Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Universitas Nasional
Jl. Sawo Manila, RT.14/RW.3, Ps. Minggu, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Tahun 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia tentang Menjayakan Bahasa Indonesia
dan semoga bermanfaatnya untuk kita semua.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya, khususnya kepada :
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kita dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Bahasa Indonesia ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Bahasa Indonesia tentang Menjayakan
Bahasa Indonesia ini bisa bermanfaatnya untuk masyarakat dan dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………...........
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………..............
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………............
1.4 Sistematika / Metode penyajian………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahasa Indonesia......................................................
2.2 Sejarah Bahasa Indonesia …………………………………......
2.3 Peristiwa Penting Pengembangan Bahasa Indonesia……….....
2.4 Fungsi Mengembangkan Bahasa Indonesia …………………..
2.5 Strategi Mengembangkan Bahasa Indonesia …………………
2.6 Arti dan Tujuan Mengembangkan Bahasa Indonesia………....
BAB IV
4.1 Daftar pusaka ...........................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari
banyak varietas bahasa Melayu. Dasar yang dipakai sebagai fondasi bahasa
Indonesia baku adalah bahasa Melayu Tinggi (Riau). Dalam perkembangannya ia
mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28
Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila nama
bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa
Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun
penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian
besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di
Indonesia sebagai bahasa ibu.
Istilah "bahasa Indonesia" paling umum dikaitkan dengan bahasa baku yang
digunakan dalam situasi formal. Varietas baku tersebut berhubungan diglosik
dengan bentuk-bentuk bahasa Melayu vernakular yang digunakan sebagai peranti
komunikasi sehari-hari. Artinya, penutur bahasa Indonesia kerap kali
menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan
dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, bahasa Indonesia
digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat
lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga
dapatlah dikatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesi
Sementara itu, jika dilihat dari sisi linguistik, bahasa Indonesia merupakan
bentuk ragam bahasa dari bahasa melayu. Sedangkan dasar yang digunakan
olehnya adalah bahasa Melayu Riau yang tentunya diambil dari kepulauan Riau
sejak abad ke 19. Sebagai bahasa pemersatu bangsa, tentunya bahasa Indonesia
menjadi bahasa yang digunakan dalam aktivitas harian dari masyarakat Indonesia
yang juga menyatukan perbedaan dalam satu bahasa yang sama dan dimengerti
oleh semua penduduknya.
Berkaitan dengan pengertian yang telah dijelaskan pada bagian di atas tadi,
sejarah bahasa Indonesia tidak lepas dari penggunaan nama yang dimilikinya.
Dengan kata lain, penamaan “Bahasa Indonesia” itu sendiri bermula sejak adanya
Sumpah Pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober tahun 1928 lalu. Hal ini
berkaitan dengan menghindari kesan dari imperialism bahasa apabila masyarakat
Indonesia masih saja menggunakan bahasa Melayu sebagai nama yang
dimilikinya. Karena itulah dalam proses tersebut terjadi beberapa perbedaan yang
ditimbulkan pada keberadaan dari bahasa Indonesia saat ini dengan jenis bahasa
melayu yang digunakan di kawasan Riau atau Semenanjung Malaya.
Hingga saat ini Bahasa Indonesia sendiri dikenal sebagai kata-kata yang
hidup dan tentunya banyak menghasilkan beragam kata baru, baik itu berkaitan
dengan proses penciptaan atau bahkan melalui sistem penyerapan dari bahasa
asing serta bahasa daerah yang ada di sekitarnya. Bahasa Indonesia itu sendiri
dituturkan serta dipahami oleh masyarakat Indonesia. Meskipun tidak termasuk
dalam bahasa ibu namun bahasa indonesia menjadi bahasa yang memiliki jumlah
penutur terbanyak. Bahkan sebagian besar dari warga negara Indonesia sendiri
menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam bahasa Indonesia tata bahasa serta fonologi yang dimilikinya relatif
lebih mudah untuk dipahami, karena itulah dalam pemahaman aturan dasarnya
pun lebih gampang untuk diikuti dan digunakan dalam aktivitas komunikasi.
Berkaitan dengan keberadaan bahasa melayu yang menjadi dasar dari munculnya
bahasa Indonesia, pada dasarnya terdapat 4 faktor yang menjadikan bahasa
tersebut kemudian diangkat sebagai bahas Indonesia, diantaranya:
Sistem dalam bahasa melayu itu sendiri terbilang sederhana, karena itulah
sangat mudah bagi masyarakat Indonesia untuk mengerti dan
mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan penggunaan bahasa melayu yang
tidak menggunakan tingkatan dalam bahasa yang dimilikinya.
Beragam suku atau etnis besar yang ada di Indonesia seperti halnya suku
jawa, suku sunda, dan juga beragam suku lainnya juga dapat dengan mudah
dan secara sukarela menerima bahasa melayu tersebut sebagai bahasa
Indonesia yang kemudian digunakan sebagai satu jenis bahasa nasional.
Kongres VIII Bahsa Indonesia pada tanggal 14—17 Oktober 2003, Jakarta
Pertama, menggali sumber dari bahasa itu sendiri diwujudkan dengan memberi
maknabaru melalui perluasan makna dan penyempitan makna. Perluasan makna,
misalnya pada katakakak. Kata kakak yang sebenarnya bermakna saudara
sekandung yang lebih tua, meluasmaknanya menjadi siapa saja yang pantas
dianggap atau disebut sebagai saudara sekandung yanglebih tua. Penyempitan
makna, misalnya pada kata sarjana. Kata sarjana yang pada mulanyaberarti orang
pandai atau cendekiawan , pada perjalanannya kemudian kata sarjana
tersebutmenyempit maknanya menjadi orang yang lulus dari perguruan tinggi,
seperti tampak padasarjana ekonomi, sasjana sastra, dan sarjana hukum.
Selain melalui perluasan dan penyempitan makna, pemekaran kosa kata dengan
caramenggali bahasa itu sendiri dapat pula dilakukan dengan menghidupkan
kembali kosa kata yangkini tidak aktif lagi. Baik dengan makna yang sama
sebagaimana dahulu atau dengan diberimakna baru untuk penutur bahasa masa
kini. Misalnya kata hulubalang, yang diketahui katatersebut tergolong kata usang
karena tidak dipakai oleh penutur bahasa Indonesia sekarang.
Kedua, pemekaran kosakata dengan cara mengambil dari bahasa serumpun yang
pemakaiannya berdampingan dengan bahasa Indonesia. Bahasa serumpun yang
jumlahpenuturnya terbanyak, seperti bahasa Jawa, merupakan sumber utama
pemekaran kosa kata.Misalnya pada kata-kata dari bahasa Jawa seperti godog,
sasana [sasono], wisma [wismo],pelafalannya disesuaikan dengan bahasa
Indonesia menjadi godok, sasana, wisma.
Ketiga, sumber pemekaran kosa kata dari bahasa asing merupakan cara lain untuk
langkah pemekaran kosa kata. Bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa
Indonesiasudah sejak lama mengalami proses pemekaran kosa kata melalui
pemungutan dari bahasa asing.Misalnya kursi (bahasa Arab), lonceng (bahasa
Cina), gereja (bahasa Portugis).
Sehubungan dengan hal tersebut, pemekaran kosa kata yang paling penting adalah
dengan menggali potensi kosakata dari bahasa serumpun, dalam hal ini adalah
bahasa daerahyang tersebar di seluruh Nusantara. Dengan demikian, setiap
keunggulan bahasa lokal akanmenempati porsinya dalam membangun bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa persatuan.Dengan bersatunya seluruh wilayah
Nusantara melalui sarana bahasa nasional, mudah-mudahanpertahanan bangsa
akan semakin kokoh.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pusaka
http://titinsubianto.blogspot.com/2014/05/pengembangan-bahasa-
indonesia.html
https://nenggelisfransori.wordpress.com/2010/06/04/pengembangan-bahasa/
http://gerydoc.blogspot.com/2016/10/pengembangan-bahasa-indonesia.html
http://pendidikansrg.blogspot.com/2017/12/pengertian-bahasa-fungsi-bahasa-
dan.html