FATHER ABSENCE AND ITS IMPACT ON

RESILIENCE OF ADOLESCENT IN THE

POST-PANDEMIC ERA
DWIEN ANUGRAHENI
Magister Profesi Psikologi Untag Sby
INTRODUCTION

LITERATURE REVIEW
METHOD

RESULT
DISCUSSION

CONCLUSION
 FATHER
ABSENCE,
FATHERLESS

Meninggal/kematian
Anak mengalami kondisi KEPENTINGAN PEKERJAAN
ketidakhadiran ayah
Ayah yang tinggal
karena sang ayah
berjauhan dari tempat
meninggal dunia
tinggal keluarganya (anak-
istrinya)

Perceraian/Konflik Keluarga
Karena perceraian,
sehingga anak tumbuh
dan tinggal dalam
pengasuhan ibunya
 RESILIEN
American Psychological Association
CE
…. Resiliensi adlh sebuah proses dari
hasil adaptasi dengan pengalaman
hidup yang sulit atau menantang,
terutama melalui mental, emosional
dan perilaku yang fleksibel, baik
secara eksternal dan internal
Friborg (2003) yang mendefinisikan resilien sebagai
proses interaksi dinamis antara faktor personal
(internal) dan kontekstual (eksternal) yang membuat
individu berhasil beradaptasi dan mengatasi suatu
situasi yang sulit
Reivich & Shatte (2002) ….. Resilensi
juga merupakan kapasitas seseorang
untuk tetap berkondisi baik dan memiliki
solusi yang produktif ketika berhadapan
dengan kesulitan ataupun trauma, yang
memungkinkan adanya stress di
kehidupannya
Ruttler (1985) yang melihat resiliensi sebagai
suatu karakter positif dan protektiv yang
dimiliki individu untuk menghadapi situasi
tertekan dan sulit
RESEARCH
QUESTIONS
Bagaimanakah kondisi kesehatan mental
dan perkembangan psikologis remaja
yang mengalami ketidakhadiran ayah
(fatherless/father absence)?
RQ-1
Apakah ketidakhadiran ayah
(father absence) akan
berpengaruh/berdampak pada
tingkat resilience remaja?
RQ-2
Di dalam lingkungannya (keluarga, sekolah dan
masyarakat) perilaku-perilaku bermasalah
(behavioral problems) seperti apa saja,
yg bisa dimunculkan oleh remaja yang
tumbuh tanpa kehadiran ayah? RQ-3
Bentuk pendekatan, strategi serta upaya apa saja yang bisa
dilakukan dan dikembangkan (oleh pemerintah, sekolah danRQ-4
keluarga) sebagai program intervensi dari kondisi father
absence yang banyak dialami remaja pada era pasca-pandemi?
CONCLUSION
 Remaja yang mengalami kondisi ketidakhadiran ayah (Father absence) memiliki indikasi
mengalami permasalahan kesehatan mental dan perkembangan psikologis serta sosial
emosi yang kurang optimal bahkan cenderung ekstrim (menyimpang/terganggu),
meliputi perkembangan kognitif, sosial-emosi, kemampuan adaptasi, rasa percaya diri,
konsep diri, kemandirian dalam pengambilan keputusan, kemampuan problem-solving
dan coping strategy serta aspek-apek psikologis lain yang akan berkontribusi pada tingkat
resiliensi remaja;
 Beberapa riset menunjukkan remaja yang mengalami father absence, terindikasi memiliki
tingkat resiliensi yang rendah. Di sisi lain ada fakta bahwa kondisi father absence justru
mampu mendongkrak tingkat resilien remaja, bila disikapi dan diolah dengan tepat
sehingga mereka mampu berada dalam kondisi Kesehatan mental yang optimal dan bisa
mendorong dirinya sendiri untuk bertahan sekaligus berjuang menjadi lebih baik
CONCLUSION
 Remaja yang tumbuh tanpa kehadiran ayah sangat rentan mengalami depresi, self-harm,
percobaan bunuh diri. Dalam interaksi sosialnya, karena cenderung memilih teman sebaya
yang bermasalah maka sangat memungkinkan untuk memunculkan perilaku-perilaku seperti
penyalahgunaan obat, sex bebas, dan terlibat pada tindak kriminal. Mereka juga memiliki hasil
belajar yang kurang optimal dan problema akademis yang lain;
 Dengan adanya informasi dan pengetahuan bahwa kondisi father absence membawa dampak
yang luar biasa pada rentang kehidupan seorang anak sampai dia beranjak dewasa, maka
sangat penting untuk menyusun program-program yang bisa berfungsi sebagai program
remedial (perbaikan) dari dampak-dampak tersebut. Beberapa literatur menyajikan bentuk-
bentuk tindakan dan strategi intervensi yang efektif yang bisa dilakukan oleh sekolah,
pemerintah dan komunitas guna mencegah serta meminimalisir munculnya segala bentuk
perilaku beresiko sebagai dampak dari kondisi father absence yang dialami remaja.
TERIMA KASIH