Anda di halaman 1dari 21

FILSAFAT SAINS DAN TEKNOLOGI

TUGAS KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPU

Dr. M. Sontang Sihotang, S.Si, M.Si


DI SUSUN OLEH

RACHMAT EDY
( 0702172097 )

SISTEM INFORMASI 4
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.P 2018/2019

1
A. Daftar Isi
A. Daftar isi …,,…………………………………………………………………………...2

B. Abstrak......................................................................................................................................
C. Peta Konsep...............................................................................................................................
BAB I...................................................................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………..5
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan …………………………………………………....5
BAB II..................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................................................
1. Metode Konsep Sains ……………………………………………………………..6
2. Ontologi …………………………………………………………………………...6
3. Epistemologi ……………………………………………………………………....7
4. Aksiologi …………………………………………………………………………..8
5. Konklusi : Metode Konsep Sains dan Teknologi, Eksplanasi Sains dan Saintek Integral
Holistik...…………………………………………………………………………………10
BAB III ……………………..…………………………………………......………………….11
PENUTUP…...…………………………………………………………………………….11
I. Kesimpulan...……………………………………………………………………..11
II. Ringkasan ………………….…………………………………………………….11
III. Latihan …………………….……………………………………………………. 11
IV. Daftar Istilah ……………….…………………………………………………….12
V. Daftar Pustaka …………….……………………………………………………...13

2
B. Abstrak

Menyingkap ilmu pengetahuan landasan yang digunakan adalah ontologi, epistemologi, dan
aksiologi , atau dengan kata lain apa, bagaimana dan kemana ilmu itu. Hakekat objek ilmu (ontologi)
terdiri dari objek materi yang terdiri dari jenis-jenis dan sifat-sifat ilmu pengetahuan dan objek forma
yang terdiri dari sudut pandang dari objek itu. Epistemologi diawali dengan langkah-langkah
perumusan masalah, penyusunan kerangka pikiran, perumusan hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Nilai kegunaan ilmu tergantung dari manusia yang memanfaatkannya. Dalam realitas manusia terdiri
dari dua golongan : pertama, golongan yang mengatakan bahwa ilmu itu bebas mutlak berdiri sendiri.
Golongan kedua berpendapat bahwa ilmu itu tidak bebas nilai. Adapun dalam islam ilmu itu tidak
bebas nilai ia dilandasi oleh hukum normative transcendental. Nilai yang menjadi dasar dalam
penilaian baik dan buruknya segala sesuatu dapat dilihat dari nilai etika (agama) dan estetika. 1

1
Bahrum, “Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi”. Jurnal Sulesana. Vol. 8 No. 3, 2013, 35.

3
C. Peta Konsep

FILSAFAT ILMU

METODE KONSEP SAINS DAN


TEKNOLOGI (SAINTEK), EKSPLANASI
SAINS DAN SAINTEK

ONTOLOGI EPISTEMOLOGI AKSIOLOGI


SAINTEK SAINTEK SAINTEK

Membahas Membahas Objek Membahas


hakikat pengetahuan sains kegunaan
pengetahuan dan filsafat pengetahuan
sains dan sains dan filsafat
filsafat dan
strukturnya

Membahas cara
memperoleh dan
ukuran kebenaran Membahas cara
pengetahuan sains sains dan filsafat
dan filsafat menyelesaikan
masalah

Membahas
netralitas sains
dan cara orang
umum menilai

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu pengetahuan sebagai produk kegiatan berpikir yang merupakan obor peradaban dimana
manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup lebih sempurna. Bagaimana maslah dalam benak
pemikiran manusia telah mendorong untuk berfikir, bertanya, lalu mencari jawaban segala sesuatu
yang ada, dan akhirnya manusia adalah makhluk pencari kebenaran.

Pada hakikatnya aktifitas ilmu digerakkan oleh pertanyaan yang didasarkan pada tiga masalah
pokok yakni: apakah yang ingin diketahui, bagaimana cara memperoleh pengetahuan dan apakah nilai
pengetahuan tersebut. Kelihatannya pertanyaan tersebut sederhana, namun mencakup permasalahan
yang sangat asasi,. Maka untuk menjawabnya diperlukan sistem berpikir secara radikal, sistematis dan
universal sebagai kebenaran ilmu yang dibahas dalam filsafat keilmuan. 2

Oleh karena itu, ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi.
Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang “ ada “ dengan perkataan lain
bagaimana hakikat objek yang telah di telaah sehingga memperoleh pengetahuan. Epistemologi
membahas tentang bagaimana proses memperoleh pengetahuan. Dan aksiologi membahas tentang
nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. 3

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Pembaca akan mengerti apa itu hakikat ilmu sebab tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya, maka
manusia tidak akan dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya. Dan mengetahui 3 unsur dasarnya
yaitu Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.

2
AM. Saefuddin et.al, Desekularisasi Pemikiran: landasan Islamisasi (Bandung:
Mizan, 1998), hlm. 31.
3
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, ( Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 1990), hlm. 33.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Metode Konsep Sains


Natural Science atau ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu istilah yang mengindikasi
pada rumpun pengetahuan dimana objek yang dipelajari adalah benda-benda alam atau kehidupan
alam sekitar dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapanpun dan dimana pun.

Sains (Science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan
Trowbibge merumuskan bahwa sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan
Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adlah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk
mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak
dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseperably joint.”

Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuan untuk melakukan
penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala lain. Sains merupakan ilmu yang
tidak lepas dari aktifitas kita sehari-hari. 4

2. Ontologi
Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani. Kata
Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)”. Kata tersebut ditambah dengan
kata “logos” berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori.”

a) Hakikat Ontologi Sains


Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan
metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Objek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat
pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya. 5

Metafisika membicarakan segala sesuatu yang dianggap ada, mempersoalkan hakekat. Hakekat
ini tidak dapat dijangkau oleh panca indera karena tak terbentuk, berupa, berwaktu dan bertempat.
Dengan mempelajari hakikat kita dapat memperoleh pengetahuan dan dapat menjawab pertanyaan
tentang apa hakekat ilmu itu. Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang
bersifat empiris.6 Objek penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh
panca indera manusia. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar

4
Ismail Husein, Filsafat Sains,(Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 94-95
5
Inu Kencana Syafii, Pengantar Filsafat, ( Bandung: Refika Aditama, 2004), hlm. 9.
6
Jujun Suariasumantri, Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat
Ilmu, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm., 5.

6
jangkauan manusia tidak dibahas oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan
empiris, sedangkan ilmu itu mempunyai cirri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam:
1. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang
dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2. Obyek Formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek
material.7
Untuk mengkaji lebih mendalam hakekat obyek empiris, maka ilmu membuat beberapa
asumsi (andaian) mengenai objek itu. Asumsi yang sudah dianggap benar dan tidak diragukan lagi
adalah asumsi yang merupakan dasar dan titik tolak segala pandang kegiatan. 8 Asumsi itu perlu sebab
pernyataan asumtif itulah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelaahan.
Asumsi itupun dapat dikembangkan jika pengalaman manusia dianalisis dengan berbagia
disiplin keilmuan dengan memperhatikan beberapa hal; Pertama, asumsi harus relevan dengan bidang
dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan. Asumsi ini harus operasional dan merupakan dasar dari
pengkajian teoritis. Kedua, asumsi harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya” bukan
“bagaimana keadaan yang seharusnya”.9
Asumsi pertama adalah asumsi yang mendasari telaah ilmiah, sedangkan asumsi kedua
adalah asumsi yang mendasari moral. Oleh karena itu seorang ilmuan harus benar-benar mengenal
asumsi yang dipergunakan dalam analisis keilmuannya, sebab mempergunakan asumsi yang berbeda
maka berbeda pula konsep pemikiran yang dipergunakan. Suatu pengkajian ilmiah hendaklah
dilandasi dengan asumsi yang tegas, yaitu tersurat karena yang belum tersurat dianggap belum
diketahui atau belum mendapat kesamaan pendapat.

b) Struktur Ontologi Sains


Secara garis besar sains dibagi menjadi 2 cabang yakni sains kealaman dan sosial, tetapi dalam
struktur sains juga terdapat ilmu yang menjadi pelengkap atau humaniora

1) Sains Kealaman meliputi Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumi, dan Ilmu
Hayat.
2) Sains Sosial meliputi Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik.
3) Humaniora meliputi Seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama dan Sejarah.10

3. Epistemologi
Kata Epistemologi berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan. Kata
tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang
7
AM. Saefuddin et.al, op.cit., hlm. 50-51.
8
Ibid., hlm. 66-67.
9
Jujun Suriasumantri, Fisafat, op.cit., h. 89.
10
Ismail Husein, op.cit, hlm. 95-96.

7
pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa epistemologi
merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Kata tersebut ditambah dengan kata “logos”
berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori.”

a) Objek Pengetahuan Sains


Objek pengetahuan sains ialah semua objek yang diteliti oleh sains. Semua objek bersifat empiris.
Objek kajian sains meliputi objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. 11

Objek kajian sains harus lah objek-objek yang empiris sebab bukti-bukti yang harus ia temukan
adalah bukti-bukti yang empiris. Bukti yang empiris ini diperlukan untuk menguji bukti rasional yang
telah dirumuskan dalam hipotesis.12

b) Cara Memperoleh Pengetahuan Sains


Cara memperoleh pengetahuan sains adalah lewat akal. Karena akal dianggap mampu dan setiap
orang bekerja berdasarkan aturan yang sama yakni logika alami yang ada pada akal setiap manusia.

Berkembangnya sains didorong oleh berkembangnya paham Humanisme yang telah lahir pada
zaman Yunani Kuno. Arti dari paham ini adalah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia
mampu mengatur dirinya dan alam.

Kemudian humanism melahirkan rasionalisme. Rasionalisme yaitu paham yang mengatkan bahwa
akal adlah pencari dan pengukur pengetahuan. Empirisme yaitu paham yang mengajarkan bahwa yang
benar ialah logis dan ada bukti empiris. Sedangkan, Positivisme ialah paham yang mengajarkan
bhawa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empiris dan terukur. Metode ilmiah mengatakan bahwa
untuk memeperoleh suatu kebenaran maka harus dilakukan langkah berikut: Logico-hypothetico-
verivicatif.

c) Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains


Ukuran kebenaran sains adalah sebuah teori dianggab benar jika dapat ditemukan bukti empiris.
Jika teori itu selalu didukung bukti empiris maka teori itu naik tingkat keberadaannya menjadi hukum
atau aksioma.

Mayoritas menganggap bahwa hipotesis bersifat kemungkinan, antara yang benar dan yang salah
sama besar. Hipotesis dianggap benar jika sudah ada keterangan logis, belum atau tidaknya bukti
empiris tidak menyebabkan hipotesis tersebut salah.

4. Aksiologi
Kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti “bermanfaat”. Kata tersebut ditambah
dengan kata “logos” berarti”ilmu pengetahuan, ajaran dan teori.”
11
Ibid., hlm. 96.
12
Ahmad Tahir, Filsafat Ilmu, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2015), hlm. 27.

8
a) Kegunaan Ilmu Sains
Ada tiga kegunaan teori sains, yaitu:

1) Teori sebagai Alat Eksplanasi


Menurut T.Jacob (Manusia, Ilmu dan Teknologi, 1993: 7-8) sains merupakan suatu
sistem eksplanasi yang paling dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya
dalam memahami masa lampau, sekarang, serta mengubah masa depan. 13
2) Teori sebagai Alat Peramal
Ketika membuat eksplanasi, biasanya para ilmuan telah mengetahui factor yang
menyebabkan timbulnya suatu gejala. Dari factor tersebut para ilmuan dapat membuat
sebuah ramalan atau prediksi.
3) Teori sebagai Alat Pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat ramalan atau prediksi dan alat
pengontrol. Perbedaan antara prediksi dengan alat pengontrol adalah prediksi lebih
cenderung bersifat pasif, karena ketika timbul gejala tertentu maka kita dapat
membuat prediksi. Sedangkan alat pengontrol lebih bersifat aktif terhadap sesuatu
keadaan.

b) Cara Sains Menyelesaikan Masalah


Dalam menyelesaikan masalah ada beberapa langkah di dalam sains yaitu

Pertama, dengan mengidentifikasikan masalah. Dalam mengidentifikasikan masalah ini biasanya


dilakukan sebuah penelitian untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dan mengetahui secara
mendetail pada gejala yang timbul di tengah kehidupan masyarakat.

Kedua, dengan mencari teori tentang sebab-akibat yang diambil dari sebuah literatur. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui beberapa teori yang menjelaskan penyebab dari gejala yang timbul.

Ketiga, dengan membaca kembali literature. Setelah mengetahui penyebab dari gejala yang
timbul maka kita harus membaca kembali literature untuk mengetahui tindakan apa yang paling tepat
untuk mengatasi gejala-gejala tersebut.

c) Netralitas Sains
Netral biasanya diartikan tidak memihak. Dengan kata lain sains disebut netral artinya adalah
sains tidak memihak pada kebaikan dan tidak juga pada kejahatan selain itu sains juga tidak
memberikan nilai baik atau buruk, halal atau haram, sopan maupun tidak sopan. Sains hanya

13
Ismail Husein, op.cit, hlm. 96-97.

9
memberikan nilai benar atau salah. Pengertian tersebut menyebabkan bahwa sains itu netral atau
sering diganti dengan istilah sains bebas nilai (value free) bukan terikat nilai (value bound).

Sains dianggap netral memiliki keuntungan dan juga kerugian sebagai berikut, apabila sains
sebaiknya netral maka dampak positif yang diberikan adalah perkembangan sains akan cepat terjadi.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya halangan dalam penelitian ketika memilih objek yang hendak
diteliti, cara meneliti dan ketika menggunakan hasil penelitian.

Disisi lain, sebagian orang yang /menganggap sains tidak netral, akan membatasi penelitian dalam
memilih objek penelitian, cara meneliti ataupun menggunakan produk penelitian. Paham sains netral
sebenarnya telah melawan atau menyimpang dari maksud penciptaan sains, yang semula sains
digunakan untuk membantu manusia dalam menghadapi masalah tetapi ini malah menambah masalah
baru. Sains adalah bagian dari kehidupan, sementara kehidupan secara keseluruhan tidak netral. 14

5. Konklusi : Metode Konsep Sains dan Teknologi, Eksplanasi Sains dan Saintek
Integral Holistik
Dalam materi ini banyak menggunakan istilah empiris yang merupakan paham yang
mengajarkan yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris nya sedangkan dalam agama islam
banyak hal yang diluar logika atau akal manusia yang terjadi seperti mukjizat-mukjizat para nabi
yang tidak dapat dinalar oleh akal pikiran manusia. Oleh sebab itu, tidak selamanya hal yang logis
itu benar tetapi bisa saja hal yang malah diluar nalar manusia itulah yang benar . sebab Allah lah
sang maha pencipta. Dibagian aksiologi terdapat bagian “Teori sebagai Alat Peramal” mengenai hal
ini terjadi kontradiksi dengan agama sebab agama melarang hal-hal yang berhubungan dengan
meramal karena hal itu disebut dengan mendahului Allah. Seperti firman allah dalam surah Al-
An’am ayat 59 yang berbunyi:

Artinya : “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri.”

Dan dalam surah An Naml ayat 65 : Artinya : “Katakanlah: “Tidak ada seorangpun dilangit dan
dibumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah.”

Serta dalam bagian penyelesaian masalah juga tidak hanya berdasarkan sains atau sebab-
akibatnya kita juga harus berpedoman dengan agama sesuai dalam Alquran dan Hadis.

14
Ibid., hlm. 98-100.

10
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Kesimpulannya adalah pada materi ini menyingkap ilmu pengetahuan landasan yang
digunakan adalah ontologi, epistemologi dan aksiologi, atau dengan kata lain apa, bagaimana dan
kemana ilmu itu. Hakekat obyek ilmu (ontologi) terdiri dari objek materi yang terdiri dari jenis-
jenis dan sifat-sifat ilmu pengetahuan dan objek forma yang terdiri dari sudut pandang dari objek
itu. Epistemologi memiliki semua objek yang bersifat empiris dan memiliki ukuran kebenarannya.
Nilai kegunaan ilmu tergantung dari manusia yang memanfaatkannya. Dalam realitas manusia
terdiri dari dua golongan ;pertama golongan yang mengatakan bahwa ilmu itu bebas mutlak
berdiri sendiri (value free). Golongan kedua berpendapat bahwa ilmu itu tidak bebas nilai (value
bound).

II. Ringkasan
1) Metode konsep sains memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
- merumuskan masalah
- merumuskan hipotesis
- merancang eksperimen
- mengumpulkan data
- menganalisis
- dan akhirnya menyimpulkan
2) Ontologi merupakan ilmu pengetahuan yang berguna untuk mencari tahu
sesuatu/objek yang ada di alam semesta.
3) Epistemologi merupakan ilmu yang mengetahui terbentuknya sesuatu hal/objek secara
rasional atau berakal.
4) Aksiologi merupakan ilmu yang digunakan untuk mengukur kegunaan sesuatu
hal/objek.

III. Latihan
1) Jabarkan secara singkat saintek sosial dan saintek tetap! (Penanya:Sisca
Medinayasmin)

Answer: Sains Kealaman meliputi Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumi, dan Ilmu Hayat.

Sains Sosial meliputi Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik.

11
2) Jabarkan metode konsep saintek yang informatif dan terstruktur! (Penanya:Fajar
Riansyah)

Answer: Metode konsep saintek dilakukan dalam ranka mencari penjelasan tentang gejala-
gejala alam . metode yang dilakukan sebagai berikut : merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan ata, menganalisis dan
akhirnya menyimpulkan.

3) Siapa pencetus metode konsep saintek dan bagaimana keadaan awal kenapa
mencetuskan metode tersebut? (Penanya: Novri Karno)

Answer: Natural Science atau ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu istilah yang
mengindikasi pada rumpun pengetahuan dimana objek yang dipelajari adalah benda-
benda alam atau kehidupan alam sekitar dengan hukum-hukum yang pasti dan umum,
berlaku kapanpun dan dimana pun.

Contohnya seperti Isacc Newton , Awal mula ia melakukan percobaan Hukum


Newton adalah dengan melakukan pengamatan pohon apel dengan melihat proses
jatuhnya apel dari pohon tersebut.

4) Jelaskan apa maksudnya “sains itu netral, kehidupan itu tidak netral, sains itu bagian
dari kehidupan”! berikan contohnya! (penanya: Tamara Putti)

Answer: Sains disebut netral artinya adalah sains tidak memihak pada kebaikan dan tidak juga
pada kejahatan selain itu sains juga tidak memberikan nilai baik atau buruk, halal atau
haram, sopan maupun tidak sopan. Contohnya seperti mad scientist yang melakukan
percobaan kepada manusia , sains tidak memihak itu baik atau jahat . sains hanya
menilai hasil percobaannya itu salah atau benar.

Sains hanya memberikan nilai benar atau salah. sains digunakan untuk membantu
manusia dalam menghadapi masalah tetapi ini malah menambah masalah baru. Maka
dari itu sains itu bagian dari kehidupan dan kehidupan itu tidak netral.

Contohnya : dengan adanya penciptaan bom dapat membuat permasalahan di seluruh


dunia bagi kehidupan semakin rumit terutama mengenai bom nuklir. Tetapi dalam
segi pandang sains itu merupakan kemajuan saintek.

IV. Daftar Istilah


No Istilah Artinya
1 Metafisika Cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis

12
atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan
realitas yang menyertainya.
2 Empiris Suatu cara atau metode yang dilakukan yang bisa
diamati oleh indera manusia, sehingga cara atau
metode yang digunakan tersebut bisa diketahui dan
diamati juga oleh orang lain.
3 Asumsi Dugaan atau anggapan sementara yang belum terbukti
kebenarannya dan memerlukan pembuktian secara
langsung.
4 Relevan Bersangkut-paut.
5 Hipotesis Jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya.

V. Daftar Pustaka

Bahrum., (2013), “Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi”. Jurnal Sulesana. Vol. 8 No. 3, 35.

Saefuddin et.al, AM.,(1998), Desekularisasi Pemikiran: landasan Islamisasi, Bandung:

Mizan.

Suriasumantri, Jujun S., (1990), Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Husein, Ismail, (2017),Filsafat Sains, Medan: Perdana Publishing.

Syafii, Inu Kencana.,( 2004), Pengantar Filsafat, Bandung: Refika Aditama.

Suariasumantri, Jujun., (1991), Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat
Ilmu, Jakarta: Gramedia.

Tahir, Ahmad., (2015), Filsafat Ilmu, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

13
BAB IV

POWER POINT

14
15
16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai