Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan taufik dan hidayah buat kita semua sehingga penulis
dapatmenyelesaikan makalah ini dengan baik, walaupun banyak menemui
hambatan, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih banyak
kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikandorongan baik
morilmaupun materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik, dan juga kepada Ibu Beta Puspa Sari, M.Pd selaku dosen Mata kuliah
Bahasa Indonesia, serta rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dandorongan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.Penulis juga
mengharapkan saran dan kiritk yang membangununtuk kesempurnaan makalah
ini.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………….…….……
B. Rumusan Masalah………………………………..………
C. Tujuan Penulisan………………………………….….…..
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu sejarah Bahasa Indonesia
2. Apa saja ragam Bahasa Indonesia
3. Apa itu kaidah Bahasa Indonesia
4. Apa saja yang menjadi bentuk karya bahasa Indonesia
C. Tujuan Masalah
Mengetahui apa yang melatar belakangi bahsa Indonesia, ragam bahasa
Indonesia kaidah Bahasa Indonesia, dan bentuk dari karya Bahasa
Indonesian
BAB II
PEMBAHASAN
C. Kaidah Ejaan
Kaidah ejaan adalah keseluruhan peraturan tentang bagaimana
menggunakan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan
antara lambang-lambang tersebut (pemisahan dan penggabungannya). Secara
teknis, kaidah ejaan dan tanda baca adalah aturan-aturan mengenai penulisan
huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca.
Seperti diketahui bahwa kaidah ejaan mengatur penggunaan beragam
lambang kebahasaan yang berdimensi luas. Pembahasan menyeluruh
mengenai kaidah ejaan tersebut tidak mungkin dilakukan pada bagian ini.
Pembahasan dibatasi pada kaidah-kaidah ejaan yang sangat produktif
penggunaannya di dalam masyarakat.
1. Penulisan Huruf
Pada bagian ini akan dideskripsikan kaidah-kaidah yang berlaku
mengenai pemakaian huruf dalam bahasa Indonesia, yakni pemakaian huruf
kapital dan huruf miring.
Huruf Kapital
Istilah huruf kapital sering juga diganti dengan huruf besar.
Huruf Miring
Huruf miring adalah huruf yang posisinya dimiringkan dalam cetakan
2. Pengertian Kalimat
Kalimat dapat dipahami sebagai suatu bahasa terkecil yang dapat
digunakan untuk menyampaikan ide atau gagasan. Pakar menyampaikan
bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai intonasi akhir dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.
Klausa merupakan satuan kebahasaan yang merupakan kelompok kata yang
setidaknya terdiri atas subjek dan predikat.
Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik tururn, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah
serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang
berlaku untuk mengungkapkan gagasan,pikiran, atau perasaan yang relatif
lengkap.
a. Unsur-unsur Kalimat
Subjek
Subjek adalah unsur yang perlu dijelaskan dengan cara menjawab
pertanyaan siapa atau apa unsur yang dijelaskan itu
Predikat
Predikat adalah unsur yang menjelaskan keadaan atau perilaku subjek
dengan cara menjawab pertanyaan mengapa atau bagaimana. Predikat dapat
terdiri dari verba ( kata kerja ) dan Adjektiva ( kata sifat ). Penggunaan
predikat biasanya terdapat setelah subjek, karena predikat menjelaskan
keadaan dari subjek tersebut.
Objek
Objek adalah unsur kalimat yang harus ada dalam kalimat verbal
(kalimat aktif) yang predikatnya terdiri dari kata kerja transitif. Kata kerja
transitif adalah kata kerja yang membutuhkan kehadiran objek, biasanya
berawalan ‘me-‘. Bentuk kata kerja yang berawalan ‘ber-‘ dan berafiks ‘ke-an’
biasanya tidak memerlukan objek.
Pelengkap
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang harus ada pada kalimat
verbal intransitif, yang menghendaki unsur yang melengkapinya.
Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan
prediket. Dalam kalimat posisi unsur keterangan ini dapat dipindah-
pindahkan, biasanya terdapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat
3. Paragraf
Paragraf adalah satuan bahasa yang membicarakan suatu gagasan atau
topik. Satuan bahasa itu terdiri dari seperangkat kalimat. Dan bisa diartikan
juga bahwa paragraf itu menuangkan pikiran secara teratur dan terorganisasi
ke dalam sebuah tulisan. Sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami
jalan pikiran seseorang tidaklah mudah. Paragraf merupakan inti penuangan
buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam pargaraf tersebut mulai dari kalimat – kalimat pengenal,
kalimat
utama atau kalimat topik, kalimat penjelas smapai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertahan dalam suatu rangkaian untuk
membentuk
sebuah gagasan.
Paragraf juga dapat dikatakan karangan yang paling pendek (singkat).
Dengan adanya paragraph kita dapat membedakan di mana suatu ide dimulai
dan
berakhir.
Fungsi Paragraf
Seperti halnya kegiatan atau aktivitas menulis lainnya, menulis
paragraf pun memilik fungsi dan arti tertentu. Berikut dikemukakan beberapa
fungsi paragraf di dalam penulisan.
a. Paragraf menandai pembukaan gagasan atau ide baru dan dapat pula
berupa pengembangan lebih lanjut dari ide atau gagasan utama (main idea)
sebelumnya;
b. Paragraf menandai hal-hal yang penting dari uraian atau penjelasan
pada paragraf sebelumnya;
c. Paragraf mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk
suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara
logis di dalam kesatuan;
d. Paragraf menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi
karangan yang terdiri dari beberapa paragraf ganti (ganti pikiran);
e. Paragraf memudahkan pemahaman bagi pembacanya:
f. Paragraf memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam
satuansatuan, unit pikiran yang lebih kecil;
g. Paragraf memudahkan pengendalian atau pengontrolan gagasan
utama (Widjono H.S., 2008: 174); dan
h. Paragraf memudahkan perujukan atau pengacuan dalam membaca
atau pengutipan (Alek, 2009: 127)
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika
jalinan
kalimat-kalimatnya terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf bukanlah
sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas dari gagasan pokoknya.
Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui kalimat kalimat yang
logis,
bersistem, teratur, dan saling berkaitan agar pembaca dapat memahami
jalan pikiran
penulis
3. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu
paragraf
dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan lebih lanjut atau hanya
diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
d. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal
ilmiah yang ditulis dengan cara ilmiah. Artikel dibuatsecara deduktif dan induktif,
atau gabungan keduanya yang bisa dibungkus dengan opini penulis. Terbagi menjadi
dua macam: Artikel hasil penelitian Artikel non penelitian.
e. Makalah
Makalah adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah
atau topik tertentu, yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah lazim dibuat
berdasarkan dengan kenyataan dan kemudian menggabungkan cara piker deduktif
ataupun induktif, dalam artian makalah adalah karya tulis ilmiah yang paling
sederhana.
f. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan penelitian.
2. Diksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata yang
tepat serta selaras dalam penggunaannya. Diksi digunakan oleh penulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang
diharapkan oleh penulis.
Dari pengertian diksi menurut KBBI tersebut, dapat dipahami bahwa diksi adalah
pemilihan kata yang sesuai dan dipakai untuk memilih kata sehingga dapat
mengungkapkan gagasan tertentu.
Dalam puisi, diksi digunakan oleh penyair untuk memperoleh makna tertentu.
Sehingga, diksi tidak hanya pilihan kata saja akan tetapi juga digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita dan bahkan memberi makna. Diksi juga meliputi ungkapan
dan gaya bahasa.
Hal inilah yang akan membantu lawan bicara maupun pembaca lebih mudah
dalam memahami pesan yang berusaha Grameds sampaikan. Untuk mencapai tujuan dari
penggunaan diksi inilah, maka penulis harus mampu memilih diksi yang tepat dan lazim.
Diksi yang tidak tepat dapat menyebabkan perbedaan pesan dan makna dalam tulisan.
Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam pembahasan aspek kata dalam sajak yang
meliputi konotasi, denotasi, semantik, morfologi dan etimologi. Penerapan diksi yang
paling dasar merupakan pengungkapan gagasan penulis.
Selain itu, penggunaan diksi yang tepat juga dapat diterapkan ketika berbicara di
depan publik serta berbagai macam karya tulis.
Ketepatan diksi dapat dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang
berkaitan dengan kemampuan untuk menguasai, memahami, mengetahui dan
menggunakan sejumlah kosakata.
1. Fungsi dan Tujuan Diksi
Secara umum, diksi memiliki fungsi untuk memperindah suatu kalimat seperti
dalam puisi maupun cerita, diksi yang baik digunakan untuk menyampaikan cerita
dengan runtut, menjelaskan penokohan, mendeskripsikan waktu serta latar dan lain
sebagainya.
a. Fungsi Diksi
Berikut adalah beberapa fungsi lain dari diksi dalam penulisan karya sastra.
Membantu pembaca dalam memahami pesan dari suatu karya sastra Pemilihan
diksi yang tepat dan baik dalam sebuah penulisan karya sastra dapat membuat pembaca
lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
Pesan merupakan setiap pemberitahuan, komunikasi maupun kata yang disampaikan baik
lisan atau tertulis yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan ini menjadi inti
dari proses komunikasi yang terjalin.
Komunikasi yang efektif
Pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra dapat membantu membuat
komunikasi menjadi lebih efektif. Pemahaman yang baik mengenai penggunaan maupun
pemilihan diksi sangat penting agar tercipta suatu komunikasi yang efisien serta efektif.
Dalam praktiknya, diksi dapat menimbulkan suatu gagasan yang tepat sekaligus
kesalahpahaman bagi pembaca maupun pendengarnya. Lalu hal ini dapat menimbulkan
dampak bagi masyarakat.
Sebagai bentuk ekspresi
Sesuai dengan pengertiannya, diksi berfungsi sebagai bentuk ekspresi yang hadir
dalam gagasan penulis yang dapat dituangkan dalam tulisan maupun lisan. Penggunaan
diksi yang selaras dan tepat dapat membantu membangun imajinasi dari para pembaca
dan pendengar ketika membaca atau mendengarkan sebuah karya sastra. Ekspresi
merupakan istilah yang merujuk pada sesuatu untuk memperlihatkan perasaan seseorang.
Mengekspresikan perasaan, tidak hanya dapat ditunjukan melalui mimik wajah saja tetapi
juga melalui kata-kata dalam tulisan maupun ketika seseorang berbicara melalui
pemilihan diksi yang tepat.
Hiburan
Pemilihan diksi yang tepat dapat berfungsi sebagai hiburan bagi pembaca. Hal ini
berkaitan dengan setiap pesan serta ekspresi yang dituangkan dalam sebuah karya sastra.
Hiburan merupakan segala sesuatu yang berbentuk kata, tempat, benda atau bahkan
perilaku yang dapat menjadi penghibur bagi pendengar, penonton maupun pembacanya.
Pada umumnya, hiburan dapat berupa permainan, musik, opera, drama, video, film atau
bahkan karya sastra.
Selain keempat fungsi diksi di atas, beberapa fungsi diksi lainnya adalah
mencegah salah pemahaman atau penafsiran, menciptakan suasana yang tepat,
membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat sesuai dengan suasana acara seperti resmi,
tidak resmi sehingga akan menyenangkan bagi para pembacanya
2. Tujuan Diksi
Tujuan penggunaan diksi adalah untuk memperoleh keindahan agar dapat
menambah daya ekspresivitas. Sebuah kata tentu saja akan lebih jelas mengekspresikan
gagasan penulisan apabila kata yang digunakan tepat, cermat dan sesuai. Diksi digunakan
untuk menghaluskan kata atau kalimat agar terasa lebih indah.
3. Ciri-ciri Diksi
Menurut buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi), dijelaskan bahwa diksi
memiliki ciri-ciri yang meliputinya sebagai berikut ini.Diksi digunakan sebagai
pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang diamanatkan oleh
penulis.Dapat digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan bentuk yang sesuai
terhadap situasi, gagasan serta nilai rasa pembaca. Menggunakan perbendaharaan kata
yang didapatkan oleh masyarakat, bahasa yang digunakan dapat menggerakan atau
memberdayakan kekayaan menjadi suatu kata yang jelas.
Selain ketiga ciri dari diksi tersebut, ada beberapa syarat ketepatan yang perlu
diperhatikan.
E. DASAR YURIDIS
1. Pengrtian yuridis dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia pertama kali diikrarkan sebagai bahasa nasional dalam Kongres
Pemuda 28 Oktober 1928, alasan yang mendukung pengikraran itu di antaranya adalah
bahasa Indonesia telah dipakai sebagai lingua franca selama berabad-abad sebelumnya di
seluruh kawasan Nusantara. Kedudukannya makin kuat manakala bahasa Indonesia
dijadikan bahasa negara dan bahasa resmi negara Indonesia di dalam Pasal 36 UUD 1945
(Sugono 2009).
Bahasa Hukum adalah bahasa aturan dan peraturan yang bertujuan untuk
mewujudkan ketertiban dan keadilan, untuk mempertahankan kepentingan umum dan
kepentingan pribadi di dalam masyarakat1, pada pokoknya, bahasa peraturan perundang-
undangan tunduk kepada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik yang
menyangkut pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknik penulisan maupun
pengejaannya, namun bahasa peraturan dapat dikatakan mempunyai corak tersendiri yang
bercirikan kejernihan atau kejelasan penegertian, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan
ketaatan asas sesuai dengan kebutuhan hukum baik dalam perumusan maupun penulisan 2.
oleh karena itu, dalam merumuskan ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan
para perancang biasanya diharuskan menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, tegas,
jelas dan mudah dimengerti oleh khalayak.
seperti yang telah diketahui bahwa bahasa dalam peraturan perundang-undangan
tunduk pada kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar akan tetapi terkandung
ciri-ciri khusus yang hanya ada di dalam peraturan perundang-undangan, yaitu antara lain
ialah sifat keresmian, sifat kejelasan makna, dan sifat kelugasan.
1. tidak berkesan berlebihan atau Sifat keresmian: sifat ini menunjukkan adanya
situasi kedinasan, yang menuntut ketaatan dalam penerapan kaidah bahasa, dan
ketaatan kepada kaidah bahasa.
2. Sifat kejelasan makna: sifat ini menuntut agar informasi yang disampaikan
dinyatakan dengan kalimat-kalimat yang memperlihatkan bagian-bagian kalimat
secara tegas, sehingga kejelasan bagian-bagian kalimat itu akan memudahkan pihak
penerima informasi dalam memahami isi atau pesan yang disampaikan. Sifat
kejelasan makna ini menuntut agar kalimat-kalimat yang dirumuskan harus
menunjukkan dengan jelas mana subyek, predikat, obyek, pelengkap, atau
keterangan yang lainnya.
3. Sifat kelugasan: sifat kelugasan ini menuntut agar setiap perumusannya disusun
secara wajar, sehingga berandai-andai.3
3. Penerapan Bahasa Perundang-Undangan yang Sesuai dengan Kaidah Bahasa
Indonesia
3
Dalam menyusun kalimat perumusan peraturan perundang-undangan para
perancang dituntut untuk mampu memilih atau menggunakan kata-kata yang tepat.
agar lebih jelas mengenai pembahasan pilihan kata atau istilah yang tepat dalam
peraturan perundang- undangan berikut dibahas beberapa penggunaan / pilihan kata
atau istilah yang digunakan dalam peraturan perundang-undangan:
• Ayat (1) berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nama geografi di
Indonesia”;
• Ayat (2) menegaskan bahwa “Nama geografi sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1) hanya memiliki satu nama resmi”
• Ayat (3) menyatakan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan untuk nama
bangunan atau gedung, jalan, apartemen atau permukiman, perkantoran, kompleks
perdagangan, merek dagang, lembaga usaha, lembaga pendidikan, organisasi yang
didirikan atau badan hukum Indonesia”; dan Ayat
• (4) berisi tentang “Penamaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (3)
dapat menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing apabila memiliki nilai
sejarah, budaya, adat-istiadaat, dan/atau keagamaan. Namun, dalam kenyataan di
lapangan eksistensi bahasa Indonesia cenderung dipinggirkan dan penerapan
undang-undang tersebut tidak berjalan secara efektif.
• Pasal 26 berbunyi “Bahasa Indonesia wajibdigunakan dalam peraturanperundang
undangan”.
• Pasal 27 berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi
negara”.
• Pasal 28 berbunyi “Bahasa Indonesia wajibdigunakan dalam pidato resmi
Presiden, Wakil Presiden, danpejabat negara yang lain yang disampaikan di dalam
atau di luar negeri.
• Pasal 29 berbunyi :
Bahasa pengantar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat
menggunakan bahasa asing, untuk tujuan yang mendukung kemampuan
berbahasa asing bagi peserta didik.
Penggunaan Bahasa Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
berlaku untuk satuan pendidikan asing atau satuan pendidikan khusus yang
mendidik warga negara asinng
• Pasal 30 berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pelayanan
administrasi publik di Instansi pemerintahan.
• Pasal 31 berbunyi
Ayat (1) “Bahasa Indonesia wajibdigunakan dalam nota kesepahaman atau
perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintahan Republik
Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga Negara
Indonesia.
Ayat (2) “Nota kesepahaman atau perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang melibatkan pihak asing ditulis juga dalam bahasa nasional pihak asing
tersebut (Bahasa Inggris)
• Pasal 32 berbunyi
Ayat (1) “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
• Pasal 36 juga menyebutkan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
erdasarkan uraian bahasan “Kedudukan Bahasa Indonesia diMasyarakat dan Fungsinya untuk
Mahasiswa” dapat di simpulkan bahwa
1.Peran Bahasa Indonesia sangat pentingdalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Mengingat bahwa bahasaindonesia merupakan bahasa persatuan.
2.Kita sebagai warga negara indonesia wajib mengenal dan mempelajaribahasa indonesia,
sehingga bisa melestarikan bahasa sendiri.
3.Sebagai warga negara Indonesia, kita harus bangga dengan bahasaIndonesia.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dankesalahan, baik dari segi penulisan
maupun dari segi penyusunankalimatnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada
pembacauntuk memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun, sehingga penulis dapat
mengetahui apa kesalahannya dan dapat memperbaikinya
DAFTAR PUSTAKA