Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERKEMBANGAN MANUSIA

MATA KULIAH : PSIKOLOGI DASAR

Dosen : Tria Astuti, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh:

KELOMPOK ENAM

1. Ana Safitri
2. Dita Khusumahati

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
TAHUN 2017

i
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarkatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
dengan baik Tugas Mata Kuliah Psikologi Dasar dengan pokok bahasan
“Perkembangan Manusia”. Tak lupa kami ucapkan terima kasih pada Ibu Tria
Astuti, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Dosen mata kuliah Psikologi Dasar yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pemahaman kami mengenai teori mengenai perkembangan
manusia. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini, masih
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan tugas yang telah kami buat di
waktu yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Aamiin

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Samarinda, November 2017

Penyusun

Kelompok Enam

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 5
1.3 Tujuan penulisan............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 6

2.1 Pengertian Perkembangan......................................................................... 6


2.2 Perkembangan Menurut Para ahli............................................................. 6
2.3 Proses dan Priode Perkembangan.............................................................. 7
2.4 Masalah Perkembangan.............................................................................10
2.5 Teori – teori Perkembangan......................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................18

3.1 Kesimpulan................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai tokoh telah menggagas pengertian psikologi berdasarkan pendapat


mereka tentang objek yang dipelajari dalam psikologi. Santrock menyatakan
“Psychology is the scientific study of behavior and mental processes” [Psikologi adalah
kajian ilmiah terhadap proses perilaku dan mental]

Loewenthal mengutip dari Hutchinson’s Encyclopedia menyatakan psikologi


adalah studi sistematis tentang perilaku manusia, mencakup peranan instink, budaya,
fungsi berpikir, inteligensi, dan bahasa. Psikologi adalah cabang ilmu pengetahuan
yang membahas perilaku, tindakan atau proses mental dan pikiran, diri atau
kepribadian yang terkait dengan proses mental.

Dari beberapa pendapat ahli, penulis berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji dan meneliti proses mental dan perilaku seseorang.
Proses tersebut diketahui seorang pengkaji atau peneliti psikologi melalui penelitian
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan metode-
metode pengumpulan data antara lain eksprimen, tes, angket, sosiometri, dan
sejenisnya. Sedangkan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode
pengumpulan data antara lain observasi, wawancara mendalam, biografi,
autobiografi, atau studi dokumen.

Perkembangan dalam bahasa Inggris disebut development. Santrock


mengartikan development is the pattern of change that begins at conception and
continues through the life span [perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai
sejak masa konsepsi dan berlanjut sepanjang kehidupan]. Di dalam istilah
perkembangan termasuk istilah perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangan
berorientasi proses mental sedangkan pertumbuhan lebih berorientasi pada

4
peningkatan ukuran dan struktur. Perkembangan berlangsung seumur hidup
sedangkan pertumbuhan mengalami batas waktu tertentu.

5
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan perkembangan manusia ?
b. Bagaimana perkembangan menurut para ahli ?
c. Bagaimana proses dan periode masa perkembangan ?
d. Apa masalah dalam perkembangan ?
e. Apa saja teori- teori masa perkembangan ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan manusia.
b. Untuk mengetahui perkembang menurut para ahli.
c. Untuk mengetahui proses dan prieode masa perkembangan
d. Untuk mengetahui masalah apa yang ada dalam perkembangan.
e. Untuk mengetahui teori-teori masa perkembangan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan

Pengertian Perkembangan secara Etimologis, Perkembangan berasal dari


kata kembang yang berarti maju, menjadi lebih baik. Pengertian
Perkembangan Secara Termitologis Perkembangan adalah proses kualitatif
yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri
seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia.

2.2 Perkembangan Menurut Para Ahli


Perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan terus berlanjut
sepanjang hayat dan bersifat involusi (Santrok Yussen. 1992). Dengan
demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari
proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai akhir
hayat yang bersifat timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.

Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi


sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan

kuantitatif (E.B. Harlock). Dimaksudkan bahwa perkembangan merupakan


proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan (kemampuan
seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan
kualitatif dan kuantitatif (dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada
diri individu tersebut.

Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang


baru, yang berbeda dari sebelumnya (Kasiram, 1983 : 23), mengandung arti
bahwa perkembangan merupakan perubahan sifat individu menuju

7
kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.

2.4 Proses Dan Periode Perkembangan

Setiap manusia mengalami proses perkembangan yang berlangsung seumur hidup,


namun perkembangan tersebut tidak persis sama antara satu individu dengan individu
lainnya, meskipun dalam beberapa hal ada kesamaan perkembangan di antara
individu. Setiap orang mengalami perkembangan termasuk para tokoh-tokoh besar
atau orang yang tidak terkenal. Manusia memulai hidupnya dari sejak menjadi janin,
menjadi bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Secara garis besar proses
perkembangan manusia terdiri dari proses biologis, kognitif, dan sosial emosional.

Proses biologis menghasilkan perubahan manusia. Proses biologi meliputi


pewarisan gen dari orang tua, perkembangan tubuh meliputi pertumbuhan berat
badan dan tinggi badan, perkembangan otak, keterampilan motorik, dan
perubahan hormon pada masa puber.

Proses kognitif meliputi perubahan dalam pikiran, inteligensi, dan bahasa


manusia. Contoh proses kognitif terjadi dalam mengenali benda-benda pada
bayi, menggabung kalimat, menguasai kata, mengingat puisi, mengerjakan
soal-soal matematika, membayangkan sesuatu yang akan terjadi, menemukan
jawaban sebab akibat, atau memahami sesuatu yang tersirat dalam sebuah
peristiwa.

Proses sosial emosi merupakan perubahan dalam hubungan manusia


dengan orang lain, perubahan emosi, dan perubahan dalam kepribadian. Bayi
belajar tersenyum kepada ibunya dan orang-orang di sekitarnya, anak laki-laki
berkelahi dan berteman dengan teman sebayanya, perkembangan perasaan
anak-anak terhadap temannya yang berbeda jenis kelamin, perkembangan
sikap sosial dan anti sosial pada anak-anak dan remaja, merupakan bagian dari
proses sosial emoisonal dalam perkembangan manusia.

Ketiga proses tersebut saling berhubungan, misalnya perkembangan sel-sel

8
otak mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan emosional. Sebab di dalam
otak terdapat bagian-bagian yang mengontrol kemampuan berpikir dan
kemampuan bersosialisasi serta kemampuan merasakan emosi terhadap orang
lain. Di dalam perkembangan anak ketiga proses perkembangan tersebut
muncul secara bersamaan sebab semua perkembangan tersebut terjadi dalam
satu tubuh.

Para psikolog menyatakan anak-anak mengalami beberapa periode


perkembangan. Hurlock menyatakan ada 5 (lima) tahap perkembangan yang
dialami pada masa anak-anak. Pertama, periode prenatal yaitu periode
konsepsi sampai lahir. Kedua, periode bayi mulai dari kelahiran sampai akhir
minggu kedua. Ketiga, akhir minggu kedua masa kelahiran akhir tahun kedua.
Keempat, awal masa kanak-kanak dua sampai enam tahun. Kelima, akhir masa
anak-anak, enam sepuluh atau dua belas tahun.

Montessori menyatakan periode perkembangan anak berdasarkan


kepekaan anak terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Periode pertama
dalam kehidupan manusia terjadi pada usia 0-6 tahun. Pada usia 0-3 tahun
anak-anak menunjukkan perkembangan mental yang sulit didekati dan
dipengaruhi orang dewasa. Pada usia ini anak-anak mengalami kepekaan yang
kuat terhadap keteraturan, misalnya jika dia biasa melihat sesuatu diletakkan di
atas meja, maka dia akan menangis atau memindahkan barang tersebut ke tempat
semula. Pada periode ini juga anak-anak mengalami kepekaan detail, dimana jika
dia melihat sesuatu dia akan memperhatikan benda tersebut sedetail mungkin,
misalnya memegangnya, menciumnya, atau menjilatnya. Pada periode ini
anakanak juga mengalami kepekaan tangan dan kaki, sehingga pada masa ini
anak sangat suka menggunakan tangannya untuk memegang, melempar, dan
sebagainya serta menggunakan kakinya untuk berjalan.

Pada usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mulai bisa didekati dan dipengaruhi
pada situasi-situasi tertentu. Periode ini ditandai dengan anak-anak menjadi
lebih individual dan memiliki kecerdasan yang cukup untuk memasuki

9
sekolah. Anak-anak pada usia ini telah menguasai banyak kosakata sehingga
mereka sudah lancar berbicara.

Menurut anak-anak mengalami perkembangan dalam tiga tahap.

1. Tahap pertama masa bayi dari usia 0-6 tahun. Pada masa ini bayi
mengenal dunia langsung melalui inderanya. Bayi sangat ingin
mengetahui halhal yang terjadi di sekitarnya meskipun dia belum
memahami alasannya. Mereka menyentuh segala sesuatu yang mereka
lihat dan menyerap katakata yang mereka dengar.
2. Tahap kedua, masa kanak-kanak dari usia 2 (dua) sampai 12 tahun. Pada
tahap ini anak telah memiliki kemerdekaan sendiri; mereka sudah
memiliki banyak keterampilan fisik, kemampuan berbicara, memiliki
kemampuan berpikir, dan membuat abstraksi.
3. Tahap ketiga, masa kanak-kanak akhir dari usia 12 sampai 15 tahun.
Tahap ini merupakan transisi antara masa anak-anak dan dewasa.
Mereka telah memiliki kekuatan fisik, kemampuan kognitif yang
substansial sehingga mampu mengerjakan tugas-tugas yang bersifat
teoritis dan verbal.

Bowlby dengan teori attachment (kemelekatan) menyatakan ada 4 tahap


perkembangan pada anak usia dini. Pertama, fase pertama, respon tidak
terpilah (usia lahir sampai 3 bulan). Pada fase ini bayi sangat menyukai
wajah manusia dibandingkan dengan benda lainnya. Pada usia 0-3 bulan bayi
selalu tersenyum kepada semua orang yang dilihatnya. Sikap ini
menunjukkan kemelekatan bayi dengan semua orang yang ada di sekitarnya.

Fase kedua, fokus pada orang yang dikenal (usia 3-6 bulan). Pada tahap ini bayi
lebih selektif dalam memberikan senyum. Mereka hanya tersenyum kepada orang-
orang yang dikenalnya. Sikap ini menunjukkan kemelekatan bayi hanya dengan orang
yang dikenalnya.

Fase ketiga, kemelekatan yang intens dan pencarian kedekatan yang aktif

10
(usia 6 bulan sampai 3 tahun). Pada fase ini bayi selalu menangis jika
ditinggalkan ibunya, dia menunjukkan rasa cemas terhadap perpisahan. Bayi
akan menangis jika ditinggalkan dan akan tersenyum jika ibunya kembali.

Fase keempat, tingkah laku persahabatan (usia 3 tahun sampai akhir masa
kanak-kanak). Pada fase ini anak-anak berkonsentrasi pada kepada kebutuhan
mereka untuk mempertahankan kedekatannya kepada orang tuanya atau
pengasuhnya. Teori kemelekatan Bowlby menunjukkan bahwa manusia sejak
anak-anak telah takut hidup sendirian.

2.5 Masalah Perkembangan

Dalam membicarakan perkembangan, para ahli psikologi selalu terlibat


dalam perdebatan menentukan faktor-faktor yang paling dominan dalam
proses perkembangan tersebut. Perdebatan yang selalu terjadi terjadi antara
lain dalam masalah bawaan (nature) dan bimbingan (nurture),
kesinambungan dan ketidaksinambungan, serta pengalaman masa dini dan
masa lanjut.

Faktor Bawaan (Nature ) dan Bimbingan (Nurture ) Faktor bawaan digagas


para pengikut teori nativisme yang memandang anak berkembang sesuai
dengan potensi bawaannya. Para tokoh penggagas teori ini antara lain
Schoupenhauer, Leibniz, Immanuel Kant, Chomsky, dan Pinker. Menurut
Leibniz “monad” yang secara umum artinya ide, telah dibawa manusia sejak
lahir. Leibniz menyakini bahwa ada kekuatan yang telah membuat “program”
segala perbuatan yang akan dilakukan seseorang. Dari kata “monad” muncul
istilah “monistic” sebuah teori dalam psikologi agama yang menyatakan
bahwa agama berasal dari sebuah kebutuhan.

Kant menyatakan manusia dilahirkan dalam keadaan baik. Sumber


kebaikan dalam diri manusia tidak diperoleh dari luar, melainkan dari dalam
diri yang secara alami telah diberikan Tuhan kepada manusia. Menurutnya

11
perbuatan bermoral berakar pada kebebasan manusia dalam berbuat dan
perbuatan itu terjadi secara otomatis sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang
rasional.

Noam Chomsky dengan teori Language Acquisition Device (LAD)


menyatakan bahwa kemampuan berbahasa manusia dibawa sejak lahir. Dia
menjelaskan manusia dibekali dengan instink berbahasa sejak lahir yang selalu
disebutnya dengan istilah “innate facility” (fasilitas bawaan). Chomsky
menyatakan kemampuan berbahasa merupakan kemampuan khusus manusia,
terutama dalam kemampuan menghasilkan bahasa yang tidak dimiliki
makhluk lain.

Ketiga tokoh di atas menunjukkan bahwa faktor yang menentukan


manusia mampu berpikir, membedakan baik dan buruk, serta mampu
menghasilkan dan menerima bahasa adalah faktor bawaan bukan faktor
lingkungan. Pendapat ini kemudian ditolak oleh kelompok lain yaitu para
pengikut teori lingkungan (teori enviromentalisme).

Faktor bimbingan atau lingkungan digagas para pengikut teori


enviromentalisme menyatakan perkembangan ditentukan oleh lingkungan. Para
tokoh penggagas aliran antara John Locke, Hume, dan Skinner. John Locke adalah
filsuf Inggris yang hidup antara tahun 1632-1704 M. Locke terkenal dengan istilah
tabularasa (meja lilin kosong). Locke mengakui kalau individu memiliki
temperamen yang berbeda, namun secara keseluruhan, lingkunganlah yang
membentuk jiwa. Pada saat jiwa dalam kondisi lunak yaitu pada usia dini,
anak-anak mudah dididik menurut kemauan pendidiknya. Lingkungan
membentuk jiwa anak-anak melalui proses asiosiasi (dua gagasan selalu
muncul bersama-sama), repetisi (melakukan sesuatu berkali-kali), imitasi
(peniruan), dan reward and punishment (penghargaan dan hukuman).

David Hume terkenal dengan teori bundle of mind (ikat pikiran) yang
menyatakan bahwa bahwa pikiran adalah seberkas atau sekumpulan persepsi

12
berbeda, yang bergantian satu sama lain dengan kecepatan tak tercermati, serta
berada dalam perubahan dan pergerakan terusmenerus. Pikiran bukanlah
substansi mental tapi semata-mata seberkas pengalaman yang terjadi secaa
berurutan. Rangkaian pengalaman tersebut membentuk kumpulan yang
dinamakan pikiran. Pikiran memiliki beberapa ciri yaitu: (a) Keserupaan
persepsi, (b) kedekatan pengalaman waktu dan tempat, (c) keteraturan antar
persepsi, dan (d) memori.

Skinner menyatakan perilaku merupakan hasil latihan yang diselingi


dengan ganjaran (reward) dan hukuman (punishment). Tingkah laku manusia
dibentuk melalui stimulus dan respons, dan tingkah laku yang terbentuk dari
dua unsur tersebut disebut refleks. Perasaan yang nyaman dalam melakukan
sesuatu dapat menjadikan seseorang melakukan perbuatan tersebut berulang-
ulang sehingga menjadi sebuah perilaku refleks, sementara perasaan yang
tidak nyaman yang timbul akibat.

2.6 Teori - Teori Perkembangan

A. Sigmeun Freud ( Perkembangan Psychosexual )


1. Fase Oral (Usia 0 – 1 tahun)
Fase oral adalah fase perkembangan yang berlangsung pada tahun
pertama dari kehidupan individu. Pada fase ini, daerah erogen yang
paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan
pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau air. Stimulasi atau
perangsangan atas mulut seperti mengisap, bagi bayi merupakan
tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.
2. Fase Anal (Usia 1 – 2/3 tahun)
Fase ini dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga dari
kehidupan. Pada fase ini, fokus dari energi libidal dialihkan dari mulut
ke daerah dubur serta kesenangan atau kepuasan diperoleh dari
kaitannya dengan tindakan mempermainkan atau menahan faeces
(kotoran) pada fase ini pulalah anak mulai diperkenalkan kepada

13
aturan-aturan kebersihan oleh orang tuanya melalui toilet training,
yakni latihan mengenai bagaimana dan dimana seharusnya seorang
anak membuang kotorannya.
3. Fase Falis (Usia 2/3 – 5/6 tahun)
Fase falis (phallic) ini berlangsung pada tahun keempat atau
kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari
daerah dubur ke daerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik
kepada alat kelaminnya sendiri, dan mempermainkannya dengan
maksud memperoleh kepuasan. Pada fase ini masturbasi menimbulkan
kenikmatan yang besar. Pada saat yang sama terjadi peningkatan gairah
seksual anak kepada orang tuanya yang mengawali berbagai pergantian
kateksis obyek yang penting. Perkembangan terpenting pada masa ini
adalah timbulnya Oedipus complex, yang diikuti fenomena castration
anxiety (pada laki-laki) dan penis envy (pada perempuan). Oedipus
complex adalah kateksis obyek seksual kepada orang tua yang
berlawanan jenis serta permusuhan terhadap orang tua sejenis. Anak
laki-laki ingin memiliki ibunya (ingin memiliki perhatian lebih dari
ibunya) dan menyingkirkan ayahnya, sebaliknya anak perempuan ingin
memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
4. Fase Laten (Usia 5/6 – 12/13 tahun)
Fase ini pada usia 5 atau 6 tahun sampai remaja, anak mengalami
periode peredaan impuls seksual. Menurut Freud, penurunan minat
seksual itu akibat dari tidak adanya daerah erogen baru yang
dimunculkan oleh perkembangan biologis. Jadi, fase laten lebih sebagai
fenomena biologis, alih-alih bagian dari perkembangan psikoseksual.
Pada fase ini anak mengembangkan kemampuan sublimasi, yakni
mengganti kepuasan libido dengan kepuasan non seksual, khususnya
bidang intelektual, atletik, keterampilan, dan hubungan teman sebaya.
Dan pada fase ini anak menjadi lebih mudah mempelajari sesuatu dan
lebih mudah dididik dibandingkan dengan masa sebelum dan
sesudahnya (masa pubertas).

14
5. Fase Genital
Fase ini dimulai dengan perubahan biokimia dan fisiologi dalam
diri remaja. Sistem endokrin memproduksi hormon-hormon yang
memicu pertumbuhan tanda-tanda seksual sekunder (suara, rambut,
buah dada, dll), dan pertumbuhan tanda seksual primer. Pada fase ini
kateksis genital mempunyai sifat narkistik : individu mempunyai
kepuasan dari perangsangan dan manipulasi tubuhnya sendiri, dan
orang lain diingkan hanya karena memberikan bentuk-bentuk tambahan
dari kenikmatan jasmaniah. Pada fase ini, impuls seks itu mulai
disalurkan ke obyek diluar, seperti : berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok, menyiapkan karir, cinta lain jenis, perkawinan dan keluarga.

B. Piaget (Perkembangan Kognitif)


Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan
kemampuan mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah
kompleks menjadi simple dan memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.
1. Tahap sensori – motor ( 0 – 2 tahun)
Perilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan
mental yang bersifat simbolis (berpikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan
anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan berfikir.
2. Tahap pra operasional ( 2 – 7 tahun)
a. Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya
dalam hubungan dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir
ada dua yaitu: transduktif; anak mendasarkan kesimpulannya pada
suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang
bertelur) atau karena ciri–ciri objek tertentu (truk dan mobil sama
karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila
anak mulai selalu mengubah–ubah kriteria klasifikasinya. Misal
mula– mula ia mengelompokkan truk, sedan dan bus sendiri–

15
sendiri, tapi kemudian mengelompokkan mereka berdasarkan
warnanya, lalu berdasarkan besar–kecilnya, dst.
b. Tahap intuitif( 4 – 7 tahun)
Pola pikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada
bagian-bagian tertentu dari objek dan semata–mata didasarkan atas
penampakan objek.
3. Tahap operasional konkrit ( 7 – 12 tahun)
Konversi menunjukkan anak mampu menawar satu objek yang
diubah bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi
maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti:
tinggi, besar, kecil, warna, bentuk, dst.
4. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi
objek–objek yang ia pikirkan. Pola pikir menjadi lebih fleksibel
melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda

f. Erikson ( Perkembangan Psikososial )


Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana
individu menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang
paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada
penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya. Perkembangan Psikososial :
1. Trust vs. Misstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan
konflik basic trust dan misstrust, bila anak mendapatkan rasa
amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri terhadap
lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
2. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga
terjadi peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan,

16
pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan
kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat
anak bertindak dan berfikir ragu–ragu. Kedua orang tua objek sosial
terdekat dengan anak.
3. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan
mandiri, anak akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu
perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila
tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap raguragu, maka ia
akan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas
kehendak sendiri.
4. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah,
tuntutan peran dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga
konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila
lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul
rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak akan rendah diri.
5. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan– harapan kelompoknya dan
dorongan yang semakin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai
berpikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari identitas
dirinya serta perannya, jika ia berhasil melewati tahap ini maka ia
tidak akan bingung menghadapi perannya.
6. Intimacy vs Isolation ( dewasa awal )
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina
hubungan dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman,
sedang yang tidak mampu melakukannya akan mempunyai perasaan
terkucil atau tersaing.
7. Generativy vs self absorbtion ( dewasa tengah )
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya,
pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di

17
masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat banyak untuk
kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap-tahap
silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia
banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila
tahaptahap silam, ia memperoleh banyak pengalaman negatif maka
terkurung dalam kebutuhan dan persoalannya sendiri..
8. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan

akan prestasi, dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbulkan


perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal akan
timbul kekecewaan yang mendalam.

D. Kohlberg (Perkembangan Moral)


1. Pra-konvensional Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh
wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak. Penilaian
terhadap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh
perilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri
dengan harapan–harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu
senyum, pujian atau benda.
2. Konvensional Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan
lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut anak baik atau anak
manis.
3. Purna Konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri.
Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri
terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi Perkembangan ialah suatu cabang dari psikologi yang membahas
tentang gejala-gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan
ataupun kemunduran perilaku seseorang sejak masa konsepsi hingga dewasa.
objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person.
Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah
perkembangan masyarakatya. Maka dapatlah dimengerti tentang ruang lingkup
dari pembahasan ilmu ini bahwa psikologi perkembangan merupakan: Cabang
dari psikologi; Objek pembahasannya ialah prilaku atau gejala jiwa seseorang;
Tahapannya dimulai dari masa konsepsi hingga masa dewasa.
Dan psikologi perkembangan juga mempunyai tujuan yaitu: Memberikan,
mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan
yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang mempunyai ciri-
ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam
lingkungan sosial-budaya mana saja; Mempelajari perbedaan-perbedaan yang
bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu; Mempelajari
tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang
berbeda; Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang,
sepeti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya,
dan lain-lain.

19
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Yusuf, Syamsu LN. 2015. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya.

Sit, Dr. Masganti, M.Ag. 2015. Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Jilid 1.
Medan : Perdana Publishing

Papalia, Diane E, Olds, Sally Wendkos dan Feldman, Ruth Duskin.2008. Human
Development, Edisi 10. Avenue of the Americas : McGraw-Hill

Syamsussabri, Muhammad. Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan


Peserta Didik . Jurnal Perkembangan Peserta Didik Volume 1, Nomer 1, Mei
2013:1-9.https://mafiadoc.com/jurnal-perkembangan-peserta-didik-
wordpresscom_59ccd5f71723ddd82026dd94.html (Diakses 5 November 2017 pukul
20.00 wita.)

20

Anda mungkin juga menyukai