Anda di halaman 1dari 3

BAGIAN 4

Pendahuluan

A. AKUNTANSI ZAKAT, PRINSIP DAN PERKEMBANGANNYA

Mengenal lembaga nirlaba secara lebih dalam tak ubahnya masuk ke dalam sebuah wilayah
keahlian dengan disiplin ilmu yang spesifik.

Perkembangan akuntansi disegmen nirlaba ini memang tidak sepesat perkembangan akuntansi
sektor bisnis. Ini tergambar dari perkembangan standae akuntansi yang mewadahi perkembnagan
akuntansi di sekitar tersebut. Sebagai sebuah framework akuntansi nirlaba masih mengacu pada
akuntansi bisnis secara umum, walaupun secara karakteristik sangat berbeda. Seiring dengan
perkbangan lembaga keuangan berbasis syariah sekarang IAI sudah mengeluarkan standar Akuntansi
syariah, BPRS, BMT, Asuransi syariah termasuk juga didalamnya lembaga zakat.

- Dari pembukaan sederhana hingga PA - OPZ 2005

Awal perkembangan lembaga zakat ditahun 1990 an belum bayak dikenal akuntansi nirlaba.
Bahkan lembaga zakat cenderung hanya melakukan pembukuan sederhana dengan model diskonto
atau teberasi. Baru kemudian ketika bermunculan lembaga zakat yang di kelola oleh masyarakat
kebutuhan akan akuntansi menjadi penting.

Prinsip akuntansi yang digunakan adalah modified cash basis dengan multi entity laporan
keuangan. Selanjutnya untuk mempermudah praktek akuntansi zakat forum zakat ( FOZ ) membentuk
tim penyusun pedoman akuntansi organisasi pengelolaan zakat.

- Kehadiran PSAK 109

Berkembangnya lembaga zakat kemudian menarik perhatian ikatan Akuntansu Indonesia ( IAI )
untuk melakukan pembahasan tentang Akuntansi zakat. Di prakarsai oleh forum zakat ( FOZ ) dan
ikatan Akuntansi Indonesia ( IAI ) dibentuklah tim penyusun PSAK zakat.

Tahun 2008 keluarlah EXPOSURE DRAFT PSAK 109 tentang Akuntansi zakat dan infak/
sedekah. Tahun 2001 dengan berbagai perbaikan disana sini ED PSAK 109 disahkan menjadi PSAK
109 Akuntansi Zakat dan Infak/sedekah.

- Menyusun pedoman akuntasi zakat.

PSAK 109 kemudian selanjutnya akan diturunkan lagi menjadi pedoman Akuntansi zakat. Untuk
itu FOZ sudah membentuk tim penyusun pedoman akuntansi zakat dengan harapan pedoman ini
mempermudah praktisi akun zakat dalam pengimplementasikan PSAK 109.
B. PELAPORAN KEUANGN BAGI ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT

- Tujuan laporan keuangan

Secara umum adalah bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan.
Kinerja serta perubahan posisi keuangan LAZ / BAZ yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
laporan keuangan dalam berbagai pengambilan keputusan.

- Karakteristik kuantitaf laporan keuangan

a) Dapat dipahami
b) Relevan
c) Kandaan
d) Dapat dipertimbangkan

- Kondisi eksisting pembuatan laporan keuangan oleh LAZ / BAZ.

Sampai dengan menjelang akhir tahun 2011 belum ada pedoman atau standar penyusunan
laporan keuangan untuk LAZ / BAZ yang dibuat oeh instansi yang berwenang seperti Dewan Standar
Akuntansi Syariah sampai Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ).

Pada umumnya kondisi eksisting pembuatan laporan keuangan oleh LAZ / BAZ diantaranya adalah :

1) Hanya melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas pada periode laporan dan umumnya
laporan posisi keuangan ( neraca ) belum dibuat.
2) Belum mencatat peneriamaan dan pengeluaran nonkas sebagai bagian dari laporan keuangan.
3) Belum semua menampilkan kebijakan penyaluran zakat dan infak / sedekah masing - masing
ansaf.
4) Belum semua mempunyai atau menampilkan rencana program kerja yang akan dilaksanakan.

- Penyusunan laporan keuangan berdasarkan PSAK 109 : Akuntansi zakat dan infak / sedekah.

PSAK 109 bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan
transaksi zakat dan infak / sedekah. Disamping itu, dalam PSAK 109 dinyatakan pula tentang:

1. Penyajian dana zakat, dana infak / sedekah dan dana amil disajikan secara terpisah dalam
laporan posisi keuangan.
2. Jenis dan bentuk laporan keuangan yang harus disiapkan Amil, yaitu:
 Laporan posisi keuangan
 Laporan perubahan dana
 Laporan perubahan ast kelolaan
 Laoran arus kas
 Catatan atas laporan keuangan

- Langkah persiapan penyusunan laporan keuangan berdasarkan PSAK 109

Langkah - langkah yang harus disiapkan untuk menyusun laporan keuangan LAZ / BAZ berdasarkan
PSAK 109 diantarabya adalah :

1. Penetapan neraca awal

Bagi BAZ / LAZ yang brlum menyusun laporan keuangan seperti neraca jarus menyusun
neraca awal LAZ / BAZ posisi 1 januari 2012. Untuk menetapkan neraca awal, idealnya harus
dilakukan oleh lembaga profesional yang independen ( institusi aperasial ) untuk melakukan
penilaian atas harta, kewajiban, dan saldo dana BAZ / LAZ mempunyai kemampuan sendiri untuk
menetapkan neraca awal maka neraca awal dapat dibuat sendiri oleh LAZ / BAZ untuk itu sebaiknya
dibentuk tim oleh pengurus LAZ / BAZ. Tim terdiri dari unsur - unsur keuangan pengawasan syariah,
badan pengawal LAZ/ BAZ dan unit lain yang terkait.

2. Penetapan kebijakan Amil

Perlu segera ditetapkan kebijakan amil yang dibuat oleh amil dan disetujui oleh pengawas
syariah dan badan pengawas.

3. Menyiapkan bagan akun ( Chart Of Account )

Perlu segera disiapkan bagan akun yang dirancang mengacu pada PSAK 109 untuk
mempermudah percetakan transaksi dan penyususnan laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai