Anda di halaman 1dari 9

BAHASA INDONESIA BAHASA NEGARA

Disusun oleh:
Adelia Natasya Makmur/20651002

Dosen:
Dr. Murni Yanto, M.Pd

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Kedudukan Bahasa Indonesia’ bertujuan untuk


memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Pada makalah diuraikan tentang
bahasa indonesia sebagai bahasa negara.

Makalah ini disusun Adelia Natasya Makmur.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Curup, 29 Maret 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………….…..2

Daftar Isi ………………………………………………………………………3

Bab I PENDAHULUAN ………………………………………………………4

1.1 Latar Belakang …………………………………………………….………4

Bab II PEMBAHASAN ………………………………………….……………5

2.1 Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi Republik Indonesia ..……..……..5

2.2 Sejarah Kelahiran Bahasa Indonesia……………………….…..….………6

2.3 Bahasa Indonesia Masa Kini………………………………………..……..7

Bab III PENUTUP …………………………………………………………….9

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………..9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa yang memiliki sejarah cukup panjang dalam
pembentukannya, baik lisan maupun dalam bahasa tulisnya. Bahasa Indonesia merupakan
bahasa melayu yang sudah berada di Nusantara sejak zaman kerajaan di Nusantara.
Berdasarkan penjelasan di atas sudah seharusnya bagi setiap warga negara Indonesia merasa
bangga dan menjaga bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan nasional kita. Tapi
kenyataan pada masa kini masih banyak kaum muda dan pelajar yang justru bangga dengan
bahasa asing yang lebih keren dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Hal ini terlihat
seringnya kaum muda dan pelajar menggunakan bahasa asing dalam pergaulan dan belajar
ketimbang menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu mencampurkan bahasa slank pada
bahasa Indonesia yang merusak tatanan aturan dan ajaan bahasa Indonesia yang benar,
sehingga para pelajar terbiasa salah dalam penggunaanya. Rasa cinta terhadap bahasa
Indonesia tidak tertanam dalam jiwa dan raga kaum muda dan pelajar, dikarenakan mereka
tidak pernah tahu dan paham akan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di NKRI ini.
Tidak tertanamnya rasa nasionalisme terhadap bahasa Indonesia, karena faktor lingkungan,
baik tempat tinggal, tempat bersosialisasi maupun di sekolah tidak mendukung penggunaan
bahasa Indonesia secara baik.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi Republik Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa


persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak varietas bahasa Melayu. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus
sebagai bahasa kerja.

Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau. Dalam


perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan
sejak awal abad ke-20. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan
"imperialisme bahasa" apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang
digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini,
bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa
asing.

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu. Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan
dengan bahasa baku yang digunakan dalam situasi formal. Ragam bahasa baku
tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang
digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari. Artinya, penutur bahasa Indonesia
kerap kali menggunakan versi sehari-hari (colloquial) dan/atau mencampuradukkan
dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa
5
Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra,
perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Menurut sebagian
peneliti, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya
dalam kurun waktu beberapa minggu.

2.2 Sejarah Kelahiran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa"


pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah
Pemuda. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan
usulan Muhammad Yamin. Dalam pidatonya pada kongres tersebut, Yamin
mengatakan,

"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa
persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Akan tetapi, dari dua bahasa itu,
bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau
bahasa persatuan."

Penggantian nama dari bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia mengikut


usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres Pemuda I yang beranggapan bahwa
jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan Indonesia, maka bahasanya pun
harus disebut bahasa Indonesia. Kata "bahasa Indonesia" sendiri telah muncul dalam
tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah Pemuda diselenggarakan. Kata "bahasa
Indonesia" pertama kali muncul dalam harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari
1926. Pada 11 Februari 1926 di koran yang sama, tulisan Tabrani muncul dengan
judul "Bahasa Indonesia" yang membahas tentang pentingnya nama bahasa Indonesia
dalam konteks perjuangan bangsa. Tabrani menutup tulisan tersebut dengan:

"Bangsa dan pembaca kita sekalian! Bangsa Indonesia belum ada. Terbitkanlah
bangsa Indonesia itu. Bahasa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bahasa
Indonesia itu. Karena menurut keyakinan kita kemerdekaan bangsa dan tanah

6
air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak-
Indonesia yang antara lain-lain terikat oleh bahasa Indonesia."

Selanjutnya, perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak


dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur
Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus,
dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah
perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa Indonesia. Pada tahun 1933,
berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga
Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Pada tahun 1936, Sutan Takdir
Alisjahbana menyusun Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.

Pada tanggal 25-28 Juni 1938, dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I


di Solo. Dari hasil kongres itu, dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan Indonesia saat itu. Kongres Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima
tahunan untuk membahasa perkembangan bahasa Indonesia.

2.3 Bahasa Indonesia Masa Kini

Meskipun menyandang nama bahasa persatuan, bahasa Indonesia digunakan


sebagai bahasa ibu hanya oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia (terutama
orang-orang yang tinggal di sekitar Jakarta dan kota-kota besar lainnya yang sebagian
besar berbahasa Indonesia seperti Medan dan Balikpapan), sedangkan lebih dari 200
juta orang lainnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, dengan
berbagai tingkat kemahiran. Sensus 2010 menunjukkan hanya 19,94% orang berusia
di atas lima tahun yang menggunakan bahasa Indonesia di rumah. Di negara yang
memiliki lebih dari 700 bahasa daerah dan beragam kelompok suku, bahasa Indonesia
memainkan peran penting dalam mempersatukan keberagaman budaya di seluruh
Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa utama di media, badan pemerintah,
sekolah, universitas, tempat kerja, dll.

7
Bahasa Indonesia baku digunakan untuk keperluan penulisan buku dan surat
kabar, serta untuk siaran berita televisi/ radio. Bahasa Indonesia baku jarang
digunakan dalam percakapan sehari-hari, sebagian besar terbatas pada keperluan
formal saja. Meskipun hal ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kebanyakan
bahasa di dunia (misalnya, bahasa Inggris lisan tidak selalu sesuai dengan standar
bahasa tulis), bahasa Indonesia lisan cukup berbeda/ jauh dari bahasa Indonesia baku,
baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata. Hal itu utamanya disebabkan karena
orang Indonesia cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri
(misalnya, Jawa, Sunda, dan Bali) dengan bahasa Indonesia. Hal ini menghasilkan
berbagai dialek bahasa Indonesia yang kedaerahan, jenis inilah yang paling mungkin
didengar oleh orang asing saat tiba di sebuah kota di Indonesia. Fenomena ini
diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul Indonesia, khususnya di perkotaan. Tidak
seperti varietas baku yang relatif seragam, Bahasa Indonesia daerah menunjukkan
tingkat variasi geografis yang tinggi, meskipun bahasa Indonesia gaul ala Jakarta
berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan sumber pengaruh
yang populer di seluruh Indonesia. Pemisahan bahasa Indonesia baku dan bahasa
gaul Jakarta ini, oleh Benedict Anderson, disebut sebagai gejala kramanisasi.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa


persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak varietas bahasa Melayu. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan
dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus
sebagai bahasa kerja. Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau.

Bahasa Indonesia mendapatkan pengakuan sebagai "bahasa persatuan bangsa"


pada saat Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928 yang menghasilkan Sumpah
Pemuda. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional berdasarkan
usulan Muhammad Yamin. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul dalam
harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari 1926. Pada tanggal 25-28 Juni 1938,
dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu, dapat
disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah
dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu. Kongres
Bahasa Indonesia kemudian rutin digelar lima tahunan untuk membahasa
perkembangan bahasa Indonesia.

Meskipun menyandang nama bahasa persatuan, bahasa Indonesia digunakan


sebagai bahasa ibu hanya oleh sebagian kecil saja dari penduduk Indonesia

Anda mungkin juga menyukai