Anda di halaman 1dari 3

KASUS PEMBELAJARAN

TUGAS 3

Pak Sulton adalah guru SDN Tambakrejo II kelas 6, ia hafal benar tidak semua siswa
tertarik mata pelajaran matematika. Kata sebagian siswa matematika itu sulit,
menjemukan, penuh rumus dan lain-lain. Ia pernah bertanya, kog bisa begitu? Sulton
kemudian mengajak rekan guru lain di sekolah yang sama untuk menjawab
pertanyaan tersebut, mereka menganalisis masalah.

Mereka mencari akar penyebab masalah. Mereka mengembangkan angket,


wawancara dan lembarobservasi. Sebelum dibagikan ke siswa semua instrument
diteliti, dicek, apakah sudah baik,mengukur apa yang diukur, tidak bisa dan bisa
dipercaya.

Hasil angket, wawancara dan observasi adalah sebagian besar siswa merasakan materi
Matematika terlalu teoritis, susah dibayangkan. Siswa menghendaki penjelasan
kongkrit. Pak Sulton ingat teori motivasi, bahwa siswa akan tertarik belajar jika
dihadapkan ke halhal kongkrit dan menantang. Mereka memutuskan untuk
memanfaatkan mainan anak yang dapat menggambarkan permainan matematika.
Setiap kali mengajar, Pak Sulton selalu membawa beberapa mainan dan barang-
barang yang diperlukan agar pembelajaran matematika menjadi lebih kongkrit dan dia
meminta salah satu rekan guru untuk mengamati perilakunya saat dia mengajar.

Setiap usaia pelajaran Pak Sulton tidak lupa untuk meminta komentar siswa, setiap
topik bahasan selesai, Pak Sulton mengadakan ulangan. Hasil ulangan dianalisis,
tentang ketuntasan, soal paling sulit, mudah. Kegiatan ini berlangsung 2 bulan sampai
melaporkan tindakannya. Namun sebagai guru matematika kelas 6 SDN Tambakrejo
II, ia belum puas karena tidak seluruh siswa memperoleh nilai di atas batas
kemampuan minimal yang diharapkan (75).

Pertanyaan:

1. Analisislah kasus di atas, temukan 4 masalah pembelajaran yang terdapat


didalamnya!
- Siswa tidak menyukai pelajaran matematika
- Menurut siswa, pelajarah matematika susah untuk dibayangkan
- Pola pengajaran pak sulton terlalu membosankan
- Penjelasan teori yang disampaikan oleh pak sulton tidak terlalu jelas
2. Berikan alasan atas hasil analisis saudara!
- Kasus permasalahan tersebut ditinjau dari hasil angket yang dilakukan pak
anton kepad para siswanya, wawancara dan observasi adalah sebagian besar
siswa merasakan materi Matematika terlalu teoritis, susah dibayangkan. Siswa
menghendaki penjelasan kongkrit. Kemudian, pak sulton memiliki teknik yang
baik dalam proses belajar mengajar sehingga siswanya dapat mendapatkan
nilai di atas rata-rata.
3. Kemukakan alternatif pemecahannya!
- Pak sulton membuat proses pembelajaran matemika menjadi lebih menarik
dan memberika beberapa tantangan sehingga siapa yang berhasil memecahkan
tantangan tersebut akan mendapatkan sebuah hadiah.
4. Buatlah kasus seperti diatas tetapi dalam pelajaran IPA dan analisislah
permasalahannya, serta solusinya!
- Guru IPA jarang membawa siswa ke dunia nyata anak-anak. Hanya
menjelaskan dan menjabarkan teori. Solusinya sering-seringlah membawa
siswa melihat langsung objek pembelajaran yang sedang dipelajari agar dapat
merasakan kejadian-kejadian penting, hal-hal penting dalam kehidupan
mereka. Sehingga mereka selalu belajar dari lingkungan sekitar mereka dan
menyebabkan sering melamun saat proses pembelajaran. Fenomena ini juga
dapat dijumpai oleh guru di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.
Ada murid yang kelihatannya mendengarkan tetapi pandangannya melukiskan
pandangan kosong. Memang tidak ramai dan tidak pula mengganggu
temannya, namun hal ini menjadi masalah karena dapat mengganggu jalannya
proses pembelajaran. Maka solusi yang dapat diterapkan adalah Pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning mengacu pada metode pengajaran dimana
siswa bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar.
Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan atau
dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama, dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Salah satu
model pembelajaran kooperatif yakni Penyelidikan Kelompok (Investigasi
Kelompok). Penyelidikan kelompok mungkin merupakan model pembelajaran
kooperatif yang paling kompleks dan sulit untuk diterapkan. Model ini lebih
menekankan pada siswa, di mana siswa terlibat secara langsung dalam
perencanaan, baik topik maupun jalannya penyelidikan mereka. Di dalam
proses ini siswa memasuki situasi di mana mereka memberikan respon
terhadap masalah yang mereka rasakan perlu untuk dipecahkan. Masalah itu
sendiri bisa berasal dari siswa atau diberikan oleh guru dan harus berorietasi
ke lapangan, misalnya siswa diminta mengumpulkan data tentang penduduk,
penyakit, dan lain-lain, maka siswa harus bekerjasama dalam kelompok dan
dalam bekerja dituntut kemandirian.

Anda mungkin juga menyukai