Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF PADA PEMBELAJARAN


IPS KELAS IV SDN 3 METRO PUSAT
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh
YULIANA
Kepala Sekolah SD Negeri 3 Metro Pusat
yuliana@gmail.com

Rendahnya partisipasi siswa terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta
pembelajaran yang kurang bervariasi. Selain itu, pembelajaran saat ini lebih
kepada pola pembelajaran guru-sentris (Theacher centered). Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3
Metro Pusat dengan menggunakan model pembelajaran induktif dalam
pembelajaran IPS.

Pelaksanaan penelitian menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).


Kegiatan ini melalui tahapan siklus, jika hasilnya belum sesuai dengan kriteria,
maka dilakukan siklus II hingga ke siklus III. Subjek penelitian inipada siswa
kelas IV SDN 3 Metro Pusat Tahun 2016/2017 terdiri dari 16 orang siswa laki-
laki dan 13 orang siswa perempuan sehingga jumlah keseluruhan ialah 29orang.

Kesimpulan pada penelitian ini yaitu terdapat peningkatan pada aktivitas dan
belajar siswa menggunakan model induktif dalam pembelajaran IPS.
Peningkatkan aktivitas belajar siswa sesuai dengan pengamatan observer yang
telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi
peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus
I yaitu 43,5% menjadi 61% dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi
79,5%. Penggunaan model induktif meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan
belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada
siklus I sampai siklus III, dimana nilai rata-rata siklus II meningkat dari nilai
siklus I yaitu 63,8 menjadi 72,4 dan nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi
85,1 sedangkan ketuntasan belajar meningkat dari 15 siswa (52%) disiklus I
menjadi 23siswa (79%) di siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 26
siswa (90%) walaupun pada umumnya masih belum mendapat nilai yang
istimewa.

Kata Kunci: Model pembelajaran induktif, dan Peningkatan

22
THE IMPROVEMENT OF LEARNING ACTIVITY AND ACHIEVEMENT
OF SOCIAL SCIENCE STUDENTS OF CLASS IV THROUGH
INDUCTIVE INSTRUCTIONAL AT SDN 3 CENTRAL
METRO, ACADEMIC YEAR 2016/2017

By
YULIANA
Principal of SDN 3 Central Metro
yuliana@gmail.com

Low of students participation in responding the question given by teachers, and


less teaching strategy variation are identified as the cause of low learning activity
and achievement. To make it worse, current instructional process is still
accentuated on teacher centered. The research was aimed to improve learning
activity and achievement students of class IV SDN 3 central Metro using
inductive instructional model at social science subject.

The research applied Classroom Action Research (CAR). The research was
initiated by preliminary cycle and continued to cycle II and III. The subjects of the
research were the students of class IV SDN 3 Central Metro in Academic Year
2016/2017. The subjects were 29 students, they were consistof 16 maleand 13
female students,

The conclusion to make was that improvement occurred on learning activity and
achievement through inductive model onf social science instructional. The
improvement occurred continuously from cycle I to cycle II. The average
improved from 43,5% at cycle I to 61% at cycle II, and it reached 79,5% at cycle
III. The score improved from cycle I, as many 63,8, became 72,4 at cycle II, and
rested at 85,1 at cycle III. Learning mastery improved, it was only 15 students or
52% at cycle I, became 23 students (79%) at cycle II, and rested at 26 students
(90%) at cycle III. Most students were not at excellent predicate.

