Anda di halaman 1dari 3

Nama : Achmad Supriyanto

Nim : 17.11.02.0011

1. Apa yang di maksud dengan penyelidikan?


2. Apa yang di maksud dengan penyidikan?
3. Apa yang di maksud dengan pidana pokok dan jelaskan setiap itemnya?
4. Apa yang di maksud dengan pidana tambahan?
5. Buatkan satu contoh kasus pidana apa saja yang bisa saudara narasikan
prosesnya mulai dari: kasus, mencari kebenaran, penyelidikan, penyidikan
dan pelaksanaan pidana?

menjawab :

1. Pasal 1 angka 5 KUHAP

“Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan


menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna
menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang ini.”

2. Pasal 1 angka 2 KUHAP

“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut


cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak
pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.”

3. Pidana yg dapat dijatuhkan tersendiri oleh hakim, misalnya pidana mati,


pidana penjara, pidana kurungan, dan pidana denda :
1) Pidana Mati, pidana berupa pencabutan nyawa thd terpidana
2) Pidana Penjara, pidana berupa kehilangan kemerdekaan(berat)
3) Pidana Kurungan, Pidana berupa kehilangan kemerdekaan(ringan)
4) Pidana Denda, Kewajiban seorang yang sudah dipidana untuk
membayar sejumlah uang karena sudah melakukan perbuatan yang
dapat dipidana
4. Hukuman tambahan gunanya untuk menambah hukuman pokok, jadi tak
mungkin dijatuhkan sendirian. Akan tetapi dalam beberapa hal atas prinsip
tersebut terdapat pengecualian.
5. ,Contoh kasus tindak pidana percobaan
— Kasus pemerkosaan penumpang di angkutan umum hampir terjadi lagi. BOY
(35), sopir angkutan kota sintang, mencoba memerkosa penumpangnya, B
(15), siswi kelas III SMP, di dalam angkot. Percobaan pemerkosaan itu terjadi
pada Selasa (24/3/2020) sekitar pukul 18.00 WIB. Penyidik Satuan Reserse
Kriminal Kepolisian Resor Sintang berhasil membekuk sopir angkot itu pada
Rabu sore.
”Pemerkosaan terhadap korban belum terjadi. Namun, pelaku berbuat cabul
kepada korban yang tidak melawan karena dia masih anak-anak dan pelaku
juga sempat mengancam korban,” tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal
Polres Sintang
AKBP Jhon Ginting, Kamis (26/3/2020).
Pelaku kini terancam hukuman 15 tahun penjara karena melanggar Pasal 81
dan 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Saat kejadian, korban naik angkot bernomor polisi KB 2425 E yang
dikemudikan pelaku di depan Sekolah , untuk pulang ke rumahnya di baning
Di dalam angkot masih ada tujuh penumpang. Namun, satu per satu
penumpang turun sehingga tinggal tersisa korban. Saat itu, pelaku meminta
korban yang duduk di belakang pindah ke depan. Korban tidak curiga.
Setelah korban duduk di depan, BOY berbuat tidak senonoh sambil
membawa angkot ke tempat sepi di sekitaran stadion Baning. Pelaku
kemudian memaksa korban pindah ke bagian belakang angkot.
Dia menggunakan jok angkot sebagai alas untuk memerkosa korban, tetapi
karena melihat orang lewat dan berupaya mendekatinya, BOY berhenti dan
melarikan diri dengan angkotnya dan meninggalkan korban di jalan. ”Korban
pulang diantar warga setempat yang berpas-pasan pulang , lalu menceritakan
kejadian itu kepada orangtuanya, lalu mereka melapor kepada kami.
Berdasarkan ciri-ciri pelaku dan ciri mobil, kami menangkap BOY,” ujar polisi.

Analisis:
1.Pelaku:
Berdasarkan kasus diatas maka dapat disimpulkan bahwa supir angkot telah
melanggar kasus pidana pada pasal 53 ayat (1) : “Mencoba melakukan
dipidana, jika niat itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan dan
tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena
kehendaknya sendiri”

2.Tindak Pidana:
Tindak Pidana Percobaan
Pelaku yang berupaya mencoba memperkosa korban dan berhenti tidak jadi
memperkosa karena ada seseorang yang sedang lewat dan mendekati
pelaku. Hal ini dapat dianalisis dari kejadian di atas adalah : Sopir angkutan
berencana untuk memperkosa siswi kelas III SMP. Sopir angkot mencoba
memperkosa siswi tersebut, tapi kejahatan yang dilakukan sopir angkot belum
sepenuhnya selesai, karena ditengah aksinya sopir angkot melihat orang
lewat dan berupaya untuk mendekatinya, pelaku yang berhenti dan melarikan
diri dengan angkotnya dan meninggalkan korban di jalan. Inilah yang
kemudian disebut percobaan dalam hukum pidana.
3.Akibat dari tindak pidana
Pelaku dihukum 10 tahun penjara. Hal ini dikarenakan hukuman yang
dijatuhkan hakim yaitu 15 tahun dikurangi 1/3nya yaitu 5 tahun.

*Sekian Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai