Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS 2021


Angkatan : CLXXII
Nama Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Nama Peserta : Filza Nur Aini, S.Farm., Apt
Nomor Daftar Hadir : 23
Lembaga Penyelenggara : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM)
Pelatihan Jawa Timur

A. Pokok Pikiran
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di Asia
Tenggara. Hal ini mengimplementasikan bahwa banyak keanekaragaman budaya, etnis,
agama maupun linguistik. Meskipun demikian pada hakikatnya bangsa Indonesia
tetaplah satu kesatuan. Sebagaimana semboyan bangsa kita “Bhinneka Tunggal Ika”
berbeda-beda tetap satu.
Dengan keberagaman tersebut diperlukan wawasan kebangsaan dan
kesiapsiagaan bela negara. Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa
Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi
oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national
system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara
demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Sedangkan Bela
Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Nilai dasar bela negara meliputi cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara,
setia pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara
serta kemampuan awal bela negara. Kesadaran Bela Negara ditumbuhkan dari kecintaan
pada Tanah Air Indonesia, tanah tumpah darah yang menjadi ruang hidup bagi warga
Negara Indonesia. Kesadaran Bela Negara mulai dikembangkan dengan sadar sebagai
bagian dari bangsa dan Negara. Bangsa yang majemuk, bangsa yang mendapatkan
kemerdekaannya bukan karena belas kasihan atau pengakuan dari bangsa-bangsa
penjajah, namun direbut dengan segala pengorbanan seluruh rakyat, mulai dari
pengorbanan harta, hingga pengorbanan jiwa dan raga. Hal penting pada
pengembangan kesadaran bela Negara berikutnya adalah kesetiaan pada Pancasila
sebagai ideologi Negara, sebagai dasar Negara yang mempersatukan bangsa yang
majemuk dengan kebhinekaanya. Berikutnya adalah kerelaan berkorban untuk bangsa
dan Negara, yang dikembangkan dengan aksi nyata, tanpa pamrih dan didasari pada
keyakinan bahwa pengorbanan tersebut tidak akan sia-sia. Terakhir, kesadaran bela
Negara perlu diaktualisasikan dengan aksi dan tindakan nyata berupa kemampuan awal
bela Negara. Dengan kompetensi masingmasing dan sesuai dengan profesi seluruh
warga Negara berhak dan wajib untuk menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Banyak sikap dan perilaku tokoh masyarakat yang dapat kita contoh dalam
mengimplementasikan sikap bela negara, misalnya seperti Tri Rismaharini. Tentunya
masyarakat mengenal sosok Tri Rismaharini, merupakan Wali Kota Surabaya wanita
pertama yang menjabat untuk periode 2010-2015. Sebelum menjabat sebagai wali kota,
ia menduduki posisi sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP). Bukti
kecintaannya terhadap tanah air dengan di bawah kepemimpinannya sebagai Kepala
DKP hingga wali kota saat ini, Surabaya menjadi kota yang bersih dan asri. Bahkan kota
yang mendapat sebutan Kota Pahlawan ini berhasil meraih kembali Piala Adipura 2011
untuk kategori kota metropolitan setelah lima tahun berturut-turut tak lagi
memperolehnya.
Akan tetapi dengan perkembangan zaman di era saat, ada beberapa oknum
yang mengambil keuntungan untuk kepentingan pribadinya. Ditambah dengan keadaan
Indonesia saat ini dalam memerangi kasus COV-19. Dimulai dari banyaknya terdakwa
kasus korupsi bantuan sosial. Korupsi adalah suatu sikap yang tidak
mengimplementasikan sikap cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta
setia pada pancasila. Tindakan korupsi adalah penyalahgunaan uang negara hanya untuk
kepentingan pribadi. Seperti yang kita ketahui sebagai ASN kita harus menjadi contoh di
tengah kehidupan masyarakat dan harus mengabdi kepada bangsa dan negara sebagai
wujud implementasi kita terhadap nilai cinta tanah air. Umumnya pelaku korupsi
menerima suap dan dapat mempengaruhi setiap keputusannya, sehingga hanya dapat
menguntungkan bagi orang yang memberi suap dan dapat melanggar hak orang lain.
Sebagai ASN kita tidak harus menjalankantugas secara profesional tanpa memihak
kepada siapapun sebagai bentuk sikap kesadaran berbangsa dan bernegara. Tindakan
korupsi sangat bertentangan terhadap nilai-nilai pancasila terutama sila kedua dan
kelima yaitu kemanusiaan dan keadilan. Karena tindakan korupsi hanya menguntungkan
diri sendiri ataupun pihak tertentu. Oleh sebab itu tak jarang korupsi mengakibatkan
terjadinya kesenjangan sosial
B. Penerapan

Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau
pelatihan kepada warga negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta
menanamkan nilai dasar Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara
diselenggarakan di lingkup : pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan. Berikut merupakan
gagasan dan penerapannya untuk mengembangkan kualitas perilaku saya di tempat
kerja :
1. Cinta tanah air
Cinta tanah air dapat kita implementasikan dengan sikap mengabdi pada
negara dan masyarakat. Selalu hadir tepat waktu saat bekerja, memberikan
pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan ikhlas dan penuh ketulusan.
Selain itu menjaga lingkungan tempat kerja dengan membuang sampah pada
tempatnya merupaka contoh sikap kecintaan kita terhadap tanah air.
Menjaga nama baik bangsa dengan tidak menerima suap atau barang demi
memihak orang lain juga merupaka cerminan kita cinta tanah air.
2. Sadar berbangsa dan bernegara
Sadar berbangsa dan bernegara dapa kita implementasikan dengan
menjalankan tugas secara profesional dan memihak. Sebagai tenaga
kesehatan maka seharusnya bekerja seusai dengan standar pelayanan yang
ditetapkan oleh peraturan menteri kesehatan. Selalu bekerjasama dengan
rekan kerja lainnya demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di
lingkungan tempat kerja.
3. Setia pada Pancasila
Selalu beribadah tepat waktu sesuai dengan kepercayaan kita masing-masing
merupakan bentuk pengamalan pancasila khususnya sila ke satu. Tidak
memaksakan kehendak kita kepada orang lain dan selalu mengutamakan
mengambil keputusan dengan musyawarah merupakan bentuk implementasi
sila keempat.
4. Rela berkorban demi bangsa dan negara
Tanggap dalam memebrikan pelayan kepada masyarakat dengan cepat dan
tepat serta selalu berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan yang diadakan di
temapat kerja merupakan suatu bentuk sikap rela berkorban demi bangsa
dan negara. Selai itu selalu mengiluti seminar guna meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kemampuan yang kita miliki adalah bentuk implementasi
rela berkorban demi bangsa dan negara
5. Kemampuan awal bela negara
Kemampuan awal bela negara yang dapat kita terapkan di lingkungan kerja
adalah dengan selalu mensyukuri segala nikmat yang kita peroleh, tidak
pernah mengeluh dengan segala pekerjaan kita. Selalu menjaga fisik dengan
berolahraga teratur serta menjaga pola makan. Dengan fisik dan psikis yang
sehat maka kita dapat menjalankan tugas-tugas kita dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai