan peradaban sebuah bangsa. Tidak ada satu pun bangsa
yang tidak ingin punah karena memiliki generasi penerus yang tidak baik. Karena
itu, untuk kelangsungan eksistensi sebuah bangsa tumpuannya pada pendidikan.
Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa yang berperadaban maju hanyalah
mereka yang serius mengelola pendidikan. Bagi mereka, pendidikan di atas
segalanya dan dihayati sebagai hajat semua anggota masyarakat. Karena
merupakan hajat bersama, maka semua bersinergi membangun pendidikan yang
baik sehingga melahirkan lulusan yang bekualitas.

2.4 Sebab Akibat Jika Pendidikan Pancasila Tidak Diselenggarakan


Menghilangkan pendidikan Pancasila di pendidikan indonesia
mengakibatkan ancaman disintegrasi bangsa semakin terbuka. Selain itu juga
mengakibatkan ditinggalkannya nilai-nilai pancasila, seperti musyawarah, gotong
royong, kerukunan, dan toleransi beragama. Dengan menghapus mata kuliah
pendidikan Pancasila di lingkungan kampus bertentangan dengan tujuan pendiri
bangsa Indonesia. Pasalnya, Pancasila tak hanya dianggap sebagai simbol dasar
negara, tapi di dalamnya juga tersirat nilai kepribadian bangsa. Pancasila itu
berlaku bukan hanya sekarang, tapi untuk masa depan.
Jika di Indonesia tidak Menyelenggarakan pendidikan Pancasila,maka bisa
terjadi Runtuhnya karakter bangsa Indonesia karna tidak adanya pendidikan
Pancasila, seperti terlihat pada memudarnya sikap toleran dan menghormati nilai-
nilai pluralisme sehingga kekerasan begitu mudah terjadi serta sikap tidak setia
pada negara dalam bentuk munculnya gerakan untuk mendirikan negara
berlandaskan agama seperti NII ditengarai ada sesuatu yang tidak beres (there is
something wrong) dalam praktik penyelenggaraan pendidikan kita, mulai jenjang
pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Berbagai bentuk anomali sosial dan
anarkisme seperti tawuran, perusakan sarana publik, penipuan, pelecehan seksual
hingga pembunuhan dan berbagai bentuk penyimpangan moral lainnya menjadi

8
bukti konkret memudarnya nilai-nilai luhur yang selama ini melekat pada bangsa
ini.
Pada dasarnya pendidikan dianggap sebagai pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap gejala tersebut memang tidak salah dan wajar.
Sebab, dibanding dengan institusi-institusi sosial yang lain, pendidikan
merupakan yang paling sarat makna. Pendidikan merupakan pintu masuk untuk
mengantarkan peserta didik menjadi manusia berbudi pekerti luhur, berbudaya,
berilmu pengetahuan, berketrampilan, berperadaban, dan berkarakter. Karena itu,
secara logis mudah dipahami jika di antara tujuan tersebut ada yang tidak tercapai
tentu ada yang sesuatu yang tidak beres dalam penyelengaraan pendidikan secara
keseluruhan, bisa landasan filosofis, praktik, pendidik, lingkungan, dan orientasi
masa depan peserta didiknya serta perubahan kondisi eksternal yang gagal
ditangkap oleh penyelenggara dan pemilik otoritas formal kebijakan pendidikan.
Begitu penting misi yang diembannya, pendidikan tidak bisa dijalankan
seenaknya, apalagi hanya untuk mengejar kepentingan sesaat, seperti sekadar
lulus Ujian Nasional dengan nilai tinggi, masuk perguruan tinggi, menang
olimpiade ini dan itu, meraih gelar, bertaraf internasional dan sebagainya. Di atas
semua itu, pendidikan adalah proses pemanusiaan secara utuh, meliputi aspek
jiwa, intelektual, emosi, hingga spiritualnya. Lebih dari itu, pendidikan juga
merupakan praktik untuk menjadikan peserta didik bagian dari masyarakat,
bangsa dan negara, sehingga lahir sikap cinta tanah air. Ringkasnya, pendidikan
adalah proyek kemanusiaan terus menerus dan tidak pernah berakhir sepanjang
bangsa itu ada.
Beberapa kebijakan pendidikan yang selama ini dilakukan memang patut
dicermati kembali. Pertama, menyangkut merosotnya karakter bangsa sehingga
menimbulkan anomali dan anarkisme dikaitkan dengan dihapuskannya
pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan menjadi hanya Pendidikan
Kewarganegaraan di semua jenjang pendidikan membawa konsekwensi
ditinggalkannya nilai-nilai luhur yang selama ini melekat pada bangsa ini, seperti

9
toleransi beragama, gotong royong, dan musyawarah. Padahal, nilai-nilai itu
sangat dibutuhkan sebagai fondasi bangsa.
Perubahan kebijakan pengajaran Pancasila menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan berdampak. Buktinya, penanaman nilai-nilai ternyata tidak bisa
diperoleh dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Sebab, ternyata pelajaran
tersebut hanya hafalan dan sekadar menambah pengetahuan. Perubahan
pendidikan Pancasila menjadi pendidikan Kerwarganegaraan sangat mereduksi
muatan-muatan utama Pancasila yang sarat nilai. Sementara itu, pendidikan
Kewarganegaraan lebih mengenai hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan,
sistem hukum dan peradilan nasional, hak asasi manusia, pemberantasan korupsi,
kedudukan warga negara. Mengenai Pancasila hanya disinggung sedikit, Itu pun
sudah di semester akhir. Karena itu menjadi wajar jika nilai-nilai moral di
kalangan peserta didik kita luntur. Dengan demikian, sangat tidak fair jika pihak
sekolah atau guru disalahkan dalam hal ini. Diakui oleh para guru,bahwa sedikit
sekali peluang penanaman nilai dan pembentukan moral anak didik saat ini.
Nilai-nilai Pancasila berhasil merasuk dalam jiwa seluruh warga
masyarakat. Tahun 1983, berangkat dari filsafat bahwa bangsa yang besar adalah
mereka yang mau mengetahui dan mempelajari sejarah bangsanya, maka
pemerintah memandang penting pelajaran sejarah. Karena itu, sejak tahun itu
mata Pendidikan Sejarah mulai diajarkan di semua jenjang pendidikan. Tahun
1994, Mata Pelajaran Pancasila dan Sejarah digabung menjadi Mata Pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Penggabungan tersebut
terasa janggal. Sebab, dengan digabung muatan masing-masing menjadi sangat
berkurang. Karena itu, langkah penggabungan tersebut menurut hemat saya titik
awal memudarnya nilai-nilai moral di kalangan anak didik kita yang dampaknya
kita rasakan saat ini. Para pengambil kebijakan pendidikan mungkin tidak pernah
membayangkan dampak penggabungan tersebut. Karena pendidikan adalah
sebuah proses, maka dampaknya -- positif maupun negatif --- baru akan tampak
beberapa tahun kemudian.

10
Seiring dengan tumbuhnya iklim demokratis yang berkembang pasca-
berakhirnya kekuasaan Orde Baru di mana hak politik setiap warga negara
dihargai, aspirasi dapat disampaikan dengan bebas di tengah hiruk pikuk eforia
politik dan reformasi di semua bidang, maka tuntutan untuk mereformasi
Pendidikan Pancasila yang dianggap buah dari Orde Baru tak terelakkan.
Hasilnya, pada tahun 2001 Mata Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) diganti menjadi Mata Pelajaran Kewarganegaraan, tanpa Pancasila. Sejak
tahun itu, Pancasila seolah hanya menjadi hiasan dinding di kantor-kantor
pemerintah

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tujuan diadakannya pembelajaran pendidikan Pancasila ini tidak
lain karena ingin menciptakan generasi yang berkarakter dan memiliki
rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini jelas seperti yang disebutkan
dalam landasan pendidikan Pancasila. Kita tentu tidak ingin masalah-
masalah di Indonesia yang berhubungan dengan Pendidikan Pancasila ini
kembali terjadi di masa depan. Pastinya kita berharap Indonesia menjadi
lebih baik nantinya. Tidak ada lagi masalah sosial seperti kemiskinan dan
kualitas pendidikan yang rendah, banyaknya kasus sara, korupsi yang
merajalela, dan daerah-daerah yang semakin tertinggal dan diabaikan
oleh pemerintah pusat. Jadi, butuh partisipasi dari masyarakat khususnya
mahasiswa sebagai bagian dari pendidikan tinggi negeri ini untuk dapat
mengamalkan pembelajaran yang dipelajari dari pendidikan Pancasila.

3.2 Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih
mengefisienkan pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan
Pancasila dinilai masih kurang, dengan pembelajaran yang hanya
diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya pembelajaran lebih
diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Pancasila, harus dapat memahami dan
mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi sebatas
teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat juga harus mendukung
setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan di
negeri ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang lebih baik kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdulgani, Roeslan. 1979. Pengembangan Pancasila Di Indonesia. Jakarta: Yayasan


Idayu.
Admoredjo, Sudjito bin. 2009. Negara Hukum dalam Perspektif Pancasila. Makalah
dalam Kongres Pancasila di UGM Yogyakarta, 30 --31 Mei s.d. 1 Juni 2009.
Ali, As’ad Said. 2009. Negara Pancasila Jalan Kemaslahatan Berbangsa. Jakarta: Pustaka
LP3ES.
Asdi, Endang Daruni. 2003. Manusia Seutuhnya Dalam Moral Pancasila. Jogjakarta:
Pustaka Raja.
Ahmad, S., Kristiawan, M., Tobari, T., & Suhono, S. 2017. Desain Pembelajaran SMA
Plus Negeri 2 Banyuasin III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN. Iqra
(Educational Journal), 2(2), 403-432.
Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Darmodiharjo, Darjidkk. 1991. Santiaji Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan
Yuridis Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional.
Asmaya, Enung. 2003. “ Wajah Baru dalam Pembinaan Karakter,etika & Agama”. Y
ogyakarta: Kanisius.
Asmaorini. 2016. “Implementasi Nilai-nilai Pancasila Bagi Siswa di Era Globalisasi”.
CITIZENSHIP. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
Creswell. 2013. “ Penelitian Kualitatif & Desain Riset”. Celeban Timur: Pustaka Belajar.

13

Anda mungkin juga menyukai