Anda di halaman 1dari 3

Implementasi Hubungan Bahasa dan Logika dalam

Objektivitas Penelitian
Opim S. Sitompul
Departemen Matematika FMIPA USU dan Program Studi Ilmu Komputer USU,
opimstp@usu.ac.id

Mahyuddin K. M. Nasution
Departemen Matematika FMIPA USU dan Program Studi Ilmu Komputer USU,
mahyuddin@usu.ac.id

seperti ilmu komputer. Tulisan ini diperuntukkan untuk menen-


tukan objektivitas suatu penelitian berdasarkan hubungan an-
tara bahasa dan logika.
II. P OLA P IKIR
Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science Volume 1, Issue Telah dinyatakan bahwa bahasa secara umum digunakan
3: 27-31, September 2005. untuk komunikasi, yang tidak sinonim dengannya. Dengan
Tulisan asal, penulis hanya menggunakan nama: ”Mahyuddin”. demikian, batasan bahasa dapat dinyatakan berkaitan dengan
berbagai hal: satu sistem untuk mewakili benda, tindakan,
gagasan, dan keadaaan; satu peralatan yang digunakan untuk
Abstract—Tulisan ini membahas tentang hubungan bahasa dan menyampaikan konsep secara riil dari suatu pemikiran ke
logika untuk mempertimbangkan objektivitas penelitian, termasuk dalam pikiran orang lain; satu sandi yang digunakan oleh
pertentangan konsep, teori, tindakan dan teknologi yang mungkin pakar bahasa untuk membedakan antara bentuk dan makna;
terjadi.
Kata kunci – leksim; patwa; aturan; modal. satu ucapan yang menepati tatabahasa yang telah ditetapkan,
seperti perkataan, kalimat dan lain-lain; satu sistem tuturan
I. P ENDAHULUAN yang akan dapat dipahami oleh masyarakat bahasa.
Bahasa merupakan sistem simbol, secara umum diketahui Berbagai bahasa dibentuk dan diciptakan oleh suatu kebu-
sebagai leksim-leksim dan aturan-aturan untuk manipulasinya. dayaan, ada berdasarkan perpindahan kebudayaan antara suatu
Bahasa adalah cara yang digunakan oleh manusia untuk bangsa dengan bangsa lain, tetapi ada juga disebabkan oleh
menyampaikan buah fikiran, perasaan dan hasrat melalui lam- kebutuhan dan teknologi, seperti bahasa buatan yang dikenal
bang pertuturan yang arbitrasi dalam suatu perhubungan [1], dengan nama bahasa Esperato, yang diciptakan oleh L. L.
[2]. Bahasa berperan dalam komunikasi sosial manusia, ketika Zamenhof, yang merupakan paduan antara bahasa Roman, ba-
manusia ingin membuat hubungan dengan orang lain atau hasa Slavia dan bahasa-bahasa Eropa lainya, yang digunakan
untuk menyampaikan suatu informasi [3]. untuk mempelajari bahasa itu sendiri karena kesederhana-
Bahasa berperan dalam setiap sisi kehidupan sesuai dengan annya tatabahasanya. Bahasa manusia yang berbeda-beda
fungsi dan kegunaannya. Bahasa berperan dalam pengemban- menyebabkan manusia mencoba untuk mengungkapkannya
gan kebudayaan: ilmu, teknologi dan pengetahuan manusia. dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggu-
Akan tetapi, bahasa tidak dapat berdiri sendiri: gagasan, kon- nakan teknologi informasi, seperti mesin penerjemah, dalam
sep, prinsip, aturan (patwa), hukum, maupun teori, harus dapat hal mana logika juga berperan [6].
dibuktikan nilai kebenarannya [4]. Setiap pernyataan yang Logika menyatakan bentuk inferensi yang berlaku dan yang
dibangun memerlukan batu uji terhadap realitas, hubungan tidak. Logika berasal dari kata Greek klasik, 8 6∈ (≡ (diucap
antara realitas-realitas hanya dapat diukur apabila dilakukan logos), secara awal berarti kata, atau apa yang dibicarakan,
secara logis. Logis berarti terdapat hubungan sebab-akibat tetapi kemudian berarti pemikiran atau alasan, yang paling ser-
antara realitas-realitas yang menjadi objek bahasa. Oleh karena ing dikatakan menjadi kajian dari argumen-argumen, walaupun
itu, selalu saja setiap kali suatu pernyataan diungkapkan akan definisi pasti tentang logika merupakan suatu hal yang masih
berurusan dengan logika. Secara umum, logika adalah peneli- dipertentangkan oleh para filosofis. Secara tradisional, logika
tian sistem preskriptif dari pembuktian, yaitu sistem yang dipelajari sebagai cabang filsafat, tetapi secara modern logika
dipakai sebagai pemandu orang, termasuk barangkali benda, merupakan bagian dari cabang matematika. Oleh karena lan-
mesin atau sistem berkecerdasan, yang dapat dibuktikan [5]. dasan ilmu komputer secara umum berhulu kepada matem-
Oleh karena bahasa dan logika saling berperan dalam ba- atika, maka dengan jelas juga logika amat berperan dalam
hasa, termasuk dalam penelitian sesuai dengan bidang kajian, bidang-bidang kajian ilmu komputer.
Sebagai ilmu, logika menggali dan mengelompokkan suatu kenyataan atau informasi yang berguna dalam kasus itu.
struktur pernyataan-pernyataan dan argumen-argumen, kedua- Kebenaran yang didapat dengan melakukan uji coba ini, hanya
duanya didasarkan atas kajian sistem-sistem resmi infer- berkaitan dengan suatu kontek saja.
ensi dan melalui kajian argumen-argumen di dalam ba- Jadi kebenarannya adalah kebenaran yang tidak dapat
hasa alamiah. Oleh karena itu, ruang lingkup logika sangat- mewakili semua representasi dunia realitas. Walaupun, peneli-
lah besar, merentang dari topik inti seperti kajian tentang tian dengan percobaan, secara umum dapat dianggap seba-
paradoks, sampai analisisi spesialis beralasan seperti kemu- gai penelitian yang memberikan informasi paling mantap.
ngkinan alasan dan argumen yang benar yang melibatkan Penyandian terhadap informasi, dengan huruf dan atau angka,
sebab-akibat (kausalitas). menghadirkan data sebagai representasi realitas, di mana data
Di dalam bahasa, modalitas (modalitas) berkaitan dengan memiliki nilai berdasarkan perubah yang diukur dalam per-
fenomena yang merupakan bagian-bagian dari suatu kalimat cobaan itu.
yang semantiknya diubahsuai dengan kata kerja khusus atau Berkonsep, bermula dari keingintahuan manusia untuk sesu-
partikel-partikel modal. Misalnya, ’Maris pergi bermain’ dapat atu dan semua, yang disusul ingin mencari kebenaran untuk
diubahsuai menjadi ’Maris akan pergi bermain’, ’Maris dapat dunia realitas secara keseluruhan yang dapat diwakili oleh
pergi bermain’, atau barangkali ’Maris harus pergi bermain’. suatu kenyataan, yang mengakibatkan munculnya persoalan-
Lebih abstrak, dapat dikatakan bahwa modalitas berakibat persoalan melalui pengandaian atau pengasumsian: Bagaimana
timbal balik dengan mana diambil asersi yang dipenuhi. Be- kalau begini dan begitu berlaku? Misalkan juga berlaku.
berapa hasil kerja yang terkenal berkaitan dengan kerangka Dalam hal ini, persoalan sebab akibat selalu menjadi patokan
semantik yang menyebabkan revolusi dalam teknologi formal untuk menurunkan kebenaran. Semua itu dapat diperoleh
berkaitan dengan logika modal yang memberikan cara terbaru melalui idealisasi konsep dunia riil dengan menggunakan
memahami graf teoritis yang telah diterapkan dalam bahasa logika sebagai kenderaan awal. Logika yang baik diperlukan
komputasi dan ilmu komputer sebagai logika dinamik. dalam semua ilmu, mulai dari sastra (tanpa logika bahasa tidak
Logika matematika merujuk ke dua daerah berbeda tentang akan hidup dan berkembang), hukum (tanpa logika dialog
penelitian : pertama terapan tentang teknik logika formal tidak dapat menembus rasa keadilan), ekonomi (tanpa logika
terhadap matematika dan berlasan secara matematis, dan kedua kesejahteraan tidak akan pernah dicapai), dan sebagainya
diarahkan ke yang lain, yaitu penerapan teknik matematika hingga ke ilmu pengetahuan alam, serta rekayasa (di mana
dalam representasi dan logika analisis, yang menyebabkan tanpa logika keseimbangan tidak akan dapat diwujudkan).
dengan mudah teori bahasa formal dimodelkan dan diru- Berikut pemikiran tentang hubungan bahasa dan logika
muskan. untuk mencapai tingkat objektifitas penelitian (sebagai salah
satu sifat karya ilmiah), di mana logika bertindak sebagai
III. P ENDEKATAN I LMIAH perangkai arti dari hubungan ”peneliti” (subjek), ”meneliti”
Pendekatan berdasarkan prasangka, intuisi, kebetulan, atau (predikat), dan ”yang diteliti” (objek), agar hasil penelitian
pendapat didasarkan atas apa yang telah dialami. Pendekatan dipandang sebagai kalimat terbuka yang dapat diuji oleh
seperti ini biasanya tidak memiliki bukti yang kuat untuk orang lain: Pengumpulan data, pengutipan pendapat, analisis,
dijadikan dasar pertimbangan, kecuali hanya menggunakan penyimpulan dan pelaporan harus dijalan secara objektif atau
kemampuan logika bahasa saja. Beberapa konsep memang sesuai dengan kenyataan. Ditinjau dari sudut redaksi penulisan
didasarkan atas pemikiran seperti ini, karena belum ditemukan laporan penelitian atau dalam bentuk artikel ilmiah, untuk
bukti-bukti yang jelas berdasarkan fakta atau realitas, tetapi mewujudkan keobjektifan maka digunakan bentuk pasif di
kadangkala pendekatan seperti ini dapat dijumpai di banyak atau bentuk pelaku yang umum di dalam kalimat. Kata ganti:
tempat dalam keilmuan sebagai suatu yang tidak dapat terbukti saya, aku, hamba, harus dihindarkan pemakaiannya sebab
atau berupa pertanyaan saja. kata tersebut sebagai bentuk ungkapan subjektif di dalam
Pendekatan ini berdasarkan pengetahuan yang benar di kalimat. Bentuk pasif di dipakai sebagai salah satu cara untuk
mana kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa yang berk- menghilangkan pelaku di dalam kalimat agar menjadi objek-
endak untuk melakukannya. Jadi, penelitian yang sebenar- tif. Kata ganti kami boleh dipakai asalkan pelaku di dalam
benarnya penelitian dapat dikatakan menggunakan pendekatan kalimat ada lebih dari satu. Kata ganti kita, pemakaiannya
kedua di atas, dengan menggunakan serangkaian pengalaman dalam kalimat perlu diperhatikan. Pertimbangannya, kata kita
dan informasi yang saling mendukung antara satu dengan bermakna penulis dan calon pembaca tulisan. Pertanyaannya,
yang lainnya. Dengan demikian, untuk menangkap realitas- apakah mungkin calon pembaca tulisan ikut terlibat langsung
realitas yang terdapat di mana-mana, seseorang boleh memilih dalam penulisan suatu artikel di media cetak? Jika calon
melakukan aktivitas bertindak atau berkonsep. pembaca tulisan tidak terlibat di dalam proses penulisan berarti
Bertindak, sebagai akibat sifat ingin tahu yang selalu dis- pemakaian kata ganti kita di dalam kalimat kurang mengena,
usul dengan pertanyaan-pertanyaan: Apa itu? Kenapa begitu? lihat Tabel 1.
Bagaimana itu? Di mana itu? Siapa itu? Untuk mencari jawa- Agar konsep dapat diformalisasikan digunakan pemodelan,
bannya seseorang itu melakukan percobaan berdasarkan kasus- sebagai sarana untuk menggambarkan realitas menjadi sesu-
kasus yang sesuai dengan kontek yang dipersoalkannya. Per- atu yang lebih sederhana dan menjadi intisari persoalan, di
cobaan dengan berbagai macam media kasus, menghasilkan mana idealisasi dunia riil harus terlebih dahulu mengakibatkan
Tabel 1 Objektivitas ditinjau dari pelaku
Kalimat kurang tepat Kalimat yang benar
Menurut pendapat saya Menurut pendapat penulis
Seperti yang kita bahas S eperti yang telah dibahas
Saya simpulkan Disimpulkan/kesimpulannya
Kita simpulkan Kesimpulan yang didapat
Masalah ini akan saya jelaskan Masalah ini akan dijelaskan
Saya akan menguraikan tentang Sekarang akan diuraikan tentang

munculnya model riil, dan melalui abstraksi diperoleh suatu


rumusan yang siap dikaji.
Walaupun tidak ada batas yang jelas pemakain antara
bertindak atau berkonsep, tetapi secara umum teknologi
mengikuti aktivitas bertindak, sedangkan sains mengikuti ak-
tivitas berkonsep. Akan tetapi, apa tidak mungkin kebenaran
yang dihasilkan melalui dua pendekatan penelitian akan saling
kontradiksi? Karena, semua itu untuk mengejar kebenaran,
jawabannya perlulah memahami bahasa yang digunakan untuk
memahaminya.
IV. P ENUTUP
Sekalipun hubungan bahasa dan logika dapat ditunjukkan
begitu erat dalam pengungkapan konsep sampai tindakan, akan
tetapi kadangkala dapat diperoleh dalam realitasnya bahwa
teori mungkin saja bertentangan dengan teknologi, yang ten-
tunya secara logis hal itu tidak perlu terjadi.
R EFERENCES
[1] Abdullah Hamid Mahmood, Ejaan bahasa melayu terkini, Kajang: Masa
Enterprise, 1995.
[2] J. M. Hawkins, Kamus dwibahasa Oxford fajar: Inggeris - Melayu,
Melayu - Inggeris. Shah Alam: Penerbit Fajar Bakti Sdn. Bhd, 1997.
[3] M. S. Siregar, & Mahyuddin, ”Dimensi informasi dalam bahasa”, al-
Khawarizmi 1(2): 55-59, 2005.
[4] Nik Safiah Karim, Beberapa persoalan sosiolinguistik Bahasa Melayu ,
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pendidikan
Malaysia, 1992.
[5] W. Hodges, Logic. An introduction to elementary logic, Penguin Books,
2001.
[6] H. Putnam, Is logic empirical? Boston Studies in the Philogosphy of
Science, vol V, 1969.

Anda mungkin juga menyukai