Anda di halaman 1dari 4

Logika merupakan sebuah hasil pertimbangan dari akal pikiran yang diutarakan melalui kata serta

dinyatakan dalam bahasa. Kata Logika berasal dari Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti sebagai salah
satu cabang ilmu filsafat.

Dalam hal ini logika disebut sebagai logike episteme atau dalam bahasa Latin: logica scientia yang artinya
ilmu logika atau sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur. Menurut beberapa ahli pengertian logika berbeda-beda yakni :

1. Aristoteles

Logika diartikan sebagai ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah yang membicarakan tentang bentuk
pikiran itu sendiri serta hukum-hukum yang menguasai pikiran tersebut.

2. Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso

Poespoprodjo, Ek. T. Gilarso, dalam pandangan beliau logika diartikan sebagai ilmu dan kecakapan
menalar, berpikir dengan tepat.

3. Jan Hendrik Rapar

Jan Hendrik Rapar juga mengemukakan pendapatnya. Menurut toko ahli yang satu ini Logika diartikan
sebagai sebuah pertimbangan akal atau pikiran yang diatur lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.

4. Soekadijo

Seorang ahli bernama Soekadijo juga mengemukakan pandangan beliau tentang logika. Menurut
beliaulLogika diartikan sebagai suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan
nenalar.

Pengertian K3

5. William Alston

Logika diartikan sebagai studi tentang penyimpulan, secara lebih cermat usaha untuk menetapkan
ukuran-ukuran guna memisahkan penyimpulan yang sah dan tidak sah.
Unsur-Unsur Logika

Mengkaji dari berbagai literatur, dapat dipahami bahwa logika mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Term, yaitu gagasan atau sejumlah gagasan, terdiri dari term subjektif (S), term predikat (P), dan
term antara (M)

b. Proposisi disebut juga putusan, keputusan, judgement, pernyataan, kalimat logika. Proposisi ialah
kegiatan atau perbuatan manusia di mana ia mengiakan atau mengingkari sesuatu tentang sesuatu.
Proposisi menunjuk pada tegasnya pernyataan atau penyangkalan hubungan antara dua buah pengertian

c. Penarikan simpulan (penyimpulan) disebut juga dengan penalaran. Ada dua macam penyimpulan
atau penalaran, yaitu deduksi dan induksi. Deduktif yaitu penyimpulan dari hal yang bersifat umum
menjadi kasus bersifat individu. Induktif: penyimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi konklusi
yang bersifat umum.

Ketiga unsur ini akan dibahas lebih terurai pada bab-bab berikutnya. Secara terpisah.

B. Objek Logika

Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap
ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material dari sesuatu adalah hal yang diselidiki dari sesuatu itu, mencakup yang konkret
dan yang abstrak. Objek formal adalah sudut pandang dari objek itu disorot sebagai pembeda dengan
objek lainnya.

Objek material sesuatu ilmu pengetahuan mungkin saja dapat sama untuk beberapa ilmu pengetahuan,
namun ilmu-ilmu itu berbeda karena objek formalnya. Sebagai contoh: psikologi, sosiologi, dan
pedagogik memiliki objek material yang sama, yaitu manusia. Akan tetapi, ketiga ilmu itu berbeda karena
objek formalnya yang berbeda. Objek forma psikologi ialah aktivitas jiwa dan kepribadian manusia
secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku, objek formal sosiologi ialah hubungan antar
manusia dalam kelompok dan antar kelompok dalam masyarakat, sedangkan objek formal pedagogik
ialah keegiatan manusia untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.

Perlu dicatat di sini bahwa yang pantas menjadi objek material suatu ilmu ialah suatu lapangan, bidang,
atau materi yang benar-benar konkret dan dan dapat diamati. Hal itu perlu ditegaskan karena kebenaran
ilmiah adalah kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. Jika objek material itu
abstrak dan tidak dapat diamati, tentu saja apa yang diketahui (pengetahuan) tidak mungkin dapat
dicocokkan dengan objeknya. Dengan demikian, tidak mungkin dapat dicapai kebenaran yang
merupakan kesesuaian pengetahuan dengan objeknya itu.

Surajiyo, dkk. (2009:11) mengatakan lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan
pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki,
merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.

Berpikir adalah objek material logika. Yang dimaksudkan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal
budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakannya ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, memban-dingkan serta menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian yang lainnya. Dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan
ketepatannya. Oleh karena itu, berpikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika.

Kaitan dengan ilmu pengetahuan, logika merupakan suatu keharusan, tidak ada pengetahuan yang tidak
didasarkan suatu logika. Ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan pernah mencapai kebenaran ilmiah.
Aristoteles mengatakan, logika benar-benar merupakan alat bagi seluruh pengetahuan (episteme).
Karena itu, logika adalah ilmu bantu terhadap ilmu-ilmu positif karena tidak akan pernah mencapai
suatu kebenaran ilmiah jika tidak didasarkan dengan logika. Oleh karena itu logika adalah kunci untuk
membuka semua pintu masuk keberbagai disiplin ilmu pengetahuan yang benar

Objek Logika

Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap
ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material dari sesuatu adalah hal yang diselidiki dari sesuatu itu, mencakup yang konkret
dan yang abstrak. Objek formal adalah sudut pandang dari objek itu disorot sebagai pembeda dengan
objek lainnya.

Objek material sesuatu ilmu pengetahuan mungkin saja dapat sama untuk beberapa ilmu pengetahuan,
namun ilmu-ilmu itu berbeda karena objek formalnya. Sebagai contoh: psikologi, sosiologi, dan
pedagogik memiliki objek material yang sama, yaitu manusia. Akan tetapi, ketiga ilmu itu berbeda karena
objek formalnya yang berbeda. Objek forma psikologi ialah aktivitas jiwa dan kepribadian manusia
secara individual yang dipelajari lewat tingkah laku, objek formal sosiologi ialah hubungan antar
manusia dalam kelompok dan antar kelompok dalam masyarakat, sedangkan objek formal pedagogik
ialah keegiatan manusia untuk menuntun perkembangan manusia lainnya ke tujuan tertentu.

Perlu dicatat di sini bahwa yang pantas menjadi objek material suatu ilmu ialah suatu lapangan, bidang,
atau materi yang benar-benar konkret dan dan dapat diamati. Hal itu perlu ditegaskan karena kebenaran
ilmiah adalah kesesuaian antara apa yang diketahui dengan objek materialnya. Jika objek material itu
abstrak dan tidak dapat diamati, tentu saja apa yang diketahui (pengetahuan) tidak mungkin dapat
dicocokkan dengan objeknya. Dengan demikian, tidak mungkin dapat dicapai kebenaran yang
merupakan kesesuaian pengetahuan dengan objeknya itu.
Surajiyo, dkk. (2009:11) mengatakan lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan
pemikiran yang lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat dan teratur, logika menyelidiki,
merumuskan serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.

Berpikir adalah objek material logika. Yang dimaksudkan berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal
budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah dan mengerjakannya ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, memban-dingkan serta menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian yang lainnya. Dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan dan
ketepatannya. Oleh karena itu, berpikir lurus dan tepat merupakan objek formal logika.

Anda mungkin juga menyukai