Disusun oleh:
Adelia Natasya Makmur/20651002
Dosen:
Dr. Murni Yanto, M.Pd
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa
Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga
Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu. Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan
dengan bahasa baku yang digunakan dalam situasi formal. Ragam bahasa baku
tersebut berhubungan diglosik dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang
digunakan sebagai peranti komunikasi sehari-hari. Artinya, penutur bahasa Indonesia
kerap kali menggunakan versi sehari-hari (colloquial) dan/atau mencampuradukkan
dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa
5
Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra,
perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Menurut sebagian
peneliti, dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya
dalam kurun waktu beberapa minggu.
"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa
persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Akan tetapi, dari dua bahasa itu,
bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau
bahasa persatuan."
"Bangsa dan pembaca kita sekalian! Bangsa Indonesia belum ada. Terbitkanlah
bangsa Indonesia itu. Bahasa Indonesia belum ada. Terbitkanlah bahasa
Indonesia itu. Karena menurut keyakinan kita kemerdekaan bangsa dan tanah
6
air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak-
Indonesia yang antara lain-lain terikat oleh bahasa Indonesia."
7
Bahasa Indonesia baku digunakan untuk keperluan penulisan buku dan surat
kabar, serta untuk siaran berita televisi/ radio. Bahasa Indonesia baku jarang
digunakan dalam percakapan sehari-hari, sebagian besar terbatas pada keperluan
formal saja. Meskipun hal ini merupakan gejala yang umum terjadi pada kebanyakan
bahasa di dunia (misalnya, bahasa Inggris lisan tidak selalu sesuai dengan standar
bahasa tulis), bahasa Indonesia lisan cukup berbeda/ jauh dari bahasa Indonesia baku,
baik dalam hal tata bahasa maupun kosa kata. Hal itu utamanya disebabkan karena
orang Indonesia cenderung menggabungkan aspek bahasa daerahnya sendiri
(misalnya, Jawa, Sunda, dan Bali) dengan bahasa Indonesia. Hal ini menghasilkan
berbagai dialek bahasa Indonesia yang kedaerahan, jenis inilah yang paling mungkin
didengar oleh orang asing saat tiba di sebuah kota di Indonesia. Fenomena ini
diperkuat dengan penggunaan bahasa gaul Indonesia, khususnya di perkotaan. Tidak
seperti varietas baku yang relatif seragam, Bahasa Indonesia daerah menunjukkan
tingkat variasi geografis yang tinggi, meskipun bahasa Indonesia gaul ala Jakarta
berfungsi sebagai norma de facto bahasa informal dan merupakan sumber pengaruh
yang populer di seluruh Indonesia. Pemisahan bahasa Indonesia baku dan bahasa
gaul Jakarta ini, oleh Benedict Anderson, disebut sebagai gejala kramanisasi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan