Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN MODEL AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN

MENYENANGKAN (PAIKEM) DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS


Naila Zulfanur (2103036052)
Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Email:
2103036052@student.walisongo.ac.id
Abstrak
Artikel ilmiah ini menjelaskan bagaimana Penerapan pendekatan pembelajaran aktif
inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (paikem) yang lebih detail terkait dengan Proses
belajar mengajar yang sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan. Peneliti
menggunakan metode menggunakan metode studi kepustakaan atau literatur review. Studi
literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan
Pustaka, dengan itu jenis penulisan yang digunakan adalah studi literatur review yang berfokus
pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan. Dalam hal ini
pendekatan PAKEM dapat mengakomodasi tuntutan perkembangan seluruh aspek dalam diri
anak, baik dari kognitif, afektif maupun psikomotor. Hal ini sejalan dengan amanat
Permendiknas No 41 Tahun 2007:‚ “Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan
dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik”. Dengan cara berbagai penerapan Model PAIKEM dan
guru harus memperhatikan siswa dalam penerapana PAIKEM ini seperti a) Memahami sifat
yang dimiliki siswa, b) Mengenal siswa secara perorangan, c) Perilaku siswa dalam
pengorganisasian belajar, d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah, e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik, f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, g) Memberikan
umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar, h) Membedakan antara aktif fisik
dan aktif mental. Selain itu guru harus menyiapkan konsep dalam penerapan PAIKEM ini yaitu
: Konsep Pembelajaran Aktif, model pembelajaran inovatif, model pembelajaran efektif, model
pembelajaran kreatif, dan model pembelajaran menyenangkan.
Guru juga harus mengetahui dalam urgensi penerapan metode PAIKEM karena Dalam
konteks ini kita tentu menyadari arti penting atau urgensi suatu penerapan metode
pembelajaran di dalam lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas dimana tercipta proses
belajar mengajar. Di samping itu pula tentu tidak mudah membentuk suasana kelas yang benar-
benar ideal. Namun juga tidak sulit untuk menciptakan suatu model pembelajaran yang sangat
baik. Dalam pada itu, seorang guru bisa menggunakan berbagai macam metode pembelajaran
yang dipandang mampu membentuk suasana yang begitu menyenangkan. Sehingga seluruh
siswa dikelas mampu menangkap dengan baik hal-hal inti di dalam pemebelajaran yang di
sampaikan oleh guru. Adapun prinsip – prinsip dalam penerapan PAIKEM seperti hal nya :1)
Belajar bersama (cooperatif learning) dari belajar perorangan (individual learning), 2)
Terlaksananya belajar untuk memahami (learning for understanding) dari belajar dengan cara
menghafal (rote learning), 3) Transisi dari teori berbasis pengetahuan ke format interaktif,
kemampuan proses, dan pemecahan masalah, 4) Paradigma peserta didik belajar bukan guru
mengajar 5) Terlaksananya evaluasi dalam bentuk penilaian otentik, seperti portofolio, proyek,
laporan peserta didik, atau penampilan peserta didik bukan evaluasi tradisional. Akan tetapi
dalam penerapan PAIKEM ini pasti ada kelebihan dan kelemahannya, seperti dalam
kelebihannya yaitu Menarik/ rekreatif, variative, Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memanfaatkan waktunya lebih banyak dengan berbagi pengalaman atau pengetahuan
dengan teman dalam kegiatan diskusi sehingga secara keseluruhan siswa akan aktif, dan
Pembelajaran lebih meningkatkan solidaritas dan saling menghargai diantara peserta
didik sedangkan kelemahannya yaitu terjadinya persaingan yang tidak sehat dan sikap saling
ketergantungan dari peserta didik. Adapun kelemahannya seorang guru mau tidak mau harus
berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif
yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevasi dengan tema mata pelajaran
yang sedang dipelajari siswa.Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat
ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu mengakseskannya.
Kata kunci: PAIKEM, Penerapan PAIKEM, Urgensi, Konsep
Abstract
This scientific article explains how the application of an effective and fun creative innovative
active learning approach (paikem) in more detail is related to the teaching and learning process which
greatly determines the improvement of the quality of education. Researchers use the method of using
the method of literature study or literature review. Literature studies can be obtained from various
sources, including journals, books, documentation, the internet and libraries, so the type of writing used
is a literature review study that focuses on writing results related to writing topics or variables. In this
case the PAKEM approach can accommodate the demands of the development of all aspects of a child,
both cognitive, affective and psychomotor. This is in line with the mandate of Permendiknas No. 41 of
2007: ‚ "The learning process in each primary and secondary education unit must be interactive,
inspiring, fun, challenging, and motivating students to participate actively, as well as provide sufficient
space for initiative, creativity, and independence in accordance with the talents, interests, and physical
and psychological development of students". By means of various applications of the PAIKEM Model
and teachers must pay attention to students in the application of PAIKEM such as a) Understanding
the characteristics of students, b) Knowing individual students, c) Student behavior in organizing
learning, d) Developing critical thinking skills, creative, and abilities solving problems, e) Developing
classrooms as interesting learning environments, f) Utilizing the environment as learning resources, g)
Providing good feedback to improve learning activities, h) Distinguishing between active physically
and mentally active. In addition, the teacher must prepare concepts in the application of PAIKEM,
namely: Active Learning Concepts, innovative learning models, effective learning models, creative
learning models, and fun learning models.

The teacher must also know the urgency of applying the PAIKEM method because in
this context we are certainly aware of the importance or urgency of implementing a learning
method in the school environment, especially in the classroom where the teaching and learning
process is created. In addition, it is certainly not easy to create a truly ideal classroom
atmosphere. But it is also not difficult to create a very good learning model. In the meantime,
a teacher can use a variety of learning methods that are seen as capable of forming a very
pleasant atmosphere. So that all students in the class are able to properly capture the core
things in the learning conveyed by the teacher. The principles in the application of PAIKEM
are as follows: 1) Cooperative learning from individual learning, 2) Implementation of
learning to understand from rote learning, 3) Transition from knowledge-based theory to
interactive formats, process skills, and problem solving, 4) The paradigm of students learning
is not the teacher teaching 5) Evaluation is carried out in the form of authentic assessments,
such as portfolios, projects, student reports, or student performances instead of traditional
evaluations . However, in implementing PAIKEM, there are definitely advantages and
disadvantages, as in the advantages, which are interesting/recreative, varied, giving students
the opportunity to use more time by sharing experiences or knowledge with friends in
discussion activities so that overall students will be active, and learning further increase
solidarity and mutual respect among students while the weakness is the occurrence of
unhealthy competition and interdependence of students. The weakness of a teacher is that
inevitably he has to play an active, proactive and creative role in finding and designing
alternative media/teaching materials that are easy, cheap and simple. But it still has relevance
to the theme of the subject being studied by students. The use of multimedia devices such as
ICT is indeed very ideal, but not all schools are able to access it.
Keyword: PAIKEM, Application of PAIKEM, Urgency, Concept

PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar sangat menentukan peningkatan kualitas pendidikan.
Perolehan belajar berupa nilai-nilai dan keterampilan tertentu terukur melalui proses dan hasil
belajar. Sistem pembelajaran masa lalu dianggap tidak mampu lagi menopang tercapainya
tujuan pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu, upaya melakukan inovasi bidang
pembelajaran selalu dikembangkan. Di sekolah dasar, pendekatan dalam pembelajaran yang
dianggap relevan untuk menjawab tuntutan zaman adalah pendekatan aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan atau biasa disingkat PAKEM. Dikatakan demikian karena pendekatan PAKEM
dapat mengakomodasi tuntutan perkembangan seluruh aspek dalam diri anak, baik dari
kognitif, afektif maupun psikomotor.
PAIKEM adalah singkatan dari kata Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif,dan
Menyenangkan. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang untuk Mengaktifkan
siswa, dengan metode Inovatif,dan mengembangkan Kreativitas sehingga Efektif, namun tetap
Menyenangkan. Hal ini sejalan dengan amanat Permendiknas No 41 Tahun 2007:‚ “Proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”.
Aktifitas berarti bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
dimana siswa aktif berpikir, bertanya, mengungkapkan ide, bereksperimen, menerapkan
konsep yang dipelajari dan kreatif. Belajar memang merupakan proses aktif dimana siswa
membangun pengetahuannya, bukan proses pasif dimana guru hanya menerima ceramah
tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir aktif, maka pembelajaran bertentangan dengan hakikat pembelajaran.
Pembelajaran inovatif, inovatif dapat diadaptasi dari model pembelajaran yang
menyenangkan. Belajar yang menyenangkan adalah kunci pembelajaran yang inovatif. Tentu
saja, ketika siswa didorong bahwa belajar itu fundamental, tidak ada lagi siswa yang pasif di
kelas, kecemasan dan tekanan tenggat waktu, kemungkinan gagal, kebosanan dan perasaan
tidak nyaman lainnya.
Kreatif dirancang untuk guru untuk membuat kegiatan belajar yang berbeda untuk
memenuhi berbagai tingkat siswa. Dalam PAIKEM, siswa bekerja keras, memberikan
kesempatan yang begitu banyak kepada siswa untuk menghasilkan produk pembelajaran.
Produk tersebut dapat berupa karya seni, puisi, esai, pantun, lagu, tarian, bagan, tabel, diagram,
model tiga dimensi, memecahkan masalah dan lain-lain. Dengan demikian, imajinasi dan
kreativitas siswa dapat berkembang secara optimal.
Efektif berarti bahwa setiap model pembelajaran yang dipilih harus menjamin tercapainya
tujuan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan diperolehnya
keterampilan baru oleh siswa setelah proses belajar mengajar. Pada akhir proses pembelajaran,
pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa harus berubah.
Menyenangkan adalah suasana pembelajaran yang jauh dari rasa bosan dan
menyeramkan, sehingga siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada
pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif. Proses pembelajaran yang efektif menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan
menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain
biasa.
Inti model PAIKEM dengan demikian terletak pada kemampuan guru dalam memilih
strategi dan metode pembelajaran yang inovatif. Strategi pembelajaran yang dapat diaktifkan
oleh siswa adalah strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa (pembelajaran terpusat).
Dalam penerapan strategi pembelajaran ini, guru berperan sebagai fasilitator yaitu. dia
membantu siswa untuk belajar. Siswa memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman
mereka sendiri, bukan pengetahuan yang diberikan oleh guru.
Untuk menfokuskan pembahasan masalah Artikel ilmiah dalam ini, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Penerapan model PAIKEM
2. Konsep pada penerapan Model PAIKEM
3. Urgensi penerapan model PAIKEM
4. Prinsip – prinsip dalam PAIKEM
5. Kelebihan dan kelemahan yang mempengaruhi penerapan model PAIKEM

METODE
Artikel ilmiah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan atau literatur review.
Studi literatur bisa didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan
Pustaka, dengan itu jenis penulisan yang digunakan adalah studi literatur review yang berfokus
pada hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran
Secara fisik, ada beberapa ciri menonjol yang tampak dalam proses pembelajaran yang
menerapkan model PAKEM. (Hanifah, 2016)
1. Menggunakan sumber belajar yang beraneka ragam, dan tidak lagi mengandalkan
buku sebagai satu-satunya sumber belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
lebih memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Bukan semata-mata untuk
menafikan sama sekali buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar peserta
didik.
2. Sumber belajar yang beraneka ragam tersebut kemudian didesain scenario
pembelajarannya dengan berbagai kegiatan.
3. Hasil kegiatan belajar mengajar kemudian dipajang di tembok kelas, papan tulis,
dan bahkan ditambah dengan tali rapiah di sana-sini. Pajangan tersebut
merupakan hasil diskusi atau hasil karya siswa. Pajangan hasil karya siswa menjadi
satu ciri fisikal yang dapat kita amati dalam proses pembelajaran.
4. Kegiatan belajar mengajar bervariasi secara aktif, yang biasanya didominasi oleh
kegiatan individual dalam beberapa menit, kegiatan berpasangan, dan kegiatan
kelompok kecil antara empat sampai lima orang, untuk mengerjakan tugas-tugas
yang telah disepakati bersama, dan salah seorang diantaranya menyampaikan
(presentasi) hasil kegiatan mereka di depan kelas. Hasil kegiatan siswa itulah yang
kemudian dipajang.
5. Dalam mengerjakan Berbagai tugas tersebut,para siswa, baik secara individual
maupun secara kelompok, mencoba mengembangkan semaksimal mungkin
kreativitasnya.
6. Dalam melaksanakan kegiatannya yang beraneka ragam itu, tampaklah antusias
medan rasa senang siswa.
7. Pada akhir proses pembelajaran, semua siswa melakukan kegiatan dengan apa
yang disebut sebagai refleksi, yakni menyampaikan (kebanyakan secara tertulis)
kesan dan harapan mereka terhadap proses pembelajaran yang baru saja
diikutinya.
Dengan ini guru harus memperhatikan siswanya dalam proses belajar. Karena Proses
belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri
individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Belajar bermakna
meaningfull learning merupakan suatu proses dikaitkanya informasi baru pada konsep-
konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dengan kata lain,
belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya
dengan mengaktifkan lebih banyak indra dari pada hanya mendengarkan guru
menjelaskan. Hal ini yang harus diketahui dan diperhatikan guru dalam melaksanakan
PAIKEM. Hal tersebut adalah sebagai berikut : (Malik, 2020)
a. Memahami sifat yang dimiliki siswa.
b. Mengenal siswa secara perorangan
c. Perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar
d. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah.
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
h. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

B. Konsep pada penerapan Model PAIKEM dalam pembelajaran


a. Konsep Pembelajaran Aktif
Maksud pembelajaran Aktif adalah dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa dapat berperan aktif untuk
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan atau ide dalam suasana
belajar-mengajar. Belajar aktif adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan,
penuh semangat, dan keterlibatan aktif. Pembelajaran aktif atau sering dikenal
dengan active learning adalah proses belajar dimana peserta didik mendapat
kesempatan unbtuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, berupa hubungan
interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan
pemahaman daripada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Meyer &
Jones mengemukakan bahwa dalam pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara
dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah
pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide-ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan
satu topik yang sedang dipelajari. Dalam pembelajaran aktif, guru lebih berperan
sebagai fasilitator bukan pemberi ilmu. Pembelajaran aktif mempunyai beberapa
karakteristik yaitu; (Hidayat Ara, 2012)
a) Refleksi yang dilakukan dengan cara mengungkapkan pengalaman kepada
teman dan guru berpotensi membuka ruang dialog di dalam kelas sehingga
memungkinkan muncul pengalaman atau pengetahuan baru,
b) Pengamatan terhadap beberapa model atau contoh yang memberikan
kesempatan pada siswa untuk melihat dan mengetahui,
c) Pemecahan masalah yang disajikan memungkinkan siswa berada di dalam
kondisi higher-order thinking,
d) Vicarious learning yang diperoleh pada saat siswa menyaksikan perdebatan
mengenai topik tertentu,
e) Self explanation adalah suatu proses menjelaskan mengenai pemahaman siswa,
baik kepada temannya maupun guru yang memungkinkan terjadinya
pemahaman yang lebih kuat.
b. Model pembelajaran inovatif
Pembelajaran inovatif ini dapat juga disebut sebagai pembelajaran paradigma
Konstruktivistik yaitu ilmu pengetahuan bersifat sementara terkait dengan
perkembangan yang dimediasi baik secara sosial maupun kultural, sehingga
cenderung bersifat subyektif. Belajar menurut pandangan ini lebih sebagai proses
regulasi diri dalam menyelesikan konflik kognitif yang sering muncul melalui
pengalaman konkrit, wacana kolaboratif, dan interpretasi. Belajar adalah kegiatan
aktif siswa untuk membangun pengetahuannya. Siswa sendiri yang bertanggung
jawab atas peistiwa belajar dan hasil belajarnya. Siswa sendiri yang melakukan
penalaran melalui seleksi dan organisasi pengalaman serta mengintegrasikannya
dengan apa yang telah diketahui. Belajar merupakan proses negosiasi makna
berdasarkan pengertian yang dibangun secara personal. Belajar bermakna terjadi
melalui refleksi, resolusi konflik kognitif, dialog, penelitian, pengujian hipotesis,
pengambilan keputusan, yang semuanya ditujukan untuk memperbaharui tingkat
pemikiran individu sehingga menjadi semakin sempurna.
Hal ini terdapat beberapa model pembelajaran pada inovatif atau paradigma
konstruktivistik yaitu: (Tibahary & Muliana, 2018)
a) Model Reasoning and Problem Solving
Model reasoning and problem solving dalam pembelajaran memiliki lima
langkah pembelajaran (Krulik & Rudnick, 1996), yaitu:
1) Membaca dan berpikir pemecahan
2) Mengeksplorasi dan merencanakan (pengorganisasian informasi,
melukiskan diagram pemecahan, membuat tabel, grafik, atau gambar),
3) Menseleksi strategi (menetapkan pola, menguji pola, simulasi atau
eksperimen, reduksi atau ekspansi, deduksi logis, menulis persamaan),
4) Menemukan jawaban (mengestimasi, menggunakan keterampilan
komputasi, aljabar, dan geometri),
5) Refleksi dan perluasan (mengoreksi jawaban, menemukan alternatif
pemecahan lain, memperluas konsep dan generalisasi, mendiskusikan
pemecahan, memformulasikan masalah-masalah variatif yang orisinil).
Karena efek pembelajaran dalam model ini adalah pemahaman, keterampilan
berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan
komunikasi, Kemampuan untuk menggunakan informasi secara bermakna.
Meskipun efeknya disertai dengan sifat sementara ilmu pengetahuan,
kompetensi proses ilmiah, otonomi, dll Kebebasan siswa, toleransi
ketidakpastian dan kurangnya rutinitas.
b) Model Inquiry Training
Model ini memiliki lima Langkah pembelajaran (Joyce & Weil, 1980), yaitu:
1) Menghadapkan masalah (menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan
situasi yang saling bertentangan),
2) Menemukan masalah (memeriksa hakikat obyek dan kondisi yang dihadapi,
memeriksa tampilnya masalah),
3) Mengkaji data dan eksperimentasi (mengisolasi variabel yang sesuai,
merumuskan hipotesis),
4) Mengorganisasikan, merumuskan, dan menjelaskan,
5) Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih
efektif.
Karena efek pembelajaran dalam model ini merupakan strategi penelitian dan
semangat kreatif Meskipun efek sampingnya adalah pra-sifat ahli, kompetensi
proses ilmiah, otonomi siswa, toleransi ketidakpastian, dan masalah yang tidak
rutin.
c) Model Problem-Based Instruction
Model problem-based instruction memiliki lima langkah pembelajaran yaitu:
1) Guru mendefisikan atau mempresentasikan masalah atau isu yang berkaitan
(masalah bisa untuk satu unit pelajaran atau lebih, bisa untuk pertemuan
satu, dua, atau tiga minggu, bisa berasal dari hasil seleksi guru atau dari
eksplorasi siswa),
2) Guru membantu siswa mengklarifikasi masalah dan menentukan bagaimana
masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-sumber belajar,
informasi, dan data yang variatif, melakukan surve dan pengukuran),
3) Guru membantu siswa menciptakan makna terkait dengan hasil pemecahan
masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan masalah
dan apa rasionalnya),
4) Pengorganisasian laporan (makalah, laporan lisan, model, program
komputer, dan lain-lain), dan
5) Presentasi (dalam kelas melibatkan semua siswa, guru, bila perlu
melibatkan administator dan anggota masyarakat).
Dengan demikian Dampak pembelajaran adalah pemahaman tentang kaitan
pengetahuan dengan dunia nyata, dan bagaimana menggunakan pengetahuan
dalam pemecahan masalah kompleks. Dampak pengiringnya adalah
mempercepat pengembangan self-regulated learning, menciptakan lingkungan
kelas yang demokratis, dan efektif dalam mengatasi keragaman siswa.
d) Model Pembelajaran Perubahan Konseptual
Model pembelajaran perubahan konseptual memiliki enam langkah
pembelajaran (Santyasa, 2004), yaitu:
1) Sajian masalah konseptual dan kontekstual,
2) Konfrontasi miskonsepsi terkait dengan masalah-masalah tersebut,
3) Konfrontasi sangkalan berikut strategi-strategi demonstrasi, analogi, atau
contoh-contoh tandingan,
4) Konfrontasi pembuktian konsep dan prinsip secara ilmiah,
5) Konfrontasi materi dan contoh-contoh kontekstual,
6) Konfrontasi pertanyaan-pertanyaan untuk memperluas pemahaman dan
penerapan pengetahuan secara bermakna.
Dengan model ini memiliki dampak adalah: sikap positif terhadap belajar,
pemahaman secara mendalam, keterampilan penerapan pengetahuan yang
variatif. Dampak pengiringnya adalah: pengenalan jati diri, kebiasaan belajar
dengan bekerja, perubahan paradigma, kebebasan, penumbuhan kecerdasan
inter dan intrapersonal.
e) Model Group Investigation
Model pembelajaran group investigation bermula dari perpsektif filosofis
terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki
pasangan atau teman, Maka dari itu memiliki enam langkah pembelajaran
(Slavin, 1995), yaitu:
1) Grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber,
memilih topik, merumuskan permasalahan),
2) Planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari,
siapa melakukan apa, apa tujuannya),
3) Investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi,
mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi),
4) Organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi
laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis),
5) Presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati,
mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan),
6) Evaluating (masing-masing siswa melakukan koreksi terhadap laporan
masing-masing berdasarkan hasil diskusi kelas, siswa dan guru
berkolaborasi mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan, melakukan
penilaian hasil belajar yang difokuskan pada pencapaian pemahaman.
Hal ini maka ada dampak pembelajaran sebagai pandangan konstruktivistik
tentang pengetahuan, penelitian yang berdisiplin, proses pembelajaran yang
efektif, pemahaman yang mendalam. Sebagai dampak pengiring pembelajaran
adalah hormat terhadap HAM dan komitmen dalam bernegara, kebebasan
sebagai siswa, penumbuhan aspek sosial, interpersonal, dan intrapersonal.
Dengan ini guru bisa menerapkan beberapa model pembelajaran inovatif atau
paradigma Konstruktivistik sesuai keadaan dalam mengajar sehingga siswa
tidak akan bosen Ketika pembelajaran dimulai.
c. Model Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang kreatif lainnya.
Metode ini dikembangkan untuk mensimulasikan imajinasi dalam penciptaan
Kreativitas, Kreativitas didefinisikan di sini sebagai keterampilan untuk
menyampaikan ide-ide baru menemukan banyak kemungkinan jawaban atas
masalah yang menekankan kuantitatif, Keandalan dan berbagai tanggapan dan
penerapannya solusi untuk masalah tersebut.
Model pembelajaran kreatif dapat diimplementasikan melalui pemecahan
masalah masalah, brainstorming, belajar dengan melakukan, dengan banyak
metode yang disesuaikan dengan konteks, kerjasama tim. Siswa memecahkan
masalah, menjawab pertanyaan, merumuskan pertanyaan sendiri, mendiskusikan,
Penjelasan, diskusi, brainstorming selama pelajaran dan Pembelajaran kooperatif
dimana siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan masalah masalah
bersyarat dan kredit dan pekerjaan proyek keandalan positif dan tanggung jawab
pribadi yang mendalam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan metode ini adalah
(Hidayat Ara, 2012)
1) Menjadi pusat perhatian adalah siswa aktif mengembangkan potensinya sendiri
2) Upaya guru hanyalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
3) Potensi yang dikembangkan bukan pengetahuan tetapi kekuatan spiritual
keagamaan, penguasaan diri, kepribadian baru kemudian keterampilan
4) Berorientasi pada pengembangan potensi diri bukan hafalan dan keterampilan
menjawab tes
Model pembelajaran kreatif sering juga disebut dengan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) yang mempunyai tujuh
unsur yaitu;
1) Guru berperan sebagai fasilitator yang mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran
2) Siswa aktif mengembangkan potensi
3) Prosesnya adalah keterlibatan dalam proses yang spontan sesuai alur kejadian
4) Bahan pelajaran diambil dari lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan proses.
5) Waktu, tidak terbatas oleh jadwal jam pelajaran
6) Tempat tidak terikat oleh ruang kelas, bisa bebas memilih tempat yang nyaman.
7) Penilaian oleh peserta didik sendiri, dalam diskusi dengan tujuan untuk
perbaikan, bukan memilih dan menjastifikasi siswa bodoh dan pintar.
Maka dari itu Pelaksanaan model pembelajaran kratif dapat dilakukan dengan
pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan (learning by
doing), menggunakan banyak m etode yang disesuaikan dengan konteks, kerja
kelompok.
d. Model pembelajaran efektif
Pembelajaran efektif merupakan sebuah proses perubahahn seseorang dalam
kognitif, tingkahlaku dan psikomot dari hasil pembelajaran yang dapatkan dari
pengalaman dirinya dan dari lingkungannya yang membawa pengaruh, bermakna
dan juga memberi manfaat. (Yusuf, 2017)
Peran utama dalam pengajaran adalah menciptakan model aktivitas pengajaran
kuat dan Tangguh. Pembalajaran akan berjalan efektif jika pengalaman, bahan-
bahan, dan hasil yang diharapkan sesaui dengan tingkat kematangan peserta didik
serta latar belakang mereka. Proses belajar akan berjalan baik jika peserta diidk bisa
melihat hasil yang positif untuk dirinya dan memperoleh kemajuan-kemajuan jika
ia menguasai dan menyelesaikan proses belajaranya.
e. Model Pembelajaran Menyenangkan
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat didefinisikan sebagai “suatu
proses pembelajaran yang melibatkan interaksi pembelajaran antara guru dan siswa
dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara
yang melibatkan dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran”.
Untuk mewujudkan konsep pembelajaran yang menyenangkan di kelas,
diperlukan langkah-langkah sistematis yang perlu dilakukan oleh para pendidik di
sekolah, antara lain: (Rahmawati, 2021)
1) Tahap Perencanaan Pembelajaran
Dalam ilmu manajemen, perencanaan merupakan aspek yang penting
yang perlu dilakukan sebelum memulai suatu kegiatan. Perencanaan berfungsi
sebagai acuan kegiatan sehingga dengannya akan mengurangi ketidak pastian
dalam kegiatan yang akan dilakukan. Begitupun dalam lingkup pembelajaran,
perencanaan pembelajaran sangat penting bagi para pendidik dalam
menjalankan alur kegiatan pembelajaran yang menarik, inspiratif, dan
menyenangkan sesuai dengan karakteristik belajar peserta didik dalam rangka
mewujudkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah tahap perencanaan pembelajaran, tahap selanjutnya adalah
tahap pelaksanaan pembelajaran. Pada tahap ini implementasi strategi
pembelajaran menjadi faktor kunci Secara definisi strategi pembelajaran
merupakan strategi pengorganisasian, pemberian pembelajaran, penyajian
bahan ajar, penggunaan media pengajaran, pengelolaan jadwal dan
pengalokasian pengajaran yang diorganisasikan Artinya dalam melaksanakan
proses pembelajaran, maka seluruh instrument pendukung proses pembelajaran
mulai dari kesiapan materi, bahan ajar, alat bantu pembelajaran atau media
pembelajaran, metode ajar dan alokasi waktu pembelajaran sudah dipastikan
tersedia dan dalam prakteknya bisa digunakan dalam proses
pembelajaran.
3) Tahap Evaluasi Pembelajaran
Tahap selanjutnya setelah tahap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran adalah tahap evaluasi. Evaluasi,secara bahasa bermakna ‘nilai
atau harga’ yang terambil dari istilah ‘evaluation’, atau bisa juga diartikan
‘Penilaian’ yang terambil dari kata ‘al-taqdir’, (Idrus, 2019). Secara pengertian,
evaluasisecara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja,
proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian.
Jadi yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah penilaian yang
berhubungan dalam bidang pendidikan dengan mengunakan instrument atau
alat ukur yang sudah ditetapkan.
Tahapan evaluasi pembelajaran ini menjadi tolok ukur keberhasilan
proses pembelajaran. Hal ini disebaban pada tahap ini para pendidik dapat
mengukur tingkat keberhasilan proses pembelajaran dari ukuran-ukuran yang
ditetapkan, seperti standar nilai KKM, dan standar-standar evaluasi lainnya.
Tahap evaluasi juga mempunyai peran yang penting bagi para pendidikkarena
setiap hasil evaluasi pembelajaran membutuhkan tindak lanjut untuk perbaikan
pada kegiatan pembelajaran berikutnya agar menjadi lebih baik lagi.

C. Urgensi penerapan model PAIKEM dalam pembelajaran


Istilah PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran, Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dalam hal ini yang bertugas membangun model
belajar siswa di kelas agar terciptasuasana belajar yang benar-benar baik adalah seorang
guru. Guru bukan hanya sekedar masuk kelas dan menyampaikan materi pelajaran
kepada siswanya. Lebih dari itu, guru harus mampu menciptakan suasana belajar
yang pada akhirnya apa yang disampaikan guru mampu diserap sedemikian
mungkinoleh siswa. (Adnan, 2018)
Dalam konteks ini kita tentu menyadari arti penting atau urgensi suatu
penerapan metode pembelajaran di dalam lingkungan sekolah khususnya di dalam kelas
dimana tercipta proses belajar mengajar. Di samping itu pula tentu tidak mudah
membentuk suasana kelas yang benar-benar ideal. Namun juga tidak sulit untuk
menciptakan suatu model pembelajaran yang sangat baik. Dalam pada itu, seorang guru
bisa menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang dipandang mampu
membentuk suasana yang begitu menyenangkan. Sehingga seluruh siswa dikelas
mampu menangkap dengan baik hal-hal inti di dalam pemebelajaran yang di sampaikan
oleh guru.

D. Prinsip – prinsip PAIKEM dalam pembelajaran


Adapun prinsip-prinsip perubahan pada strategi Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan selalu dikembangkan sesuai: (Lia, 2022)
1) belajar bersama (cooperatif learning) dari belajar perorangan (individual learning)
2) Terlaksananya belajar untuk memahami (learning for understanding) dari belajar
dengan cara menghafal (rote learning)
3) Transisi dari teori berbasis pengetahuan ke format interaktif, kemampuan proses,
dan pemecahan masalah
4) Paradigma peserta didik belajar bukan guru mengajar
5) Terlaksananya evaluasi dalam bentuk penilaian otentik, seperti portofolio, proyek,
laporan peserta didik, atau penampilan peserta didik bukan evaluasi tradisional.
Dasar peralihan tersebut sesuai dengan PP nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, pasal 19, ayat 1. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

E. Kelebihan dan kelemahan yang mempengaruhi penerapan model PAIKEM


dalam pembelajaran
1. Kelebihan pada penerapan model PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan mneyenangkan yang mempunyai dua kelebihan, diantaranya lebih menarik/
rekreatif dan lebih variative. (Jamaluddin, Murni, 2019)
a. Menarik/ rekreatif
Pembelajaran lebih menarik/rekreatif. Dengan kata lain, pembelajaran
dengan menggunakan metode PAIKEM dirasa lebih menyenangkan.
Penggunaan beberapa media dan sumber pembelajaran yang beragama
dalammetode PAIKEM sangat membantu siswa untuk mempermudah proses
belajarnya. Dalam metode pembelajaran ini, siswa juga diberi kesempatan
untuk ikut berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa memiliki
kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya dan mengemabngkan
katerampilannya.Kemampuan berpikir siswa dan karya-karyanya sangat
dihargai sehingga sangat memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih baik.
b. Variatif
Pembelajaran lebih variatif. Dengan kata lain, metode PAIKEM ini
memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk menciptakan suasana
pembelajaran dengan menggunakan beberapa metode pembelajaran, tidak
menonton dengan satu metode pembelajaran. Dan dalam beberapa hal pula,
seseorang siswa dapat melakukan kegiatan melakukan percobaan, pengamatan,
atau wawancara kemudian mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya
sendiri.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan waktunya lebih
banyak dengan berbagi pengalaman atau pengetahuan dengan teman dalam
kegiatan diskusi sehingga secara keseluruhan siswa akan aktif.
(Bagiarta, 2021)
d. Pembelajaran lebih meningkatkan solidaritas dan saling menghargai
diantara peserta didik sedangkan kelemahannya yaitu terjadinya persaingan
yang tidak sehat dan sikap saling ketergantungan dari peserta didik.
(Lestari, 2022)
2. Kelemahan Model PAIKEM
Kelemahan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Mneyenangkan) dalam pembelajaran model PAIKEM, seorang guru mau tidak mau
harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang
media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap
memiliki relevasi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari
siswa.Penggunaan perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi
tidak semua sekolah mampu mengakseskannya.
Hal ini jelas sekali dapat terjadi sebuah bumerang bagi guru, ketika seorang
guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemenkan dan menguasai hal-hal
yang harus ada untuk melakukan metode pembelajaran PAIKEM. Guru yang tidak
memiliki daya kreasi yang tinggi tidak akan mampu melakukan metode
pembelajaran PAIKEM dengan baik di dalam kelas, karena pembelajaran ini perlu
kreasi dan inovasi metode sesuai dengan materi ajar.
KESIMPULAN
Simpulan dalam artikel ilmiah ini pada dasarnya penerapan model PAIKEM guru harus
memperhatikan siswanya dalam proses belajar. Karena Proses belajar bersifat individual dan
kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya
dan lingkungannya. Belajar bermakna meaningfull learning merupakan suatu proses
dikaitkanya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa
yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indra dari pada hanya mendengarkan
guru menjelaskan. Konsep dalam penerapan model PAIKEM ini ada berbagai macam seperti
konsep pembelajaran aktif, model pembelajaran inovatif, model pembelajaran efektif, model
pembelajaran kreatif dan model pembelajaran yang menyenangkan, didalam artikel ini konsep
tersebut sudah dijelaskan berbagai Langkah-langkah dalam pereapan PAIKEM ini. Selain itu
ada penjelasan tentang urgensi penerapan model PAIKEM yang mana tentu menyadari arti
penting atau urgensi suatu penerapan metode pembelajaran di dalam lingkungan sekolah
khususnya di dalam kelas dimana tercipta proses belajar mengajar.
Adapun prinsip- prinsip dalam penerapan PAIKEM yaitu
1) Belajar bersama (cooperatif learning) dari belajar perorangan (individual learning)
2) Terlaksananya belajar untuk memahami (learning for understanding) dari belajar dengan
cara menghafal (rote learning)
3) Transisi dari teori berbasis pengetahuan ke format interaktif, kemampuan proses, dan
pemecahan masalah
4) Paradigma peserta didik belajar bukan guru mengajar
5) Terlaksananya evaluasi dalam bentuk penilaian otentik, seperti portofolio, proyek,
laporan peserta didik, atau penampilan peserta didik bukan evaluasi tradisional.
Dan juga menjelaskan tentang kelemahan dan kelebihan dalam penerapan PAIKEM
yaitu menarik/ rekreatif, variatif, Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memanfaatkan
waktunya lebih banyak dengan berbagi pengalaman atau pengetahuan dengan teman
dalam kegiatan diskusi sehingga secara keseluruhan siswa akan aktif, Pembelajaran lebih
meningkatkan solidaritas dan saling menghargai diantara peserta didik sedangkan
kelemahannya yaitu terjadinya persaingan yang tidak sehat dan sikap saling ketergantungan
dari peserta didik. Selain kelebihan ada kelemahan yaitu Kelemahan PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Mneyenangkan) dalam pembelajaran model PAIKEM,
seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan
merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah dan sederhana. Tetapi tetap
memiliki relevasi dengan tema mata pelajaran yang sedang dipelajari siswa.Penggunaan
perangkat multimedia seperti ICT sungguh sangat ideal, tetapi tidak semua sekolah mampu
mengakseskannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. (2018). Urgensi Penerapan Metode Paikem Bagi Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman, 3(1).
https://doi.org/10.37348/cendekia.v3i1.42
Bagiarta, I. M. (2021). Penerapan Paikem untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal of
Education Action Research, 5(2), 285–293. https://doi.org/10.23887/jear.v5i2.33268
Hanifah, U. (2016). PENERAPAN MODEL PAIKEM dengan MENGGUNAKAN MEDIA
PERMAINAN BAHASA dalam PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Ilmu Tarbiyah
“At-Tajdid,” 301–330.
Hidayat Ara. (2012). Konsep Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAIKEM). An-Nur, 4(1), 39–50.
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/36948830/CONTOH_JURNAL_1.pdf?142615841
6=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DPENERAPAN_MODEL_PBL_PROBLEM_BAS
ED_LEARNI.pdf&Expires=1594969033&Signature=I3cBYOfYxUDyixW4~Es9CNfB
OkqVyP8Sv5Ki3dBzL94zmi52x7TL
Jamaluddin, Murni, Y. L. (2019). Penerapan Paikem Dalam Mata Pelajaran Fiqih Pada Mtsn 5
Lhoong Aceh Besar. Concept and Communication, null(23), 301–316.
Lestari, S. (2022). Model Pembelajaran Small Group Discussiondalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI. 4, 1349–1358.
Lia, S. (2022). PENERAPAN STRATEGI PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM (PAI) PADA SDN PETUKANGAN UTARA 10 PAGI DIMASA
PANDEMI. 8.5.2017, 2003–2005. https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/autism-spectrum-disorders
Malik, A. (2020). Penerapan Model PAIKEM dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Education
and Learning Journal, 1(1), 50. https://doi.org/10.33096/eljour.v1i1.38
Rahmawati, E. (2021). Konsep Pembelajaran Menyenangkan bagi Siswa Kelas Bawah Tingkat
Sekolah Dasar. Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal, 4(1), 171–178.
https://doi.org/10.47467/reslaj.v4i1.568
Tibahary, A. R., & Muliana, M. (2018). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Scolae: Journal
of Pedagogy, 1(1), 54–64. https://doi.org/10.56488/scolae.v1i1.12
Yusuf, B. B. (2017). Konsep Dan Indikator Pembelajaran Efektif. In Jurnal Kajian
Pembelajaran dan Keilmuan (Vol. 1, Issue 2, pp. 13–20).

Anda mungkin juga menyukai