PEMBELAJARAN IPA DI SD
MODUL 2 DAN 3
Disusun oleh :
Kelompok 1 (Kelas C)
Sariningsih
Siti Hajar
Yayu Sri Rahayu
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pendekatan dalam Pembelajaran IPA”
dengan lancar.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Guru
Pembimbing Ibu Ulfah Aziizah, M.Pd., yang telah memberikan kesempatan dan memberi
fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Anggota kelompok, yang telah
memberikan ide-ide nya untuk membuat makalah ini hingga makalah ini selesai dengan lancar.
Ibu dan Bapak dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga
pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang membantu pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran IPA 3
B. Jenis Pendekatan 4
C. Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA 7
D. Pengertian Metode Pembelajaran 12
E. Jenis-jenis Metode dalam Pembelajaran IPA 13
F. Penggunaan Metode dalam Pembelajaran IPA di SD 16
G. Contoh Penerapan Metode dalam pembelajaran IPA di SD I-VI 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 19
Daftar Pustaka 20
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam suatu bangsa, pendidikan merupakan faktor utama yang menetukan kemajuan
bangsa. Maju mundurnya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya.
Ilmu pengetahuan alam dalam bahasa Inggris di sebut dengan istilah natural
science yang digunakan sebagai definisi untuk menjelaskan rumpun ilmu yang objeknya
adalah benda-benda alam dengan hukum yang pasti dan umum.1 Sedangkan orang-orang
yang menemukan bidan ilmu pengetahuan alam tersebut dapat disebut dengan istilah
Saintis atau seorang saintis (Dani, 2008).
Kata Sains (science) diambil dari kata lain scientia yang makna harfiahnya adalah
pengetahuan. Sain juga disebut dengan kumpulan pengetahuan dan proses serta
kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk meraih dan mengunakan pengetahuan
tersebut.
Pada tingkat MI/SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang
urgent. Karena peran IPA adalah untuk menambah pengetahuan serta pengalaman peserta
didik. Dalam hal ini mata pelajaran IPA merupakan sebuah proses pembelajaran yang
menekankan pada pengalaman seorang peserta didik yang akan berpengaruh terhadap
pengembangan kompetensi agar menjelajah dan memahami alam sekitar secara alamiah.
Untuk memperoleh tujan pendidikan dengan hasil yang memuaskan, perlu diambil
berbagai strategi untuk mengapainya. Strategi untuk mengapai tersebut dengan
menggunakan pendekatan serta metode tertentu, ketepatan terhadap pemilihan
pendekatan yang tepat terhadap bidang studi yang diajarkan merupakan bagian dari
komponen dari strategi pembelajaran.
Dalam pendidikan tentunya terjadi proses pembelajaran, dimana peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran adalah sebuah proses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses pembelajaran merupakan
interaski semua komponen atau unsure yang terdapat dalam pembelajaran, yang satu sama
lainnya saling berhubungan dalam sebuah rangkaian untuk mencapai tujuan. Proses
pembelajaran tentu sesuatu yang penting dalam dunia pendidikan yang patut diperhatikan,
direncanakan, dan dipersiapkan oleh pendidik, karena memang mencakup perencanaan
tujuan, penentuan bahan, pemilihan metode yang tepat, dan bagaimana mengevaluasi
hasil-hasil dari pembelajaran tersebut. Salah satu komponen pembelajaran adalah metode.
Menurut Nana Sunjaya, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh
guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya proses
pembelajaran. Maka dari itu guru dituntut lebih kreatif dalam menguasai metode
pembelajaran yang berfungsi untuk memahami karakteristik peserta didik. Semenarik
apapun materi pembelajaran apabila dalam penyampaiannya tidak menggunakan metode
1
yang sesuai dengan mata pelajaran yang sedang disampaikan maka percuma, hal ini maka
tidak akan terjadi proses pembelajaran yang baik dan hasil belajar yang baik pula. Karena
dalam mengajar seorang guru harus memiliki kemampuan dalam menggunakan metode
dan media pengajaran, metode yang digunakan sesuai dengan tujuan pengajaran, metode
yang digunakan sesuai dengan situasi peserta didik, metode yang digunakan sesuai dengan
fasilitas dan pendidik harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
Ada banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA, diantaranya
adalah metode penugasan, diskusi, tanya-jawab, latihan, ceramah, simulasi, proyek, studi
lapangan, demonstrasi, dan eksperimen. Masing-masing metode tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan. Karena itu guru harus bisa menentukan metode yang tepat
untuk digunakan dalam pembelajaran IPA agar mampu mencapai tujuan yang diinginkan.
Pemilihan metode juga terkait dengan materi yang akan disampaikan dan alokasi waktu
yang telah ditentukan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tidak terlalu
monoton, dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
B. Rumusan masalah
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Sebagai batasan dalam pembahasan modul ini. Beberapa masalah tersebut antara lain :
1. Apa pengertian Pendekatan Pembelajaran IPA?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan Pembelajaran IPA?
3. Apa saja metode dalam pembelajaran IPA?
4. Bagaimana pengertian metode dalam dunia pendidikan ?
5. Apa sajakah metode dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah, maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Pendekatan Pembelajaran IPA
2. Untuk mengetahui berbagai macam dari pendekatan pembelajaran IPA
3. Untuk mengetahui berbagai macam metode dalama pembelajaran IPA
4. Untuk mengetahui pengertian metode dalam dunia pendidikan
5. Untuk mengetahui jenis-jenis metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembelajaran.
4. Pengalaman belajar.
Pengalaman belajar juga berpengaruh terhadap penentuan pendekatan.
Pengalaman belajar dapat mempengaruhi psikologi masing- masing peserta
didik. Dengan demikina untuk bisa menciptakan pendekatan yang lebih
maksimal pengalam belajar peserta didik juga perlu diperhatikan. Pengalaman
belajar tersebut dapat berupa aktivitas yang dilakukanya. Sedangkan
pendektan yang sesuai dengan pengalaman belajar peserta didik adalah
dengan pendektan inkuiri.5
5. Kecakapan hidup (life skill)
Pendekatan pembelajaran yang akan di aplikasikan oleh seorang guru
atau pengajar harus memperhatikan dan mengopptimalkan kecakapan hidup
(life still) peserta didik. Proses pembelajaran di dalamnya terintegrasi dan
terkoneksi kecakapan hidup harapanya akan mampu membekali peserta didik
untuk mampu survive dalam kehidupan dan juga bisa menjadi manusia yang
bermanfaat bagi orang lain. Yang dimana peserta didik mampu memecahkan
problematika yang sedang dihadapi oleh dirinya maupun masyarakat.
B. Jenis Pendekatan
1.2.1. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha
untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber
belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akaan menarik siswa, jika
apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan
dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan
yang ada di sekitar merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk
pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya
bahan dan kegiatan belajar.
Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki
nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa. Penggunaaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna sebab anak
dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya sehingga dapat memecahkan masalah lingkungan,
dan menanamkan sikap cinta lingkungan.
4
belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu
pengalaman.
1.2.3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan memperoleh
informasi tentang hal-hal penting.Terkadang menarik bagi siswa, namun kurang
merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa tidak dapat mengingat
tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan sajian tentang gambaran
menyeluruh.
1.2.4. Pendekatan Konseptual
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana
konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang
yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip,
hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi,
dan berpikir abstrak. Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau
pengetahuan baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi simbol
sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang mengandung konsep yang
lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan permunculan berulang kali dalam satu
pertemuan dalam kelas, didukung media atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar
menjelaskan konsep “mata”, maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara
konkret. Pengajar bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?, Berapa matamu ? “.
Dan pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret dengan
fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru. Dalam proses
internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal, antara lain:
- Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama.
- Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain. Contoh :
Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam), Berdaun (kecil,
besar), Berduri (lunak, keras).
- Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
- Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh..
1.2.5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan tang digunakan dalam
mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang actual menjadi
suatu keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika prosedur pemecaha yang
sistematis.
Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu: 1. Pendekatan ini terpusat pada
masalah.2. Pendekatan ini singkat.3. Pendekatan ini inovatif.4. Pendekatan ini bersifat
mengarahkan.5. Pendekatan ini lebih sistematis.6. Pendekatan ini terpusat pada pribadi.7.
Pendekatan ini memiliki ukuran.
1.2.6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait dengan
5
kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya suatu negara/
daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA serta prilaku yang
diharapkan yang terkait produk dan prose tsb, namun tidak secara langsung tentang proses
bagaimana produk tsb dihasilkan.
1.2.7. Pendekatan Inkuiri
Adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid mempelajari peristiwa-
peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti inkuiri adalah proses
penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun hipotesa, merencanakan
eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah.
Sehingga anak untuk melakukan eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.
Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu:
a) Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses bahan
pelajarannya.
b) Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman
belajarnya.
c) Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
yang tiada habisnya.
d) Memberi pengalaman belajar seumur hidup
Alasan penggunaan pendekatan inkuiri, yaitu:
1)Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.
2)Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
3)Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4)Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.
6
C. Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA
2.1. Pendekatan Lingkungan
Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan
ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan ekonomis
karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan memanfaatkan lingkungan
sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk mencintai lingkungan belajarnya. Hal
ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.
Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar, yaitu: Survey, Camping / berkemah, Field Trip / karya wisata. Pendekatan
lingkungan adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan nyata,S. Misalnya;
Praktik Lapangan, Mengundang nara sumber, Proyek Pelayanan, dan Pengabdian kepada
masyarakat.
Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
a. Lebih menarik dan tidak membosankan
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya
lebih akurat
d. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya
f. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.
Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :
a. Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
b. Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian audiens.
c. Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif
d. Sangat tergantung cuaca
e. konsentrasi audiens kurang
7
Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu:
1. Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat
2. Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar sebagai
akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan masyarakat.
3. Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dala
masyarakat khususnya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan, energi,
kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-lain.
4. Secara realistik dapat memproyeksikan alternatif masa depan beserta konsekwensi
positif dan negatifnya.
Aisyah (2007), mengemukakan empat hambatan pembelajaran dengan pendekatan STM,
yaitu waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder (orang tua,
masyarakat, dan birokrat). hambatan lain dalam penerapan pendekatan ini adalah siswa
belum terbiasa untuk berpikir kritis dan belajar mengambil pengalaman di lapangan, sehingga
dibutuhkan kesabaran dan ketekunan guru untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam
pembelajaran
8
3. Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua
4. Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh[
9
2.8. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta
dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 2002: 16). Pengajaran
dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai
berikut:
1. Observasi. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang
gejala atau fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai
dengan pokok permasalahan.Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera
secara optimal dalam rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
2. Mengklasifikasikan. Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu
berdasarkan syarat-syarat tertentu.
3. Menginterpretasikan atau menafsirkan data. Dimana yang dikumpulkan melalui
observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat
atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.
4. Meramalkan (memprediksi). Dimana hasil interpretasi dari suatu pengamatan
digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum diamati atau
kejadian yang akan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan didasarkan pada
hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkan terkaan didasarkan
pada hasil pengamatan.
5. Membuat hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu
kejadian atau pengamatan tertentu.Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci
pembuka tabir penemuan berbagai hal baru.
6. Mengendalikan variabel. Variabel adalah faktor yang berpengaruh.Pengendalian
variabel adalah suatu aktifitas yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang
kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana guru menggunakan kesempatan yang
tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan variabel.
7. Merencanakan penelitian / eksperimen. Eksperimen adalah melakukan kegiatan
percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan sesuai atau tidak.
8. Menyusun kesimpulan sementara bertujuan menyimpulkan hasil percobaan yang telah
dilakukan berdasarkan pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang
lainnya.
9. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep adalah menggunakan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah,misalnya sesuatu
masalah yang dibicarakan dalam mata pelajaran yang lain.
10. Mengkomunikasikan bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan
kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalambentuk kata-kata, grafik, bagan
maupun tabel secara lisan maupun tertulis.
Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang sungguh-sungguh dan
berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap mendayagunakan aneka media serta
sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut bekerja keras agar praktik PKP
berhasil efektif dan efisien.
Ilmu pengetahuan alam memfokuskan pembahasan pada masalah-masalah di alam
sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam
10
kurikulum 2006, yaitu pembelajaran yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk,
proses, dan sikap ilmiah melalui keterampilan proses.
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran IPA lebih menekankan pada
pendekatan keterampilan proses sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep-
konsep, teori dan sikap ilmiah di pihak siswa yang dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
maupun produk pendidikan.
Sementara itu Darmodjo dan Kaligis, (2002: 52) merinci keterampilan-keterampilan
proses dalam pendidikan IPA itu meliputi :
1. Keterampilan mengobservasi ( membedakan, menghitung dan mengukur.
2. Keterampilan mengklasifikasi, yang meliputi menggolong-golongkan atas dasar aspek-
aspek tertentu, serta kombinasi antara menggolongkan dengan mengurutkan.
3. Keterampilan menginterpretasi, termasuk menginterpretasi data, grafik, maupun
mencari pola hubungan yang terdapat dalam pengolahan data.
4. Keterampilan memprediksi, termasuk membuat ramalan atas kecenderungan dalam
pengolahan data.
5. Keterampilan membuat hipotesis, meliputi kemampuan berpikir deduktif dengan
menggunakan konsep-konsep, teori-teori maupun hukum-hukum IPA yang telah dikenal.
6. Keterampilan mengendalikan variabel, yaitu upaya mengisolasi variabel yang tidak
diteliti sehingga adanya perbedaan pada hasil eksperimen adalah dari variabel yang
diteliti.
7. Keterampilan merencanakan dan melakukan penelitian, eksperimen yang meliputi
penetapan masalah, membuat hipotesis, menguji hipotesis.
8. Keterampilan menyimpulkan atau inferensi, yaitu kemampuan menarik kesimpulan
dari pengolahan data.
9. Keterampilan menerapkan atau aplikasi, atau menggunakan konsep atau hasil
penelitian ke dalam perikehidupan dalam masyarakat.
10. Keterampilan mengkomunikasikan, yaitu kemampuan siswa untuk dapat
mengkomunikasikan pengetahuannya, hasil pengamatan, maupun penelitiannya kepada
orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.
Surapranata (2004) mengemukakan berbagai bentuk penilaian yang dapat digunakan,
khususnya dalam penilaian berbentuk kelas, yakni: Tes tertulis, Tes perbuatan, Pemberian
tugas, Penilaian proyek, Penilaian sikap, da Penilaian Portofolio.
Adapun keunggulan pendekatan keterampilan proses adalah :
1. Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran
2. siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari
3. melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajarann
4. mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru
5. memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala
(2003:75), sebagai berikut:
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran yang
ditetapkan dalam kurikulum, 2) memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga
tidak semua sekolah dapat menyediakannya, 3) merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
11
merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit,
tidak setiap siswa mampu melaksanakannya.
12
E. Jenis-jenis Metode dalam Pembelajaran IPA
Dalam buku Pembelajaran IPA di SD karangan Sapriati, Amalia (2022) ada
beberapa jenis metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu
pengetahuan Alam. Adapun jenis – jenis metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Penugasan
Metode penugasan tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu.
penugasan merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
Penugasan bisa dilaksanakan dirumah, disekolah, diperpustakaan dan tempat lainnya.
Secara denotative, penugasan adalah pembacaan hafalan dimuka umum atau hafalan
yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Save M. Dagun ( Supriadie : 2012)
dalam kamus besar ilmu pengetahuan (2002 ) tertulis bahwa penugasan disebut
sebagai metode belajar yang mengkombinasikan penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri.
Uraian diatas menggambarkan bahwa metode penugasan merupakan sebuah upaya
membelajarkan siswa dengan cara memberikan tugas penghafalan, pembacaan,
pengulangan, pengujian dan pemeriksaan atas diri sendiri, atau menampilkan diri
dalam menyampaikan suatu (laporan) atau melakukan kajian maupun uji coba sesuai
dengan tuntutan kualifikasi atau kompetensi yang ingin dicapai. Penugasan dilakukan
dalam rangka untuk merangsang siswa agar lebih aktif belajar, baik secara perorangan
maupun kelompok, menumbuhkan kebiasaan untuk belajar mencari dan menemukan,
mengembangkan keberanian dan tanggung jawab terhadap diri sendiri, dan
memungkinkan untuk memperoleh hasil yang permanen.
Dalam memberikan tugas pada murid harus ada pedoman tugas yang harus dikerjakan
murid, harus mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan, dan menyampaikan
tujuan-tujuan pembelajaran yang harus dicapai murid. Penugasan yang baik adalah
bersifat menantang dan bersifat lentur sesuai minat dan bakat murid.
2. Metode diskusi
Menurut Sudjana (2013) Metode diskusi pada dasarnya merupakan kegiatan tukar
menukar informasi, pendapat dan unsur – unsur pengalaman secara teratur dengan
maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang
seusatu. Metode diskusi merupakan metode dengan mengembangkan komunikasi
untuk saling tukar menukar informasi pada suatu materi tertentu. Pada metode ini
diharapkan semua anggota memberikan sumbangan pemikiran untuk hasil diskusi
bersama. Metode diskusi mensyaratkan adanya beberapa hal diantaranya, masalah
yang akan dibahas, kumpulan siswa atau yang melakukan diskusi, serta pemandu
diskusi.
Masalah yang digunakan dalam kegiatan diskusi sebaiknya adalah permasalahan
dalam kehidupan sehari – hari yang dikaitakan dengan materi yang akan dibahas.
Misalnya materi yang akan dibahas adalah tentang sumber daya alam. Pada saat
kegiatan diskusi, siswa diberikan permasalahan terkait dengan penggunaan sumber
daya alam yang berlebihan saat ini serta dampaknya bagi lingkungan. Metode ini
diharapkan dapat mendorong siswa untuk bekerja secara kooperatif dimana siswa
saling bekerja sama dan saling menghargai. Selain itu mengembangkan kemampuan
13
berpikir kritis siswa serta siswa mampu mengembangkan dan berani memberikan ide
secara bebas.
3. Metode tanya-jawab
Metode tanya jawab adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa mengerti dan
mengingat tentang fakta yang dipelajari dan didengarnya. Jenis pertanyaan yang
diajukan bermaksud untuk merangsang siswa berpikir, atau untuk memperoleh umpan
balik. Pada tingkat dasar bentuk pertanyaan dapat berupa pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup dapat dijawab dengan sejumlah jawaban
terbatas yang benar. Yang berarti semua pertanyaan sudah pasti jawabannya.
Sedangkan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang dapat dijawab dengan banyak
jawaban yang dapat diterima.
Berhasil tidaknya metode Tanya jawab sangat bergantung pada teknik guru dalam
mengajukan pertanyaan. Meode Tanya jawab biasanya digunakan jika bermaksud
mengulang bahan pelajaran, ingin membangkitkan siswa belajar, idak terlalu banyak
siswa, dan sebagai selingan metode ceramah.
4. Metode latihan
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajar. Dalam pembelajaran IPA betujuan agar
murid menguasai keterampilan melakukan sesuatu dan memiliki keterampilan yang
lebih baik dari apa yang dipelajari sebelumnya. Ada hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan latihan dalam pembelajaran IPA, perlu dijelaskan terlebih dahulu
tujuan latihan. Tujuan daripada metode latihan tidak lain agar siswa memiliki
keterampilan gerak, mengembangkan langkah kecakapan intelek. Adapun dalam
metode latihan IPA seorang guru harus selalu meneliti hambatan-hambatan yang
ditemui oleh siswa sehingga perlu memberikan juga tanggapan-tanggapan yang telah
benar dan memperbaiki tanggapan-tanggapan yang salah setelah latihan dilakukan.
5. Metode ceramah
Ceramah merupakan penuturan bahan pelajaran yang disampaiakan secara lisan
(Sudjana, 2013). Metode ini tidak selamanya buruk jika digunakan dalam
pembelajaran. Metode ini lebih sesuai jika diberikan pada materi yang berbentuk
pengetahuan faktual ataupun deklaratif. Hal yang perlu diperhatikan dalam metode
ceramah adalah isi ceramah harus mudah diterima dan dipahami serta mampu
menstimulasi pendengar (murid) untuk mengikuti dan melakukan sesuatu yang
terdapat dalam isi ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini
sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Agar metode ceramah lebih
menarik hal yang perlu dilakukan adalah pada bahan ceramah dipersiapkan dengan
baik, disampaikan dengan jelas dan sistematis, dikuasai dengan luas dan mendalam,
dalam penyampaiannya diselingi pertanyaan, serta memasukkan hal-hal baru kejadian
nyata yang pernah siswa alami.
6. Metode simulasi
Metode simulasi merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran IPA untuk
mengabstraksi kenyataan yang ada dengan pemeranan yang hadir dalam bentuk peran
(wisudawati, 2012). Simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
14
keterampilan tertentu. Gladiresik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni
memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara
sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk
mengembangkan pengalaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan
simulasi akan sangat bermanfaat. Tugas pemeranan ini membuat siswa merasa
percaya diri, kreatif dan senang sehingga dapat memotivasi siswa dalam belajar.
7. Metode proyek
Proyek merupakan suatu penugasan yang memerlukan pemikiran dan tindakan yang
membangun dari siswa. Proyek memerlukan perencanaan yang lebih terinci, lebih
banyak pandangan ke depan. Dalam melaksanakan proyek, siswa memerlukan peran
aktif dari guru dalam membantu dan membimbing, sehingga proyek itu berhasil.
Tujuan dari metode proyek dalam IPA mendorong rasa ingin tahu, maupun
memecahkan masalah dan mengembangkan murid berpiki bebas.
8. Metode studi lapangan/widyawisata
Metode karyawisata dalam hal ini bukan hanya karyawisata kunjungan ke tempat
yang jauh atau ke tempat wisata, namun karyawisata disini dapat diartikan kunjungan
atau belajar diluar kelas. Studi lapangan IPA merupakan pengalaman langsung,
melihat objek sebenarnya, dan diperoleh dari tangan pertama. Peran guru dalam studi
lapangan hanya sebagai pembimbing atau narasumber, sehingga murid berperan aktif
sampai pada menarik kesimpulan sendiri. Hal yang perlu diperhatikan sebelum terjun
ke lapangan hendaknya, siswa dikelompokkan, dirumuskan tujuan yang jelas,
diberikan rambu-rambu tugasnya, pembagian tugas dan pengaturan waktunya.
9. Metode demonstrasi
Menurut Wisudawati (2014) dalam pembelajaran IPA, metode ini dapat dilakukan
dengan menghadirkan objek nyata ke kelas, pemodelan, urutan suatu kegiatan
eksperimen. Demontrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau
data yang benar. Supaya meminimalisir kegagalan demonstrasi sebaiknya sebelumnya
guru telah melakukannya sendiri terlebih dahulu, sehinga hasil yang akan terjadi harus
disampaikan pada murid. Demonstrasi hendaknya disertai pertanyaan yang
mengiringi siswa memahami suatu konsep.
10. Metode eksperimen
Metode eksperimen merupakan pengembangan dari metode ilmiah yang terdapat
dalam IPA sehingga membantu siswa dalam memahami materi sesuai dengan fakta
yang sebenarnya. Apabila melakukan Eksperimen haruslah didahului dengan adanya
masalah yang berupa pertanyaan. Selain itu, dalam Eksperimen sebaiknya ada alat
pembanding atau kontrol. hal-hal yang perlu guru sampaikan dalam menggunakan
metode eksperimen sebagai berikut:
a) Jelaskan tujuan dan harapan apa yang diinginkan dari eksperimen
b) Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan, serta ukuran atau takaran yang
dibutuhkan
c) Terangkan tahap-tahap kegiatannya
d) Apa saja yang perlu diamati, dan di catat
15
e) Dalam menarik kesimpulan harus hati-hati, sehingga kesimpulannya benar dan
tidak keliru.
16
ketersediaa sarana dan prasarana. Kita tidak dapat memaksakan untuk menggunakan
metode belajar tertentu, jika sarana dan prasana untuk metode tersebut tidak tersedia.
f. Metode Belajar hendaknya sesuai dengan Pribadi guru
Apapun metode yang dipakai oleh seorang guru, maka metode itu harus dianggap
sebagai yang terbaik bagi dirinya, harus sesuai dengan kepribadiannya . Metode
mengajar yang digunakan oleh seorang guru, tidak harus sama dengan yang digunakan
oelh guru lain, tetapi juga tidak harus berbeda dengan metode yang digunakan oleh guru
lain. Metode mengajar perlu disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan para siswa.
17
Untuk pokok bahasan ini menggunakan metode sumbang(brain-storming). Metode brain-
stormingadalah car mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan
melontarkan suatu masalah kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau
komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru , atau
dapat diartikan pula sebagai suata cara untuk mendapatkan banyak ide dan seluruh siswa
dalam waktu yang singkat.
18
BAB III
KESIMPULAN
Pendekatan Pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang suatu
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran IPA merupakan landasan filosofi yang melatar
belakangi proses pembelajaran IPA. Landasan filosofi ini berdasarkan epistemologi,
ontologi, dan aksiologi pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini adalah natural science,
bukan social science.
Jenis-jenis pendekatan dalam pembelajaran IPA di MI/SD adalah pendekatan
pembelajaran berdasarkan teacher centered approach dan student centered approach,
pendekatan konsep dan pendekatan proses, pendekatan deduktif dan pendekatan induktif,
pendekatan discovery-inquiry, pendekatan kontekstual, pendekatan konstruktivisme,
pendekatan science, environment, tecnology, society (SETS).
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru untuk mengaplikasikan
strategi belajar yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Ada banyak metode yang dapat dilakukan oleh guru saat proses belajar
mengajar yaitu metode metode penugasan, diskusi, tanya-jawab, latihan, ceramah, simulasi,
proyek, studi lapangan, demonstrasi, dan eksperimen.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana, N. 2013. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Wisudawati dan Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
http://eprints.ums.ac.id/29970/2/BAB_I.pdf
20