Key words: Inductive instructional model, learning improvement

23
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang

Rendahnya partisipasi siswa terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta
pembelajaran yang kurang bervariasi. Selain itu, pembelajaran saat ini lebih
kepada pola pembelajaran guru-sentris (Teacher centered). Guru ceramah siswa
mendengarkan, guru memberi tugas siswa mengerjakan, siswa kurang aktif dan
kurang berani dalam mengungkapkan pendapatnya dan mengajukan pertanyaan.
Sehingga aktivitas siswa sangat rendah yang menyebabkan tidak berkembangnya
potensi dan kreatifitas siswa.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) hanya 12 siswa (42%) dari jumlah keseluruhan 29 siswa. Nilai
terendah 50, dan nilai tertinggi 85. Sedangkan KKM yangditentukan adalah 65
(data nilai ulangan harian tahun ajaran 2016/2017. Hal ini diduga karena
rendahnya motivasi, minat danaktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Sehingga hasil belajar yang diperoleh sangat rendah.

2. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 3 Metro Pusat
dengan menggunakan model pembelajaran induktif dalam pembelajaran IPS.

B. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
a) Tahap Perencanaan: Pada tahap ini untuk siklus pertama kegiatan ini diawali
dengan pembuatan rencana perbaikan pembelajaran secara kolaboratif
partisipatif antara guru dan penulis. Kemudian persiapan dan pembuatan
media yang akan digunakan pada pembelajaran serta lembar observasi dan
penilaian.
b) Tahap Pelaksanaan: Pada tahap ini rencana kegiatan perbaikan pembelajaran
pada materi “Perkembangan Teknologi Produksi” untuk pertemuan pertama
dan kedua, dengan menggunakan model induktif.

24
c) Tahap Observasi: Pada tahap ini observer mengobservasi kegiatan
pembelajaran yang berlangsung. Observasi mencakup dari berbagai aspek
yaitu, dari segi kompetensi guru menyampaikan materi, antusias dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
d) Tahap Analisis dan Refleksi: Tahap ini merupakan akhir siklus ini, yaitu
refleksi oleh semua tim penulis untuk mengkaji aktivitas dan hasil belajar
siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat
rencana tindakan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya

2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian iniadalah siswa kelas IV SDN 3 Metro terdiri dari 16 orang
siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan sehingga jumlah keseluruhan ialah
29 orang.

3. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pada penelitian iniadalah apabila adanya peningkatan
aktivitas siswa telah mencapai minimal ≥75%, dan ≥75% dari hasil belajar siswa
telah meningkat.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian
a) Aktivitas Siswa
Pada siklus I pertemuan 1 ini, terlihat bahwa aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran IPS menunjukkan nilai persentase sebesar 41% dan jika dilihat dari
kriteria keberhasilan observasi siswa menunjukkan kriteria sedang. Pada siklus I
pertemuan II, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS menunjukkan nilai
persentase sebesar 46%, dan terlihat terjadi peningkatan sebesar 5%. Dari kedua
hasil tersebut dapat diambil rata-rata sebesar 43,14% dan pada kriteria
keberhasilan menunjukkan tingkat aktivitas siswa masih sedangdalam proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan model induktif.

Pada siklus II pertemuan II, siswa sudah mulai aktif bertanya tentang materi yang
diberikan dan mulai aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

25
oleh guru mengenai materi yang diajarkan. Siswa mulai berani menanggapi
jawaban temannya yang kurang tepat dalam menjawab pertanyaan guru. Aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran IPS menunjukkan nilai persentase sebesar 65%,
serta terlihat terjadi peningkatan sebesar 8% dan jika dilihat dari kriteria
keberhasilan observasi aktivitas siswa menunjukkan kriteria tinggi.

Pada siklus II pertemuan I diperoleh nilai persentase sebesar 57% dan pada siklus
II pertemuan II diperoleh nilai persentase sebesar 65% dan terjadi peningkatan
sebesar 8%. Dari kedua hasil tersebut dapat didapat rata-rata sebesar 61% dan
pada kriteria keberhasilan menunjukkan tingkat aktivitas siswatinggi dalam proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan model induktif

b) Hasil Belajar Siswa


Hasil tes awal menunjukkan sebanyak 25 siswa (86%) memperoleh nilai di bawah
65 dan 4 siswa (14%) dari 29 siswa memperoleh nilai di atas 65. Sedangkan pada
saat pemberian post test (tes akhir) diakhir siklus, menunjukkan sebanyak 14
siswa (48%) memperoleh nilai di bawah 65 dan sebanyak 15 siswa (52%) dari 29
siswa memperoleh nilai di atas 65. Hal ini membuktikan bahwa terjadi
peningkatan nilai siswa di tes akhir jika dibandingkan dengan nilai pada pre test
(tes awal).

Pada siklus II hasil tes awal dari 25 siswa menunjukkan 6 siswa memperoleh
nilai di atas 65 dan sebanyak 23 siswa memperoleh nilai di bawah 65. Sedangkan
pada saat pemberian tes akhir diakhir siklus, terjadi peningkatan nilai siswa jika
dibandingkan dengan nilai pada tes awal . Hasil menunjukkan sebanyak 23 siswa
dari 29 siswa memperoleh nilai di atas 65 dan sebanyak 6 siswa memperoleh nilai
di bawah 65. Hasil tes awal dari 29 siswa menunjukkan sebanyak 19 siswa (68%)
memperoleh nilai di bawah 65 dan 10 siswa (32 %) memperoleh nilai di atas
65.Sedangkan pada saat pemberian tes akhir diakhir siklus, menunjukkan
sebanyak 6 siswa (21 %) memperoleh nilai di bawah 65 dan sebanyak 23 siswa
(79 %) dari 29 siswa memperoleh nilai di atas 65. Hal ini membuktikan bahwa
terjadi peningkatan nilai siswa di tes akhir jika dibandingkan dengan nilai pada
tes awal .

26
c) Pembahasan Penelitian
1) Aktivitas Belajar Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I diperoleh nilai persentase
sebesar 41% dan pada siklus I pertemuan II diperoleh nilai persentase sebesar
46% dan terjadi peningkatan sebesar 5%. Rata-rata dari kedua hasil observasi
tersebut sebesar 43,5% dan pada kriteria keberhasilan menunjukkan tingkat
aktivitas siswa masih sedang dalam proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan model induktif.

Pada observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan I diperoleh nilai persentase


sebesar 57% dan pada siklus II pertemuan II diperoleh nilai persentase sebesar
65% dan terjadi peningkatan sebesar 8%. Rata-rata dari kedua hasil observasi
tersebut sebesar 61% dan pada kriteria keberhasilan menunjukkan tingkat aktivitas
siswa tinggi dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model induktif.

Pada kegiatan observasi aktivitas siswa siklus III pertemuan I diperoleh hasil nilai
persentase sebesar 73% dan pada siklus III pertemuan II diperoleh nilai persentase
sebesar 86% dan terjadi peningkatan sebesar 13%. Rata-rata dari kedua hasil
observasi tersebut sebesar 79,5% dan pada kriteria keberhasilan menunjukkan
tingkat aktivitas siswa sudahtinggidalam proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan model induktif, walaupun belum mencapai nilai sempurna. Dari
pelaksanaan ketiga siklus tersebut ditemukan data bahwa terjadi peningkatan
aktivitas siswa disetiap siklusnya, hal ini membuktikan bahwa penggunaan model
induktif dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut
sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan
atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu
aktivitas,.1Pendapat lain menyatakan bahwa Aktivitas belajar merupakan aktivitas

1
Munawar, Indra.2009. HasilBelajar
(PengertiandanDefinisi).http://indramunawar.blogspt.com/2009/06/ hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html. Diaksespada 5 februari 2011.

27
yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu
harus saling berkaitan2.

a. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS dengan menggunakan model
induktif menunjukkan adanya peningkatan disetiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat
dari hasil penelitian di atas, bahwa dari siklus I, II, dan III hasil belajar siswa
meningkat dan ketuntasan belajar mencapai 90%. ketuntasan hasil belajar siswa
pada siklus I menunjukkan peningkatan, pada siklus I pertemuan I diadakan per
test, ketuntasan belajar siswa menunjukkan 25 siswa (86,00%) mendapat nilai di
bawah 65 dan 4 siswa (14,00%) memperoleh nilai diatas 65. Pada siklus I
pertemuan II diadakan post test, ketuntasan belajar siswa menunjukkan 14 siswa
(48,00%) mendapat nilai di bawah 65 dan siswa (52,00%) memperoleh nilai
diatas 65. Ketuntasan belajar kelas IVB siklus I meningkat dari 4 siswa (14,00%)
menjadi 15 siswa (52,00%).

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus
I, pada siklus II pertemuan I diadakan pre test, ketuntasan belajar siswa
menunjukkan 23 siswa (79,00%) mendapat nilai di bawah 65 dan 6siswa
(21,00%) memperoleh nilai diatas 65. Pada siklus II pertemuan II diadakan post
test, ketuntasan belajar siswa menunjukkan 6 siswa (21,00%) mendapat nilai di
bawah 65 dan 23 siswa (79,00%) memperoleh nilai diatas 65. Ketuntasan belajar
kelas siklus II meningkat dari 6 siswa (21,00%) menjadi 23 siswa (79,00%).

Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III menunjukkan peningkatan dari
siklus I dan II, pada siklus III pertemuan I diadakan pre test, ketuntasan belajar
siswa menunjukkan 19 siswa (68,00%) mendapat nilai di bawah 65 dan 10 siswa
(32,00%) memperoleh nilai diatas 65. Pada siklus III pertemuan II diadakan post
test, ketuntasan belajar siswa menunjukkan 3 siswa (10,00%) mendapat nilai di
bawah 65 dan 26 siswa (90,00%) memperoleh nilai diatas 65. Ketuntasan belajar
kelas siklus III meningkat dari 10 siswa (32,00%) menjadi 26 siswa (90,00%).

2
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

28
Hasil belajar tersebut sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwahasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa hasil belajar
merupakan puncak proses belajar3.

D. Simpulan dan Saran


1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
terhadap siswa kelas IV mata pelajaran IPS dapat disimpulkan:
a) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa sesuai dengan pengamatan observer yang telah
dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus III, dan terjadi
peningkatan di setiap siklusnya yaitu rata-rata siklus II meningkat dari nilai
siklus I yaitu 43,5% menjadi 61% dan nilai rata-rata siklus III meningkat
menjadi 79,5%.
b) Penggunaan model induktif dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar dan ketuntasan belajar kelas siswa, hal ini sesuai dengan nilai hasil
belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus III, dimana nilai
rata-rata siklus II meningkat dari nilai siklus I yaitu 63,8 menjadi 72,4 dan
nilai rata-rata siklus III meningkat menjadi 85,1 sedangkan ketuntasan belajar
meningkat dari 15 siswa (52%) disiklus I menjadi 23siswa (79%) di siklus II
dan pada siklus III meningkat menjadi 26 siswa (90%) walaupun pada
umumnya masih belum mendapat nilai yang istimewa.

2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, diberikan saran sebagai
berikut:
a) Kepada siswa, untuk senantiasa membudayakan belajar dan membaca, guna
memperkaya ilmu pengetahuan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
b) Kepada orang tua, untuk selalu membimbing dan memotivasi putra-putrinya
agar rajin belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua,
bangsa dan negara.
3
Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta: Jakarta

29
c) Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model dan metode
pembelajaran yang sesuai dalam setiap proses pembelajaran. Sehingga
siswalebih antusias dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
d) Kepala sekolah, agar dapat memberikan sosialisasi kepada guru tentang
model dan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.

E. Daftar Pustaka

Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta: Jakarta.


Munawar, Indra.2009. HasilBelajar (PengertiandanDefinisi).
http://indramunawar.blogspt.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
definisi.html. Diaksespada 5 februari 2011.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo
Persada: Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai