Anda di halaman 1dari 13

SIKLUS BIOGEOKIMIA

Siklus biogeokimia adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik
ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui
organisme, tetapi juga melibatkan reaksi- reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut
siklus biogeokimia.

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,antara komponen biosfer yang
hidup dengan tak hidup. Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang.
Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur ulang.Unsur-unsur tersebut
masuk ke dalam komponen biotik melalui udara,tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut
melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.

Semua yang ada di bumi baik makluk hidup maupun benda mati tersusun oleh materi. Materi ini
tersusun oleh antara lain Karbon (C), Oksigen (O), Nitrogen (N), Hidrogen (H), Belerang atau
sulfur (S) dan Fosfor (P). Unsur-unsur kimia tersebut dimanfaatkan oleh produsen untuk
membentuk bahan organik dengan bantuan energi matahari atau energi yang berasal dari reaksi
kimia. Bahan organik yang dihasilkan adalah sumber bagi organisme. Proses makan atau dimakan
pada rantai makanan mengakibatkan aliran materi dari mata rantai yang lain. Walaupun makluk
dalam satu rantai makanan mati, aliran materi masih tetap berlangsung terus. Karena mahluk hidup
yang mati tadi diuraikan oleh dekomposer ( bakteri dan jamur) yang akhirnya akan masuk lagi ke
rantai makanan berikutnya. Begitu selanjutnya terus-menerus sehingga membentuk suatu aliran
energi dan daur materi.

Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur
kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen
abiotik,sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga. Secara umum terdapat 4 jenis siklus
biogeokimia, yakni

1. Siklus Sulfur

Daur sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida (H 2S) menjadi sulfur dioksida
(SOX) lalu menjadi sulfat (SO4) dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi.
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk
mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai
penyusun protein. Sulfur berasal dari erupsi gunung merapi, asap- asap yang menggunakan
bahan bakar fosil.

Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil (batu bara) atau
terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapi, lalu asapnya itu akan naik ke atmosfer atau udara,
sulfur oksida itu akan berada diawan dan beraksi dengan air membentuk H2SO4, awan akan
mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Apabila pH hujan terlalu rendah maka akan mengancam kelangsungan makhluk hidup,
menyebabkan korosi pada logam, pelapukan pada batuan dan iritasi pada kulit. H 2SO4 yang
jatuh ke dalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat (SO 4) yang kembali di serap
oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan. Ketika hewan
dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh manusia. Dari
dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil
metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang
terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka
gas akan semakin bau. Apabila tumbuhan, hewan dan manusia mati, maka akan diurai oleh
dekomposer.
Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di
lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gas hidrogen sulfida di udara kemudian
bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang
tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa
sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan
terlepas keudara.

Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa belerang
lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara sulfur, oksigen
dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. Beberapa mikroorganisme yang berperan dalam
siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan
bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida
(H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof/anaerob (Chromatium) dan
melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi
sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).

Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses trasformasi
adalah sebagai berikut :

1. H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S → SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan anaerobik.

 Fungsi Siklus Sulfur


1. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
3. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
4. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau
omprongan).
5. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi
dan bawang merah.
2. Siklus Air

Siklus hidrologi merupakan siklus atau sirkulasi air yang berasal dari bumi kemudian menuju
ke atmosfir dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus menerus. karena
bentuknya memutar dan berlangsung secara terus-menrus inilah yang menyebabkan air seolah-
olah tidak pernah habis.

Sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui
kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Siklus hidrologi bersumber dari pemanasan
air samudera oleh sinar matahari secara kontinyu. Namun pada umumnya uap air yang ada
diatmosfir hanya terdapat di uapan air laut, sebab luas laut mencapai ¾ luas permukaan bumi.

Siklus hidrologi dimulai dari air berevaporasi. Evaporasi/transpirasi adalah air yang ada di laut,
di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan
menjadi awan. Awan tersebut bergerak sesuai dengan arah mata angin. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, ataupun es. Saat hujan turun, aliran air akan terbagi dua yaitu ada
air yang mengalir diatas permukaan (air permukaan). Air tersebut bergerak diatas permukaan
tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama
yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Ada juga air yang mengalami infiltrasi/perkolasi ke dalam tanah yaitu air yang bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal
dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan dan
terakhir bermuara di laut.

 Karakteristik siklus hidrologi :


A. Daur hidrologi dapat berupa daur pendek, misalnya hujan yang jatuh di laut, danau
ataupun sungai yang segera dapat mengalir kembali ke laut.
B. Tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu daur. Pada musim
kemarau terlihat kegiatan daur berhenti, sedangkan pada musim penghujan daur
berjalan kembali.
C. Intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan geografis dan iklim. Hal ini
diakibatkan adanya letak matahari yang berubah-ubah terhadap meridian bumi
sepanjang tahun (pada kenyataannya yang berubah-ubah adalah letak planet bumi
terhadap matahari).
D. Berbagai bagian dari daur dapat menjadi sangat kompleks, sehingga kita hanya dapat
mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan yang jatuh di permukaan tanah dan
kemudian mencari jalan untuk kembali ke laut.

 Macam-Macam dan Tahapan Proses Siklus Air :

 Siklus Pendek / Siklus Kecil


a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b. Terjadi kondensasi dan pembentukan awan
c. Turun hujan di permukaan laut

 Siklus Sedang
a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b. Terjadi evaporasi
c. Uap bergerak oleh tiupan angin ke darat
d. Pembentukan awan
e. Turun hujan di permukaan daratan
f. Air mengalir di sungai menuju laut kembali

 Siklus Panjang / Siklus Besar


a. Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari
b. Uap air mengalami sublimasi
c. Pembentukan awan yang mengandung kristal es
d. Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat
e. Pembentukan awan
f. Turun salju
g. Pembentukan gletser
h. Gletser mencair membentuk aliran sungai
i. Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.

3. Siklus Karbon/Oksigen

Siklus karbon adalah sirkulasi dan transformasi karbon bolak-balik antara makhluk hidup dan
lingkungan. Selama siklus karbon, hewan dan tumbuhan menambahkan karbon dioksida ke
atmosfer melalui respirasi sel, dan tanaman menghilangkan karbon dioksida melalui
fotosintesis.
Di udara, konsentrasi karbon dioksida sangat kecil bila dibandingkan dengan oksigen dan
nitrogen (kurang dari 0,04 %), akan tetapi gas ini adalah gas rumah kaca yang berperan dalam
efek rumah kaca. Penambahan gas ini dapat meningkatkan suhu udara di bumi. Sekarang ini,
populasi tumbuhan semakin berkurang sedangkan kedaraan bermotor bertambah banyak. Jadi
kita bisa bayangkan bahwa pelepasan CO2 ke udara tidak sebanding dengan pengubahannya
oleh tumbuhan menjadi karbohidrat. Ini akan mempengaruhi keseimbangan atmosfer dan
keseimbangan ekosistem di bumi.

A. Sumber-sumber karbon (C)


 Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang
 Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai
senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi
karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
 Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung
menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan
bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas
alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam
geosfer.
 Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium
oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan
menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
 Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer.

B. Proses Terjadinya Daur Karbon (C)


 Karbon di atmosfer berbentuk gas karbondioksida (CO 2). Karbondioksida dihasilkan
dari berbagai proses pembakaran seperti respirasi makhluk hidup, bahan bakar fosil,
erupsi gunung, dan kebakaran hutan. Karbondioksida di atmosfer diikat (fiksasi) oleh
tumbuhan pada saat fotosintesis. CO2 menjadi sumber karbon utama untuk menyusun
bahan makanan. Bahan makanan yang dimaksud adalah senyawa karbon organik yang
disebut Glukosa (C6H12O6). Kemudian glukosa disusun menjadi amilum (pati) dan
senyawa lain seperti lemak, protein, dan vitamin. Hasil fotosintesis tersebut disimpan
di dalam tubuh tumbuhan seperti buah, batang, akar, dan daun. Hewan memperoleh
kebutuhaan karbon dari tumbuhan melalui rantai makanan. Herbivora memakan
tanaman, kemudian karnivora memangsa herbivora, dan seterusnya.
 Jasad hewan yang mati maupun urin-fesesnya hancur menjadi detritus. Detritivor
memakan detritus untuk memperoleh kebutuhan karbon. Bakteri pengurai
menguraikan karbon organik jasad mati menjadi karbon anorganik. Karbon anorganik
dikembalikan lagi ke alam. Karbon anorganik yang terurai dari jasad mati tertimbun
terus-menerus di lapisan bumi membentuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil
digunakan sebagai sumber energi. Aktivitas industri dan kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil menghasilkan CO 2 ke udara.
 Daur karbon juga terjadi di dalam ekosistem air. Karbon di dalam air diikat oleh
tumbuhan dan ganggang. Berbeda dengan di darat, karbon dalam air tersedia dalam
bentuk ion-ion bikarbonat(HCO3-). Ion-ion bikarbonat berasal dari penguraian asam
karbonat (H2CO3) yaitu hasil ikatan CO2 dan air (H2O). Tiap-tiap hewan air yang
bernafas menghasilkan bikarbonat. Ion-ion bikarbonat ini menjadi bahan baku
fotosintesis tumbuhan air dan alga.

C. Fungsi Daur Karbon :

 Bahan baku fotosintesis


 Sebagai komponen penyusun makanan (karbohidrat, lemak, protein)
 Bahan penyusun tulang dan gigi.

4. Siklus Nitrogen

Siklus nitrogen adalah proses di mana nitrogen dari atmosfer diubah menjadi bentuk yang
dapat digunakan oleh tanaman dan hewan. Merupakan proses perubahan nitrogen anorganik
menjadi nitrogen organik yaitu amonia (NH3), NO2,NO3 kemudian menjadi nitrogen anorganik
lagi. Nitrogen merupakan unsur penting dalam pembentukan asam amino, asam nukleat baik
ARN ataupun ADN. Nitrogen adalah komponen gas yang paling banyak terkandung di
atmosfer yaitu kurang lebih 80%. Nitrogen yang ada di atmosfer ditemukan dalam bentuk N 2
(gas Nitrogen) disebut sebagai nitrogen anorganik. Nitrogen hadir di lingkungan dalam
berbagai bentuk kimia termasuk amonium (NH4+), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen
(N2).
Untuk dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup, nitrogen anorganik harus di ubah terlebih
dahulu menjadi nitrogen organik. Tidak semua makhluk hidup dapat merubah nitrogen
anorganik menjadi nitrogen organik. Proses perubahan nitrogen menjadi materi organik hanya
bisa dilakukan oleh mikroorganisme prokariota tertentu yang memiliki kemampuan untuk
menfiksasi nitrogen menjadi amonia. Serta oleh reaksi nitrogen dengan oksigen atau hidrogen
dengan bantuan petir yang menghasilkan senyawa nitrit ataupun nitrat.

Senyawa nitrit atau nitrat yang terbentuk kemudian diserap oleh tumbuhan sebagai bahan
pembentuk protein. Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan tersebut maka nitrogen
yang ada dalam tumbuhan tersebut akan berpindah pada ketubuh hewan dan manusia.
Selanjutnya nitrogen dari hewan dan manusia kembali ke alam melalui sisa hasil sekresi dalam
bentuk urine, atau dekomposisi makhluk hidup yang telah mati oleh bakteri pengurai menjadi
garam amonium (NH4) dan gas amoniak (NH3).

Kemudian oleh bakteri Nitrosomonas (bakteri nitrit) amonia diubah menjadi nitrit. Nitrit oleh
bakteri Nitrobacter (bakteri nitrat) kemudian akan di ubah menjadi nitrat. Proses perubahan
amonia menjadi nitrit dan nitrat disebut sebagai proses Nitrifikasi. Proses terakhir dalam daur
nitrogen adalah perubahan nitrit dan nitrat menjadi gas nitrogen yang hanya bisa dilakukan
oleh bakteri denitrifikasi. Nitrogen yang kembali ke atmosfer akan mengulang siklus dari awal
lagi, begitu seterusnya. Walau sama-sama penting, daur nitrogen lebih kompleks jika
dibandingkan dengan siklus karbon ataupun siklus oksigen.

 Tahapan Siklus Nitrogen


1. Tahap pertama adalah proses perubahan gas nitrogen menjadi amonia oleh bakteri
fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri
Rhizobium yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosa (tanaman polong-
polongan). Bakteri yang berperan dalam fiksasi nitrogen antara lain adalah bakteri
Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen.
2. Tahap kedua adalah proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat melalui proses
nitrifikasi. Amonia diubah menjadi nitrit oleh bakteri nitrit yang disebut bakteri
nitrosomonas. Kemudia nitrit yang terbentuk diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrat
yang disebut bakteri nitrobakter.
3. Tahap ketiga adalah proses perubahan nitrit dan nitrat menjadi nitrogen kembali
melalui proses denitrifikasi. Proses ini dilakukan oleh spesies bakteri seperti
Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat
sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri
ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.

 Fungsi Siklus Nitrogen


1. Sebagai penyusun asam amino
2. Sebagai penyusun asam nukleat

Unsur N menjadi unsur terpenting karena menjadi penyusun asam amino dan asam nukleat. N
adalah unsur makro pertumbuhan tanaman. Kekurangan N mengakibatkan daun menguning
dan buah menjadi kecil. Tanaman yang kekurangan N membutuhkan asupan pupuk N yang
cukup. Pupuk-pupuk yang digunakan petani sebagian besar mengandung unsur nitrogen
seperti UREA (47%), NPK dan ZA (21%).
5. Siklus Fosfor

Siklus fosfor dapat didefinisikan sebagai siklus biogeokimia yang memberikan gambaran
tentang pergerakan fosfor dengan bidang ekosistem melalui litosfer dan hidrosfer termasuk
juga biosfer.

Unsur fosfor merupakan unsur yang penting bagi kehidupan, tetapi persediaannya sangat
terbatas. Dengan kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi, fosfor
sangat penting dalam transformasi energi pada semua organisme. Sumber fosfor terbesar dari
batuan dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk hidup. Sumber ini lambat laun
akan mengalami pelapukan dan erosis, bersamaan dengan itu fosfor akan dilepaskan ke dalam
ekosistem.

Sebagian besar ketersediaan fosfor dalam tanah berasal dari pelapukan batuan fosfat. Batuan
tersebut lapuk oleh perubahan cuaca. Fosfat dari pelapukan batuan fosfat meresap ke dalam
tanah dan menyuburkan tanaman sekitarnya. Fosfat anorganik yang tersedia di dalam tanah
diserap tumbuhan. Hewan tidak dapat menyerap fosfat anorganik. Hewan hanya mampu
menyerap fosfat organik. Kebutuhan fosfor organik ini terpenuhi dengan cara memakan
tumbuhan melalui proses rantai makanan.
Tumbuhan dan hewan yang mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi fosfat organik.
Bakteri menguraikan fosfat organik ini menjadi fosfat anorganik. Fosfat ini akan tersimpan ke
dalam tanah kembali dan diserap oleh tumbuhan. Di dalam ekosistem air, juga terjadi daur
fosfor. Fosfat yang terlarut di dalam air diserap oleh ganggang dan tumbuhan air. Ikan-ikan
mendapatkan fosfat melalui rantai makanan. Dekomposer menguraikan organisme air yang
mati serta hasil ekskresinya menjadi fosfat anorganik.

Selain hasil urai dekomposer, sumber fosfat dalam air berasal dari pelapukan batuan mineral
(endapan batuan fosfat, fosil tulang) yang hanyut di perairan. Fosfat yang terlarut di lautan
dalam akan membentuk endapan fosfor. Endapan ini tidak dapat dimanfaatkan lagi karena
tidak ada arus air di perairan dalam. Fosfat yang terlarut diperairan dangkal teraduk oleh arus
air sehingga menyuburkan ekosistem. Ekosistem yang subur menjadi tempat hidup bagi
banyak biota air.

Di tempat tertentu, terjadi penimbunan fosfor karena penumpukan kotoran burung guano.
Burung guano adalah spesies burung laut yang memangsa ikan-ikan laut. Gerombolan burung
ini membawa kembali fosfat dari laut menuju darat melalui feses.

 Fungsi Daur Fosfor


1. Sebagai bahan pembentukan tulang pada hewan
2. Penyusun protein, inti sel dan dinding sel
3. Pembentuk senyawa berenergi tinggi (ATP)
4. Sebagai komponen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA).

Kesimpulan

1. Siklus biogeokimia atau siklus organik anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-
unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi- reaksi kimia
dalam lingkungan abiotik
2. Daur sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfida (H 2S) menjadi sulfur dioksida
(SOX) lalu menjadi sulfat (SO4) dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur bersumber
pada erupsi gunung merapi dan asap- asap pabrik hasil pembakaran bahan bakar fosil.
3. Siklus nitrogen adalah proses perubahan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organik yaitu
amonia (NH3), NO2,NO3 kemudian menjadi nitrogen anorganik lagi. Nitrogen terdapat diudara
dalam jumlah yang cukup banyak sekitar 80%.
4. Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan
kembali ke atmosfer melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Siklus hidrologi
bersumber dari pemanasan air samudera oleh sinar matahari secara kontinyu.
5. Konsentrasi karbon dioksida sangat kecil bila dibandingkan dengan oksigen dan nitrogen
(kurang dari 0,04 %), akan tetapi gas ini adalah gas rumah kaca yang berperan dalam efek
rumah kaca. Penambahan gas ini dapat meningkatkan suhu udara di bumi.
6. Unsur fosfor merupakan unsur yang penting bagi kehidupan, tetapi persediaannya sangat
terbatas. Dengan kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi, fosfor
sangat penting dalam transformasi energi pada semua organisme. Sumber fosfor terbesar dari
batuan dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk hidup.

Referensi

Buchari. 2001. Kimia Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi: Jakarta

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-PRESS

Kristanto, Philip. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Penerbit Andi

Kuncoro. 2007. Pola dan Tipe Dasar Siklus Biogeokimia. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai