Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH

GURU KELAS DI KELAS II SD NEGERI 259 GRIYA BUMI ANTAPANI

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Teti Ratnasih, M.Ag., CIPS., C.Ht.

Disusun oleh
Melati Aulia Shannie (1202080028)
5B

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
ABSTRAK
Di sekolah dasar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru
kelas. Namun pada kenyataannya guru kelas yang belum memahami tentang layanan
bimbingan dan konseling yang harus diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penerapan layanan bimbingan konseling oleh guru kelas. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan sumber data melibatkan guru kelas di kelas II SDN 259 Griya Bumi
Antapani. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru kelas di Kelas II SDN 259 Griya Bumi
Antapani telah berupaya melaksanakan bimbingan dan konseling dengan cara mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi siswa. Setelah mengetahui siswa yang bermasalah dan
membutuhkan layanan bimbingan, guru memberikan arahan dan solusi bagi siswa dari
permasalahan yang dihadapi.
Kata kunci : layanan bimbingan konseling, guru kelas

PENDAHULUAN
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
memastikan perkembangan kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik
(Tanod,dkk.,2019). Untuk mencapai tahap perkembangan tersebut, siswa diharapkan mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi yang dihadapi. Di dalam proses menyesuaikan diri ini, siswa
seringkali mengalami hambatan dan kesulitan. Dengan adanya layanan bimbingan konseling
secara terprogram dan terarah, peserta didik dapat terbantu untuk menyesuaikan diri
(Matsum,dkk.,2021). Menurut Anggraeni (2021) berpendapat tentang penyediaan layanan
sejak pendidikan dasar, karena keoptimalan layanan bimbingan dan konseling berdampak
langsung terhadap perkembangan siswa sekolah dasar.
Layanan bimbingan dan konseling (BK) hakikatnya merupakan usaha dalam
perkembangan melalui proses interaksi antara guru dengan peserta didik (Abu Bakar ,2010).
Pada dasarnya, layanan kegiatan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar dipegang langsung
oleh guru kelas, berbeda dengan tingkat SMP dan SMA yang mempunyai guru khusus
bimbingan dan konseling (Mendikbud, 2018). Artinya di sekolah dasar, guru kelas selain
bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran juga bertanggung jawab dalam pemberian
layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik.
Guru kelas sebagai pemberi layanan bimbingan konseling harus benar-benar
memahami penuh hal-hal yang harus diberikan kepada peserta didik. Menurut (Apriyanti,
2021) dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling memiliki beberapa jenis layanan
bimbingan konseling seperti, layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan
kelompok, dan layanan konseling kelompok. Tujuh layanan ini haruslah dipahami oleh guru
kelas yang bertindak sebagai konselor supaya kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh
peserta didik dapat diantisipasi atau segera diatasi (Sudarti, 2018).
Hasil wawancara awal dengan guru kelas 2 menunjukkan bahwa guru kurang
memahami tujuh layanan dalam bimbingan dan konseling. (Nilasari, 2017) menyatakan bahwa
guru di sekolah dasar kurang mendapatkan pelatihan terkait dengan layanan bimbingan
konseling, hal ini yang menjadi penyebab kekurangpahaman guru terhadap pelaksanaan
layanan yang dapat diberikan pada peserta didik. Kemungkinan penyebab lain dari kurangnya
pemahaman guru yakni karena banyaknya tugas serta tanggung jawab yang harus diselesaikan
oleh guru kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti memandang perlu diadakan suatu
penelitian lebih lanjut terkait dengan pelaksanaan layanan bimbingan belajar di sekolah agar
dapat diperoleh data yang lebih mendalam peneliti memilih judul “Penerapan Layanan
Bimbingan dan Konseling oleh Guru Kelas di Kelas II SD Negeri 259 Griya Bumi Antapani”.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan layanan bimbingan
konseling oleh guru kelas di Kelas II SD Negeri 259 Griya Bumi Antapani.

LANDASAN TEORI
Bimbingan dapat diartikan sebagai keterlibatan individu atau kelompok yang
membantu baik secara individu ataupun berkelompok agar permasalahan yang dihadapi dapat
teratasi (Sartika & Yandri, 2019). Konseling adalah suatu hubungan antara individu (konselli)
yang mengalami masalah yang tak dapat diatasi dengan seorang petugas profesional (konselor)
untuk membantu agar klien memecahkan kesulitanya. Dapat disimpulkan bahwa bimbingan
dan konseling merupakan proses pemberian pertolongan yang dilakukan secara tatap muka
oleh ahli pada individu yang bermasalah.
Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam sekolah. Siswa
merupakan konseli yang perlu mendapatkan layanan Bimbingan dan konseling terbaik dari
guru. Seorang guru Bimbingan dan Konseling perlu menguasai jenis-jenis layanan Bimbingan
dan Konseling, sehingga Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat diberikan kepada siswa
dengan efektif. Adapun layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuh jenis layanan, yakni:
1. Layanan Orientasi
Layanan Orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah untuk
memperkenalkan kehidupan baru siswa di lingkungan sekolah yang baru, biasanya layanan
orientasi ini diberikan dalam Masa Orientasi Sekolah (MOS) bagi siswa baru
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan informasi-
informasi yang ada di sekolah maupun luar sekolah
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran merupakan layanan komunikatif antara guru BK
dengan siswa sehubungan dengan minat, bakat, dan pemilihan karir masa depan siswa.
4. Layanan Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar merupakan layanan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan
Konseling yang berkaitan dengan kegiatan belajar siswa.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan merupakan layanan yang diberikan kepada setiap individu
bersama guru/konselor dalam wawancara tatap muka untuk membantu siswa yang ada
permasalahan untuk mencari solusi .
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok menurut Prayitno (2004:10) adalah layanan yang membahas
topik-topik berkenaan dengan perlunya mengambil keputusan untuk berbagai hal yang
penting secara berkelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang diberikan guna menuntaskan
masalah-masalah yang indentik yang dialami oleh beberapa siswa, sehingga melalui
layanan konseling kelompok ini dengan bantuan konselor, peserta didik yang mengalami
masalah yang sama tersebut dapat saling memberikan masukan untuk memperoleh solusi.
(Gunawan, 2018).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di
SDN 259 Griya Bumi Antapani pada hari Sabtu, 17 Desember 2022 dengan melibatkan sumber
data yaitu 1 orang guru kelas yaitu Ibu Rena Istiqomah. Teknik pengumpulan data berupa
wawancara, observasi dan dokumentasi mengenai penerapan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa triangulasi
data yang dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan membuat kesimpulan dari hasil yang
telah diperoleh sebelumnya.

PEMBAHASAN
Hasil wawancara bersama dengan guru kelas didapatkan informasi bahwa guru hanya
melaksanakan 1 dari 7 layanan bimbingan konseling berupa pendekatan individu untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa agar bisa memberikan solusi yang terbaik.
Permasalahan yang sering terjadi berkaitan dengan pembelajaran dan karakternya. Jika siswa
yang mengalami permasalahan tersebut, guru kelas memberi bimbingan berupa teguran dan
nasihat. Apabila siswa tersebut tidak mengalami perubahan setelah pemberian layanan
bimbingan dan konseling, guru kelas akan melakukan bimbingan berulang kali hingga orang
tua yang dipanggil ke sekolah. guru kelas dan orang tua akan berkolaborasi membimbing siswa
agar mau berubah ke arah yang lebih baik. Dengan menerapkan layanan bimbingan dan
konseling pada siswa, guru kelas merasakan banyak sekali manfaat karena secara perlahan
siswa tersebut berkembang ke arah yang lebih baik sehingga guru kelas akan merasakan
ketenangan. Namun disamping itu guru kelas memiliki tugas selanjutnya yaitu membuat siswa
tersebut konsisten terhadap perubahan baiknya.
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru selalu memberikan layanan
bimbingan konseling kepada siswa, guru selalu memberikan bimbingan melalui pendekatan
individual selanjutnya guru terus memberikan bimbingan berulang kepada siswa dan
menasehati siswa.
Bimbingan dan konseling hendaknya dapat dilaksanakan secara optimal di sekolah
dasar supaya siswa dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Pemberian layanan
bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru kelas seharusnya dapat membantu peserta
didik. Oleh karena itu, agar pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling dapat
berjalan dengan baik maka dibutuhkan kerjasama antara setiap pihak yang ada dilingkungan
sekolah.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dipaparkan maka dapat
disimpulkan bahwa guru kelas di Kelas II SDN 259 Griya Bumi Antapani telah berupaya
melaksanakan bimbingan dan konseling dengan cara mengidentifikasi permasalahan yang
dihadapi siswa. Setelah mengetahui siswa yang bermasalah dan membutuhkan layanan
bimbingan, guru memberikan arahan dan solusi bagi siswa dari permasalahan yang dihadapi.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian hanya melihat penerapan layanan
bimbingan konseling yang diberikan oleh guru kelas dalam melaksanakan bimbingan dan
konseling di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan pada peneliti selanjutnya
dapat meneliti mengenai teknik, strategi dan pendekatan yang digunakan guru kelas dalam
menerapkan layanan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA
Abu bakar M. Luddin. (2010). Dasar-Dasar Konseling. Bandung: Cita pustaka Media Perintis.
Anggreni BP, S., Ekasyafutra., Suhaili, N., Mudjiran.,& Nirwana, H. (2021). Peranan Guru
dalam Bimbingan dan Konseling untuk Pembentukan Nilai Moral pada Peserta Didik di
Sekolah Dasar. Ensiklopedia of Journal. 3(3), 2622-9110.
https://doi.org/10.33559/eoj.v3i3.780
Apriyanti, T. (2021). Optimalisasi Layanan Bimbingan dan Konseling terhadap Kesehatan
Mental Siswa di MTS Aulia Cibungbulang Bogor. Jurnal Pendidikan Didaktika Aulia, 1(1),
57–74.
Gunawan, R. (2018). Peran tata kelola layanan bimbingan dan konseling bagi siswa di sekolah.
JURNAL SELARAS: Kajian Bimbingan Dan Konseling Serta Psikologi Pendidikan, 1(1), 1–
15. https://doi.org/10.33541/sel.v1i1.766
Maksum, F., Anwar F. (2021). Penerapan Layanan Bimbingan Konseling Oleh Guru Kelas di
SD Negeri 43 Banda Aceh. Serambi Konstruktivis. 3(4). 1-11.
https://doi.org/10.32672/konstruktivis.v3i4.3670
Mendikbud. (2018). Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Nilasari, P. (2017). Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling oleh Guru Kelas Di SDIT
Smart Cendekia Karanganom Klaten. Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Sartika, M., & Yandri, H. (2019). Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap
Konformitas Teman Sebaya. Indonesian Journal of Counseling and Development, 1(1), 9-17.
https://doi.org/10.32939/ijcd.v1i1.351
Sudarti, K. (2018). Peningkatan Motivasi belajar siswa melalui Belajar siswa melalui
Bimbingan Kelompok. Jurnal Prakarsa Paedagogja, 1(1), 14–23.
https://doi.org/https://doi.org/10.24176/jpp.v1i1.2483
Tanod, M. J., Diswantika, N., & Iasha, V. (2021). Penyelenggaraan Bimbingan Konseling Di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 10(1). 13–26.
https://doi.org/10.21009/10.21009/JPD.081
LAMPIRAN

Gambar 1. Dokumentasi Halaman Sekolah SDN 259 Griya Bumi Antapani

Gambar 2. Dokumentasi wawancara dengan guru kelas II SDN 259 Griya Bumi Antapani
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU KELAS II
DI SDN 259 GRIYA BUMI ANTAPANI

1. Bagaimanakah layanan bimbingan konseling yang ibu berikan pada peserta didik kelas 2 ?
2. Apa manfaat dari layanan bimbingan konseling yang ibu berikan pada peserta didik kelas 2?
3. Bagaimanakah cara ibu memberikan bimbingan pada peserta didik kelas 2?
4. Menurut pendapat ibu, peserta didik seperti apa yang perlu mendapatkan layanan bimbingan
konseling?
5. Apa manfaat yang paling dirasakan peserta didik setelah mendapatkan layanan bimbiingan
konseling?
6. Apa yang dilakukan ibu jika peserta didik tersebut tidak mengalami perubahan setelah mendapatkan
layanan bimbingan konseling?

Anda mungkin juga menyukai