Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN IPS DI SD

PERANAN METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR


DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS TINGGI”

Disusun oleh kelompok 1:

No. Nama Mahasiswa NIM


1. Nurlai Mulyati 859155883
2. Tushatul Istiqmah 859155955
3. Juraini 859157285
4. Sri Asriati 859155948

PROGRAM STUDI PGSD BI

UNIVERSITAS TURBUKA

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " PERANAN METODE, MEDIA, DAN
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS
TINGGI " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Pendidikan IPS di SD. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen Saiful bahri, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Pendidikan IPS di SD. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kota Bima, Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulis 2
D. Manfaat Penulis 2
BAB II. PEMBAHASAN

A. Kegiatan Belajar I
MeraMerancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber 3
Belajar IPS SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Kognitif
B. Kegiatan Belajar II
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS 8
SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Sosial
C. Kegiatan Belajar II
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS 10
SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Personal s
D. Kegiatan Belajar IV
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS 13
SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Modifikasi Perilaku
E. Kegiatan Belajar V
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS 14
SD Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Ekspositori

BAB III. PENUTUP 16

DAFTAR PUSTAKA 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan  yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi
pengajaran keahlian  khusus, dan  juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam
yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam
menjalankan amanat pendidikan. Sekolah merupakan suatu institusi yang dirancang untuk
membawa peserta didik pada proses belajar, di bawah pengawasan guru. Pendidikan di sekolah
dilakukan dalam suatu proses yang disebut pembelajaran. Belajar merupakan perubahan yang
relatif permanen dalam perilaku sebagai hasil pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.

Sedangkan pembelajaran merupakan  proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan
belajar yang terdiri dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kegiatan belajar  mengajar,
metode, media, sumber belajar (Sutikno, 2008:37).

Keberhasilan proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran IPS sangat ditentukan


oleh metode, media, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran baik di
dalam maupun di luar ruangan.

Untuk mempermudah dalam proses pembelajaran, maka guru harus memiliki pemahaman
dan kemampuan dalam merancang dan menerapkan metode, media, dan sumber belajar yang
gunakan dalam proses pembelajar

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimana cara memahami metode, media, dan sumber belajar?


2.      Bagaimana cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?
3.      Bagaimana cara menerapkan metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi?

1
C. Tujuan

1.      Memahami pengertian metode, media, dan sumber belajar.


2.      Memahami tentang cara merancang metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas
tinggi.
3.      Memahami tentang cara menerapkan metode, media, dan sumber belajar IPS SD kelas
tinggi.

D. MANFAAT PENULIS

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai salah satu acuan dalam
memahami dan menghubungkan antara bidang studi pendidikan IPS di SD dan lainnya dalam
kegiatan pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEGIATAN BELAJAR 1
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Kognitif

A. Pengertian Metode, Media, dan Sumber Belajar


1. Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu dimiliki seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Dalam memilih metode, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
a. Tujuan pembelajaran
b. Kemampuan guru terhadap materi dan metode yang akan dipilih
c. Kemampuan peserta didik belajar
d. Situasi atau kondisi saat belajar
e. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar )
f. Fasilitas yang dimiliki
g. Evaluasi yang dimiliki
Namun ada beberapa metode yang memiliki keunggulan dan kelemahan, di antaranya:
a.      Metode ceramah
Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara di depan kelompok
pengunjung ( dalam hal ini peserta didik ).
 Keunggulan dari metode ini bila peserta didiknya berjumlah banyak dan baik juga
untuk menjelaskan materi yang banyak, namun dengan waktu yang terbatas.
 Kelemahan dari metode ini apabila guru kurang menguasai bahan atau materi serta
alat peraga yang terbatas, dan kurang baik apabila seorang guru tidak pandai
berbicara.
b.      Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan di antara 3
atau lebih topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
 Keunggulan dari metode ini ialah pendengar atau peserta didik dapat ikut serta
mengemukakan pendapatnya. Hal ini akan memperluas pandangan dari masing-
masing kelompok dan memupuk rasa kesatuan dan persatuan.
 Kelemahannya dari metode ini ialah kurang baik jika dipakai dalam kelompok yang
besar. Di samping itu, informasi yang diperoleh peserta terbatas pada topik diskusi.
Jika moderator kurang terampil dalam memimpin diskusi maka akan terjerumus ke
dalam masalah lain

3
c.    Panel
Adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah topik.
Pada diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang pemimpin diskusi atau
moderator.
 Keunggulan dari metode ini ialah dapat membangkitkan pemikiran bagi para peserta
dan mendorong memberikan analisis. Dalam diskusi panel diperlukan pandangan
yang berbeda-beda.
 Kelemahan dari metode ini ialah mudah tersesat ke dalam masalah lain. Selain itu
tidak semua peserta dapat mengambil bagian dalam pembicaraan. Apalagi jika
panelis terlalu banyak bicara.
d.   Studi kasus
Studi kasus ialah sekumpulan situasi masalah, termasuk detail-detail yang memungkinkan
kelompok menganalisis masalah itu.
 Keunggulan dari metode ini ialah dapat disajikan secara tertulis, lisan, difilmkan,
direkam atau diceritakan. Selain itu, dapat ditugaskan sebelum diskusi dimulai.
 Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan keterampilan untuk menuliskan
suatu masalah. Memerlukan waktu yang lama. Sulit mencari moderator yang
terampil.
e.    Metode brainstorming
Metode brainstorming adalah semacam cara pemecahan masalah, di mana anggota
mengusulkan dengan cepat semua kemungkinan pemecahan yang terpikirkan. Tidak ada
kritik, evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.
 Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan pendapat baru dan
merangsang semua anggota untuk mengambil bagian. Selain itu juga membangkitkan
reaksi berangkai dalam mengeluarkan pendapat. Menghemat waktu dan dapat dipakai
pada kelompok besar maupun kecil. Tidak memerlukan pemimpin diskusi yang hebat,
di samping itu tidak membutuhkan peralatan yang banyak.
 Kelemahannya dari metode ini ialah mudah terlepas dari kontrol. Selain itu anggota
kelompok cenderung membuat evaluasi segera setelah pendapat diajukan. Terkadang
tidak semua anggota bisa menerima pendapat tersebut.

f.     Diskusi formal


Adalah metode pemecahan masalah yang sistematis, mencakup :
1)      Penyampaian permasalahan
2)      Pengumpulan data
3)      Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin
4)      Memilih cara pemecahan yang terbaik
 Keunggulannya dari metode ini ialah dapat membangkitkan pemikiran yang logis,
mendorong analisis secara menyeluruh. Prosedur yang dipakai dapat diterapkan pada
bermacam-macam problema dapat membangkitkan pemusatan pikiran pada masing-
masing peserta dan meningkatkan keterampilan dalam mengenali problema.

4
 Kelemahannya dari metode ini ialah membutuhkan waktu yang banyak dan sulit, jika
dipakai pada kelompok yang besar. Selain itu memerlukan pemimpin yang benar-
benar terampil. Kadang sulit memperoleh hasil diskusi yang tuntas.
g.   Metode tanya jawab
Metode ini dapat dipakai pada hal-hal berikut:
1)      Menanyakan kembali pelajaran/materi yang diajarkan
2)      Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerja sama peserta didik
3)      Memimpin pengamatan dan pemikiran peserta didik
 Keunggulannya adalah:
1)      Peserta didik lebih aktif karena tidak hanya mendengarkan
2)     Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya sehingga guru
mengetahui apa yang belum dimengerti oleh peserta didik
3)      Guru mengetahui pemahaman peserta didik terhadap apa yang telah
diterangkan.
 Kelemahannya adalah:
1)      Dengan tanya jawab, pembicaraan kadang-kadang menyimpang dari poko
pembicaraan
2)      Membutuhkan waktu yang lebih lama.
h.   Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang membagi
peserta didik dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk hal-hal sebagai berikut ;
1)      Mengatasi kekurangan alat dan sumber belajar.
2)      Mengatasi perbedaan kemampuan belajar peserta didik.
3)      Mengatasi adanya perbedaan minat belajar peserta didik.
4)      Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat luas.
 Kelebihannya adalah:
1)      Dapat memupuk rasa kerja sama
2)      Tugas yang luas dapat diselesaikan dengan cepat
3)      Timbul persaingan yang sehat
 Kekurangannya adalah:
1)      Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang lemah
merasa rendah diri dan selalu bergantung kepada orang lain.
2)      Orang yang kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi
oleh seseorang.
2.      Media
Media dapat diklasifikasikan menjadi 3 golongan sebagai berikut ;
a.      Media visual
Merupakan media yang dapat dipandang. Media ini dapat dibagi menjadi 2, di antaranya ;

5
1)      Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media yang tidak dapat dipantulkan
pada layar. Hal itu dikarenakan bahan yang dipakai tidak transparan atau tidak
tembus cahaya. Beberapa media yang termasuk jenis ini antara lain ;
a)      Gambar mati atau gambar diam
b)      Ilustrasi
c)      Karikatur
d)     Poster
e)      Bagan
f)       Diagram
g)      Grafik
h)      Peta
2)      Media visual yang diproyeksikan
Media ini dapat dipantulkan pada layar karena bahan yang dipakai tembus cahaya.
b.      Media audio
Merupakan jenis media yang hanya dapat didengar.
c.       Media audio-visual
Media ini selain dapat dilihat juga dapat didengar. Contohnya, slide suara dan televisi.
Slide suara merupakan media visual yang diiringi suara, orang sering menyebut film
bingkai. Televisi merupakan suatu media yang menampilkan gambar yang bergerak.

3.      Sumber Belajar


Sumber belajar adalah segala bentuk penyajian bahan atau materi yang dapat dijadikan
sumber untuk belajar. Contohnya, buku-buku, majalah, surat kabar, peta.

B. Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Kognitif

1.      Pengertian Pendekatan Kognitif


Pendekatan kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada kecakapan
intelektual. Aspek-Aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan, Pemahaman,
Penerapan, Analisis, Sintesis dan evaluasi. Salah satu metode pembelajaran yang
berdasarkan pendekatan kognitif adalah latihan inkuiri.

2.      Cara Merancang Metode  Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan


Kognitif
Metode latihan inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Dalam hal
ini guru harus mampu menyajikan peristiwa-peristiwa yang membangkitkan peserta didik
untuk terjadinya konfrontasi intelektual.
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri:
1)      Menyajikan masalah

6
2)      Mengumpulkan data dan verifikasi data
3)      Mengumpulkan unsur baru
4)      Merumuskan penjelasan
5)      Menganalisis terhadap proses inkuiri
Dalam hal ini guru harus memperhatikan hal-hal beriku:
1)      Rencanakan waktu yang akan digunakan.
2)      Peserta didik dapat melakukan secara kelompok.
3)      Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan diskusi.
4)      Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah sebanyak-banyaknya.

3.      Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Kognitif


Sebagai contoh, kita ambil kurikulum sekolah dasar kelas 6 semester 2 sebagai berikut:
1)      Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
2)      Materi Pokok
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
3)      Hasil belajar
a.       Membandingkan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
b.      Mendeskripsikan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara tetangga.
4)      Indikator
a.       Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b.      Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
c.       Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara tetangga.
d.      Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.

Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah:


1)      Menyajikan Masalah
Guru mengajukan masalah dengan pertanyaan, “Bagaimana gejala alam dan sosial di
Indonesia jika dibandingkan dengan negara tetangganya?
2)      Menumpulkan Data dan Verifikasi Data
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai sumber seperti buku-buku, internet, surat
kabar yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengkaji situasi gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga sehingga
peserta didik memahami situasi secara objektif. Pada tahap verifikasi data ditanyakan situasi,
kondisi dan objek secara sistematis.
3)      Mengumpulkan Unsur Baru
Guru dan peserta didik mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan
masalah yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk
menjawab masalah.
4)      Merumuskan Penjelasan

7
Guru membantu peserta didik dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas masalah
secara mendetail, rapi dan sistematis.
5)      Menganalisis Proses Inkuiri
Peserta didik menganalisis pola-pola penemuannya dan peserta didik menilai efektivitas
proses inkuiri yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada.
Penerapan penggunaan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan kognitif
ini pada dasarnya dimulai konfrontasi intelektual dan diakhiri dengan penemuan jawaban
atas masalah secara ilmiah melalui metode-metode ilmiah. Kegiatan ini menekankan pada
kemampuan intelektual melalui mengorganisasikan data, merumuskan masalah, membangun
konsep dan merumuskan pernyataan atas masalah yang ada.

B. KEGIATAN BELAJAR II
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Sosial

1.      Pengertian Pendekatan Sosial


Pendekatan sosial mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan
memusatkan perhatian kepada proses sosial yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan sosial berangkat dari dua asumsi; pertama masalah-masalah sosial
diidentifikasi atas dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses sosial dan menggunakan
prinsip sosial pula. Kedua, proses-proses sosial yang demokratis perlu perlu dikembangkan
untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnya dan terus menerus. Berdasarkan dua
asumsi di atas, maka konsekuensi penggunaan metode pembelajaran IPS SD harus membebani
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat, yang pada
gilirannya kelak akan mampu membangun masyarakat dan mampu mengadakan hubungan antar
pribadi.
2.      Cara merancang metode  pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan Sosial
Tahap-tahap penerapan metode latihan inkuiri:
1.      Tahap orientasi
2.      Tahap hipotesis
3.      Tahap definisi
4.      Tahap eksplorasi
5.      Tahap pembuktian hipotesis
6.      Tahap generalisasi

3.      Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD yang Berlandaskan Pendekatan Sosial.


Sebagai contoh kita ambil kurikulum Sekolah dasar kelas V semester 2 sebagai berikut:
1)      Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami keadaan penduduk dan pemerintahan di Indonesia.
2)      Materi Pokok
Penduduk dan sistem pemerintahan di Indonesia.

8
3)      Hasil belajar
a.       Mengidentifikasi keadaan penduduk di Indonesia.
b.      Mendeskripsikan peran dan tanggung jawab pemerintah.
4)      Indikator
a.       Menjelaskan perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan
kepadatan penduduk di Indonesia.
b.      Menginterpretasi berbagai grafik penduduk.
c.       Menjelaskan permasalahan penduduk di Indonesia.
d.      Mengidentifikasi bentuk, sebab dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi di
Indonesia.
e.       Menguraikan pengertian pemerintahan, pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat.
f.       Menjelaskan sistem pemerintahan demokrasi.
g.      Memberi contoh tugas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat.

Setelah memahami hal-hal di atas maka langkah selanjutnya adalah:


1)      Tahap orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan
dengan jumlah penduduk yang meledak, persebaran penduduk yang tidak merata dan
kepadatan yang tinggi. Salah satu akibatnya adalah munculnya masalah sosial yaitu
kemiskinan. Rumusan masalahnya adalah: “ Faktor-faktor apa yang menyebabkan
kemiskinan di suatu daerah?”. Jadi masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan.
2)      Tahap Hipotesis
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun hipotesis, yaitu:
a.       Kondisi fisik suatu daerah mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
b.      Kualitas sumber daya manusia mempunyai hubungan dengan terjadinya kemiskinan.
3)      Tahap Definisi
Peserta didik membahas pengertian dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis:
a.     Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang mempunyai pengaruh terhadap peri
kehidupan manusia, misalnya keadaan sumber daya alam pada suatu daerah.
b.     Kualitas sumber daya manusia adalah derajat kemampuan manusia untuk mengolah
sumber daya alam yang ada dengan teknologi yang dimiliki.
c.     Kemiskinan dibedakan menjadi dua yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
struktural/buatan. Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai
akibat terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap
kehidupan manusia rendah. Kemiskinan struktural/buatan adalah kemiskinan yang
ditimbulkan sebagai akibat perubahan ekonom, teknologi dan pembangunan itu sendiri.
Atau karena kelembagaan yang ada menyebabkan sebagian masyarakat tidak
memperoleh kesempatan yang sama untuk menguasai sumber daya sehingga menjadi
miskin.
4)      Tahap Eksplorasi

9
Peserta didik mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan
hipotesis dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang mendasarinya.
5)      Tahap Pembuktian
Peserta didik melakukan pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui
metode-metode pengumpulan data melalui metode-metode yang sesuai dengan masalah yang
dibahas. Setelah data lengkap, kemudian diadakan analisis data dan dihubungkan dengan
hipotesisnya untuk dipastikan apakah hipotesis itu diterima atau tidak.
6)      Tahap Generalisasi
Peserta didik dengan bantuan guru menyusun pernyataan terbaik sebagai jawaban atas
masalah yang dibahas, yaitu:
a.       Kondisi fisik yang jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
b.      Kualitas sumber daya manusia yang mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.

C. KEGIATAN BELAJAR III


Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Personal

1.      Pengertian Pendekatan Personal


Pendekatan Personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu  individu
dalam membentuk dan mengorganisasikan kenyataan-kenyataan yang kompleks. Keadaan
emosional peserta didik perlu diperhatikan agar peserta didik dapat mengembangkan
hubungan yang produktif dengan lingkungan.
Melalui pendekatan personal peserta didik diharapkan dapat melihat diri pribadi dan
sebagai pribadi yang berada di tengah-tengah kelompok. Setiap individu mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu perlu adanya sikap dan perlakuan
yang berbeda kepada setiap individu

2.      Cara merancang metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal


Salah satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yang akan
dipilih sebagai contoh adalah metode pertemuan kelas. Metode ini berdasarkan pada teori
Glasser yang mempunyai dua asumsi,pertama,bahwa manusia itu mempunyai dua kebutuhan
dasar yaitu cinta dan harga diri. Kedua, kebutuhan tersebut berakar dalam hubungan antar
manusia. Masalah individu muncul apabila ia tidak dapat memenuhi dua kebutuhan pokok.
Metode pertemuan kelas,dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut
Glasser dibedakan menjadi tiga tipe:
1.      Tipe Pertemuan Pemecahan Masalah Sosial
Dalam pertemuan ini peserta didik berusaha mengembangkan tanggung jawab untuk
belajar dan berperilaku dengan jalan memecahkan masalahnya di dalam kelas.
2.      Tipe Pertemuan Terbuka
Guru memulai pertemuan dengan pertanyaan ”apa yang menarik perhatian kalian?”.
Peserta didik diberi kebebasan dalam memikirkan dan menjawab pertanyaan dari guru.

10
Peserta didik berinisiatif untuk berdiskusi dengan memunculkan suatu topik yang
menarik berdasarkan pengalamannya.
3.      Tipe Pertemuan Terarah dan Terbuka
Pada dasarnya sama dengan tipe kedua ,akan tetapi permasalahannya diarahkan kepada
hal-hal yang sedang dipelajari peserta didik.

Beberapa pedoman guru dalam menerapkan metode pertemuan kelas antara lain :
1.      Guru mengarahkan  interaksi dalam kegiatan belajar mengajar.
2.      Kepemimpinan guru sebagai penengah.
3.      Dalam tahapan tertentu guru harus mendorong peserta didik untuk berinisiatif.
4.      Guru mengembangkan hubungan yang sangat , menarik dan sensitif.
5.      Guru mendorong  peserta didik untuk bertanggung jawab mendiagnosis perilaku
sendiri dan menolak perilaku yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
6.      Guru secara keseluruhan  mengidentifkasikan, memilih dan menaati alternatif
perilaku.
7.      Guru harus mampu menciptakan iklim  terbuka dan mengendalikan kelompok
untuk menilai perilaku, mengambil kesepakatan dan menilai tindak lanjut.

Langkah-langkah penerapan metode pertemuan kelas :


1.      Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan guru berupaya untuk  menciptakan
iklim yang mengundang keterlibatan peserta didik.
2.      Menyajikan masalah untuk diskusi.
3.      Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4.      Mengidentifikasikan alternatif tindakan.
5.      Merumuskan kesepakatan.
6.      Perilaku tindak lanjut

3.      Menerapkan  metode pembelajaran IPS SD yang berlandaskan pendekatan personal


Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas V semester 1, sebagai berikut:
1.      Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-
tokoh Pergerakan Nasional.
2.      Materi Pokok
Perjuangan melawan penjajah dan Pergerakan Nasional Indonesia.

3.      Hasil belajar


a.       Mengidentifikasi tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional dan tokoh-tokoh
perjuangan setempat.
b.      Mengidentifikasi peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan
Indonesia.
4.      Indikator

11
a.       Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh-tokoh penting Pergerakan Nasional (misal
R. A. Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantoro, Douwes Dekker).
b.      Membuat laporan tentang tokoh pejuang yang ada di provinsinya.
c.       Menceritakan peristiwa Sumpah Pemuda.
d.      Menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam peristiwa Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928.
e.       Menceritakan peranan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dalam mempersatukan
Indonesia.

Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah :


1.      Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan.
Guru dalam iklim tahap ini berusaha mendorong peserta didik berperan serta dan
berbicara mengenai Sumpah Pemuda. Guru menyeleksi pendapat-pendapat peserta didik
mengenai Sumpah Pemuda tanpa celaan dan penilaian. Peserta didik diberi kebebasan
untuk mengemukakan pendapatnya.
2.      Menyajikan masalah untuk diskusi.
Penyajian masalah dapat berasal dari guru dan peserta didik dalam bentuk pertentangan
sederhana mengenai sumpah pemuda. Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan guru
adalah:
a.       Memberikan pembenaran perilaku peserta didik;
b.      Turut campur tangan jika peserta didik cenderung ke arah mencela dan mengkritik.
c.       Menugasi kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda.
Kemudian, guru dan peserta didik mengidentifikasi norma-norma sosial dari peristiwa
Sumpah Pemuda yang dapat dijadikan contoh yang baik bagi pembentukan sikap
peserta didik dalam menghadapi masalah-masalah sosial.
3.      Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi.
Untuk dapat membuat pertimbangan nilai pribadi, peserta didik harus mengidentifikasi
nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda. Nilai-nilai tersebut adalah
berikut ini:
a.       Nilai kebersamaan untuk mencapai tujuan luhur.
b.      Nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
c.       Nilai kebulatan tekad untuk mencapai kemerdekaan.
d.      Nilai menghargai pendapat dan karya orang lain.
4.      Mengidentifikasi alternatif tindakan.
Pesta didik menunjukkan nilai-nilai dari peristiwa Sumpah Pemuda. Kemudian, peserta
didik menyeleksi untuk dijadikan alternatif tindakan dalam memecahkan masalah sosial
sehari-hari. nilai-nilai yang ditemukan itu merupakan suatu hasil penggalian dari Sumpah
Pemuda yang dapat digunakan untuk menyikapi masalah-masalah sosial.
5.      Merumuskan kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan menyepakati sikap dan perilaku serta menaatinya.
6.      Perilaku tindak lanjut

12
Peserta didik menilai efektivitas perilaku baru yang diperoleh dan memperkuatnya untuk
tindakan-tindakan mendatang.
Penggunaan  metode pembelajaran IPS yang berlandaskan pendekatan personal
itu dititikberatkan pada usaha penggalian nilai-nilai peristiwa yang terjadi,kemudian
peserta didik menyeleksi dan mencoba untuk menerapkannya dalam menyikapi masalah
sosial yang ada.

D. KEGIATAN BELAJAR IV
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Modifikasi Perilaku

1.      Pengertian Pendekatan Modifikasi Perilaku


Pendekatan modifikasi perilaku adalah suatu pendekatan yang menitik beratkan
adanya kecenderungan untuk memecahkan tugas belajar-mengajar menjadi sejumlah perilaku
nyata dan sistematis.
Rumpun pendekatan perilaku:
a.       Pendekatan pengelolaan kontingensi
b.      Pendekatan mawas diri
c.       Pendekatan relaksasi
d.      Pendekatan reduksi stres
e.       Pendekatan assertive Training
f.       Pendekatan direct Training

2.      Cara merancang metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Modifikasi


Perilaku
Salah satu pendekatan modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model
mengejar pengenalan diri. Pembelajaran dengan pendektan mawas diri melalui tahapan
sebagai berikut:
1.      Tahap pengenalan prinsip tingkah laku
2.      Tahap menetapkan data dasar
3.      Tahap menyiapkan program yang realistis
4.      Tahap pelaksanaan program
5.      Tahap evaluasi dan tindak lanjut

3.     Menerapkan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Modifikasi


Perilaku
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas V semester 2, sebagai
berikut:
1.      Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-
tokoh Pergerakan Nasional.

13
2.      Materi Pokok
Pendudukan Jepang di Indonesia.
3.      Hasil belajar
Mendeskripsikan pendudukan Jepang di Indonesia.
4.      Indikator
a.       Menceritakan pendudukan Jepang di Indonesia.
b.      Menceritakan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap
penduduk Indonesia.
5.      Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah mempelajari kompetensi dasar, materi pokok, hasil belajar dan indikator, guru
dapat menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah diterima. Pada saat
menjelaskan materi tersebut guru dapat memberikan penilaian terhadap penjajah Jepang.
Khususnya apa yang menguntungkan dan merugikan bagi penduduk. Hal itu agar peserta
didik dapat menilai secara obyektif akibat penjajahan Jepang. Selain itu guru perlu
mengomunikasikan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepang terhadap
penduduk Indonesia.

E. KEGIATAN BELAJAR V
Merancang dan Menerapkan Penggunaan Metode, Media, dan Sumber Belajar IPS SD
Kelas Tinggi Berdasarkan Pendekatan Ekspositori

1.      Pengertian Pendekatan Ekspositori


Pendekatan ekspositori adalah pendekatan yang menekankan pada pengolahan materi
pelajaran yang telah jadi atau siap disampaikan kepada peserta didik. Pendekatan ekspositori
guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan kegiatan
kepada peserta didik serta mendukung dan memperkuat informasi agar dipelajari peserta
didik.

2.      Cara merancang metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Ekspositori


Metode ceramah sebagai contoh pendekatan ekspositori memiliki kelemahan sebagai
berikut:
1.      Kurang di berikan kesempatan untuk bertanya atau berdiskusi memecahkan masalah
sehingga daya serap siswa kurang tajam.
2.      Kadang kadang pertanyaan atau penjelasan lisan sukar di tangkap. Apa lagi jika
menggunakan kata kata asing
3.      Kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik antuk mengembangkan
kecakapannya untuk mengeluarkan pendapat.
4.      Kurang cocok untuk anak yang tingkat abstraksinya masih kurang.
5.      Dapat menimbulkan kebosanan peserta didik yang verbalisme.

Metode ceramah dapat di gunakan apabila terhadap hal hal berikut ini.

14
1.      Bahan ceramah yang akan di berikan jumlahnya \volumenya sanggat banyak.
2.      Banyak atau materi yang akan di erik merupakan bahan baru.
3.      Para pesta didik dapat memahami informasi melalui kata kata.

Langkah-langkah melaksanakan metode ceramah:


1.      Melakukan kegiatan pendahuluan.
2.      Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor:
a.       Perhatian peserta didik.
b.      Menjelaskan materi pelajaran.
c.       Kegiatan pembelajaran harus bervariasi.
d.      Umpan balik dari siswa untuk guru.
e.       Motivasi perlu selalu ditimbulkan.
3.      Menutup pelajaran.

3.      Menerapkan metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan Ekspositori


Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah Dasar kelas 6 semester 2, sebagai
berikut:

1.      Kompetensi Dasar


Kemampuan memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
2.      Materi Pokok
Gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
3.      Hasil belajar
a.       Membandingkan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara
tetangga.
b.      Mendeskripsikan gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara-negara
tetangga.
4.      Indikator
a.       Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetangga Indonesia.
b.      Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetangga.
c.       Membandingkan ciri-ciri gejala sosial Indonesia dengan negara-negara tetangga.
d.      Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah memahami hal-hal di atas, maka langkah selanjutnya adalah:
1.      Melakukan kegiatan pendahuluan.
a. Menjelaskan tujuan pembelajaran.
b. Mengemukakan pokok-pokok materi.
c. Memberikan apresiasi. Misalnya guru bertanya: siapa yang pernah mencari kota
Bangkok dan Singapura dalam peta? Di negara apa kota Bangkok dan Singapura?
Selanjutnya, guru menjelaskan letak kota Bangkok dan Singapura.
2.      Menyajikan bahan pelajaran dengan memperhatikan faktor-faktor:

15
Untuk menyajikan materi, guru menggunakan peta Asia Tenggara. Dijelaskan letak
negara-negara di Asia Tenggara dan ibu kotanya masing-masing. Setelah itu dijelaskan
ciri-ciri gejala alam di Indonesia dibandingkan dengan gejala alam di negara-negara
Asia Tenggara yang lain. Setelah itu dijelaskan juga ciri-ciri gejala sosialnya.
3.      Menutup pelajaran.
a. Membuat kesimpulan.
b. Memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya atau menanggapi materi yang
telah diajarkan.
c. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut.

BAB III
KESIMPULAN

Pendekatan kognitif menekankan pada bagaimana individu merespons rangsangan yang


datang dengan menggunakan kemampuan intelektual yaitu melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah dan membangun konsep untuk memecahkan masalah dengan simbol-
simbol verbal dan nunverbal.
Pendekatan sosial menekankan kecakapan individu yang berhubungan dengan orang lain
(masyarakat), dan memusatkan perhatian pada gejala-gejala sosial yang muncul. Metode inkuiri
sosial tepat untuk mengkaji gejala-gejala sosial. Metode inkuiri sosial memungkinkan peserta

16
didik berpikir dan mencari fakta-fakta, informasi atau data yang mendukung pembuktian
hipotesis.
Pendekatan personal adalah suatu pendekatan yang menekankan pada usaha membantu
peserta didik untuk mengembangkan dan pembentukan sikap. Salah satu contoh pendekatan
personal adalah metode pertemuan kelas.
Pendekatan modifikasi perilaku adalah cara mengajar yang bertujuan mengusahakan
terjadinya perilaku peserta didik.
Pendekatan ekspositori menitikberatkan pada peranan guru dalam pengolahan dan
penyampaian materi pelajaran yang telah siap diterima oleh siswa. Salah satu contoh pendekatan
eskpositori adalah metode ceramah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sardjijo, dik. (2017). Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung : Algensindo.

Hamalik, Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Wahyudiansyah. 2020. Pemanfaatan sumber belajar IPS kelas tinggi [online]


https://www.wahyudiansyah.com/2020/11/pemanfaatan-sumber-belajar-ips-kelas-tinggi.html
diakses pada tanggal 17 oktober 2021

Fenia Dawami 2019 . MAKALAH METODE, MEDIA DAN PEMANFAATAN SUMBER


BELAJAR [ online] https://tijaniaddawami.blogspot.com/2019/01/makalah-metode-media-dan-
pemanfaatan.html diakses pada tanggal 17 aktober 2021

18

Anda mungkin juga menyukai