DWIEN ANUGRAHENI
1522100007
Mapro Psikologi-Universitas 17 Agustus Surabaya
dwien_s2@untag-sby.ac.id
Pendahuluan
Ditinjau dari asal katanya, “psikologi” berasal dari bahasa yunani psyche yang berarti
jiwa dan logos yang berarti kata. Makna psikologi secara bebas adalah ilmu yang mempelajai
segala hal yang berkaitan dengan proses mental atau jiwa”. Tetapi dalam sejarah
perkembangannya arti psikologi lebih dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari
tingkah laku manusia, ini disebabkan karena jiwa, yang semula menjadi pokok bahasan
dalam ilmu psikologi, mengandung unsur-unsur yang bersifat abstrak sehingga sukar
dipelajari secara objektif. Seiring dengan merebaknya pandangan-pandangan empiris yang
didukung oleh riset-riset ilmiah, ilmu psikologi juga melahirkan pendekatan-pendekatan
yang berdasar pada penelitian-penelitian ilmiah hal ini berarti bahwa psikologi merupakan
pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian yang dijalankan secara, sistematis,
terkontrol dan berdasarkan data empirik.
Psikologi -seperti juga ilmu-ilmu lainnya- adalah pecahan dari filsafat, dimana di
dalam filsafat sendiri juga bisa ditemukan refleksi yang mendalam mengenai konsep jiwa
dan juga perilaku manusia. Refleksi-refleksi inilah yang nantinya bisa ditemukan dalam teks
kuno filsafat atau teks filsafat modern. Dengan mempelajari tentang ini, maka psikolog bisa
semakin paham tentang akar historis dari ilmu yang mereka miliki dan juga tentang
perdebatan yang sedang terjadi didalamnya. Filsafat sebagai induk dari psikologi berfungsi
dalam memberikan kerangka berpikir yang sistematis, logis sekaligus rasional untuk para
psikolog baik praktisi dan juga akademisi. Dengan kata lain, filsafat akan membawa kepada
suatu pemahaman atau logika berpikir. Dengan menggunakan ilmu logika yang menjadi
salah satu cabang filsafat, para ilmuwan dan praktisi psikologi akan dibekali dengan
kerangka berpikir yang bisa digunakan dalam penelitian ataupun pekerjaan mereka. Semua
ilmu pengetahuan dibangun atas dasar logika begitu juga dengan psikologi.
Di dalam lapangan-lapangan penyelidikan kefilsafatan (sistematika filsafat),
dikemukakan bahwa tiap-tiap pengetahuan memiliki tiga komponen yang merupakan tiang
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah: ontologi,
epistemologi dan aksiologi. Ontologi menjelaskan mengenai pertanyaan ”apa”,
epistemologi menjelaskan pertanyaan ”bagaimana”, dan selanjutnya aksiologi menjelaskan
pertanyaan ”untuk apa”
Oleh karena itu untuk menambah pemahaman tentang dasar-dasar keilmuan
psikologi, maka dalam makalah ini akan dijabarkan landasan ilmu psikologi melalui
sistematika filsafat tersebut. Di dalam sistematika filsafat secara garis besar ada tiga
dimensi pembahasan pokok guna memberikan pemahaman akan landasan ilmu psikologi,
yaitu : (1) secara ontologi (2) secara epistemologi dan (3) secara aksiologi
Kesimpulan
Landasan ilmu psikologi dipahami dari 3 dimensi sistematika filsafat:
Berdasarkan landasan ontologisnya maka psikologi adalah ilmu yang mengkaji
tentang tingkah laku manusia dan proses-proses mental yang melatarbelakanginya.
Perbedaan aliran-aliran filsafat (ontologi) dan perspektif dalam memandang tingkah
laku manusia tentu akan memunculkan berbagai macam aliran-aliran dalam
psikologi yang memengaruhi ontologi psikologi itu sendiri dan kemudian
memengaruhi epistimologinya
Dari kajian aspek epistimologinya, psikologi sendiri merupakan ilmu yang banyak
dipengaruhi oleh pendekatan empirisme dan filsafat fenomenologi. Psikologi terus
mengembangkan berbagai metode dalam mengkaji tingkah laku, misalnya melalui
survey, eksperimen, pengembangan alat ukur, penyusunan modul-modul
terapi/intervensi yang sistematis, adanya studi kasus yang metodologis untuk
penegakan diagnosa, dan sebagainya.
Dalam ranah aksiologisnya, perjalanan dan perkembangan psikologi telah
dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan umat manusia, seperti pendidikan,
industri, ekonomi, politik, peradilan, kesehatan, dan lain sebagainya. Lebih jauh lagi,
aspek aksiologis ilmu psikologi juga menyorot bagaimana penerapan kode etik
psikologi. Psikologi dalam penerapannya akan banyak bersinggungan dengan
persoalan harkat dan martabat serta hak-hak asasi manusia. Prodesur penelitian
psikologi serta aplikasi teori dan konsep-konsepnya seyogyanya berlandaskan pada
kode etik yang berlaku, khususnya terkait etika terhadap umat manusia.
Dengan demikian, menggunakan sistematika filsafat, kajian-kajian serta riset-riset psikologi
yang terus berkembang sampai dengan sekarang ini, akan menemukan kembali relevansinya
dengan hakikat hidup dan kehidupan masyarakat serta akan lebih mampu lagi
meningkatkan fungsinya bagi kesejahteraan hidup umat manusia.
-oOo-