Anda di halaman 1dari 11

MENGAJAR DAN BELAJAR DALAM STANDAR PROSES PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model dan Strategi Pembelajaran

Dosen Pengampu: Winda Novianti, M.Pd.I

Disusun Oleh:

IKE WIDARI
0201001864
Semester VI PAI B

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TEBINGTINGGI DELI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadhirat Allah SWT atas segala perkenaannya sehingga penyusunan
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Model dan Strategi Pembelajaran. Makalah ini merupakan tugas yang dibuat sebagai
bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah. Salam dan salawat kami kirimkan kepada
junjungan kita tercinta Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabatnya serta seluruh
kaum muslimin yang tetap teguh dalam ajaran beliau.
Penulis mengharapkan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
baik dikalangan Mahasiswa maupun dikalangan masyarakat nantinya yang diajukan sebagai
bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan Makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
khususnya kepada Dosen pengampu guna untuk menyempurnakan Makalah ini dan pada
akhirnya bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Indrapura, 03 Maret 2023

IKE WIDARI

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
Bab II Pembahasan 2
A. Pengertian Mengajar dan Belajar 2
B. Konsep Mengajar 2
C. Pengertian Standar Proses Pendidikan 3
D. Makna Mengajar dan Belajar Dalam Standar Proses Pendidikan 4
Bab III Penutup 7
A. Kesimpulan 7
Daftar Pustaka 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang menungkinkan terjadinya proses
belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi,
yakni tujuan instruksional yang ingin di capai, materi yang di ajarkan, guru dan siswa yang
harus memainkan peranannya dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang di lakukan,
serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia.
Setiap sistem lingkungan atau setiap peristiwa belajar-mengajar mempunyai profil
yang unik, yang mengakibatkan tercapinya tujuan-tujuan yang berbeda. Atau, kalau di
katakan secara terbalik, untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus di ciptakan sistem
lingkungan yang tertentu pula.
Tujuan belajar yang pencapaiannya di usahakan secara eksplisit dengan tindakan
instruksional tertentu di namakan instruksional effect. Sedangkan tujuan – tujuan yang
merupakan penggiring, yang tercapainya karena siswa menghidupi suatu sistem lingkungan
belajar tertentu di namakan nurturant effect.
Proses pembelajaran itu sendiri menurut Standar Proses Pendidikan merupakan
kegiatan yang tidak hanya menekankan peran guru di dalamnya, tetapi siswa harus di jadikan
subjek atau prilaku dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu paradigma yang keliru tentang
pembelajaran selama itu harus di ubah dan di sesuaikan dengan Standar Proses Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian belajar mengajar?
2. Bagaimana konsep dalam mengajar?
3. Apa pengertian standar proses pendidikan?
4. Apa makna mengajar dan belajar dalam standar proses pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian belajar mengajar
2. Untuk mengetahui konsep mengajar
3. Untuk mengetahui pengertian standar proses mengajar dan belajar
4. Untuk mengetahui makna mengajar dan belajar dalam standar proses pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar dan Mengajar
Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku
baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.1 Sedangkan mengajar adalah penciptaan
sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.2
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal-balik antara
guru dan peserta didik merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar
hubungan antara guru dengan peserta didik, tetapi berupa interaksi edukatif.3
Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara
sistematis dengan memanfaatkan segalasesuatunya guna kepentingan pengajaran.4
Pemilihan model dan metode maupun media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
kurikulum dan kompetensi peserta didik merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang
harus dimiliki oleh seorang guru. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam
memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan
dan hasil belajar peserta didik, karena model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya.

B. Konsep Mengajar
Konsep mengajar dalam proses perkembangannya masih di anggap sebagai suatu
kegiatan penyampaian atau penyerahan ilmu pengetahuan. Pandangan semacam ini masih
umum di gunakan di kalangan pengajar.
1. Mengajar sebagai proses menyampaikan materi
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan,
makamengajar mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut :

1
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.3
2
Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global,
(Malang: UIN-Maliki Press, 2012), hlm. 4
3
Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
Cet. 19, hlm. 4
4
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm.1

2
a. Proses pengajaran berpusat pada guru (teacher centered)
Dalam kegiatan pengajaran, guru memegang peran yang sangat penting. Guru
menentukan segalanya. Mau di apakan siswa? Apa yang harus di kuasai siswa?
Bagaimana cara melihat keberhasilan mengajar? Semuanya tergantung guru. Oleh
karena itu begitu pentingnya peran guru maka proses pembelajaran baru akan
berlangsung jika ada guru.
b. Siswa sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran
menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi ajar. Mereka di
anggap sebagai organisme pasif yang belum memahami apa yang harus di pahami,
sehingga melalui proses pembelajaran mereka di tuntut memahami segala sesuatu
yang di berikan guru.
c. Kegiatan pengajaran terjadi di tempat dan waktu tertentu
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
2. Mengajar sebagai proses mengatur lingkungan
Terdapat beberapa karakteristik dari konsep mengajar sebagai proses mengatur
lingkungan. Antara lain :
a. Belajar berpusat pada siswa (student centered)
b. Siswa sebagai subjek belajar
c. Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
d. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

C. Pengertian Standar Proses Pendidikan


Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di
dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria- kriteria yang
akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk
menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan.
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, yang mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya, yang
menghasilkan suatu hasil
Pendidikan adalah segala usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Standar Proses Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan
atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran

3
Secara umum, Standar Proses Pendidikan (SPP sebagai standar minimal yang
harusdilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh
kualitashasil dan proses pembelajaran.
Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai Standar Kompetensi yang Harus dicapai proses
pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni kompetensi yang
harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan. Bagaimanapun bagus dan idealnya suatu rumusan
kompetensi, pada akhirnya keberhasilannya sangat tergantung pada pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan guru.
1. Fungsi SPP Bagi Guru
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang harus dimiliki
siswa, Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan sangat
menentukan keberhasilannya.
2. Fungsi SPP Bagi Kepala Sekolah
Bagi kepala sekolah SPP berfungsi sebagai barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
3. Fungsi SPP Bagi Para Pengawas (supervisor)
Bagi para pengawas SPP berfungsi sebagai pedoman, patokan, atau ukuran
dalammenetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap
guru. dalam pengelolaan proses pembelajaran
4. Fungsi SPP Bagi Dewan Sekolah dan dan Dewan Pendidikan
Melalui pemahaman SPP, maka lembaga ini dapat melaksanakan fungsinya dalam
menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan
dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan oleh sekolah atau guru.

D. Makna Mengajar dan Belajar Dalam Standar Proses Pendidikan


Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar
menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur
lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan
dengan pembelajaran. Pembelajaran itu sendiri adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar
siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksud untuk membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.
Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan “pembelajaran”, tidak
berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada
dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar
adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah

4
suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Keterkaitan antara mengajar dan belajar
diistilahkan Dawey sebagai “menjual dan membeli” Teaching is to learning as selling is to
buying (Dawey 1934:35). Artinya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada
orang yang membeli., yang berarti tidak akan ada perbuatan mengajar manakala tidak
membuat seseorang belajar. Ini berarti mengajar adalah suatu proses yang mengandung
aktivitas.
Mengajar menunjukkan kegiatan yang membawa kepada aktivitas belajar seseorang.
Mengajar bukan hanya sekedar menceritakan (telling) atau memperlihatkan cara (showing
how), akan tetapi merupakan suatu proses atau rangkaian kegiatan yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan aktivitas sesuai dengan tujuan pengajaran. Itulah sebabnya proses
pengajaran ditandai dengan adanya peristiwa mengajar dan peristiwa belajar.
Dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa
disatu pihak dan memperkecil peranan guru secara optimal, demikian juga halnya dengan
siswa. Perbedaan dominasi dan aktivitas di atas, hanya menunjukkan kepada perbedaan tugas-
tugas atau perlakuan guru dan siswa terhdaap materi dan proses pembelajaran. Maka istilah
“pembelajaran” itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai
akibat perlakuan guru. Disini jelas, proses pembelajaran yang dilakukan siswa tidak mungkin
terjadi tanpa perlakuan guru. Yang membedakan hanya terletak pada peranannya saja.
Makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan ditunjukkan oleh
beberapa ciri sebagai berikut ini.
1. Pembelajaran adalah Proses Berpikir
Belajar adalah proses berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses
mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan di sekolah tidak hanya
menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang diutamakan
adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuanya sendiri (self regulated).
Asumsi yang mendasari pembelajaran berpikir adalah bahwa pengetahuan itu
tidak datang dari luar, akan tetapi dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur
kognitif yang dimilikinya. Atas dasar asumsi itulah pembelajaran bepikir memandang
bahwa mengajar itu bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa,
melainkan suatu aktivitas yang memungkinkan siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya.
2. Proses Pembelajaran adalah Memanfaatkan Potensi Otak
Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan pengguanaan otak secara
maksimal. Otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan kiri.
Proses berpikir otak kiri bersifat logis, skuensial, linier, dan rasional. Sisi ini
sangat teratur. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis,

5
membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik serta simbolis. ( De
Porter, 1992)
Cara kerja otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistic. Cara
berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat nonverbal, seperti
perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan ( merasakan kehadiran
suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni,
kepekaan warna, kreativitas, dan visualisasi. Kedua belahan otak perlu dikembangkan
secara optimal dan seimbang.
3. Belajar adalah Proses Sepanjang Hayat (long life education)
Belajar adalah proses yang terus menerus, yang tidak pernah berhenti dan tidak
terbatas pada dinding kelas. Hal ini berdasarkan pada asumsi bahwa sepanjang
kehidupannya manusia akan selalu dihadapkan pada masalah atau tujuan yang ingin
dicapainya, dan akan dihadapkan pada berbagai rintangan.
Prinsip belajar sepanjang hayat seperti yang telah dikemukakan di atas sejalan
dengan empat pilar pendidikan universal seperti yang dirumuskan UNESCO (1996),
yaitu: (1) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (2) learning to do; (3)
learning to be; dan (4) learning to live together.
Learning to know atau learning to learn mengandung pengertian bahwa belajar
itu pada dasarnya tidak hanya berorientasi pada hasil belajar, akan tetapi juga harus
berorientasi kepada proses belajar.
Oleh karena itu, dalam konteks learning to know juga bermakna learning to think
atau belajar berpikir, sebab setiap individu akan terus belajar manakala dalam dirinya
tumbuh kemampuan dan kemauan untuk berpikir.
Learning to do mengandung pengertian bahwa belajar itu bukan hanya sekedar
mendengar dan melihat dengan takumulasi pengetahuan, tetapi belajar untuk berbuat
dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan
global. Kompetansi akan dimiliki manaka anak diberi kesempatan untuk melakukan
sesuatu. Dengan demikian, learning to do juga berarti proses pembelajaran berorientasi
kepada pengalaman (learning by experiences).
Learning to be mengandung pengertian bahwa belajar adalah membentuk
manusia yang “menjadi dirinya sendiri”. Dengan kata lain, belajar untuk
mengaktualisasikan dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki
tanggung jawab sebagai manusia.
Learning to live together adalah belajar untuk bekerja sama. Dalam masyarakat
global dimana manusia baik secara indivual maupun kelompok tak mungkin bisa hidup
sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru
kepada siswa. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari
pengalaman dan latihan.
Konsep Dasar Mengajar terdiri dari :
1. Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran
a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)
b. Siswa sebagai objek belajar
c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan materi pelajaran
2. Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan
a. Mengajar berpusat pada siswa (student centered)
b. Siswa sebagai subjek belajar
c. Proses pembelajaran berlangsung dimana saja
d. Pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar


menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur
lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan
dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar siswa
harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Hal ini dimaksud untuk membentuk watak,
peradaban, dan meningkatkan mutu kehidupan peserta didik.
Makna pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan ditunjukkan oleh
beberapa ciri yang dijelskan berikut ini.
1. Pembelajaran adalah Proses Berpikir
2. Proses Pembelajaran adalah Memanfaatkan Potensi Otak
3. Pembelajaran Berlangsung Sepanjang Hayat

7
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009

Mulyono, Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global, Malang: UIN-
Maliki Press, 2012

Moh.Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. 19

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Anda mungkin juga menyukai