Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER FILSAFAT BAHASA

Nama : Ismawati
Nim : I2H022013
Jurusan : Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Semester : 1 (Satu)
Mata kuliah : Filsafat Bahasa

1) Definisi dan Cakupan Filsafat

Menurut etimologis, filsafat berasal dari dua kata yaitu philo yang berarti mencintai dan
shopia yang berarti kebijaksanaan. Jika disimpulkan secara etimologis berarti filsafat
mempunyai arti mencintai kebijaksanaan. Secara sederhana filsafat mengarah kepada pertanyaan
atau bahkan pernyataan spekulatif untuk di renungi kebenarannya. Filsafat menjembatani
berbagai hal, baik ilmu atau asumsi-asumsi yang berkembang sebagai suatu tolak ukur suatu
kebenaran atau yang mendekati kebenaran itu sendiri.
Cakupan filsafat adalah segala sesuatu di muka bumi yang dapat terpikirkan oleh akal
manusia. Baik yang bersifat kongkret atau nonmaterial. Sesuai hakikatya, filsafat mencurigai
segala sesuatu yang dianggap benar aau yang dianggap tidak benar. Dalam filsafat tidak ada
kebenaran yang benar-benar mutlak. Semuanya merupakan spekulasi-spekulasi yang timbul dari
kebenaran atau dari ketidakbenaran. Oleh karenanya, filsafat mencakup seluruh kehidupan
manusia baik yang masih berada di dalam akal pikiran manusia, maupun segala sesuatu
pemikiran yang telah tercetuskan.
(2) Definisi Ilmu

Menurut oxford dictionary Ilmu merupakan aktifitas berfikir yang meliputi tentang
sistematika, perilaku dan struktur. Dalam bidang kebahasaan, ilmu diartikan sebagai sesuatu
yang bisa dijelaskan melalui struktur-struktur tertentu dan mempunyai sistimatika yang
jelas. Ilmu juga bisa diartikan sebagai sebuah pranata metode yang membentuk keyakinan
mengenai alam semesta dan manusia. Pengertian ilmu adalah sebuah hasil dari aktivitas manusia
yang mana hal ini merupakan kumpulan dari teori, metode dan praktek sehingga menjadi
pranata dalam masyarakat
(3) membedakan bidang (domain) antara filsafat dan ilmu;

Bidang kajian filsafat ada 3 yaitu :

1. Ontology : Ontology antara lain membahas objek sains, macam-macam


pengetahuan, dan struktur sains. Ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang hakikat yang
ada dengan berdasarkan logika semata

2. Epistimologi : Epistimologi antara lain membahas sumber pengetahuan manusia,


metode memperoleh pengetahuan, dan ukuran kebenaran dalam sains.

3. Aksiologi : Aksiologi membahas soal nilai dalam sains, dalam arti apakah sains itu
harus netral (bebas nilai) atau harus terikat oleh norma baik agama ataupun filsafat.

(4) Anggitan ontologi yang dikaitkan dengan kajian bahasa;

Ontology dalam filsafat adalah mebicarakan hakikat segala sesuatu, ilmu yang
mempelajari prinsip yang paling mendalam. Dalam bahasa ontologi berkaitan dengan objek
kajian yang dikaji ilmu bahasa itu sendiri. Anggitan ontology dengan kebahasaan adalah ilmu
bahasa atau yang kita kenal dengan linguistik memiliki objek kajian, yakni bahasa. Bahasa
meliputi Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Asing. Bahasa di bagi menjadi dua.
Yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Dalam hubungannya sebagai objek kajian, linguistik
menempatkan bahasa lisan sebagai objek kajian primer karena berkaitan langsung dengan subjek
atau penutur. Apa-apa yang keluar dari penutur satu bahasa, ia merupkan objek kajian linguistik
yang bisa di olah sesuai kebutuhan seorang linguis.

Sebagaimana dikatakan Fauzan (2014:7) bahwa pertanyaan ontologi memperhatikan inti


dari fenomena yang diamati. Para linguis pada pertanyaan dasar ontologis mengenai apakah
realitas yang di teliti sebagai suatu yang berada di luar diri manusia yang merasuk ke dalam alam
kesadaran seseorang, ataukah hasil dari kesadaran seseorang. Apakah realitas itu merupakaan
keadaan obyektif atau hasil dari seseorang atau subjektif. Atau apakah realitas itu memang suatu
yang sudah ada di luar pikiran seseorang atau hasil pikiran seseorang.
(5) Anggitan Epistmologi yang dikaitkan dengan kajian bahasa

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Episteme (pengetahuan) dan Logos
(teori). Filsafat Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menceritakan tentang asal dan
kebenaran objek. Dalam ilmu bahasa epistimologi berkaitan langkah kerja kebahasaan. Artinya
anggitan antara epistimologi dalam filsafat dengan kajian bahasa adalah ilmu bahasa mempunyai
metode kerja ilmiah. Suriasumantri dalam buku Sukri (2022:11) menyebutkan metode ilmiah
merupakan prosedur dalam mendapatkan ilmu. Prosedur yang di tempuh harus memenuhi
persyaratan ilmiah yaitu eksplisit, sistematis, dan objektif. Metode induktif dan deduktif
merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam menganilisis bahasa.

(6) Anggitan Aksiologi yang dikaitkan dengan kajian bahasa;

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Axios (nilai) dan Logos (teori). Filsafat
Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia
menggunakan ilmunya. Jika dikitkan dengan kajian kebahaaan Aksiologi merupakan
kebermanfaataan kajian bahasa itu sendiri. Sehingga anggitan Aksiologi dengan kajian bahasa
adalah bagaimana suatu disiplin ilmu bahasa itu mempunyai kebermanfaatan dalam
penerapannya.

Sebagai ilmu kajian Linguitsik memiliki banyak manfaat baik untuk kepentingan ilmu itu
sendiri maupun hubungannya dengan kepentingan orang banyak. Misalnya bahasa digunakan
untuk menerangkan berbagai masalah-masalah medis, masalah hukum, komputerisasi dan yang
lainnya. Artinya bahwa objek kajian linguistik baik berupa bahasa lisan dan tulisan yang di atas
telah di terangkan mempunyai arti menyeluruh. bahasa mampu menerangkan segala sesuatu yang
rumit menjadi sesuatu yg sistemtais berstruktur teratur. Sederhananya, fungsi bahasa dalam
kehidupan sehari-hari begitu luas. Baik secara teoritis dan praktis. Komunikasi yang kita
jalankan adalah bahasa, tanpa bahasa antar umat manusia tidak akan saling mengerti dan
memahami.
(8) pengertian logika dan hubungannya dengan logika berbahasan

Logika merupakan hasil pertimbangan atau penggambaran akal pikiran yang diutarakan
lewat bahasa. Merincikan sesuatu sesuai dengan pikiran yang logis. Hubungannya dengan logika
kebahasaan bahwa akal pikiran merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak bisa dilihat dan di
nilai. Sesuatu yang tidak kongkret harus mempunyai bentuk agar bisa dinilai dan dimengerti.
Bahasa merupakan alat untuk logika mengungkapkan dirinya. Sesuai dengan hakikatya bahwa
logika merupakan suatu ilmu yang objek materialnya adalah berpikir dengan penalaran, dan
objek formal logika adalah penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya, maka untuk
menggambarkan penalaran dan mengunkapkan hasil pikirannya digunakan bahasa untuk
mengugkapkanya.

(9) Pembedaan antara penalaran bahasa dan logika berbahasa;

Penalaran adalah suatu kegiatan berfikir yang bertujuan untuk membuat kesimpulan pada
salah satu bidang ilmu yang memiliki premi-premis tertentu. Penalaran merupakan suatu proses
berifkir manusia untuk mengaitkan fakta yang ada sehingga membuahkan suatu
kesimpulan. Cara dalam memperoeleh data dalam melakukan penalaran yaitu melalui ungkapan
sebuah kalimat pernyataan. Dalam penalaran bahasa, objek yang menjadi premis-premisnya
adalah ungkapan atau kalimat pernyataan. Sebagai contoh terdapat premis-premis yang
menunjukan bahwa morfologi adalah sebuah cabang lingiustik, ilmu yang membahas tentang
bentu kata, ilmu yang membahas tentang perubahan kata, atau ilmu yang mempelajari tentang
dampak dari perubahan kata terhadap arti dan kelas kata. Melalui premis-premis tersebut, dapat
kita simpulkan bahwa morfologi merupakan salah satu cabang ilmu linguistic yang membahas
bentuk kata dan perubahan kata serta dampak perubahannya terhadap arti atau kelas kata
tersebut. Kesimpulan yang kita buat disebut penalaran. Sedangkan premis-premis yang ada
adalah fakta-fakta ilmiah. Dengan demikian benarlah bahwa penalaran merupakan penarikan
kesimpulan dari premis-premis yang berup fakta-fakta yang ada menjadi sebuah komponen utuh.

Sedangkan logika merupakan suatu proses berfikir untuk mencapai sebuah kebenaran
yang rasional. Logika menggunakan akal pikiran sebagai transfortasi mencapai kehendak
tersebut. Logika dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam bernalar. Dalam mempelajari
logika, kita tak bisa luput dari sebuah penalaran sebagai sebuah penarikan kesimpulan.

Perbedaan yang spesifik antara penalaran dan logika adalah penalaran merupakan sebuah
kesimpulan dari premis-premis yang berupa fakta yang ada. Sedangkan logika merupakan proses
berfikir untuk mencapai kebenaran yang rasional. Meski demikian, penalaran dan logika
memiliki hubungan kausalitas atau sebab akibat. Jika penalaran yang kita guakan sesuai dengan
logika berfikir, maka kesimpulan yang diambil akan akurat kebenarannya. Begitupun juga
sebaliknya jika penalaran yang dibuat tidak berdasarkan logika berfikir yang benar, maka
kesimpulan yang ditarik diragukan kebenarannya. Oleh karenanya logika dan penalaran
khususnya dalam bidang kebahasaan merupakan dua hal yang tidak dapat saling menggantikan
melainkan saling bergantung satu sama lain.

(10) Memberikan contoh konkret ihwal penalaran deduktif dan induktif yang dikaitkan
dengan bahasa;

Penalaran deduktif merupakan proses nalar yang menarik kesimpulan yang bersifat
khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat
mutlak benar atau salah. Umumnya penalaran deduktif mengambil kesimpulan secara logis
berdasarkan premis yang ditemukan. Premis adalah asumsi, pemikiran, dan landasan kesimpulan
yang dianggap benar.

Berikut merupakan contoh penlaran deduktif :

Premis 1 : Nala sangat suka membaca buku

Premis 2 : Orang yang membaca buku akan memiliki wawasan yang luas.

Kesimpulan : Nala memiliki wawasan yang luas.

Sedangkan penalaran induktif merupakan penarikan kesimpulan yang bersifat umum


dari hal-hal yang khusus. Penalaran infuktif biasanya mengambil kesimpulan dari premis umum
seperti pengamatan, data, atau fakta. Kemudian mengambil kesimpulan dengan spesifik atau
hipotesis.

Berikut contoh penalaran induktif ;

Premis 1 : Sapi memakan tumbuhan

Premis 2 : Kambing memakan tumbuhan

Premis 3 : Kuda memakan tumbuhan


Kesimpulan : Hewan pemakan tumbuhan disebut Herbivora

(11) menjelaskan kaitan antara logika dan bahasa

Sebagaimana definisinya, logika merupakan usaha untuk merasioalkan sesuatu dengan


berlandaskan dengan akal dan pikiran. Logika bersifat abstrak karena berdasar pada akal pikiran
yang tidak bisa dilihat. Untuk bisa dimengerti dengan baik oleh semua orang, rasionalisasi
sesuatu harus dibahasakan. Artinya bahwa logika dan bahasa merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Karena untuk mengkomunikasikan suatu ilmu pengetahuan dibutuhkan
bahasa untuk merincikan maksud-maksudnya dengan lugas.

(12) menjelaskan kaitan logika dan pengetahuan.

Masih berkaitan dengan logika. Logika adalah merincikan sesuatu dengan ilmu
pengetahuan. Logika bukanlah logika jika tidak berdasarkan dengan pengetahuan. Maka wajib
hukumnya ketika merasionalkan sesuatu harus berdasarkan pengetahuan. Semakin baik
pengetahuan seseorang akan setiap hal, maka logika orang tersebut dalam konteks bidang
tertentu semakin tajam. Maka bisa disimpulkan bahwa logika dan pengatahuan adalah satu paket
yang tidak bisa saling menggantikan, nmaun harus saling bersandingan. Jika suatu logika
diutarakan tanpa pengetahuan, hal tersebut belum utuh dikatakan logika. Logika harus berdasar
pengetahuan terkait konteks apa yang ingin dirasionalkan.

Anda mungkin juga menyukai