MAKALAH
PENYELENGGARAAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
OLEH:
1. REVANI PUTRI ANANTA (23061042)
2. ANNISA SALSA AZZAHRA (23052094)
3. NADYA TAMARA NOVITA (23061038)
4. MUHAMMAD YUDHA (23061037)
DOSEN PENGAMPU:
Dra. Eldarni, M.Pd
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG..... 4
B. RUMUSAN MASALAH... 4
C. MANFAAT..... 4
BAB II 5
PEMBAHASAN 5
A. JALUR, JENJANG, DAN JENIS PENDIDIKAN 5
1. JALUR PENDIDIKAN 6
2. KELEMBAGAAN JENJANG DAN PROGRAM PENDIDIKAN 6
1. Pendidikan Umum Dan Kejuruan 6
2. Pendidikan Khusus 7
3. HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK 8
B. STANDAR PENDIDIKAN NASIONAL 10
C. DASAR, FUNGSI, DAN TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL 12
1. Pengertian Pendidikan Nasional 12
2. Dasar Pendidikan Nasional 12
3. Fungsi Pendidikan Nasional 13
4. Tujuan Pendidikan Nasional 13
5. Prinsip Pendidikan Nasional 14
BAB III 15
KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
1. JALUR PENDIDIKAN
a. Pendidikan Formal
C. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. Misi "Tri Dharma" pendidikan
tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat adalah dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan
tersebut. .
Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi, antara lain :
1) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan endidikan
vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni tertentu.
2) Politeknik atau sering disamakan dengan institut teknologi adalah
penamaan yang digunakan dalam berbagai institusi pendidikan yang
memberikan berbagai jenis gelar dan sering beroperasi pada tingkat
yang berbeda-beda dalam sistem pendidikan. Politeknik dapat
merupakan institusi pendidikan tinggi dan teknik lanjutan serta penelitian
ilmiah ternama dunia atau pendidikan vokasi profesional, yang memiliki
spesialiasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknik, dan teknologi atau
jurusan-jurusan teknis yang berbeda jenis.
3) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi.
4) Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang
memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas
menyediakan pendidikan sarjana dan pascasarjana.
5) Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi
yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam
lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan
jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
2. Pendidikan Khusus
A. Peserta Didik
Dalam UUSPN dinyatakan bahwa "Pendidikan nasional bersifat terbuka dan
memberikan keluasan gerak kepada peserta didik yang dalam
pelaksanaannya diatur oleh Menteri."
Adapun hak dari setiap peserta didik pada satuan pendidikan sebagai berikut:
1. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
(a) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.
(b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
(c) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya.
(d) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya.
(e) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang
setara.
(f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang
ditetapkan.
2. Setiap peserta didik berkewajiban:
(a) Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan
proses dan keberhasilan pendidikan.
(b) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta
didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Ketentuan mengenai hak dan kewajiban peserta didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
B. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalah pengelola satuan pendidikan, pemilik,
pengawasan, peneliti, dan pengembangan di bidang pendidikan, pustakawan,
laboran, dan teknisi sumber belajar. Tenaga kependidikan bertugas
menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,
mengelola, dan memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan.
Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar, selain beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berwawasan Pancasila dan UUD 1945,
juga harus memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Pengadaan guru
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan melalui
lembaga pendidikan tenaga keguruan.
Setiap tenaga kependidikan yang bekerja pada satuan pendidikan memiliki
hak-hak sebagai berikut:
1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:
(a) Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai.
(b) Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
(c) Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
(d) Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual.
(e) Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:
(a) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis.
(b) Memperkuat komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
(c) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepada mereka.
3. Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas
daerah.
4. Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga
kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan
kebutuhan pendidikan formal.
5. Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memfasilitasi satuan
pendidikan dengan pendidikan dan tenaga kependidikan yang diperlukan
untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.
6. Ketentuan mengenai pendidikan dan tenaga kependidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.
D. Kurikulum
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik dan keserasiannya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan.
Kegiatan pendidikan dalam pelaksanaannya didasarkan atas kurikulum yang
berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan
serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Selain hak dan kewajiban di atas, kedudukan dan penghargaan bagi tenaga
kependidikan juga diberikan berdasarkan kemampuan dan prestasinya.
Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan juga diselenggarakan
oleh pemerintah. Bagi satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat, diatur penyelenggarannya oleh satuan pendidikan yang
bersangkutan.
4. Standar Penilaian
Standar ini merupakan standar nasional penilaian pendidikan ten tang
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta. didik.
Penilaian yang dimaksud di sini adalah penilaian pada jenjang pen- didikan
dasar dan menengah yang meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik,
penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar
oleh pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri
atas:
1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secam berkesinam-
bungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil da-
lam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan ulangan kenaikan kelas (Pasal 64 ayat (1)). Penilaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk menilai pen-
capaian kompetensi peserta didik bahan penyusunan laporan kema-
juan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran (Pasal 64
ayat (3)).
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata
pelajaran dan dilakukan untuk semua mata pelajaran pada
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewar ganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,
dan kesehatan merupakan penilaian akhir untuk menentukan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (Pasal 65 ayat (1)
dan (2).
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan tekno- logi dan dilakukan dalam bentuk ujian nasional
(Pasal 66 ayat (1)).
5. Standar Pengelolaan Pendidikan
Standar ini meliputi perencanaan pendidikan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, penge-
lolaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pada tingkat
nasional.
Ada beberapa standar pengelolaan dalam pendidikan sebagai berikut:
a) Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan:
1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keter-
bukaan, dan akuntabilitas (Pasal 49 ayat 1).
2) Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan
sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan (Pasal 50
ayat 1).
3) Dalam melaksanakan tugasnya kepala satuan pendidikan
SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu
minimal oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan (Pasal
50 ayat 2)
b) Standar pengelolaan oleh Pemerintah daerah
Pemerintah daerah menyusun rencana kerja tahunan bidang
pendidikan dengan memprioritaskan program:
1) Wajib belajar.
2) Peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengah.
3) Penuntasan pemberantasan buta aksara.
4) Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah maupun
masyarakat.
5) Peningkatan status guru sebagai profesi
6) Akreditasi pendidikan.
7) Peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan
masyarakat
8) Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendi
dikan (Pasal 59 ayat (1)).
c) Standar pengelolaan oleh pemerintah
Pemerintah menyusun rencana kerja tahunan bidang pendidikan
dengan memprioritaskan program:
1) Wajib belajar.
2) Peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang
pendidikan menengah dan tinggi.
3) Penuntasan pemberantasan buta aksara
4) Penjaminan mutu pada satuan pendidikan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.
5) Peningkatan status guru sebagai profesi
6) Peningkatan mutu dosen.
7) Standardisasi pendidikan
8) Akreditasi pendidikan.
9) Peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal,
nasional, dan global.
10)Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang
pendidikan
11)Penjaminan mutu pendidikan nasional (Pasal 60).
6. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar ini merupakan standar nasional tentang kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam
jabatan dari tenaga guru dan tanaga kependidikan lainnya.
a) Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional (Pasal 28 ayat (1)).
b) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (1)
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi
profesional, dan (4) kompetensi sosial (Pasal 28 ayat (3).
a) Pendidik pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat memiliki: (1)
kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (1-4) atau
sarjana (s-1). (2) latar belakang pendidikan tinggi di bidang
pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi, dan (3)
sertifikat profesi guru untuk SD/MI (Pasal 29 ayat (2)
b) Pendidik pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi pendidikan
minimum:
1) Lulus diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1) untuk program
diploma.
2) Lulus program magister (s-2) untuk program sarjana (S-1)
3) Lulus program doktor (S-3) untuk program magister (S-2) dan
program doktor (s-3) (Pasal 31 ayat (1)).
e) Kriteria untuk menjadi kepala SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK,
meliputi:
1) Berstatus sebagai guru SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK
2) Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran sesuai, ketentuan perundang-undangan yang
berlaku
3) Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya lima
tahun di SMP/MTS/SMA/SMK/MAK
4) Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di
bidang pendidikan (Pasal 38 ayat 3).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru
menjelaskan secara utuh empat kompetensi utama guru yaitu kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
Kompetensi inti guru meliputi:
a. Kompetensi Pedagogik
1) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral,
social, cultural, emosional, dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang
pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembanga yang mendidik.
5) Memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangannyang
mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10)Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, social, dan
kebudayaan nasional Indonesia
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa
4) Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Sosial
1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
d. Kompetensi Profesional
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif.
5) Memanfatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Adapun persyaratan pengadaan tenaga pendidik di atur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 38 / 1992 pada pasal 9 ayat 1 yaitu :
a. sehat jasmani dan rohani yang di nyatakan dengan tanda bukti dari
yang berwenang, yang meliputi : (a) Tidak menderita penyakit menahun
( kronis ) dan / atau yang menular; (b) Tidak memiliki cacat tubuh yang
dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik; (c)
Tidak menderita kelainan mental.
b. Berkepribadian, yang meliputi : (a) beriman dan bertakwa kepeda tuhan
yang maha esa; dan (b) Berkepribadian pancasila.
Peraturan Pemerintah di atas menyebutkan bahwa setiap orang yang ingin
menjadi guru atau tenaga pendidik harus memiliki kesehatan jasmani dan
rohani. Sehat jasmani dapat dilihat dibuktikan dengan tidak pernah menderita
penyakit kronis atau menular, tidak memiliki cacat, dan tidak memiliki
kelainan mental. Pp 38/1992 juga menuliskan bahwa tenaga pendidik harus
memiliki kepribadian sepeti beriman dan bertakwa pada tuhan yang maha esa,
dan berkeperibadian pancasila. Dalam PP 38/1992 dirasa tidak relefan
terhadap kehidupan sekarang. Oleh karena itu lahirlah sertifikasi untuk
menjadi tenaga pendidik seperti diatur pada Permendiknas No. 18 Tahun
2007 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.
Selanjutnya berikut ini beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia yang berkaitan dengan Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan:
a. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifkasi Akademik dan Kompetens Guru.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repuhlik Indonesia No 24
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 25
Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 27
Tahun 2008 tentang Standar Kulifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor.
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40
Tahun 2009 tentang Standar Penguji pada kursus dan pelatihan.
h. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repubilk Indonesia No 41
Tahun 2009 tentang Standar kualifikasi pembimbing pada kursus dan
pelatihan.
i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 42
Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus dan Pelatihan.
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43
Tahun 2009 Standar Tenaga administrasi pendidikan pada program
Paket A, Paket B, dan Paket C.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA