Anda di halaman 1dari 60

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahan di dunia pendidikan muncul bersamaan dengan meningkatnya

kemampuan peserta didik, pengaruh informasi kebudayaan, dan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi ini sekarang

menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi telah digunakan namun

belum berjalan dengan efektif. Salah satu tujuan dari pembelajaran yaitu

meningkatkan hasil belajar. Artinya suatu keberhasilan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran dapat di ukur dari hasil belajar yang telah dicapai.

Namun dalam kenyataannya rasa ingin tahu siswa terhadap nilai-nilai yang

dapat diambil oleh mata pelajaran sejarah sangatlah rendah. Hal ini

disebabkan oleh model-model pembelajaran yang diterapkan guru disekolah

kurang bervariasi saat proses belajar mengajar berlangsung, guru lebih

cenderung menggunakan metode konvensional yang dimana metode

pembelajaran masih bersifat tradisional atau disebut juga dengan metode

diskusi.hal ini sangat mempengaruhi hasil belajar siswa terutama pada mata

pelajaran sejarah. Adakalanya siswa perlu bertanya supaya bertambah

pemahaman dan mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan suatu

persoalan sejarah sehingga proses pembelajaran menjadi efektif.

1
Adapun kriteria yang dijadikan pedoman adalah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) SMA Negeri 2 Gedong Tataan. Menurut Guru SMA Negeri 2 Gedong

Tataan, siswa yang memperoleh nilai 70 maka dianggap tuntas. Hal tersebut

dapat dilihat dari peroleh nilai ulangan terlihat masih banyak yang belum

mencapai KKM, seperti dalam tabel 1.

Tabel 1
Hasil Belajar Sejarah Peserta Didik kelas XI IPS SMA Negeri 2Gedong
Tataan Tahun Pelajaran 2020/2021

No Rentang Nilai ∑ Persentase Nilai Keterangan


≥70 9 40% Tuntas
XI
<70 14 60% Tidak Tuntas
IPS
Jumlah 23 100%
Sumber: Data Guru Bidang Studi Sejarah SMAN 2 Gedong Tataan

Ditinjau dari hasil observasi di SMA Negeri 2Gedong Tataandiperoleh data

nilai rata rata siswa pada mata pelajaran sejarah semester ganjil tahun

pelajaran 2021/2022 bahwa sekitar 60% peserta didik yang tidak mencapai

KKM yang mendapat nilai dibawah 70.

Dari data diatas bisa dilihat bahwa masih banyak siswa yang tidak mencapai

hasil yang baik atau sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk

mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan mengembangkan suatu

model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran Sejarah.

Berdasarkan masalah tersebut,maka penulis menjadi tertarik untuk

melakukan penelitian dengan menggunakan judul “Penerapan Model

2
Pembelajaran GeneratifUntuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Pada

Materi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa

BaratSiswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2GedongTataan Tahun Pelajaran

2021/2022”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi-

kan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Hasil belajar siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

1.2.2 Model pembelajaran Generatif masih jarang digunakan pada proses

pelajaran sejarah.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mencapai tujuan yang diharapkan maka masalah

penelitian ini dibatasi tentang:

1.3.1 Pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran generatif.

1.3.2 Hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.

1.4 Perumusan Masalah

Berkaitan dengan pembatassn masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran

Generatif dapat meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi perlawanan

3
bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa barat siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 2GedongTataan tahun pelajaran 2021/2022?”.

1.5 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar sejarah dengan

menggunakan model pembelajaran Generatif siswa kelas XI IPS SMA Negeri

2 Gedong Tataan tahun pelajaran 2021/2022.

1.5.2 Kegunaan Penelitian

Dilaksanakannya penelitian ini diharapkan tujuan penelitian dapat tercapai

sehingga dapat memberikan kegunaan antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah

yang ada terutama yang berhubungan dengan strategi belajar dan

pembelajaran.

2. Sebagai sumbangan pemikiran kepada para siswa dalam belajar

supaya mudah menguasai dan meningkatkan pembelajaran sejarah.

3. Memberikan motivasi dan informasi bagi siswa dalam belajar sejarah

secara efektif dan efisien.

4. Diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi penulis dan dapat menjadi sumbangan pemikiran

bagi kaum pelajar pada umumnya

4
1.5.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang pendidikan,

khususnya terkait dengan penerapan model pembelajaran Generatif

dalam meningkatkan hasil belajar pembelajaran sejarah siswa kelas XI

IPS SMA Negeri 2 Gedong Tataan.

2. Bagi siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran

sejarah serta memberikan motivasi belajar siswa dalam

pembelajaransejarah.

3. Bagi guru dan sekolah

Penelitian ini dapat mendorong untuk meningkatkan profesionalisme

guru, terkait dengan peningkatan kualitas pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KAJIAN PENELITIAN RELEVAN DAN HIPOTESIS

TINDAKAN

2.1Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas

atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, kurikulum dan lain:lain

Menurut Joyce (Dalam Ngalimun, 2018:7). Pendapat lainnya mengumukakan

model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang

meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang

dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara

langsungatau tidak langsung dalam proses belajar mengajar, menurut

Istarani,(2011:1).Pendapat lainnya mengemukakan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar

mengajar.menurut Soekamto,dkk (Dalam Ngalimun,2018:7).

Pendapat lainnya mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan

pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

6
diharapkan, model model pembelajaran terus berkembang sesuai dengan

perkembangan kebutuhan peserta didik, guru yang professional dituntut

mampu mengembangkan model pembelajaran baikteoritik maupun praktek,

yang meliputi aspek-aspek, konsep, dan teknik, menurut Rusman (2013)

dalam Rofiah, dan Irwandani (2015:167). Pendapat lainnya mengemukakan

bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

atau pembelajaran dalam tutorial, menurut Trianto (2012) dalam Rofiah, dan

Irwandani (2015:167).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah desain atau suatu pola pembelajaran yang mengarah

keprosedur sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

2.1.2. Pengertian Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran Generatif merupakan salah satu model pembelajaran

yang berusaha menyatukan gagasan-gagasan baru dengan skema

pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa, dimana dalam kegiatan

pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam penerapannya ada empat

elemendasar, antara lain: mengingat (recall), menggabungkan

(intergration),mengolah (organization), dan merinci (elaboration) dimana

dapat diterapkan sendiri ataupun kombinasi antar satu sama lain untuk

mencapai tujuan pembelajaran, Menurut Huda (2013)

7
Menurut Holil (2012) dalam Nur (2015:2) pembelajaran generatif merupakan

suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara

aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah

dimiliki peserta didik sebelumnya.

Menurut Suastra (2017) dalam Abadi, dkk (2018:202) model generatif

merupakan model pembelajaran berlandaskan pada pandangan

konstruktivisme dalam belajar-mengajar yaitu pandangan yang berpedoman

pada asumsi dasar bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran pada saat

belajar.

Menurut Wulandari, dan Firmansyah (2016:19) model pembelajaran

generative adalah model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

generative yang berorientasi pada paham bahwa pada dasarnya

pengembangan intelektual dimana teori dan konsep yang diperoleh dari

model generative merupakan factor empiris yang dimulai dari data atau fakta.

Sedangkan menurut Osborne dan Wittrock dalam Wahyuni (2006:14) dalam

Hakim (2014:200) pembelajaran generative merupakan suatu cara yang baik

untuk mengetahui pola pikir peserta didik serta bagaimana pesrta didik

memahami dan memecahkan masalah dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

model pembelajaran Generatif merupakan suatu cara untuk mengetahui pola

pikir peserta didik dalam mengkonstruksi atau membangun pengetahuan

secara pribadi dan mendapatkan topik yang akan dibahas dengan

8
pengetahuan awal yang telah dimiliki sebelumnya dan menghubungkan

dengan konsep yang dipelajari.

2.1.3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Generatif

Langkah-langkah pembelajaran Generatif menurut ArisShoimin (2017:78)

yaitu:

1. Tahap orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan

mengenai konsep yang sedang dipelajari dengan mengaitkan materi

dengan pengalaman sehari-hari. Tujuannya agar siswa termotivasi

mempelajari konsep tersebut..

2. Tahap pengungkapan ide, yaitu siswa diberi kesempatan untuk

mengemukankan ide mereka mengenai konsep yang dipelajario. Pada

tahap ini siswa akan menyadari bahwa ada pendapat yang berbeda

mengenai konsep tersebut.

3. Tahap tantangan dan rekonstruksi, yaitu guru menyiapkan suasana

dimana siswa diminta membandingkan pendapatnya dengan pendapat

siswa lain dan mengemukakan keunggulan dari pendapat mereka tentang

konsep yang dipelajari. Kemudian, guru mengusulkan peragaan

demonstrasi untuk menguji kebenaran pendapat siswa. Pada tahap ini

diharapkan siswa sudah mulai mengubah struktur pemahan mereka

(conceptual change)

9
4. Tahap penerapan, yaitu kegiatan dimana siswa diberi kesempatan untuk

menguji ide alternative yang mereka bangun untuk menyelesaikan

persoalan yang bervariasi. Siswa diharapkan mampu mengevaluasi

keunggulan konsep baru yang dia kembangkan. Melalui tahap ini guru

dapat meminta siswa menyelesaikan persoalan, baik yang sederhana

maupun yang kompleks.

5. Tahap melihat kembali, yaitu siswa diberi kesempatan untuk

mengevaluasi kelemahan dari konsepnya yang lama. Siswa juga

diharapkan dapat mengingat kembali apa saja yang mereka pelajari

selama pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran Generatif menurut Mulyana (2014:29)

yaitu:

1. Tahap orientasi yang dimaksud kan untuk memotivasi peserta didik dalam

mempelajarai konsep yang diberikan.

2. Tahap pengungkapan ide untuk mengetahui konsep awal peserta didik

tentang konsep ilmiah yang sedang dipelajari.

3. Tahap tantangan tantangan dan rekonstruksi yang merupakan tahap

penyajian konsep secara keilmuan.

4. Tahap penerapan untyuk mengevaluasi keunggulan konsep baru yang

dikembangkan pesrta didik.

5. Tahap melihat kembali dimana peserta didik diharapkan mampu

mengingat kembali.

10
2.1.4. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran Generatif

Menurut Shoimin (2017:79-80) kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran Generatif yaitu:

1. Kelebihan

a) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan

pikiran, pendapat, dan pemahamannya terhadap konsep.

b) Melatih siswa untuk mengkomunikasikan konsep.

c) Melatih siswa untuk menghargai gagasan orang lain.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk peduli terhadap

konsepsi awalnya (terutama siswa yang miskonsepsi). Siswa

diharapkan menyadari miskonsepsi yang terjadi dan bersedia

memperbaikinya.

e) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengonstruksi

pengetahuannya sendiri.

f) Dapat menciptakan suasana kelas yang aktif karena siswa dapat

membandingkan gagasannya dengan gagasan siswa lainnya serta

intervensi guru.

g) Guru mengajar menjadi kreatif dalam mengarahkan siswanya untuk

mengkonstruksi konsep yang akan dipelajari.

h) Guru menjadi terampil dalam memahami pandangan siswa dan

mngorganisasi pembelajaran.

2. Kelemahan

a) Siswa yang pasif merasa diteror untuk mengkonstruksi konsep.

11
b) Membutuhkan waktu yang relative lama.

c) Siswa harus siap jika harus ditunjuk untuk mengungkapkan ide atas

persoalan yang baru dikembangkan

d) Siswa harus mampu membandingkan pendapatnya dengan siswa lain.

Menurut Sugiarta (Santi, 2011:20) dalam Samparadja, dkk (2020:138)

kelebihan dan kelemahan model generatif yaitu:

1. Kelebihan

a) Sangat baik untuk mengaktifkan anak dalam kegiatan pembelajaran

termasuk pada anak-anak yang kurang mampu (tingkat

pemahamannya lamban)

b) Anak terangsang dan terbiasa mengerjakan tugas secara mandiri

maupun berkelompok.

c) Suasana belajar selama kegiatan pembelajaran Nampak bebas, ceria,

bergairah (penuh semangat) dan responsif (kondusif).

d) Hubungan anak dengan anak, anak dengan guru menjadi dekat

(akrab) dan sangat membantu pemecahan berbagai masalah yang

dihadapi anak dalam proses pembelajaran.

e) Suasana “menggurui” oleh guru intensitasnya menurun karena guru

lebih banyak berperan sebagai pendamping atau pembimbing dan

fasilitator dalam kegiatan diskusi.

2. Kelemahan

12
a. Guru dituntut membuat persiapan mengajar yang mantap dan

ditunjang penguasaan materi bahan ajar yang luas.

b. Membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat persiapan dan

penyediaaan fasilitas penunjang pembelajaran.

c. Membutuhkan kecermatan dalam perenvanaan dan pengelolaan

waktu belajar .

d. Mengaktifkan anak yang kurang mampu tidak mudah, oleh karena

itu, ini membutuhkan kiat-kiat khusus sesuai dengan perilaku anak

yang dilandasi kasih sayang, kesabaran dan ketekunan.

2.1.5Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu hasil tingkah laku sebagai hasil belajar dirumuskan dalam

bentuk kemampuan dan kompetensi yang dapat diukur atau dapat

ditampilkan melalui performance siswa. Menurut Sanjaya (2010:87) dalam

Afandi dkk(2013:4). Pendapat lainnya yaitu menurut Hamalik dalam Afandi

dkk (2013:4) bahwa hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku

pada orang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dan dari belum mampu menjadi mampu. Pendapat lainnya yaitu

menurut Hamalik dalam Jihad dan Abdul (2010: 15) dalam Afandi

dkk(2013:5) hasil belajar yang menunjukan bahwa siswa telah melakukan

perbuatan, yang umunya meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sikap

yang baru, yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.Pendapat lainnya yaitu

menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) mengemukakan bahwa hasil belajar

13
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari

sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari

sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses

belajar. Pendapat lainnya yaitu menurut Sudjana (2005:22) dalam

Firmansyah (2015:37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubahan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa

setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,dimana hasil belajar dapat

ditandai dengan skala ukur nilai.

2.1.6 Pengertian Pembelajaran Sejarah

Menurut G. Moedjanto, 1986:6( dalam Aman:2011) pembelajaran sejarah

merupakan suatu pembelajaran yang diimplementasikan secara baik yang

dapat mengembangkan kemampuan ranah kognitif pada peserta didik,

mengembangkan potensi dan menguasai ranah afektif, bahkan ranah

psikomotorik dan konatif yaitu ketersediaan bertindak sesuai dengan

kemampuan ranah yang lain.

Menurut Djoko Suryo,2005:3(dalam Aman:2011)pembelajaran sejarah harus

mampu mendorong siswa berpikir kritis analisis dalam memanfaatkan

pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini

dan yang akan datang, mengembangkan kemampuan intelektual dan

14
ketrampilan untuk memahami proses perubahan dan keberlanjutan, dan

berfungsi sebagai sarana untuk menanamkan kesadaran akan adanya

perubahan dalam kehidupan masyarakat melalui dimensi waktu.

Pembelajaran sejarah, selain bertugas memberikan pengetahuan

sejarah(kognitif) tetapi juga untuk memperkenalkan nilai nilai luhur

bangsanya (afektif). Kedua hal ini tidak akan memiliki arti bagi kehidupan

peserta didik masa sekarang dan pada masa yang akan datang, apabila

peserta didik tidak mampu memahami maknanya. Pendapat sartono

kartodirdjo, 1982:86 tentang fungsi pembelajaran sejarah yaitu:

 Untuk membangkitkan minat kepada sejarah tanah airnya.

 Memberi pola berpikir kearah berfikir secara rasional, kritis, dan

empiris.

 Mengembangkan sikap mau menghargai nilai nilai kemanusiaan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran sejarah

adalah keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran yang disampaikan

oleh guru yang mereka tangkap dalam proses pembelajaran yang dapat

dilihat dari interaksi antara guru dan siswa. Dengan adanya pembelajaran

sejarah disekolah dapat menumbuhkan keaktifan peserta didik terhadap

proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan

masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang.

15
2.2. Kajian Penelitian Relevan

Sebagai Bahan Penguat penelitian tentang Penerapan model pembelajaran

Generatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA

Negeri 2 Gedong Tataan Tahun Pelajaran 2021/2022. Peneliti mengutip

penelitian yang relevan yaitu:

1. Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Makasar, Disusun oleh

Anis Nur Program Studi Fisika Universitas Muhammadiyah Makasar.

Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa penggunaan model

Generatif di SMA Negeri 9 Makasar dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan mencapai ketuntasan KKM..

2. Penerapan Model Pembelajaran Generatif Dengan Menggunakan Virtual

Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IX.4 SMPN 8

Banda Aceh, Disusun oleh Ariza Pratama dkk Program Studi Pendidikan

Fisika, Unsyiah Aceh.Dalam penelitian tersebut mendapatkan hasil baik

atau mencapai ketuntasan KKM.

3. Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makasar, Disusun oleh

Syirlatifah dkk Program Studi Fisika Universitas Makasar. Dalam

penelitian tersebut bahwa penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan ketiga kajian penelitian relevan tersebut yang mengenai model

pembelajaran Generatif pelajaran diatas, dapat dikatakan bahwa model ini

16
telah diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dan pada

penelitian ini akan dilakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Siswa

Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gedong Tataan

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, penulis dapat

mengemukakan hipotesis tindakan dalam penelitian ini bahwa “Jika

menggunakan Model Generatif maka akan meningkatkan hasil belajar siswa

kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Gedong Tataan

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting Penelitian

3.1.1 Tempat penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Kelas XI IPS dengan jumlah 23

siswa semester ganjil SMA Negeri 2 Gedong Tataan Tahun Pelajaran

2021/2022

3.1.2 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022

sebanyak 2 siklus.

3.1.3 Obyek penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun jenis

tindakan yang diteliti adalah hasil belajar pembelajaran sejarah siswa.

3.2Subyek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Gedong Tataan

yang berjumlah 23 orang.

18
3.3 Prosedur penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan

yang menyebabkan kurang nya hasil pembelajaran sejarah di kelas XI IPS

maka dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran melalui langkah

langkah yang akan ditentukan melalui tindakan yang tepat dalam rangka

meningkatkan hasil belajar pembelajaran sejarah melalui penerapan model

pembelajaran Generatif. Maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan

kelas ini terdiri 4 tahap setiap siklus nya, seperti dibawah ini .

Sumber : Model Kurt Lewin

3.3.1 Perencanaan (planning)

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan tentang situasi.

Dengan mendasarkan diri pada hasil studi pendahuluan ini akan dapat

19
diidentifikasi sejumlah permasalahan. Secara teknisi, rancangan penelitian

tindakan memuat hal hal berikut.

a. Menyusun skenario pembelajaran.

b. Menyiapkan sarana prasarana penunjang terlaksananya tindakan.

c. Menyusun instrumen, baik instrumen proses maupun instrumen hasil.

d. Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.

3.3.2 Pelaksanaan Tindakan (acting)

Penelitian tindakan mengharuskan adanya kolaborasi antara peneliti dan

praktisi dalam pelaksanaannya. Peran peneliti dalam penelitian tindakan

dapat dikemukakan sebagai berikut.

a) Merancang intervensi, mengkomunikasikan, mendiskusikan, dan

bernegoisasi dengan praktisi. Hasil yang diperoleh berupa

kesepakatan kesepakatan tentang rencana penelitian.

b) Bekerja sama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang

telah direncanakan.

c) Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan secara kritis

dan objektif.

20
3.3.3 Observasi (observation)

Sesuai dengan model PTK Kemmis dan Taggart, pengamatan dilakukan

bersamaan dengan pelaksaan proses pembelajaran atau tindakan. Tujuan

diadakan observasi untuk mengenali dan merekam. Observasi dilakukan

terhadap perencanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti, pelaksanaan

proses belajar mengajar, hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa

dengan menggunakan lembar observasi serta catatan lapangan yang dipakai

untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui

lembar observasi, seperti kredibilitas (kepercayaan) selama tindakan

berlangsung.

3.3.4 Refleksi (reflection)

Kegiatan refleksi dilakukan pada akhir tindakan. Tahap refleksi melibatkan

kegiatan: menganalisis, mensitensis, memaknai, menjelaskan dan

menyimpulkan. Kegiatan refleksi dapat dipandang sebagai upaya untuk

memahami dan memaknai proses dan hasil yang dicapai sebagai akibat dari

tindakan yang dilakukan. Ditahap ini disarankan untuk berfikir secara sintesis

dengan memadukan gagasan yang ada tujuan akhirnya untuk kepentingan

penarikan kesimpulan.

21
Dibawah ini merupakan gambar model kemmis dan taggart siklus penelitian

tindakan kelas

Tahapan tahapan dari siklus yang dilaksanakan diuraikan sebagai berikut:

A. SIKLUS 1

1. Tahap Perencanaan

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b) Mempersiapkan materi yang diberikan kepada siswa pada saat

pembelajaraan

c) Membuat media pembelajaran dalam rangka implementasi PTK.

d) Mempersiapkan lembar observasi yang digunakan untuk mengamati

aktifitas selama pembelajaran.

d) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK.

22
e) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Berisi deskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan

perbaikan yang akan dikerjakan dan prosedur tindakan yang akan

diterapkan.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkan oleh peneliti. Observasi dilakukan terhadap aktifitas

siswa ketika pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil

penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan

perbaikan yang akan dilaksanakan serta rencana bagi tindakan pada

siklus berikutnya.

B. SIKLUS 2

a) Tahap Perencanaan

Guru membuat rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus 1

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksankan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran

hasil refleksi pada siklus pertama

23
c) Tahap Observasi

Guru dan kalaborator melakukan pengamatan terhadap aktifitas siswa

dalam pembelajaran.

d) Tahap Refleksi

Guru melakukanrefleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

berdasrkan tindakan tersebut. Apakah pembelajaran yang telah dikemas

dengan tindakan tertentu dapat meningkatkan atau memperbaiki masalah

yang diteliti dalam PTK tersebut.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Lembar observasi

2. Soal tes

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data penulis menggunakan 3 teknik yaitu:

1. Teknik Observasi.

2. Teknik Tes.

24
3. Dokumentasi

Adapun penjelasan dari teknik tersebut yaitu:

1. Observasi

Digunakan untuk mengamati sikap siswa dan kegiatan guru dalam kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Kelebihan observasi

adalah data yang diperoleh lebih dapat dipercaya karena dilakukan atas

pengamatan sendiri. Sedangkan kelemahannya adalah bisa terjadi kesalahan

interpretasi terhadap kejadian yang diamati.

2. Tes

Digunakan untuk mengumpulkan hasil data siswa sesudah tindakan. Tes ini

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, sikap, intelligensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki peserta didik. Hasil tes ini digunakan

untuk melihat peningkatan pemahaman pembelajaran peserta didik.

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk merekam peristiwa peristiwa penting selama

proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi tersebut digunakan untuk

mempermudah pemaknaan tindakan.

25
3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Selama proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa yang sesuai

dengan indicator skor 1,2,3,4~ dicatat dalam lembar observasi. Setelah

dilakukan observasi, dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan oleh setiap

siswa pada setiap pertemuan menggunakan rumus :

Skor instrumen penelitian 1,2,3,4~

Untuk mencari nilai rata rata aktivitas siswa

(Tampubolon, 2014:241)

TotalSkor
Nilai Rata Rata¿
BanyaknyaItem

Untuk mencari persentase aktivitas siswa:

(Tampubolon, 2014:241)

Totalskor
Nilai ¿ ×100 %
Totalskormaksimal

3.6.1 Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa setelah diterapkannya

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Generatif maka

diambil rata rata tes yang diberikan setelah tindakan selesai pada setiap akhir

siklus dengan rumus sebagai berikut:

26
X=
∑X
N

(Sudjana,2018:109)

Keterangan:

X = Nilai rata rata kelas

∑X = jumlah seluruh skor (jumlah nilai tes seluruh siswa)

N = jumlah siswa

Untuk menghitung persentase siswa yang memperoleh nilai diatas KKM ≥ 70

digunakan rumus:

P=
∑ siswayangtuntas belajar ×100 %
∑ siswa
Keterangan:

P: persentase ketuntasan belajar siswa

∑ siswayangtuntasbelajar : jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70


∑ siswa= jumlah seluruh siswa

27
BAB IV

LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Gedong Tataan

SMA Negeri 2 Gedongtataan di Jl Margosari I Desa Taman Sari Kecamatan.

Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran Berdasarkan SK Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan republik Indonesia nomor 104A/III.01/HK/2012 tanggal 20

April 2012 dan diresmikan oleh Bapak Bupati Aries Sandi Darma Putra,

SH.MH pada Tanggal 20 April 2012, maka mulai tahun 2012/2013 SMA

Negeri 2 Gedongtataan telah melakukan regenerasi kepemimpinan dengan

urutan dari yang pertama hingga sekarang adalah :

1. Drs Sapri, M.M

2. Dra. Rohila Rosa

3. Hj. Sukma, S.Pd., M.Pd.

4.1.2 Visi Misi dan tujuan SMA Negeri 2 Gedong Tataan

1. Visi SMA Negeri 2 Gedong Tataan

"Menjunjung Budaya berprestasi, berakhlak mulia, berbudi pekerti

luhur berlandaskan imtak dan iptek menuju sekolah yang berdaya

saing"

28
2. Misi SMA Negeri 2 Gedong Tataan

Adapun Misi SMA Negeri 2 Gedongtataan adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan belajar yang aktif, inofatif, kreatif, efektif

menyenangkan dan menantang bagi guru dan siswa.

2. Membina peserta didik berlandaskan iman dan takwa serta berakhlak

mulia.

3. Membangun karakter terhadap seluruh komponen sekolah melalui

penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya bangsa.

4. Mengantarkan mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi dari

pada standar kompetensi lulusan nasional.

5. Membangun kecintaan siswa pada persatuan dan kesatuan bangsa.

6. Mengembangkan kedisiplinan terhadap semua komponen sekolah.

7. Menciptakan sekolah yang aman,nyaman, bersih dan tertata rapih.

8. Terus berbenah melengkapi sarana dan prasarana sekolah.

9. Meningkakan mutu seluruh pengelola sekolah meiaui IHT, MGMP,

seminar symposium dan lokakarya.

10. Menjaring minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan intra dan

ekstrakurikuler.

11. Membangun hubungan harmonis antara siswa,guru, tenaga

kependidikan dan masyarakat.

29
12. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga pendidik.

3. Sarana dan Prasarana :

1. Ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha, ruang BK, ruang Guru,

ruang UKS,

2. Ruang belajar digunakan untuk proses belajar mengajar yang terdiri

dari 11 RKB (ruang kelas belajar) dan digunakan dalam belajar formal

mulai pukul 07.15 sampai 15.30 WIB.

3. Ruang Perpustakaan

4. Ruang Laboratorium Komputer

5. Ruang Laboratorium Biologi

6. Ruang laboratorium Kimia

7. Masjid

8. Ruang Kamar Kecil (WC)

9. Lapangan Upacara

10. Lapangan Olahraga

11. Lapangan Parkir

12. Kantin

30
4.1.3 Jadwal pelaksanaan penelitian

Tabel 3
Jadwal pelaksanaan Pembelajaran Sejarah Menggunakan
Model Pembelajaran Generatif Siswa Kelas Xi IPS
SMA Negeri 2 Gedong Tataan

Siklus Pertemuan Hari, Tanggal Waktu Materi


(WIB)
I 1 Selasa , 31 10.00-11.00 Menjelaskan
Agustus 2021 perlawanan
terhadap
kekuasaan
Portugis
Tes Siklus I
II 2 Selasa , 7 10.00-11.00 Menjelaskan
September perlawanan
2021 terhadap VOC

Tes Siklus II
Sumber: Jadwal mengajar peneliti di SMA Negeri 2 Gedong Tataan

4.2 Pelaksanaan Pra Siklus

Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Generatif, peneliti

menyampaikan materi melalui metode ceramah untuk melihat apakah siswa

31
mampu memahami materi yang sudah disampaikan. Sebelumnya saat

proses pembelajaran disekolah guru menggunakan metode yang kurang

bervariatif yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab dimana guru

menjelaskan, mendekte, lalu siswa menulis dan mendengar apa yang

disampaikan oleh guru. Dengan metode seperti ini, dapat diketahui bahwa

siswa tidak bisa berperan aktif dalam memahami materi, melainkan siswa

menjadi pasif dan mengakibatkan siswa kurang memahami materi yang

sudah disampaikan. Seperti yang kita ketahui kondisi saat ini, siswa

melakukan kegiatan belajar di rumah (Via Daring), maka disini peneliti pun

ikut menyesuaikan kondisi, dimana peneliti menyampaikan materi

pembelajaran melalui via daring dengan aplikasi Zoom. Setelah

menyampaikan materi pembelajaran melalui metode ceramah via Zoom,

peneliti memberikan Test dengan mengirimkan link soal ke grup kelas siswa

dan soal ini terkait materi yang sudah disampaikan, guna melihat hasil belajar

siswa mengenai materi tersebut. Dan dibawah ini merupakan hasil test dari

siswa.

Tabel 4
Hasil Belajar Sejarah Pra siklusSiswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 2 Gedong Tataan
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AAP 70 60 Belum Tuntas
2 AR 70 60 Belum Tuntas
3 AV 70 60 Belum Tuntas

32
4 AP 70 60 Belum Tuntas
5 BF 70 70 Belum Tuntas
6 BA 70 75 Tuntas
7 D 70 60 Belum Tuntas
8 DMS 70 75 Tuntas
9 EA 70 60 Belum Tuntas
10 FA 70 70 Belum Tuntas
11 IRDS 70 70 Belum Tuntas
12 MRAL 70 75 Tuntas
13 MPN 70 70 Belum Tuntas
14 MAL 70 70 Belum Tuntas
15 MAS 70 75 Tuntas
16 NP 70 75 Tuntas
17 NR 70 70 Belum Tuntas
18 NR 70 70 Belum Tuntas
19 RSI 70 50 Belum Tuntas
20 RS 70 70 Belum Tuntas
21 SF 70 70 Belum Tuntas
22 ZES 70 70 Belum Tuntas
23 MIP 70 70 Belum Tuntas
Jumlah 1555
Rata Rata 67,60
Ketuntasan (%) 21,73%
Sumber : Pengolahan Data

Diketahui :

X=
∑X
N

33
Keterangan:

X = Nilai rata rata kelas

∑X = jumlah seluruh skor (jumlah nilai tes seluruh siswa)

N = jumlah siswa

Maka :

Rata Rata nilai:

X=
∑X
N

1555
¿
23

= 67,60

Persentase Ketuntasan:

P=
∑ siswayangtuntasbelajar ×100 %
∑ siswa
5
= ×100 %
23

= 21,73%

Berdasarkan table diatas, nilai pra siklus siswa sebelum dilakukan penelitian

rata rata hasil tes nya adalah 67,60 dengan presentase 21,73% ketuntasan

siswa yang mencapai KKM yang ditetapkan pihak sekolah yakni 70. Dapat

disimpulkan bahwa hasil tes siswa ini belum mencapai ketuntasan yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah. Maka perlu dilakukan tindakan untuk

34
meningkatkan hasil tes mengenai pemahaman belajar sejarah pada siswa

pada penelitian berikutnya.

4.3 Deskripsi Data Per Siklus

4.3.1 Tahap Penelitian Siklus I

Penelitian pada siklus I dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi

waktu 1×45 menit per pertemuan. Disini proses pembelajaran disampaikan

via Daring dengan aplikasi Zoom, maka ada batasan waktu dalam proses

pembelajaran. Maka dari itu disetiap pertemuan hanya bisa dilakukan dengan

batas waktu 45 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan menerapkan model

pembelajaran Generatif melalui via grup yang telah disiapkan. Pertemuan

pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2021. Materi

yang dipelajari pada siklus I mengenai materi perlawanan terhadap

kekuasaan portugis.

Langkah langkah pelaksanaan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

A. Tahap Perencanaan (Planning)

Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

model pembelajaran Generatif tentang perlawanan terhadap kekuasan

portugis.

35
b. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan model

pembelajaran Generatifmelalui daring.

c. Menyiapkan instrument tes berupa 20 soal pilihan Ganda yang terkait

materi perlawanan terhadap kekuasaan portugis yang sedang dipelajari

yang akan diberikan di akhir siklus.

d. Menyiapkan media pembelajaran yang akan diperlukan dalam tindakan.

B. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah

direncanakan, menyesuaikan kondisi dan situasi saat ini, yaitu kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Generatif melalui via

daring. Peneliti menggunakan RPP yang telah dipersiapkan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti mengamati aktivitas aktivitas

dan perilaku siswa pada saat proses pembelajaran via daring dilakukan.

Adapun tahapan tahapan yang akan diterapkan dalam siklus I menggunakan

model pembelajaran Generatif dengan langkah langkah sebagai berikut:

1. Kegiatan diawali dengan mengucap salam kemudian berdoa terlebih

dahulu yang dipimpin oleh peneliti.

2. Pembelajaran diawali dengan menginformasikan materi yang akan

disampaikan kepada siswa sekaligus menjelaskan model

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran melalui

pembelajaran daring.

36
3. Peneliti menjelaskan langkah langkah model pembelajaran Generatif

agar siswa lebih jelas mengenai pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model ini. Adapun langkah langkahnya yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Sebelumnya guru menyampaikan materi sesuai dengan indicator

b. Siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan mengenai

materi yang sedang dipelajari.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukankan ide mereka

mengenai materi yang dipelajari dimana siswa akan menemukan

pendapat yang berbeda.

d. Guru menyiapkan suasana dimana siswa diminta membandingkan

pendapatnya dengan pendapat siswa lain dan mengemukakan

pendapat mereka tentang materi yang dipelajari.

e. Dimana siswa diberi kesempatan untuk menguji pendapatnya yang

mereka bangun untuk menyelesaikan persoalan yang bervariasi.

Siswa diharapkan dapat mengingat materi yang sudah dipelajari.

f. Setelah semua dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal hal yang

masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman

yang utuh.

Adapun langkah langkah penerapan model pembelajaran Generatif melalui

via daring :

a. Sebelumnya peneliti menyampaikan materi sesuai dengan

indicator melalui via Zoom.

37
b. Siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan mengenai

materi yang sedang dipelajari.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukankan ide mereka

melalui via Zoom mengenai materi yang dipelajari dimana siswa

akan menemukan pendapat yang berbeda.

d. Guru menyiapkan atau mempersiapakan suasana dimana siswa

diminta membandingkan pendapatnya dengan pendapat siswa

lainnya dan mengemukakan pendapat mereka tentang materi yang

sedang dipelajari.

e. Siswa diberi kesempatan untuk menguji pendapatnya yang

mereka bangun untuk menyelesaikan persoalan atau pendapat

yang bervariasi. Siswa diharapkan dapat mengingat materi yang

sudah dipelajari.

f. Setelah semua dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal hal yang

masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman

yang utuh.

C. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dideskripsikan

diatas, maka diperoleh data presentase aktivitas belajar hasil belajar sejarah

pada siklus I sebagai berikut:

38
1. Aktivitas Belajar siswa siklus I

Adapun data hasil aktivitas siswa pada siklus I selama proses

pembelajaran dapat dilihat pada table dibawah ini:

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

( SIKLUS I )

Materi Pokok : Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap

Penjajahan Bangsa Barat

Sub Materi : Perlawanan Terhadap Kekuasaan Portugis

Kelas / semester : XI IPS / Ganjil

Siklus/pertemuan :I

Petunjuk

Berilah skor pada butir butir pelaksanaan observasi aktivitas siswa dengan

cara memberi tanda √ pada kolom skor sesuai rumus penelitian dengan

kriteria yang sesuai dengan aspek yang diamati.

1 = Tidak baik

2 = Cukup

3 = Baik

4 = Sangat Baik

Tabel 5
Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No AKTIVITAS SISWA YANG DI AMATI SKOR
1 2 3 4

39
1 Keaktifan peserta didik saat guru √
menerangkan materi melalui daring
2 Siswa aktif bertanya saat pemaparan materi √
disampaikan
3 Siswa aktif menyimak seluruh informasi yang √
disampaikan oleh guru
4 Memberikan tanggapan terhadap apa yang √
disampaikan oleh guru
5 Menanyakan hal hal yang belum dipahami √
dalam materi
6 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari √
guru setelah strategi pembelajaran selesai
dilakukan
7 Membuat kesimpulan dari materi yang telah √
disampaikan
8 Kemampuan dalam menjawab soal soal √
evaluasi yang telah diberikan oleh guru
Jumlah 0 2 15 8
Jumlah skor 25
Jumlah skor maksimal 32
Rata Rata 3,1
Presentase skor 78,1%
Sumber: pengolahan data

Nilai Rata rata= Total skor nilai %= total skor(perolehan) ˟ 100%


Banyaknya item total skor maksimal

Berdasarkan tabel aktivitas belajar siswa diatas, secara keseluruhan

disimpulkan bahwa tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran di

kelas XI IPS sebesar78,1 % dimana aktivitas tersebut dikategorikan aktivitas

yang tergolong baik. Namun ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki

dan ditingkatkan lagi, oleh sebab itu perlu kiranya dilakukan penelitian di

40
siklus berikutnya guna lebih memaksimalkan hasil dari aktivitas belajar siswa

di kelas.

2. Hasil Belajar siswa siklus I

Adapun data hasil pemahaman mata pelajaran sejarah selama siklus I

melalui test yang diberikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6
Hasil Belajar Sejarah Siklus I
Siswa kelas XI IPSSMA Negeri 2 Gedong Tataan
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AAP 70 75 Tuntas
2 AR 70 75 Tuntas
3 AV 70 60 Belum Tuntas
4 AP 70 60 Belum Tuntas
5 BF 70 75 Tuntas
6 BA 70 70 Belum Tuntas
7 D 70 75 Tuntas
8 DMS 70 70 Belum Tuntas
9 EA 70 75 Tuntas
10 FA 70 70 Belum Tuntas
11 IRDS 70 75 Tuntas
12 MRAL 70 70 Belum Tuntas
13 MPN 70 75 Tuntas
14 MAL 70 70 Belum Tuntas
15 MAS 70 70 Belum Tuntas
16 NP 70 75 Tuntas
17 NR 70 75 Tuntas

41
18 NR 70 60 Belum Tuntas
19 RSI 70 60 Belum Tuntas
20 RS 70 70 Belum Tuntas
21 SF 70 60 Belum Tuntas
22 ZES 70 60 Belum Tuntas
23 MIP 70 70 Belum Tuntas
Jumlah 1595
Rata Rata 69,34
Ketuntasan (%) 39,13%
Sumber : Pengolahan Data

Diketahui:

X=
∑X
N

Keterangan:

X = Nilai rata rata kelas

∑ X = jumlah seluruh skor (jumlah nilai tes seluruh siswa)


N = jumlah siswa

Maka :

Rata Rata nilai:

X=
∑X
N

1595
¿
23

= 69,34

42
Persentase Ketuntasan:

P=
∑ siswayangtuntasbelajar ×100 %
∑ siswa
9
= ×100 %
23

= 39,13 %

Berdasarkan tabel hasil belajar siswa siklus I diatas dapat dilihat bahwa nilai

rata rata untuk satu kelas adalah 69,34 dan ketuntasan belajar yang

diperoleh sebesar 39,13%. Jadi dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar siswa meningkat dari hasil belajar pra siklus namun

belum semua memenuhi presentase ketuntasan belajar pada perolehan

nilai KKM yakni 70. Sehingga dirasa perlu ada perbaikan kembali hasil

belajar sejarah siswa pada siklus berikutnya.

D. Tahap Refleksi

Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan model

pembelajaran Generatif ini belum begitu menunjukkan hasil yang maksimal

sehingga perlunya dilaksanakan tindakan selanjutnya agar lebih baik lagi.

Refleksi dilakukan dengan memperhatikan hasil observasi, hasil tes, dan

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Guna meningkatkan

hasil belajar siswa peneliti menjabarkan hasil refleksinya yakni:

43
1. Model pembelajaran Generatif harus mengacu semangat belajar siswa

dalam memahami materi pelajaran dan mampu memecahkan masalah

yang diberikan oleh guru, sehingga keaktifan siswa dalam

pembelajaran akan lebih baik lagi dan meningkat.

2. Peneliti membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam kegiatan

belajar dengan cara, memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanyakan materi yang belum dipahami, lalu kemudian menjelaskan

kembali materi yang belum dipahami siswa tersebut sehingga siswa

akan lebih paham dengan materi yang disampaikan.

4.3.2 Tahap Penelitian Siklus II

Penelitian pada siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan dengan

alokasi waktu 1×45 menit per pertemuan. Disini proses pembelajaran

disampaikan via Daring dengan aplikasi Zoom, maka ada batasan

waktu dalam proses pembelajaran. Maka dari itu disetiap pertemuan

hanya bisa dilakukan dengan batas waktu 45 menit. Setelah itu

dilanjutkan pembelajaran dengan melalui via grup yang telah

disiapkan.Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7

September 2021. Materi yang dipelajari pada siklus II perlawanan

terhadap voc.

Langkah langkah pelaksanaan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

A. Tahap Perencanaan (Planning)

44
Perencanaan dalam penelitian ini meliputi:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan

model pembelajaran Generatif tentang perlawanan terhadap kekuasaan

voc.

2. Menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dalam pelaksanaan model

pembelajaran Generatif. .

3. Menyiapkan instrument tes berupa 20 soal pilihan ganda yang terkait

materi perlawanan terhadap kekuasaan voc yang sedang dipelajari yang

akan diberikan di akhir siklus.

4. Menyiapkan media pembelajaran yang akan diperlukan dalam tindakan

B. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah

direncanakan, menyesuaikan kondisi dan situasi saat ini, yaitu kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Generatif melalui via

daring. Peneliti menggunakan RPP yang telah dipersiapkan selama proses

pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti mengamati aktivitas aktivitas

dan perilaku siswa pada saat proses pembelajaran via daring dilakukan.

Pelaksanaan tindakan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan

perubahan yang terjadi di lapangan.

Adapun tahapan tahapan yang akan diterapkan dalam siklus II menggunakan

model pembelajaran Generatif dengan langkah langkah sebagai berikut:

45
1. Kegiatan diawali dengan mengucap salam kemudian berdoa terlebih

dahulu yang dipimpin oleh peneliti.

2. Pembelajaran diawali dengan menginformasikan materi yang akan

disampaikan kepada siswa sekaligus menjelaskan model

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran melalui

pembelajaran daring.

3. Peneliti menjelaskan langkah langkah model pembelajaran Generatif

agar siswa lebih jelas mengenai pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model ini. Adapun langkah langkahnya yang akan

diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu:

a. Sebelumnya guru menyampaikan materi sesuai dengan indicator

b. Siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan mengenai

materi yang sedang dipelajari.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukankan ide mereka

mengenai materi yang dipelajari dimana siswa akan menemukan

pendapat yang berbeda.

d. Guru menyiapkan suasana dimana siswa diminta membandingkan

pendapatnya dengan pendapat siswa lain dan mengemukakan

pendapat mereka tentang materi yang dipelajari.

e. Dimana siswa diberi kesempatan untuk menguji pendapatnya yang

mereka bangun untuk menyelesaikan persoalan yang bervariasi.

Siswa diharapkan dapat mengingat materi yang sudah dipelajari.

46
f. Setelah semua dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal hal yang

masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman

yang utuh.

Adapun langkah langkah penerapan model pembelajaran Generatif melalui

via daring :

a. Sebelumnya peneliti menyampaikan materi sesuai dengan indicator

melalui via Zoom.

b. Siswa diberi kesempatan untuk membangun kesan mengenai materi

yang sedang dipelajari.

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukankan ide mereka melalui

via Zoom mengenai materi yang dipelajari dimana siswa akan

menemukan pendapat yang berbeda.

d. Guru menyiapkan atau mempersiapakan suasana dimana siswa

diminta membandingkan pendapatnya dengan pendapat siswa lainnya

dan mengemukakan pendapat mereka tentang materi yang sedang

dipelajari.

e. Siswa diberi kesempatan untuk menguji pendapatnya yang mereka

bangun untuk menyelesaikan persoalan atau pendapat yang

bervariasi. Siswa diharapkan dapat mengingat materi yang sudah

dipelajari.

f. Setelah semua dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal hal yang

masih dianggap perlu agar semua siswa memperoleh pemahaman

yang utuh.

47
C. Tahap Pengamatan (Observing)

Tahap pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dideskripsikan

diatas, maka diperoleh data presentase aktivitas belajar dan hasil belajar

sejarah pada siklus II sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar siswa siklus II

Adapun data hasil aktivitas siswa pada siklus II selama proses pembelajaran

dapat dilihat pada table dibawah ini:

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

( SIKLUS II )

Materi Pokok : Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap

Penjajahan Bangsa Barat

Sub Materi : Perlawanan Terhadap Kekuasaan Voc

Kelas / semester : XI IPS / Ganjil

Siklus/pertemuan : II

Petunjuk

Berilah skor pada butir butir pelaksanaan observasi aktivitas siswa dengan

cara memberi tanda √ pada kolom skor sesuai rumus penelitian

dengan kriteria yang sesuai dengan aspek yang diamati.

1 = Tidak baik

2 = Cukup

48
3 = Baik

4 = Sangat Baik

Tabel 7
Aktivitas Belajar Siklus II
No AKTIVITAS SISWA YANG DI AMATI SKOR
1 2 3 4
1 Keaktifan peserta didik saat guru menerangkan √
materi melalui daring
2 Siswa aktif bertanya saat pemaparan materi √
disampaikan
3 Siswa aktif menyimak seluruh informasi yang √
disampaikan oleh guru
4 Memberikan tanggapan terhadap apa yang √
disampaikan oleh guru
5 Menanyakan hal hal yang belum dipahami dalam √
materi
6 Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dari guru √
setelah strategi pembelajaran selesai dilakukan
7 Membuat kesimpulan dari materi yang telah √
disampaikan
8 Kemampuan dalam menjawab soal soal evaluasi √
yang telah diberikan oleh guru
Jumlah 0 2 9 16
Jumlah skor 27
Jumlah skor maksimal 32
Rata rata 3,3
Presentase skor 84,3%
Sumber: pengolahan data

Nilai Rata rata= Total skor nilai %= total skor(perolehan) ˟ 100%


Banyaknya item total skor maksimal

Berdasarkan tabel aktivitas belajar siswa diatas, secara keseluruhan

disimpulkan bahwa tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran di

kelas XI IPS sebesar 84,3% dimana aktivitas tersebut dikategorikan aktivitas

49
yang tergolong baik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

kenaikan presentase aktivitas siswa di siklus I dan Siklus II.

4. Hasil belajar siswa siklus II

Adapun data hasil belajar mata pelajaran sejarah selama siklus IImelalui test

yang diberikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 8
Hasil Belajar Sejarah Siklus II
Siswa kelas XI.IPSSMA Negeri 2 Gedong Tataan
Tahun Pelajaran 2021/2022
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 AAP 70 75 Tuntas
2 AR 70 75 Tuntas
3 AV 70 75 Tuntas
4 AP 70 70 Belum Tuntas
5 BF 70 70 Belum Tuntas
6 BA 70 75 Tuntas
7 D 70 80 Tuntas
8 DMS 70 75 Tuntas
9 EA 70 75 Tuntas
10 FA 70 75 Tuntas
11 IRDS 70 75 Tuntas
12 MRAL 70 75 Tuntas
13 MPN 70 75 Tuntas
14 MAL 70 75 Tuntas
15 MAS 70 75 Tuntas
16 NP 70 70 Belum Tuntas
17 NR 70 70 Belum Tuntas
18 NR 70 80 Tuntas

50
19 RSI 70 70 Belum Tuntas
20 RS 70 75 Tuntas
21 SF 70 75 Tuntas
22 ZES 70 75 Tuntas
23 MIP 70 75 Tuntas
Jumlah 1710
Rata Rata 74,34
Ketuntasan (%) 78,26%
Sumber : Pengolahan Data

Diketahui :

X=
∑X
N

Keterangan:

X = Nilai rata rata kelas

∑X = jumlah seluruh skor (jumlah nilai tes seluruh siswa)

N = jumlah siswa

Maka :

Rata Rata nilai:

X=
∑X
N

1710
¿
23

51
= 74,34

Persentase Ketuntasan:

P=
∑ siswayangtuntasbelajar ×100 %
∑ siswa
18
= ×100 %
23

= 78,26 %

Berdasarkan tabel pemahaman belajar siklus II diatas dapat dilihat bahwa

nilai rata rata 74,34 dan ketuntasan belajar diperoleh 78,26 %. Jadi, dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa melalui post tes

mengalami peningkatan dari hasil siklus I dan sudah memenuhi presentase

ketuntasan belajar siswa yang telah ditetapkan pada perolehan nilai KKM

yakni 70.

D. Tahap Refleksi

Hasil penelitian siklus II menunjukkan adanya peningkatan dalam aktivitas

dan hasil belajar siswa. Rencana perbaikan yang dilaksanakan pada siklus I

dapat dilaksanakan dengan baik pada siklus II. Hal tersebut terlihatdari data

observasi siklus II dimana 8 indikator aktivitas hasil belajar siswa telah

mencapai kriteria yang sudah ditetapkan hal ini ditandai dengan adanya

peningkatan presentase aktivitas siswa di kelas serta peningkatan

presentase hasil belajar siswa .

52
4.4 Pembahasan

4.4.1 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai aktivitas belajar siswa selama

penelitian melalui lembar observasi ini telah menunjukkan adanya

peningkatan presentase 84,3% dari siklus I dan siklus II dengan

menggunakan model pembelajaran Generatif.

4.4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes tersebut diketahui adanya peningkatan hasil belajar

siswa melalui tes tersebut. Berikut rekapitulasi hasil belajar siswa melalui tes

dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 9
Rekapitulasi hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gedong Tataan
Tahun Pelajaran 2021/2022

Hasil Tes Pra siklus Siklus I Siklus II


Jumlah siswa yang 5 9 18
tuntas
Jumlah siswa yang 18 14 5
belum tuntas
Ketuntasan (%) 21,73% 39,13 % 78,26 %
Sumber: Pengolahan Data
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa

dari pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:

1. Pada pra siklus terdapat 5 siswa (21,73%) yang tergolong tuntas dari

total jumlah siswa yakni 23 siswa.

53
2. Pada siklus I terdapat 9 siswa (39,13%) yang tergolong tuntas dari

total jumlah siswa yakni 23 siswa.

3. Pada siklus II terdapat 18 siswa (78,26%) yang tergolong tuntas dari

total jumlah siswa yakni 23 siswa.

Dilihat dari Tabel rekapitulasi hasil belajar siswa diatas menunjukkan bahwa

pembelajaran sejarah yang telah dilakukan mengalami peningkatan yang

baik. Dilihat dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II yang selalu mengalami

peningkatan. Untuk itu pelaksanaan perbaikan pembelajaran diberhentikan di

siklus kedua karena telah mencapai keberhasilan.

54
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, pembelajaran sejarah

menggunakan model pembelajaran Generatif dapat meningkatkan aktivitas

dan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gedong Tataan

sebagai berikut:

5.1.1 Penerapan model pembelajaran Generatif dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2

Gedong Tataan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan

presentase sebesar 39,13% pada siklus I dan meningkat menjadi

78,26 % pada siklus II. Adanya peningkatan tersebut tidak terlepas

dari upaya yang dilakukan yakni untuk membantusiswa agar lebih

mudah memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.

55
5.1.2 Penerapan model pembelajaran Generatif dapat meningkatkan hasil

belajar sejarah siswa kelas XIIPS SMA Negeri 2Gedong Tataan. Hal

ini dibuktikan dengan hasil tes siswa yang mengalami peningkatan

setiap siklusnya, dari siklus I ke siklus II .

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal hal sebagai berikut:

5.2.1 Dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan dapat menerapkan

model pembelajaran Generatif agar menjadi salah satu alternatif

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

sejarah. Dan sebaiknya pada awal pembelajaran, siswa diberikan

motivasi agar siswa lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

5.2.2 Dengan adanya penerapan model pembelajaran Generatif

diharapkan siswa lebih aktif, kreatif dan bersemangat dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas.

5.2.3 Direkomendasikan untuk sekolah agar dapat menciptakan

lingkungan belajar yang mendukung dengan memberikan sarana

dan prasarana yang memadai guna kelancaran kegiatan

pembelajaran.

56
DAFTAR PUSTAKA

Aman, (2011). Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta: Ombak

Afandi, dkk. (2013). Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah. Semarang:


Sultan Agung Press

Abadi, dkk, (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Lingkungan


Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah
Dasar. 2.(2) 201=208

Dimyati.Mudjiono. (2015). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Firmansyah, (2015), Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar


Terhadap Hasil Belajar Matematika.Jurnal Pendidikan UNSIKA. 3(1).
34-44

Huda, Miftahul. (2017). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Pustaka Belajar

Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada

Ngalimun, (2016). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo

Nur, (2014), Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri Makasar.
Jurnal Pendidikan Fisika. 3,(1), 1-13

57
Mulyana, (2014), Model Pembelajaran Generatif Sebagai Upaya
Meningkatkan Pemahaman Konsep IPS Pada Peserta Didik. Jurnal
Pendidikan Ilmu Sosial. 23,(2), 26-33

Pratama, dkk. (2017), Penerapan Model Pembelajaran Generatif Dengan


Menggunakan Virtual Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IX SMP Negeri 8 Banda Aceh.Jurnal Ilmiah Mahasiswa
(JIM)Pendidikan Fisika.2.(1), 149-153

Rofiah., dan Irwandani (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Generatif


Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Bunyi Peserta
Didik MTS Alhikmah Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Fisika AL-BiRuNi. 04,(2), 165-177

Sumadayo. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjana. (2018). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Syirlatih, dkk. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri
9 Makasar. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 10,(3) 293=301

Samparadja.,dkk, (2020), Pengaruh Model Pembelajaran Generatif Terhadap


Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VII SMP
34 Konawe Selatan. Jurnal Penelitian Matematika, 8,(1) 135-148

Tampubolon, Saur. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit


Erlangga.

Wulandari., dan Firmansyah (2016), Penerapan Model Pembelajaran


Generatif Untuk Mengurangi Miskonsepsi Pada Materi Gerak
Melingkar. Serambi Akademica. 4,(1) 18-27

58
59

Anda mungkin juga menyukai