Anda di halaman 1dari 24

PSIKOVIDYA Vol 23, No.

1 , April 2019

RESILIENSI PADA KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK DISABILITAS:


REVIEW
Esti Widya Rahayu
Universitas Muhammadiyah Malang
estiwidya27@gmail.com

ABSTRAK: Artikel ini bertujuan untuk melakukan review terhadap penelitian tentang karakteristik
resiliensi pada keluarga yang mempunyai anak disabilitas yang meliputi tinjauan terhadap latar belakang
keluarga, berbagai jenis disabilitas, dan rancangan penelitian. 11 hasil penelitian, digunakan untuk me-
review dengan publikasi jurnal internasional antara tahun 2015-2018. Karakteristik subjek penelitian
tidak hanya berasal dari keluarga inti, namun bibi, kakek, nenek yang memiliki anak disabilitas dengan
berbagai kriteria seperti disabilitas intelektual, autis (ASD), down syndrome, dan anak dengan kriteria
disabilitas lain. Hasil dari review, menunjukkan bahwa resiliensi berperan sebagai faktor pelindung
keluarga dalam beradaptasi dan menghadapi anak disabilitas pada kehidupan sehari-hari. Penelitian
dilakukan di berbagai negara seperti India, Amerika, Korea untuk mengukur resiliensi pada keluarga.
Metode yang sering digunakan dalam penelitian ini ialah survey, komparatif, dan yang lain
menggunakan wawancara. Pembahasan mengenai hasil review, berimplikasi bagi penelitian selanjutnya
yang dapat dilakukan di Indonesia.

Kata Kunci: review; resiliency in family; maternal; paternal; children disability

ABSTRAC: This article discusses research on the characteristics of resilience in families that have
children with disabilities that discuss family backgrounds, various types of disabilities, and research
designs. 11 results of the study were used to review international journal publications between 2015-
2018. The characteristics of the research subjects were not only from the nuclear family, but also aunts,
grandfathers, grandmothers who had children who were compatible with various criteria such as
disability, autism (ASD), down-syndrome, and children with other disabilities. The results of the review
indicate facts taken as a family protective factor in discussions and discussing children's problems in
daily life. The research was conducted in various countries such as India, America, Korea to measure
resilience in families. The method often used in this study is a survey, then comparative, and others use
interviews. Discussion regarding the results of the review, it has implications for further research that
can be done in Indonesia.

Kata Kunci: review; resiliency in family; maternal; paternal; children disability

PENDAHULUAN bicara, cacat fisik, retardasi mental, dan


Anak yang mengalami disabilitas, gangguan emosional (Suran & Rizzo dalam
ialah mereka yang secara fisik, psikis, Mangunsong, 2009). Diagnosis kecacatan
kognitif, dan sosial mengalami hambatan sering dianggap sebagai pengalaman
dalam mencapai kebutuhannya secara traumatis bagi keluarga dan mempengaruhi
maksimal, dalam hal ini meliputi mereka kehidupan, emosi, dan perilaku mereka
yang tuli, buta, mempunyai gangguan (Erguun & Ertem, 2012). Tantangan dan

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050


E-ISSN: 2502-6925
22
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

tuntutan pengasuhan dalam sehari-hari Keluarga terutama orang tua sebagai agen
merupakan penyebab stres pada orang tua sosial anak yang utama selayaknya harus
yang paling signifikan (Crnic & Low dalam memperhatikan kebutuhan anaknya. Ketika
Wong., dkk, 2015). Terkadang, orang tua mendapati sebuah kesulitan, keluarga tidak
menerima sepenuhnya mengenai keadaan hanya bereaksi akan hal tersebut melainkan
anaknya yang berkebutuhan khusus, namun juga melakukan pendekatan terhadap
sebagian besar tekanan sehari-hari yang tantangan yang menjadi sumber stres
didapatkan dari ketidakmampuan atau mereka hal ini dapat menekan dampak stres
disabilitas oleh anak dapat mengakibatkan yang akan terjadi. Cara yang digunakan
penolakan terhadap anak tersebut dalam keluarga untuk mengelola
(Kakavand A dalam Hadizad, 2016). pengalaman-pengalaman yang
Hubungan dalam keluarga mengganggu, kesulitan, stres, akan
memberikan pengaruh yang besar untuk mempengaruhi adaptasi pada semua
membangun relasi dengan orang lain dan anggota keluarga dan relasi mereka dengan
adanya sumber daya yang potensial untuk orang lain. Proses transaksional dalam
menjadi resilien (Walsh, 2016). Penilaian anggota keluarga ini merupakan sebuah
pada keluarga yang berorientasi pada langkah yang proaktif untuk mengurangi
resilien, berarti mengupayakan anggota disfungsi dan menciptakan adaptasi yang
keluarga dapat berkembang secara positif positif untuk menghadapi tantangan di masa
yang di dalamnya terdapat anak-anak depan (Walsh, 2016).
berkebutuhan khusus maupun beresiko, Pada orang tua yang mengalami
dengan demikian memiliki kepercayaan situasi menegangkan ketika mengasuh anak
pada kemampuan yang dimiliki, adanya disabilitas muncul kecemasan mengenai
dukungan dari upaya yang dimiliki, dan masa depan anak, pengalaman stigma
mendorong keluarga untuk memanfaatkan sosial, keterbatasan dalam bersosial dan
kehidupan dengan sebaik-baiknya. Pada karier, adanya hubungan yang canggung
keluarga dengan kondisi yang memiliki dengan orang sekitar, kendala keuangan,
anak berkebutuhan khusus, kontribusi kesejahteraan dan emosional yang buruk,
positif dapat diberikan melalui orang tua, dan kurangnya layanan yang memadai
saudara kandung, kakek, nenek, paman, (Chadwick dalam Rajan, Srikhrisna, &
bibi, dan anggota keluarga lain yang Romate 2016). Tantangan hidup yang terus
memainkan peranan dalam mendukung menerus, pada gilirannya dapat
situasi yang mengancam (Walsh, 2016). memengaruhi hubungan antar anggota
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
23
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

keluarga, dengan demikian kegagalan keluarga untuk memperkuat resiliensi


fungsi dalam sebuah keluarga dapat terjadi mereka dalam menghadapi tantangan di
(Walsh, 2016). kemudian hari. Keluarga yang telah
Pengalaman yang menegangkan memiliki pengalaman traumatis, masih
dan dapat memicu stres ini, merupakan hal memilki potensi untuk sembuh dari
yang harus ditangani. Oleh karena itu, traumanya tersebut dan mampu tumbuh
dibutuhkan kemampuan untuk berkembang lebih baik (Walsh, 2016).
menghadapinya. Kemampuan ini dapat Resiliensi pada keluarga, terutama
disebut sebagai resiliensi, yaitu kemampuan orang tua yang memiliki anak disabilitas,
dalam menghadapi perkembangan dan mengacu pada berbagai jenis karakteristik
adaptasi terhadap pengalaman yang antara lain membuat makna positif dari
menegangkan. Resiliensi juga tidak hanya disabilitas, meningkatnya spiritualitas
sekedar mengatasi suatu masalah atau orang tua, kepribadian orang tua,
bertahan dari cobaan, resiliensi jugga komunikasi antar anggota keluarga, career
melibatkan adaptasi yang positif, adaptability, locus of control internal,
berkembang kembali, dan adanya model pengasuhan sehari-hari, positive
perubahan dalam diri dan relasi melalui affect (PA), dukungan sosial dan keyakinan
berbagai pengalaman sehingga individu diri, persepsi kesehatan anak disabilitas,
dapat berkembang secara positif (Tedeschi dan koping. Review terhadap stres
& Calhoun, 2004). Orang tua maupun pengasuhan dan resiliensi pada orang tua
keluarga yang memiliki kemampuan untuk yang memiliki anak autis di Asia Tenggara
mengatasi keadaan dengan hasil yang baik telah dilakukan. Illias., dkk (2018) yaitu
dan positif, dapat meningkatkan hubungan mengenai stres pengasuhan dan resiliensi
antara orang tua dan anak. pada orang tua yang memiliki anak autis
Beberapa penelitian, telah (ASD) di kawasan Asia Tenggara. Selain
menemukan bahwa keluarga yang melalui itu, Kaur (2015) dan McConnell & Savage
kesulitan dan berjuang untuk melaluinya, (2015) telah melakukan review beberapa
sering kali lebih kuat, memiliki kasih jurnal peneltian dari rentang tahun 2010-
sayang yang besar, dan mempunyai cara 2015 tentang stres dan resiliensi dalam
yang lebih banyak dalam menghadapi keluarga yang mempunyai anak disabilitas
tantangan di masa depan. Perspektif intelektual.
resiliensi pada keluarga didasarakan pada Beberapa jurnal yang me-review
keyakinan yang mendalam pada potensi tentang perkembangan resiliensi pada
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
24
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

keluarga juga telah dilakukan oleh Walsh mengidentifikasi beberapa penelitian


(2016). Selanjutnya, Hadizad, Sajedi, tentang resiliensi keluarga yang
Movallali, & Soltani (2016) telah mempunyai anak disabilitas. Menggunakan
melakukan penelitian tentang keefektifan website wileyonlinelibrary.com,
pelatihan resiliensi untuk meningkatkan googleschoolar.com, searchebscohost.com,
hubungan antara ibu dan anak retardasi www.gen.lib.rus.ec, dan researchgate.net.
mental. Review jurnal, juga telah dilakukan Kata kunci yang dilakukan dalam
oleh (Ungar, 2015) mengenai variasi pola pencarian jurnal ini ialah, disability,
resiliensi keluarga pada situasi yang resiliency, family. Melalui kata kunci
menantang, namun belum terdapat review tersebut, didapatkan sejumlah jurnal
jurnal tentang resiliensi keluarga dan selanjutnya dilakukan seleksi sesuai kriteria
berfokus pada mereka yang mempunyai yang telah ditentukan. Penentuan tahun
anak dengan berbagai macam disabilitas. dalam menentukan review literatur dimulai
Dengan demikian, penting untuk tahun 2015 hingga 2018. Melalui abstrak
melakukan review terhadap hasil-hasil dilakukan review, sehingga dapat
penelitian tentang karakteristik resiliensi teridentifikasi penelitian yang sesuai.
keluarga yang mempunyai anak Hanya jurnal berbahasa inggris yang
disabililitas. Oleh karena itu, review ini digunakan.
bertujuan untuk memberikan gambaran dari Sebanyak 11 jurnal hasil penelitian
11 jurnal yang dipublikasi internasional didapatkan. Kriteria keluarga yang
dimulai tahun 2015-2018. Karakteristik digunakan dalam penelitian ini, ialah
subjek, disabilitas anak, dan rancangan keluarga kandung maupun angkat, dan
penelitian yang digunakan dalam penelitian bukan pengasuh. Sedangkan pada anak
akan direview untuk rekomendasi disabilitas, seluruh kriteria anak disabilitas
selanjutnya di Indonesia, sehingga hasil ini digunakan untuk review.
akan memberikan kontribusi dan rujukan
terhadap kesejahteraan keluarga secara HASIL REVIEW DAN PEMBAHASAN
praktis dan teoritis. Setelah dilakukannya tinjauan
terhadap 11 jurnal dari hasil penelitian
METODE PENELITIAN mengenai resiliensi keluarga yang memiliki
Pencarian sistematik dilakukan anak disabilitas, selanjutnya terdapat
dengan mencari tema yang relevan melalui ringkasan yang ditujukan untuk
sistem elektronik dilakukan untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
25
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

mengenai isi dari jurnal hasil penelitian kecenderungan hasil-hasil penelitian yang
yang telah di review. Berikut telah dilakukan.

Tabel 1. Ringkasan Karakteristik Hasil Penelitian

Peneliti & Jumlah & Usia Karakteristik


X Y
Tahun Subjek ABK
Sinha, D., 98 orang tua (53 Pola pengasuhan, Orang tua yang
Nitisha V., & ibu, 45 ayah) stres dalam memiliki anak autis
Devavrat H. pengasuhan, dan (ASD), kesulitan
(2016) resiliensi belajar, dan tidak
terdapat gangguan
Rajan, A. M,. G. 60 orang tua (30 Resiliensi dan Anak dengan
Srikrishna,. & J. ayah, 30 ibu), Locus of Control disabilitas
Romate (2018) usia 26-60 tahun. intelektual
Usia anak 5-22
tahun
Mohan, R,. & 32 orang tua (29 Resiliensi pada Anak dengan
Kulkarni M. ibu dan 3 ayah), orang tua disabilitas
(2018) usia 21-70 tahun. intelektual
Caples , dkk. 95 orang tua (79 Resiliensi Kesejahteraan Down syndrome
(2018) ibu, 16 ayah) usia orang tua dan
28-57 tahun, keberfungsian
dengan anak keluarga
down syndrome
yang berusia 1 -
30 tahun
Choi, Eun 126 orang tua Resiliensi pada Down syndrome
Kyoung., & Il, dengan anak keluarga
Young Yoo. down syndrome
(2015)
Hillman, J., 1870 kakek & Pengalaman, Anak autis (ASD)
Marvin., & nenek (1.524 kontribusi, dan
Anderson (2016) nenek, 346 resiliensi pada
kakek), usia kakek & nenek
kurang lebih 65
tahun
Kadi, S., & 222 orang tua Tingkat resiliensi Anak disabilitas
Muzeyyen, E. C. (183 perempuan, orang tua
(2018) 39 laki-laki), usia
21 ke atas
Khan, M. Asad., 200 ibu usia 23- Resiliensi, Anak autis dan
Rabeea, K., & 52 tahun (100 perceived social anak yang tidak
Samar, A. yang memiliki support, locus of memiliki gangguan
(2017) anak ASD, 100 control pada ibu
yang memiliki
anak tanpa
gangguan), usia
anak 3-12 tahun

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050


E-ISSN: 2502-6925
26
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Rea-Amaya., G. 80 orang tua (16 Potensi faktor Keberfungsian ASD


A., & Gabriela, ayah, 58 ibu, 4 resiliensi pada keluarga dan
O. V. (2017) nenek, 2 bibi) orang tua acceptance of
usia orang tua disability
(wanita) 23-60
tahun, usia orang
tua (laki-laki) 27-
53 tahun
Richardson, E 9 orang tua yang Resiliensi dalam Anak disabilitas
Winkelman,. & memiliki anak mencari dan
Z, Stoneman. disabilitas dan mempertahankan
(2015) masuk dalam keanggotaan pada
komunitas agama komunitas agama
Kristen (faith
communities)
John & Roblyer. 47 ibu yang Pengasuhan Ibu Disabilitas
(2017) mempunyai anak intelektual
dengan usia 3-6
tahun

Berdasarkan hasil ringkasan dari mempunyai anak disabilitas lain. Status

beberapa karakteristik jurnal hasil anak dalam keluarga, terdapat anak

penelitian, selanjutnya akan dilakukan kandung dan anak angkat. Rata-rata usia

pembahasan dan rekomendasi tentang anak disabilitas yaitu 5 – 30 tahun, dengan

berbagai kemungkinan penelitian yang urutan kelahiran anak tunggal, anak

dapat dilakukan di Indonesia. pertama, anak kedua, dan anak terakhir.

Sebanyak 70% anak-anak tinggal

Karakteristik Subjek Penelitian dan dengan keluarga intinya dan sisanya,

Sasaran Penelitian tinggal dengan joint family. Lamanya

Berdasarkan hasil dari 11 jurnal tinggal dengan anak yang telah terdiagnosa,

penelitian, terdapat 3 penelitian yang kurang lebih 11 tahun

membahas tentang resiliensi keluarga yang Pada karakteristik disabilitas anak,

memiliki anak disabilitas intelektual, 4 anak didapatkan hasil bahwa penelitian yang

autis (ASD), 2 down syndrome, 1 kesulitan menyoroti disabilitas intelektual terdapat

belajar, dan selebihnya keluarga yang kategori ringan dan sedang. Sedangkan

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050


E-ISSN: 2502-6925
27
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

pada jenis disabilitas lain, tidak disebutkan Penelitian survey yang dilakukan

kategori disabilitasnya. oleh Rajan, Srikhrisna, & Romate (2016);

Usia subjek pada penelitian ini Caples, dkk (2018); (Hillman, Marvin, &

berkisar antara 21 hingga 70 tahun yang Anderson (2016); Kadi & Cetin (2018)

terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek dan bibi. melibatkan kurang lebih 60 hingga 222

Keluarga yang dikarakteristikkan ialah orang tua dan 1.870 kakek dan nenek dalam

keluarga yang memiliki pasangan, dan tidak suatu keluarga. Pada penelitian ini, tujuan

memiliki pasangan (yang dapat dicirikan dari pengukuran berdasarkan metode

sebagai single, cerai, dan pasangannya telah kuantitaif survey ialah untuk

meninggal). Karakteristik latar belakang mengembangkan skala resiliensi untuk

pendidikan keluarga dalam artikel ini ialah, keluarga, dengan menilai aitem dan faktor-

lulusan sarjana, dan sekolah menengah, faktornya terhadap berbagai jenis stresor.

sedangkan pada sosio-ekonominya Namun demikian, akan lebih ideal dan

beberapa dari mereka mempunyai lengkap jika menambahkan metode

pendapatan tinggi dan rendah. longitudinal (Haan., dkk. 2002) sehingga

dapat dipahami faktor yang paling

Rancangan Penelitian dan Jumlah berpengaruh pada resiliensi keluarga yang

Subjek mempunyai anak berkebutuhan khusus

Rancangan penelitian yang paling pada sebelum, sesaat, dan setelah situasi

banyak dilakukan ialah survey atau yang menantang terjadi pada kehidupan

kuantitatif dengan jumlah 6 penelitian, 3 sehari-hari. Penelitian serupa yang

penelitian dilakukan dengan metode dilakukan oleh Choi & Il (2015) dengan

kualitatif yaitu wawancara, dan selebihnya metode kuisioner berupa self-

penelitian dilakukan dengan metode administrated, mendapatkan jumlah subjek

komparatif dan self-administrated. sebanyak 126 orang tua.


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
28
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Penelitian komparatif yang keluarga dalam menghadapi situasi yang

dilakukan oleh Sinha, Nitisha, Devavrat menantang setiap hari. Meskipun demikian,

(2016) dan Khan., dkk (2017), penelitian survey menjadi alternatif yang

membandingkan resiliensi antara keluarga dapat dipilih untuk mengetahui sejauh mana

yang mempunyai anak normal dengan resiliensi berperan dalam keluarga yang

keluarga yang memiliki anak disabilitas memiliki anak disabilitas.

seperti autis (ASD) dan kesulitan belajar.

Didapatkan sekitar 98-200 orang tua yang PEMBAHASAN

memiliki anak disabilitas dan yang Resiliensi telah menjadi sebuah

memiliki anak tanpa disabilitas. konsep yang dijadikan sebagai landasan

Penelitian kualitatif yang dilakukan untuk penelitian sebelumnya mengenai

oleh Mohan & Kulkarni (2018); John & keluarga yang mempunyai anak dengan

Roblyer (2017); Richardson & Stoneman disabilitas (Bayat, 2007). Perbedaan orang

(2015), mengambil subjek penelitian sekitar tua untuk merespon terhadap situasi stres

9 hingga 47 orang tua. Penelitian ini dalam membesarkan anak disabilitas dapat

menggunakan metode kualitatif, dengan dipahami dari perspektif resiliensi (Olsson,

demikian dapat mengembangkan suatu 2008). Resiliensi dalam perspektif ini, dapat

teori baru mengenai resiliensi pada keluarga didefinisikan sebagai adaptasi yang baik di

dengan anak disabilitas yang sesuai dengan dalam keluarga sehingga dapat menurunkan

konteks pada penelitian yang dilakukan. stres, dengan demikian kesejahteraan (well-

Hasil dari beberapa penelitian terhadap being) mereka meningkat. Menurut Walsh

resiliensi pada keluarga yang mempunyai (2010), keluarga resilien tidak selalu

anak disabiltas sangat beragam. Pada berhasil melewati krisis tanpa adanya emosi

penelitian kualitatif, hal ini menjadi suatu negatif, tetapi mereka "berjuang dengan

pemahaman baru mengenai perspektif baik".


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
29
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Resiliensi pada keluarga telah mendukung, kepemimpinan yang kuat

dibuktikan pada hal yang berkaitan dengan dan fleksibel, sumber daya keluarga,

hasil individu dan keluarga untuk lebih dan komunitas yang luas.

positif dalam berbagai konteks dan populasi 3. Proses komunikasi yang dapat

subjek (Fernandez., dkk, 2013; Walsh, dijelaskan melalui, kejelasan informasi,

2012). Ibu memegang peranan tanggung berbagai emosi yang menyenangkan

jawab yang mendasar dalam menjaga dan menyedihkan, memecahkan

keseimbangan hubungan psikososial, masalah secara kolaboratif dengan

karena dianggap memiliki hubungan yang pendekatan proaktif untuk siap dalam

dekat dengan anaknya (Koohsali M., dkk menghadapi tantangan di masa depan

dalam Hadizad., dkk, 2016). (Walsh, 2014).

Walsh Family Resilience Beberapa faktor yang

Framework mengidentifikasi sembilan mempengaruhi pertumbuhan dan

proses utama resiliensi pada keluarga yang perkembangan pada hubungan dengan

terbagi menjadi tiga domain fungsi anaknya ini, seperti kepribadian ibu, dan

keluarga, antara lain: interaksi dengan anaknya merupakan hal

1. Sistem kepercayaan keluarga, dapat yang penting (Amir, F., dkk dalam

dijelaskan melalui membantu anggota Hadizad., dkk, 2016). Namun dengan

keluarga, membuat makna pada sebuah demikian, peranan anggota kelurga lainnya

pengalaman, mempertahankan harapan, juga tidak kalah penting dalam mengasuh

memilki pandangan yang positif, dan anak disabilitas agar nantinya mereka

memanfaatkan nilai-nilai, praktik mampu terbiasa dalam berinteraksi dengan

spiritual. orang lain, selain ibu.

2. Pola organisasi yang dapat dijelaskan Penelitian yang dilakukan oleh

melalui keterhubungan yang saling Sinha, Nitisha, Devavrat (2016) ibu


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
30
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

menghabiskan waktu yang banyak (selama sangat tinggi pada anak-anak dengan usia

7 jam) dengan anaknya dibandingkan yang lebih muda dan pada anak laki-laki.

dengan ayah (selama 4 jam). Menghabiskan Jenis kelamin anak memainkan peran

lebih banyak waktu dengan anak dikaitkan penting di negara seperti India dengan

dengan lebih banyak stres pada orang tua struktur budayanya yang luas. Faktor yang

yaitu ibu rumah tangga atau orang tua yang menyumbang pada parental stress yaitu

menganggur atau orang tua yang bekerja ketidaksadaran tentang penyakit dan

secara sementara. Wajar jika kebutuhan pentingnya untuk mengakses ke layanan

anak penyandang disabilitas seringkali kesehatan yang berkualitas, ketidaksadaran

multidimensi dan satu orang tua tunggal tentang gejala fisik, psikis, dan kognitif dari

atau orang tua yang menganggur dapat gangguan perkembangan, dan terdapat

menghadapi beban besar dalam pengasuhan stigma sosial terhadap anak dengan

anak. Meskipun, stres orang tua gangguan perkembangan (Sinha, Nitisha,

dipengaruhi oleh diagnosis anak, namun Devavrat, 2016).

tidak dengan resiliensinya. Penelitian ini Satu-satunya faktor yang

juga menunjukkan bahwa orang tua yang mempengaruhi resiliensi pada orangtua

memiliki anak tidak disabilitas melaporkan adalah tipe pengasuhan. Nilai rata-rata

tingkat resiliensi yang sebanding, seperti resiliensi sangat signifikan pada tipe

halnya orang tua dengan anak autis dan pengasuhan authoritative, permmisive, dan

kesulitan berbahasa (Sinha, Nitisha, authoritarian. Faktor-faktor yang

Devavrat, 2016). membedakan ketiganya adalah kehangatan

Stres yang dialami ibu sangat dan kontrol. Resiliensi menjadi yang yang

signifikan dengan parental factor seperti, paling tinggi nilainya pada orang tua yang

peran orang tua, sense of competence, dan authoritative dan paling redah pada orang

hubungan dengan pasangan. Parental stress tua yang authoritarian. Tingkat kehangatan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
31
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

menurun dari authoritative menjadi dalam keluarga maupun di luar keluarga,

permmisive, kemudian orang tua dengan (Walsh, 2016). Ketegangan yang terjadi

tipe pengasuhan authoritarian. Hal ini dalam keluarga ialah meningkatnya biaya

dapat dihipotesiskan bahwa perasaan pengobatan dan pendidikan dan

kehangatan terhadap anak lebih dari kontrol meningkatnya kesulitan dalam mengelola

yang mempengaruhi resiliensi orangtua. anak-anak, hal ini berpengaruh terhdap

Siklus resiliensi dalam keluarga, keberfungsian keluarga (Caples., dkk,

berfokus pada adaptasi terhadap peristiwa 2018).

kritis dan transisi yang besar, hal ini Keberfungsian keluarga, dapat

termasuk kehadiran anak berkebutuhan ditunjukkan melalui indikator adaptasi dan

khusus. Kumpulan stressor yang berasal resilien. Proses dalam keluarga yang

dari internal dan eksternal dapat terpenting ialah memfasilitasi dalam

meningkatkan kerentanan dan timbul resiko beradaptasi untuk jangka waktu yang

pada masalah-masalah berikutnya panjang melalui pengakuan bersama

(Patterson, 2002). Kesulitan yang dihadapi anggota keluarga, dan membuat makna

oleh keluarga, dapat terjadi ketika anggota bersama. Caples., dkk (2018)

keluarga gagal dalam menghadapi krisis mengidentifikasi komunikasi afirmatif,

atau tekanan yang komulatif (Walsh, 2007). family hardiness, dan tekanan keluarga

Berbagai upaya untuk sebagai faktor penting. Menggunakan

meningkatkan resiliensi pada keluarga, teknik komunikasi afirmasi positif melalui

yaitu dengan meyelaraskan kembali peran orang yang professional, dapat

fungsional pada anggota keluarga, memiliki memengaruhi gaya komunikasi dalam

jaringan sosial yang luas, memiliki keluarga dan berpotensi membatasi dampak

pendapatan yang cukup, dan mengurangi komunikasi yang mampu meregangkan

ketegangan dalam sebuah relasi yang ada anggota keluarga


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
32
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Prinsip utama resiliensi pada Phillips, & Williamson, 2011; McCubbin &

keluarga meliputi kekuatan dan resiliensi McCubbin, dalam Walsh 2016) terutama

anggota keluarga, kerja sama, dan stabilitas. bagi mereka yang menghadapi diskriminasi

Memperkuat resiliensi pada keluarga dapat dan hambatan dalam sosial ekonomi.

berdampak positif terhadap adaptasi Sumber-sumber resiliensi ini, mampu

keluarga. Penyediaan layanan yang didapatkan keluarga yang terlibat dalam

berpusat pada keluarga, dengan jaringan sosial untuk mengatasi kesulitan

memberikan dukungan dan informasi yang yang mungkin akan dihadapi dan konteks

disesuaikan bagi keluarga, dapat yang kuat untuk memelihara dan

meningkatkan resiliensi keluarga dan memperkuat resiliensi (Walsh , 2016).

meningkatkan fungsi sebuah keluarga Penelitian yang dilakukan oleh

(Caples., dkk, 2018). Pentingnya Mohan & Kulkarni (2018) pada budaya

keberfungsian keluarga, merupakan kunci India, yang dideskripsikan sebagai

bagi kesejahteraan anak dan orang tua masyarakat kolektivis di mana individu

dalam menghadapi situasi yang menantang digolongkan oleh keluarga, komunitas dan

di setiap harinya. Fungsi yang efektif dalam budaya kota atau kota besar.

keluarga dan adaptasi yang positif Kecenderungan umum adalah berbaur

bergantung pada jenis dan tingkat kesulitan dengan orang lain dari pada harus menonjol

terhadap tantangan yang dihadapi, dan di antara orang lain. Kesehatan mental

tujuan keluarga dalam menjalani kehidupan sangat penting bagi kesejahteraan individu

(Walsh, 2016). secara keseluruhan. Dalam konteks negara

Sumber daya yang didapatkan dari berkembang kemiskinan, ketimpangan dan

budaya dan spiritual juga mampu berbagai pemicu stres, kemampuan untuk

mendukung resiliensi pada individu dan bertahan hidup dan berkembang

keluarga (Kirmayer, Dandeneau, Marshall, membutuhkan ketahanan.


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
33
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Sedangkan pada negara yang maju disabilitas, usia anak, jenis kelamin anak,

seperti Korea, orang tua bertanggung jawab dan IQ nya. Pada penelitian yang dilakukan,

penuh atas perawatan anak mereka karena peneliti berfokus pada kekuatan internal

program dukungan untuk anak-anak cacat yang dimiliki oleh orang tua pada saat

walaupun di Korea masih sangat terbatas. merawat dan membesarkan anak disabilitas

Namun, banyak keluarga yang mengalami intelektual. Usia berkaitan dengan

beban keuangan karena mereka harus pertumbuhan fisik, pubertas, dan perubahan

membayar untuk program dan pendidikan psikologis lainnya memiliki kecenderungan

khusus. Dukungan program-program ini, menjadi penyebab utama stres pada orang

menyebabkan peningkatan ketegangan, tua. Yang sama pentingnya adalah proses

stres, kelelahan fisik dan emosional di penuaan orang tua, yang memberi dampak

antara orang tua. Terdapat sikap negatif psikologis tersendiri pada orang tua (Sinha,

terhadap perbedaan yang dialami oleh Nitisha, Devavrat, 2016).

keluuarga, hal ini menjadi sesuatu yang Penelitian yang dilakukan oleh

kuat dalam masyarakat Korea karena Rajan, Srikhrisna, & Romate (2016)

memiliki kelompok orang yang sangat menunjukkan tidak ada hubungan antara

homogen. Tidak banyak etnis keragaman di resiliensi dengan usia orang tua dan anak,

Korea dan kadang-kadang kurangnya lamanya tinggal dengan anak setelah di

kesempatan untuk bertemu orang yang diagnosis, jenis kelamin, dan IQ. Resiliensi

berbeda ini dapat menyebabkan beroperasi secara independen dari faktor-

diskriminasi dan isolasi (Choi & Il, 2015). faktor demografis dapat dijelaskan dalam

Resiliensi juga ditemukan berfungsi pendekatan siklus hidup yang menyatakan

secara independen pada usia orang tua, jenis bahwa ada tugas perkembangan yang perlu

kelamin, waktu yang dihabiskan untuk dikuasai orang tua, dalam kaitannya dengan

tinggal dengan anak setelah didiagnosis anak penyandang cacat di setiap tahap
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
34
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

perkembangan dan penguasaannya keadaan dan kehidupan (Rajan, Srikhrisna,

mendorong adaptasi. & Romate, 2016).

Tidak peduli apakah orang tua di Interaksi yang terjadi dalam

usia dewasa atau setengah baya atau apakah kehidupan keluarga, dapat dikaitkan antara

anak-anak mereka di masa remaja atau faktor resiko dan protektif dalam resiliensi

masa kanak-kanak, orang tua dihadapkan pada individu, hal ini dapat bervariasi.

dengan tuntutan dan tantangan, yang dapat (Olsson, Bond, Burns, Vella-Brodrick, &

membuat mereka dalam tekanan. Sebagai Sawyer, 2003). Penelitian yang menguji

anak, melangkah tangga perkembangan, faktor-faktor potensial pada orang tua

orang tua juga memiliki masalah baru, denagn anak autis (ASD) juga dilakukan

perjuangan untuk ditangani. Tetapi dampak oleh Rea-Amaya (2017), didapatkan hasil

dari ini dapat bervariasi sehubungan dengan bahwa ketika orang tua memberikan makna

jenis kelamin anak serta orang tua, pada kehidupan mereka dan dapat mencari

pendidikan dan tingkat keterbelakangan bantuan untuk menyelesaikan masalah,

anak. Jadi menarik makna dari kesulitan maka ikatan emosional keluarga menjadi

tampaknya rumit,unik untuk setiap orang kuat. Namun ketika mereka menunjukkan

tua dan bervariasi selama periode waktu kesulitan, kesusahan, kesedihan atas

tertentu. Konsisten dengan ini adalah peristiwa yang dialami, sedikit sekali

gagasan saat ini dalam ketahanan, yaitu, tolerasi dan ketidakkonsistenan dalam

adaptasi positif adalah permanen. Hal ini keluarga.

dianggap sebagai proses negosiasi Lebih lanjut, faktor – faktor

kelemahan dan kekuatan dalam mengubah resiliensi dapat dikategorikan menjadi tiga,

tahap perkembangan. Dengan demikian, antara lain individu, sosial, dan lingkungan.

mereka terlibat dalam perilaku yang Pada tingkat individu, terdapat kepercayaan

diarahkan pada tujuan untuk mengatasi pribadi, karakteristik, dan kemampuan


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
35
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

seperti persepsi diri yang positif, sense of upaya seperti menemukan kemampuan

meaning life, dan locus of control (Bekhet., anak dan mencari orang yang professional

dkk, 2012; Friborg., dkk, 2006; Olsson., sebagai bentuk tersedianya layanan yang

dkk, 2003). Pada tingkat sosial terdapat dibutuhkan untuk anak disabilitas. Faktor

kohesi keluarga, hubungan antar anggota karakteristik individu lainnya mengenai

keluarga, kompetensi sosial, dan dukungan pengalaman orangtua dalam mengasuh

sosial. Selanjutnya pada tingkat anak berkebutuhan khusus, diantaranya

lingkungan, adanya afiliasi dalam adaptasi kognitif, positive affect, dukungan

organisasi (Bekhet., dkk, 2012; Friborg., sosial, dan efikasi diri (Mohan & Kulkarni,

dkk, 2006). Dengan demikian, adanya 2018).

beberapa faktor protektif ini dapat Aspek kognitif, menjadi peranan

mengantarkan individu ataupun keluarga penting anggota keluarga dalam mengasuh

yang memiliki anak berkebutuhan khusus anak disabilitas. Penelitian yang dilakukan

menjadi lebih positif. oleh Khan., dkk (2017) menunjukkan

Merujuk pada tingkat individu, perbedaan yang signifikan pada resiliensi

penelitan yang dilakukan oleh Rajan, dan locus of control pada ibu yang memiliki

Srikhrisna, & Romate (2016) menunjukkan anak dengan kategori disabilitas autis

bahwa perbedaan dalam latar belakang (ASD) dan anak yang tidak memiliki

pendidikan orang tua sangat berpengaruh kategori disabilitas. Namun tidak terdapat

secara signifikan terhadap resiliensi perbedaan yang signifikan pada kedua

keluarga. Bagi orang tua yang memiliki kelompok terhadap resiliensi dan dukungan

latar belakang pendidikan yang tinggi, sosial. para ibu, memanfaatkan informasi

mempunyai kesadaran dan pemahaman yang didasarkan pada fakta dan agama

untuk mengatasi tuntutan yang diperlukan untuk memahami disabilitas yang dialami

bagi anak disabilitas. Orang tua melakukan oleh anak mereka. Hal ini senada dengan
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
36
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

penelitian yang dilakukan oleh Richardson dampak dari kondisi yang dimiliki, usia

& Stoneman (2015), menjelaskan bahwa anak, tingkat perkembangan anak, depresi

sebuah anggota dalam komunitas agama orang tua, stres orang tua, dan ketegangan

menunjukkan pengalaman yang positif, dalam sebuah hubungan, terhadap adaptasi

mampu memiliki pandangan yang positif keluarga.

terhadap pengalaman yang negatif dan Karakteristik yang berhubungan

menjadi keanggotaan yang sepenuhnya dengan anak seperti mobilitas dan masalah

mengikuti komunitas agama mereka. Hal perilaku, ketersediaan dukungan sosial,

ini dapat menjadi bukti bahwa spiritualitas masalah keluarga, Kesadaran sebelumnya

memegang peranan penting dalam resiliensi tentang kondisi keterbelakangan mental

individu (John & Roblyer, 2017). dari diagnosis yang diterima,

Penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi adaptasi dan pengaruh

Caples., dkk (2018); Choi & Il (2015) kognitif. Hal ini membentuk lingkaran

menunjukkan bahwa terdapat faktor-faktor umpan balik dengan coping dan self-

yang berpengaruh terhadap pengasuhan efficacy. Putaran umpan balik ini ditandai

anak down syndrome. Faktor positif yang sebagai resiliensi (Mohan & Kulkarni,

berpengaruh yaitu family hardiness, 2018). Penelitian komparatif, dengan

dukungan komunikasi keluarga, kesehatan membandingkan sub grup pada kategori

orang tua, kekompakan dalam sebuah demografis dilakukan oleh Kadi, S., &

keluarga, fleksibel dalam keterampilan Muzeyyen, E. C. (2018), didapatkan hasil

berkomunikasi, adanya keluarga yang bahwa tidak ada perbedaan antar sub grup

mendukung, dan kualitas pelayanan pada diantaranya, jenis kelamin anak-anak, usia

masyarakat. Sedangkan faktor yang anak, dukungan yang diterima untuk

berpengaruh negatif ialah incendiary family pengasuhan, masalah kesehatan orang tua,

communication, pandangan tentang dukungan psikologis, usia orang tua, tingkat


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
37
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

pendapatan dan pendidikan orang tua Penelitian yang mereview pada keluarga

terhadap disabilitas ganda (lebih dari satu yang memiliki anak autis (ASD) juga telah

disabilitas yang dialami oleh anak). Namun dilakukan oleh Illias, dkk., di Asia

terdapat perbedaan yang signifikan pada Tenggara (2018) di kawasan Brunei

dimensi tantangan berdasarkan jenis sebanyak 1 orang, Indonesia 2, Malaysia

kelamin orang tua dan jenis disabilitas anak. 12, Filipina 5, Singapura 5, Thailand 2,

Berdasarkan faktor-faktor resiliensi, Vietnam 1.

merujuk pada tingkatan sosial peran Selanjutnya, 12 jurnal teah di-

anggota keluarga besar seperti kakek, review oleh McConnell & Savage (2015)

menjadi hal yang penting untuk resiliensi mengenai resiliensi keluarga yang memilki

keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus. Dapat dilihat

Hillman, Marvin, & Anderson (2016) bahwa adanya penelitian yang berfokus

dengan metode serupa mengungkapkan pada resiliensi keluarga dengan berbagai

bahwa anggota keluarga terutama kakek karakteristik anak disabilitas meningkat di

memberikan kontribusi uang yang sangat setiap tahun, hal ini kemungkinan

berpengaruh untuk kebutuhan teraupeutik disebabkan adanya prevalensi anak yang

bagi cucunya yang mengalami autism, menderita disabilitas. Berdasarkan data dari

mereka juga memiliki koping yang sangat Badan Pusat Statistik Nasional hingga pada

baik terhadap cucunya walaupun terdapat tahun 2017 mencapai 1,6 juta anak

kekhawatiran terhadap kesejahteraan pada (Kemendikbud, 2017) dengan demikian

saat dewasa nanti. merupakan suatu fokus permasalahan pada

Kecenderungan dalam beberapa sebuah keluarga dalam merawat,

hasil penelitian untuk melihat resiliensi mengasuh, dan mempersiapkan masa depan

pada keluarga, banyak terdapat pada anak mereka.

keluarga yang memiliki anak autis (ASD).


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
38
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Sasaran dalam beberapa hasil jurnal multifaktor, hal ini menekankan interaksi

penelitian ini, lebih banyak mengacu pada berbagai faktor resiko dan faktor protektif

faktor protektif resiliensi keluarga yang dalam menghadapi kesulitan.

paling berpengaruh terhadap Menurut Walsh (2002) resiliensi

keberhasilannya mengasuh anak dalam pada keluarga mengacu pada beberapa

mengatasi situasi yang menantang di setiap karakteristik, antara lain sistem

harinya. Faktor yang paling berpengaruh kepercayaan yang ada pada keluarga

pada resiliensi keluarga ini ialah keagamaan (seperti mempunyai makna akan hal sedang

atau religiusitas, locus of control, koping, terjadi, pendangan positif, religiusitas),

keberfungsian keluarga, komunikasi antar fleksibilitas, keterhubungan, sumber daya

anggota, kesadaran diri, dukungan sosial. sosial dan eknomi, kejelasan (clarity),

Resiliensi dapat dilihat dalam keterbukaan ekspresi emosi dan

berbagai hal, yang pertama resiliensi komunikasi, pemecahan masalah.

dipandang sebagai sebuah hasil dari pola Berdasarkan pemaparan yang telah

perilaku yang kompeten pada individu dilakukan, dapat direkomendasikan

dalam situasi yang beresiko, sehingga penelitian tentang resiliensi dalam berbagai

memungkinkan mereka untuk terus karakteristik demografis yang lebih luas.

berfungsi dengan baik. Selain itu, ketika Selain itu, ditambahkan juga variabel

resiliensi dipandang sebagai sebuah proses, budaya atau suku untuk melihat gambaran

yaitu adanya mekanisme yang dapat resiliensi pada keluarga.

memodifikasi dampak dari situasi yang

beresiko, sehingga hal ini dapat KESIMPULAN DAN SARAN

memungkinkan individu untuk sukses Berdasarkan beberapa penelitian

dalam beradaptasi, dan yang terakhir yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

resiliensi dipandang sebagai konsep yang bahwa resiliensi pada keluarga sangat
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
39
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

penting bagi kelangsungan hidup anak-anak mengasuh dan merawat anaknya dengan

disabilitas. Beberapa faktor yang tepat sehingga anak merasa nyaman dengan

mempengaruhi resiliensi pada keluarga keluarganya, dapat berpengaruh pada

berdasarkan penelitian yang elah dilakukan kesehatan dan masa depannya. Sedangkan

ialah keagamaan atau religiusitas, locus of secara teoritis, dapat mengembangkan teori

control, koping, keberfungsian keluarga, resiliensi keluarga yang efektif dalam

komunikasi antar anggota, kesadaran diri, merawat dan mengasuh anak disabilitas.

dukungan sosial. Adanya temuan yang menunjukkan

Saran yang diberikan dalam artikel bahwa terdapat ketidakkonsistensian dan

ini ialah, melakukan penelitian pada sedikit toleransi pada keluarga yang

berbagai metode dengan menambahkan memiliki anak disabilitas, ketika

variabel religiusitas dan budaya. memikirkan dan melihat ketidakberdayaan

Mengingat bahwa Indonesia memiliki pada anak mereka. Hal ini dapat menjadi

beragam suku dan budaya. Resiliensi celah bagi sebuah keluarga untuk menjadi

sendiri terbentuk karena adanya adaptasi, tidak resilien dan berpengaruh pada

pola perilaku dan kognitif yang dipengaruhi keluarga dan anak itu sendiri. Oleh karena

oleh faktor eksternal dan internal pada itu, beberapa temuan lain tentang pelatihan

sebuah keluarga. untuk meningkatkan resiliensi pada anggota

keluarga, dapat dijadikan solusi untuk

DISKUSI mencegah terjadinya ketidakberfungsian

Perhatian tentang resiliensi keluarga sebuah keluarga.

yang memiliki anak disabilitas berkembang Diberlakukannya pelatihan untuk

sehingga mempunyai kontribusi secara meningkatkan resiliensi pada keluarga

teoritis dan praktis. Secara praktis, alangkah baiknya untuk selalu dilakukan

menambah wawasan pada keluarga untuk secara terjadwal, dengan demikian


Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
40
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

ketahanan sebuah keluarga akan selalu Issues in Mental Health Nursing,


33, 650– 656.
terjaga, selain itu merekrut dan mengikuti
Caples, M., Martin, A.-M., Dalton, C.,
komunitas yang sesuai dengan kebutuhan
Marsh, L., Savage, E., Knafl, G., &
keluarga juga dapat mencegah resiliensi Riper, M. V. 2018. Adaptation and
resilience in families of individuals
keluarga yang rendah. Kategori tingkatan
with down syndrome living in
anak disabiltas dalam peneltian yang telah
ireland. Br J Learn Disabil, 146-
dilakukan, juga dapat ditambahkan untuk 154. doi:10.1111/bld.12231
Choi, E. K., & Il, Young Yoo. (2015).
menjadi analisis tambahan. Hal ini dapat
Resilience in families of children
dijadikan sebagai kekuatan dalam keluarga
with down syndrome in korea.
untuk meningkatkan potensi anak mereka International Journal of Nursing
Practice, 21, 532-541.
yang sesuai dengan level disabilitasnya.
doi:10.1111/ijn.12321
Erguun, S., & Ertem, G. 2012. Difficulties
DAFTAR PUSTAKA of mothers living with mentally
Azari, Z., & Mohammadi, M. 2016. disabled children. Journal of the
Compare resilience of familes with Pakistani Medical Association,
mentally retarded children and 62(8), 776–780
family with normal children. Fernandez, I. T., Schwartz, J. P., Chun, H.,
Journal of Administrative & Dickson, G. 2013. Family
Management, Education and resilience and parenting. In D.
Training (JAMET), 12(6), 119-127. Becvar (Ed.), Handbook of family
Bayat, M. 2007. Evidence of resilience in resilience (pp. 119–136). New
families of children with autism. York, NY: Springer
Journal of Intellectual Disability Friborg,O.,Hjemdal,O.,Rosenvinge,J.H.,M
Research, 51(9), 702–714 artinussen,M.,Aslaksen,P. M., &
Bekhet, A. K., Johnson, N. L., & Flaten, M. A. 2006. Resilience as a
Zauszniewski, J. A. 2012. moderator of pain and stress.
Resilience in family members of Journal of Psychosomatic
persons with autism spectrum Research, 61, 213–219.
disorder: A review of the literature.
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
41
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Haan, L. D., Hawley, D. R., & Deal, J. E. application of the stress and
2002. Operationalizing family resilience framework. Intellectual
resilience: a methodological And Developmental Disabilities,
strategy. The American Journal of 55(5), 325-337. doi:10.1352/1934-
Family Therapy, 30(4), 275-291. 9556-55.5.325
doi:10.1080/01926180290033439 Kadi, S., & Cetin, M. E. 2018. Investigating
Hadizad, T., Sajedi, F., Movallali, G., & the resilience levels of parents with
Soltani, P. R. 2016. Effectiveness of multiple disabilities based on
resiliency training in improving different variables. Europan
mother-child relationship in Journal of Educational Research,
mothers of children with mental 7(2), 211-223. doi:10.12973/eu-
retardation. Iranian Rehabilitation jer.7.2.211
Journal, 14(3), 171-178. Kaur, H. 2015. Resilience among the
Hillman, J., Marvin, A. R., & Anderson, C. parents of children with intellectual
M. 2016. The experience, disability. Indian Journal of Health
contributions, and resilience of and Wellbeing, 6(10), 1033-1036.
grandparents of children with Kemendikbud. 2017. Sekolah inklusi dan
autism spectrum disorder. Journal pembangunan SLB dukung
of Intergenerational Relationship, pendidikan inklusi. Diambil dari
14(2), 76-92. https://www.kemdikbud.go.id/main
doi:10.1080/15350770.2016.11607 /blog/2017/02/sekolah-inklusi-dan-
27 pembangunan-slb-dukung-
Illias, K., Cornish, K., Kummar, A. S., Park, pendidikan-inklusi
M. S.-A., & Golden, K. J. 2018. Khan, M. A., Kamran, R., & Ashraf, S.
Parenting stress and resilience 2017. Resilience, perceived social
parents of children with autism support and locus of control in
spectrum disorder (ASD) in mothers of children with autism vs
southeast asia: a systematic review. those having normal children.
9(280), 1-14. Pakistan Journal of Professional
doi:10.3389/fpsyg.2018.00280 Psychology: Research and Practice,
John, A., & Roblyer, M. Z. 2017. Mothers 8(1), 1-13.
parenting a child with intellectual Kim, H.-Y. (2018). The relationship
disability in urban india: an between resilience and parenting
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
42
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

burden among mothers of children Adaptation in Parents of children


with disability: The mediating effect with intellectual disabilities: A risk
of the health perception. Asia- and resilience perspective. In L.M.
pacific Journal of Convergent Glidden. (Ed.). International
Research Interchange, 4(2), 71-78. Review of Research in Mental
doi:10.14257/apjcri.2018.06.08 Retardation, 36 (pp. 281-315)
Kirmayer, l. J., Dandeneau, s., Marshall, E., Burlington: Academic Press
Phillips, M. K., & Williamson, K. J. Patterson, J. 2002. Integrating family
2011. Rethinking resilience from resilience and family stress theory.
indigenous perspectives. Canadian Journal of Marriage and Family,
Journal of Psychiatry, 56, 84–91. 64, 349–360.
McConnell, D., & Savage, A. 2015. Stress Rajan, A., Srikrishna, G., & M., Romate, J.,
and resilience among families (2016). Resilience of parents having
caring for children with intellectual children with intellectual disability:
disability: Expanding the research Influence of parent and child related
agenda. Curr Dev Disord Rep. demographic factors. Indian
doi:10.1007/s40474-015-0040-z Journal of Health and Wellbeing,
Mohan, R., & Kulkarni, M. 2018. 7(7), 707-710.
Resilience in parents of children Richardson, E. W., & Stoneman, Z. 2015.
with intellectual disability. The road to membership: The role
Psychology and Developing of resilience in seeking and
Societies, 30(1), 1-25. maintaining membership in a faith
doi:10.1177/097133361774732 community for families of children
Oh S., & Chang S.J. 2014. Concept with disabilities. Journal of
analysis: Family resilience. Open Disability & Religion, 19(4), 312-
Journal of Nursing. 4. 980-990 339.
Olsson, C. A., Bond, L., Burns, J. M., Vella- doi:10.1080/23312521.2015.10934
Brodrick, D. A., & Sawyer, S. M. 42
2003. Adolescent resilience: A Rutter, M. 1987. Psychosocial resilience
concept analysis. Journal of and protective mechanisms.
Adolescence, 26, 1-11. American Journal of
Olsson, M.B. 2008 Understanding Orthopsychiatry, 57, 316–331.
Individual Differences in
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
43
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Sinha, D., Verma, Nitisha., & Hershe, practice (pp. 146–176). New York,
Devavart. 2016. A comparative NY: Columbia University Press
study of parenting style, parental Walsh, F. 2012. Facilitating family
stress, and resilience among parents resilience: Relational resources for
of children having autism spectrum positive youth development in
disorder, parents of children having conditions of adversity. In M.
specific learning disorder and Unger (Ed.), The social ecology of
parents of children not diagnosed resilience: A handbook of theory
with any psychiatric disorder. 2(4). and practice (pp. 173–186). New
doi: 10.21276/aimdr.2016.2.4.30 York, NY: Springer.
Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. 2004. Walsh, F. 2014. A family resilience
Posttraumatic growth: Conceptual framework: Principles and
foundations and empirical evidence. applications. Symposium on
Psychological Inquiry, 15, 1-18. Family Resilience. 11-29
Ungar, M. 2015. Varied patterns of family Walsh, F. 2016. Family resilience: A
resilience in challenging contexts. developmental systems framework.
Journal of Marital and Family Europan Journal Of Developmental
Therapy, 42(1), 19-31. Psychology, 1-12.
doi:10.1111/jmft.12124 doi:10.1080/17405629.2016.11540
Walsh, F. 2002. A family resilience 35
framework. Family Relations, 51, Walsh, F. 2016. Applying a family
130–137 resilience framework in training,
Walsh, F. 2007. Traumatic loss and major practice, and research: Mastering
disasters: strengthening family and the art of the possible. Family
community resilience. Family Process, 55(4), 616-632.
Process, 46, 207–227. doi:10.1111/famp.12260
Walsh, F. 2010. A family resilience Wong, P. K., Fong, K. W., & Lam, T. L.
framework for clinical practice: 2015. Enhancing the resilience of
Integrating developmental theory parents of adults with intellectual
and systemic perspectives. In W. disability through volunteering: An
Borden (Ed.), Reshaping theory in exploratory study. Journal of Policy
contemporary social work: Toward and Practice in Intellectual
a critical pluralism in clinical
Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050
E-ISSN: 2502-6925
44
PSIKOVIDYA Vol 23, No. 1 , April 2019

Disability, 1-17.
doi:10.1111/jppi.12101

Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana Malang P-ISSN: 0853-8050


E-ISSN: 2502-6925
45

Anda mungkin juga menyukai