Anda di halaman 1dari 95

HUKUM ACARA

PIDANA
Oleh M. Mahendradatta
Bahan-bahan
 KUHAP
 HUKUM ACARA PIDANA oleh Suryono Sutarto, S.H.,
M.S. dan Oeripah Soejakto, S.H.
 ASPEK MANUSIAWI DALAM ORGANISASI oleh Stan
Kossen
 MAKALAH HUKUM ACARA PIDANA oleh M. Luthfie
Hakim, S.H.
 MAKALAH HUKUM ACARA PIDANA oleh A. Wirawan
Adnan, S.H.
 PEMBAHASAN PERMASALAHAN DAN PENERAPAN
KUHAP oleh M. Yahya Harahap, S.H.
Pokok Bahasan
I. POKOK BAHASAN I: Pengenalan HAP
1. Pengertian HAP
2. Fungsi/tugas dan Tujuan HAP
3. Sumber hukum HAP
4. Dramatis Personae dalam HAP

II. POKOK BAHASAN II: Pengenalan Lanjutan HAP


1. Asas-asas HAP
2. Ilmu-ilmu Pengetahuan Pembantu HAP
3. Memahami Fakta dan Kesimpulan
(lanjutan) Pokok Bahasan
III. POKOK BAHASAN III: Pemeriksaan
Pendahuluan (voorenderzoek)

IV. POKOK BAHASAN IV: Pemeriksaan


Pengadilan (gerechtelijk onderzoek)
POKOK BAHASAN I: Pengenalan
HAP
 Pengertian HAP:
HAP ialah aturan-aturan yang
memberikan petunjuk apa yang harus
dilakukan oleh aparat penegak hukum
dan pihak-pihak atau orang-orang lain
yang terlibat di dalamnya, apabila ada
persangkaan bahwa hukum pidana
dilanggar (Sudarto)
(Lanjutan)

Hukum Acara Pidana

Penegak Hukum Masyarakat


(Lanjutan)
Kesimpulan dari pengertian HAP:

 Fungsi HAP adalah untuk melaksanakan atau


menegakkan HUKUM PIDANA;

 HAP telah beroperasi meskipun baru ada


persangkaan saja adanya pelanggaran HUKUM
PIDANA, berarti HAP sudah dapat berjalan
meskipun belum jelas ada/tidaknya suatu
tindak pidana;
(Lanjutan)
 Uraian Fungsi/Tugas HAP:
 Menemukan fakta tentang terjadinya
pelanggaran thd HUKUM PIDANA;
 Menetapkan pelanggar hukum (tersangka);

 Menemukan dan memeriksa tersangka

(termasuk menangkap/menahannya);
 Mengumpulkan alat-alat bukti;

 Mengajukan tersangka ke depan sidang

pengadilan;
(Lajutan)
 Memeriksa terdakwa dan menjatuhkan putusan;
 Mengatur upaya-upaya hukum atas putusan hakim;
 Melaksanakan dan mengawasi putusan hakim.

 Tujuan HAP:
Mencari kebenaran materiil (substantial
truth/materiele waarheid) dan sekaligus untuk
perlindungan terhadap HAM (protection of
human rights);
(Lanjutan)
 Pemahaman ringkas tujuan HAP:

Kebenaran materiil

HUKUM ACARA PIDANA

Perlindungan HAM
(Lanjutan)
 Sumber hukum HAP:
 KUHAP;
 UU Pokok Kehakiman;

 UU Tentang Mahkamah Agung;

 UU Pokok Kepolisian;

 UU Pokok Kejaksaan;

 PP Tentang Pelaksanaan KUHAP;

 Berbagai UU lain, seperti UU Tentang


Terorisme dll;
(Lanjutan)
 Dramatis personae dalam HAP:

 Setiap orang:
 Tersangka/terdakwa;
 Saksi;
 Ahli;

 Pejabat Kepolisian dan PPNS (pemeriksaan


pendahuluan/voorenderzoek):
 Penyelidik (Polri);
 Penyidik (Polri dan PPNS);
 Penyidik Pembantu (Polri);
(Lanjutan)
 Pejabat Kejaksaan (melakukan penuntutan
dan pelaksanaan putusan pengadilan):
 Jaksa;
 Penuntut Umum (JPU);

 Pejabat Pengadilan (memeriksa dan


membantu memeriksa, dan memutus perkara
di sidang pengadilan):
 Hakim;
 Panitera, Wa Panitera, Pan Muda, Pan Pengganti;
(Lanjutan)
 Penasihat Hukum;

 Pejabat eksekutor (pelaksana) putusan


pengadilan (menjalankan UU pelaksanakan
pidana/penitentiaire recht):
 Jaksa, Pejabat LAPAS, Polri;
POKOK BAHASAN II: Pengenalan
Lanjutan HAP
 Asas-asas HAP:

 Equality before the law (isonomia);

 Principle of legality terhadap seluruh proses hukum;

 Presumption of innocence;

 Ganti rugi dan rehabilitasi;

 Speedy trial (constante justitie) and fair trial;


(Lanjutan)
 Hak untuk membela diri dan menunjuk penasihat
hukumnya;

 Hak diberitahu akan hak-haknya;

 Onmidelijkheid van het oderzoek (kelangsungan


pemeriksaan pengadilan dng terdakwa hadir);

 Openbaarheid van het proces kecuali ditentukan lain


oleh UU;
(Lanjutan)
 Ilmu-ilmu Pengetahuan Pembantu
HAP:

 Logika:
Orientasi – hipotesis – verifikasi – konstruksi
logis ada/tidaknya tindak pidana;

 Psikologi:
Berusaha memahami jiwa manusia agar dapat
memperlakukannya dengan tepat;
(Lanjutan)
 Kriminalistik:
 Pelajari kejahatan dari sudut teknis.
 Didukung ilmu-ilmu forensik (ilmu

pengetahuan yang dapat memberikan


keterangan atau kesaksian bagi pengadilan
secara meyakinkan-ilmiah):

o Ilmu kedokteran forensik (pelajari organ manusia


menyangkut sebab-sebab luka atau kematian dalam
kaitan dng tindak pidana);
(Lanjutan)

o Toksikologi forensik (“toxicon” dan “logos”, mempelajari


racun dalam kaitan dng tindak pidana);

o Ilmu kimia forensik (pelajari berbagai bahan kimia


dengan dasar ilmu kimia analitika);

o Ilmu alam forensik, misal:


• Forensic ballistic (balistik kehakiman, pelajari peluru
kejahatan atau geincrimineerde kogel)

o Dactyloscopie (“doctylus” or “finger” dan “copy” atau


cetakan – sidik jari/finger-prints);
(Lanjutan)
 Psikiatri:
 Pelajari jiwa manusia yang sakit;

 Kriminologi:
 Pelajari kejahatan sebagai suatu masalah
manusiawi: mengapa, bagaimana, apa tujuan
orang melakukan kejahatan. Pelajari kejahatan
dalam arti makro;
Antara Fakta dan Kesimpulan
 Memahami Fakta dan Kesimpulan:

 Definisi fakta:
 Segala sesuatu yang kita sepakati bahwa hal itu benar;
 Sifat keberadaan sesungguhnya (Webster)

 Fakta adalah (benar-benar) kesimpulan dengan kadar


probabilitas yang berbeda-beda, makin suatu
kesimpulan mendekati kepastian maka makin
merupakan fakta;

 Kesalahan dalam memahami fakta dan kesimpulan akan


menjauhkan dari upaya mencari kebenaran materiil
(substantial truth/materiele waarheid);
Perhatikan Gambar Di bawah Ini
Benar, Salah atau Tanda Tanya
B S ?
 Ada dua orang dalam ruangan _ _ _
 ME sedang tidur bersama _ _ _
 ME tidak memakai baju _ _ _
 Mereka bertemu malam hari _ _ _
 ME berada pada kamar hotel _ _ _
 ME baru selesai mandi _ _ _
 ME sedang tersenyum _ _ _
(Lanjutan)
 Skala Probabilitas

Tidak
Mungkin Mungkin Pasti
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

 Kita harus berusaha menjadikan kepastian dari


probabilitas (certainties out of probabilities)
(Lanjutan)
 Perbedaan fakta dan kesimpulan:

Kesimpulan:
1. Dibuat setiap waktu sebelum, selama dan
sesudah pengamatan;
2. Melampaui apa yang anda amati;

3. Menunjukkan suatu kadar probabilitas;

4. Biasanya menimbulkan perselisihan pendapat;

5. Tak terbatas jumlahnya;


(Lanjutan)
Fakta:
1. Ditetapkan sesudah pengamatan atau
pengalaman;
2. Terbatas pada apa yang anda amati saja;

3. Sedekat mungkin dengan kepastian;

4. Cenderung memperoleh persetujuan;

5. Terbatas jumlahnya;
 Pemahaman fakta dan kesimpulan dalam praktik konkrit:

 Suatu fakta atau kesimpulan tunggal:


= Munir tewas setelah minum juice jeruk;
= Pramugari menyajikan minum juice jeruk pada Munir;
= Pramugari meracun Munir hingga tewas (???)

 Suatu fakta atau kesimpulan berkelanjutan:


= Polycarpus terbang bersama Munir ke Singapura;
= Polycarpus mempersilakan Munir duduk di kursinya di kelas
bisnis;
= Polycarpus mengaku telah meminta ijin pramugari untuk
menyerahkan kursinya pada Munir;
= Munir tewas setelah minum juice jeruk;
= Pramugari menyajikan minum juice jeruk pada Munir;
= Pramugari bersekongkol dengan Polycarpus meracun Munir
hingga tewas (???)

 Rumusan perundang-undangan menghindari kalimat yang


mengandung kesimpulan;
 Tipe persepsi “mental set”: Kebanyakan orang
cenderung mencerap apa yang ingin mereka
lihat atau mereka persiapkan, terlepas dari
kenyataan;

 Penyebab persepsi “mental set”: Setiap orang


memiliki “saringan persepsi” (perceptual filter)
tentang benda dan manusia yang didasarkan
pada latar belakangnya;
POKOK BAHASAN III: Pemeriksaan
Pendahuluan (voorenderzoek)
 Persangkaan atau pengetahuan adanya
tindak pidana dapat diperoleh dari empat
kemungkinan:
 Kedapatan tertangkap tangan;
 Karena adanya laporan;

 Karena adanya pengaduan;

 Diketahui sendiri oleh penyidik;


SETELAH DIKETAHUI ADA
DUGAAN PERISTIWA HUKUM

PENYELIDIKAN PENYIDIKAN
(Penyelidik) (Penyidik)

Tugas&Wewenang
 Penyelidikan  Penyidikan
tindakan untuk serangkaian tindakan
menentukan apakah
untuk menemukan
sesuatu peristiwa itu
tersangkanya
merupakan tindak
pidana atau bukan
PENANGKAPAN

1. Pengertian – 1 angka 20 KUHAP

2. Siapa yang berwenang –16 KUHAP

3. Syarat Penangkapan – 17 KUHAP

4. Lama Penangkapan – 19 KUHAP

5. Tatacara – 18-19 KUHAP


PENAHANAN
1. Pengertian – 1.21 KUHAP

2. Siapa yang berwenang –20 KUHAP

3. Syarat Penahanan –21 KUHAP

4. Tatacara – 21.2 & 21.3 KUHAP

5. Jenis Penahanan – 22 KUHAP

6. Lama Penahanan – 24-29 KUHAP


BATAS WAKTU PENAHANAN

INSTANSI Awal Perpanjang Total Pasal 29


(hari) (hari/oleh) (hari) tambahan
1. PENYIDIKAN 20 40 (JPU) 60 30 + 30
2. PENUNTUTAN 20 30 (KPN) 50 30 + 30
3. PENGADILAN 30 60 (KPN) 90 30 + 30
4. BANDING 30 60 (KPT) 90 30 + 30
5. KASASI 50 60 (KMA) 110 30 + 30
______________________________________________
Maximum hari penahanan 400 + (150+150)
(700 hari)

Pasal 29: ditambah, jika ada gangguan fisik+mentall, ancaman


pidanan lebih 9 tahun.
+ Terhadap perpanjangan= boleh mengajukan keberatan KPT dan KMA
PENANGGUHAN PENAHANAN
(Pasal 31 (1) KUHAP)

 Atas permintaan Tersangka atau Terdakwa,


Penyidik atau Penuntut Umum atau Hakim, sesuai
dengan kewenangan masing-masing, dapat
mengadakan penangguhan penahanan, dengan
atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang
berdasarkan syarat yang ditentukan.
 Dalam Hal Penangguhan Penahanan dikabulkan
oleh Pejabat yang berwenang.
 Jaminan berupa uang, ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang berdasarkan Pasal 35 ayat (1) PP
No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.
 Jaminan berupa orang, ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang berasarkan Pasal 36 ayat (1) PP
No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.
 Permohonan Penangguhan Penahanan
harus mencantumkan syarat-sayarat :
 Tersangka atau Terdakwa tidak akan

melarikan diri.
 Tersangka atau Terdakwa tidak akan

menghilangkan barang bukti.


 Tersangka atau Terdakwa tidak akan

mengulangi perbuatannya.
 Tersangka atau Terdakwa bersedia

memenuhi panggilan untuk kepentingan


pemeriksaan.
 Pejabat yang berwenang dapat mencabut
penangguhan penahanan atas tersangka atau
terdakwa jika melanggar syarat-syarat yang
ditentukan, Yaitu wajib lapor,tidak keluar rumah
atau kota.
 Terdakwa, Tersangka, keluarga atau Penasehat
Hukum dapat mengajukan permohonan
perubahan status penahanan kepada pejabat yang
berwenang, dari Status Rumah Tahanan Negara
menjadi Tahanan Kota atau Tahanan Rumah.
 Permohonan perubahan Status Tahanan lazim
mencantumkan:
 Tersangka atau Terdakwa tidak akan melarikan diri.
 Tersangka atau Terdakwa tidak akan
menghilangkan barang bukti.
 Tersangka atau Terdakwa tidak akan mengulangi
perbuatannya.
 Tersangka atau Terdakwa bersedia memenuhi
panggilan untuk kepentingan pemeriksaan
 Perubahan Status Tahanan apabila dikabulkan
akan mengurangi masa tahanan Tersangka atau
Terdakwa dengan perhitungan masa tahanan :
 Penahanan Rumah Tahanan Negara, jumlah

pengurangannya sama dengan jumlah masa


penahanannya ( 1 hari : 1 hari).
 Penahanan Rumah, jumlah pengurangannya

1/3 hari X jumlah masa penahanannya


(misalnya Masa tahanan 60 hari, maka jumlah
penahannya 60 hari X 1/3 hari).
 Penahanan Kota, jumlah pengurangannya 1/5

hari X jumlah masa penahanannya (misalnya


Masa tahanan 60 hari, maka jumlah
penahannya 60 hari X 1/5 hari).
PENGGELEDAHAN

1. Pengertian – 1.17 KUHAP

2. Siapa yang berwenang –32 KUHAP

3. Tatacara – Ps 33 KUHAP

4. Pengecualian – 34 dan 35 KUHAP

5. Jenis Penggeledahan- Pasal 32


PENYITAAN

1. Pengertian – 1.16 KUHAP

2. Siapa yang berwenang –38 KUHAP

3. Tatacara – 38, 39,40,41 KUHAP

4. Penyimpanan –44 KUHAP

5. Tanggung Jawab- Pasal 44 (2)


HAK-HAK TERSANGKA
Cepat
Diperiksa

Mengirim
Surat Mengajukan
Pd Saksi
Pen Hukum

TERSANGKA

Berbicara
Bantuan Bertemu
Hukum Setiap saat
Dg PH

Memberi
Ket
Bebas
Pembelaan di Tingkat
Penyelidikan dan Penyidikan

“Pasal 69 dan 70 KUHAP”

Penasehat Hukum berhak menghubungi


dan berbicara dengan tersangka pada
setiap tingkat pemeriksaan dan setiap
waktu .

Juklak angka 1 Lamp.Kep.Menkeh


No.M.14-PW.07.03/1983, yang dimaksud
setiap waktu adalah pada jam kerja.
SURAT PANGGILAN
( Pasal 112 s/d 113 )

 Penyidik melakukan panggilan guna


pemeriksaan harus secara jelas.
 Yang dipanggil harus datang.
 Apabila orang yang dipanggil tidak datang
harus memberikan alasan yang patut dan
wajar.
SURAT KUASA
 PADA DASARNYA ACUAN DALAM PEMBUATAN
SURAT KUASA MERUJUK PADA PASAL 1792 S/D
1797 KUH PERDATA
 KUASA DAPAT DIBERIKAN DAN DITERIMA
DALAM ; AKTA UMUM, TULISAN DIBAWAH
TANGAN, SURAT ATAU BAHKAN SECARA LISAN.
 DALAM SURAT KUASA MEMUAT:
 IDETITAS PEMBERI KUASA;
 IDENTITAS PENERIMA KUASA DAN DOMISILINYA;
 HAL-HAL YANG DIKUASAKAN SECARA KHUSUS
 Berita Acara bukan pro yustisia;
 Keterangan yang diberikan dapat dijadikan alat
bukti di pengadilan;
 Tolak pemintaan dokumen oleh penyelidik
(dapat terjadi self increminating). Penyerahan
dokumen selaku barang bukti haruslah
dibuatkan BAPenyitaan;
 Kedudukan Penasihat Hukum tidak diatur, tetapi
dalam praktek dapat mendampingi terperiksa
dan memberikan nasihat hukum.
Penyidikan—Pemeriksaan Saksi
(Pasal 6 s/d 9 KUHAP)

 Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik


Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil
tertentu yang diberi wewenang oleh undang-
undang untuk melakukan penyidik.
 Tidak diatur kedudukan Penasihat Hukum (PH)
dalam hal pemeriksaan saksi;
 Dalam praktek, penyidik menanyakan kepada
saksi apakah akan didampingi oleh Penasihat
Hukum dan dicatat dalam BAP nama Penasihat
Hukumnya;
 Dalam praktek, PH cukup leluasa membantu
merumuskan pertanyaan dan jawaban agar
pemeriksaan berjalan lancar dan cepat;
Penyidikan—Pemeriksaan
Tersangka
 Kedudukan PH diatur secara sederhana dalam pasal 115
KUHAP;
 Prinsip umum: melihat dan mendengar saja (within sight
and within hearing);
 Pengecualian: Perkara “keamanan negara” hanya dapat
melihat, tidak dapat mendengar (within sight without
hearing);
 Dalam praktek untuk perkara selain “kamneg” PH dapat
membantu merumuskan jawaban, bahkan terkadang
membantu merumuskan pertanyaan. Hal ini sangat
bergantung pada keluwesan dan etiket PH serta pribadi
penyidik;
 Tujuan membantu di sini untuk memperlancar jalannya
pemeriksaan, bukan untuk tindakan curang;
PRAPERADILAN
(Pasal 77 s/d Pasal 83 KUHAP)

Praperadilan adalah wewenang Pengadilan


Negeri untuk memeriksa dan memutus
menurut cara yang diatur dalam undang-
undang ini.
 Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan, atau penghentian
penuntutan;
 Ganti Kerugian dan atau Rehebilitasi bagi
orang yang perkara pidananya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan.
 Praperadilan dipimpin oleh Hakim Tunggal.
 Praperadilan diajukan oleh tersangka,
keluarga atau kuasanya Kepada Ketua
Pengadilan Negeri untuk memeriksa sah
atau tidaknya suatu Penangkapan atau
Penahanan dengan menyebutkan
alasannya.
 Praperadilan diajukan oleh Penyidik,
Penuntut Umum atau Pihak Ketiga Kepada
Ketua Pengadilan Negeri.
 Permintaan Ganti Kerugian dan atau
Rehabilitasi diajukan oleh Tersangka atau
pihak ketiga yang berkepentingan kepada
Ketua Pengadilan Negeri.
 Acara Pemeriksaan Praperadilan :
 Dalam waktu 3 hari diterimanya

permintaan, hakim yang ditunjuk


menetapkan sidang.
 Pemeriksaan dilakukan secara cepat

yaitu 7 (tujuh) hari, apabila dalam


waktu tersebut belum selesai, maka
permintaan tersebut gugur.
 Terhadap permintaan tersebut tidak

dapat dimintakan banding.


 Tersangka, Terdakwa atau Terpidana
atau ahli warisnya berhak menuntut
Ganti Kerugian karena
ditangkap,ditahan, dituntut dan
diadili atau dikenakan tindakan lain,
tanpa alasan yang berdasarkan
undang-undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau
hukum yang diterapkan yang
perkaranya tidak diajukan ke
Pengadilan Negeri, diputus di sidang
Praperadilan dan mengikuti acara
Praperadilan (Pasal 95 KUHAP).
Penandatanganan BAP
(Pasal 118 KUHAP)
 Saksi maupun Tersangka harus bebas dalam
memberikan keterangan dan dicatat seteliti-
telitinya sesuai dengan kata yang
dipergunakannya (pasal 117);
 Setelah memberikan keterangan, saksi dan
tersangka menandatangani BAP;
 Apabila keterangan yang diberikan tidak sama
dengan yang tertulis dalam BAP maka saksi dan
tersangka dapat menolak menandatangani BAP;
 Untuk itu dibuatkan BAPenolakan
penandatanganan BAP;
TURUNAN BERITA ACARA
PEMERIKSAAN
 PADA TINGKAT PENYIDIKAN ; HANYA BAP
TERSANGKA.
 PADA TINGKAT PENUNTUTAN ; SEMUA
BERKAS PERKARA TERMASUK SURAT
DAKWAAN
 PADA TINGKAT PEMERIKSAAN
PENGADILAN ; SELURUH BERKAS
PERKARA TERMASUK PUTUSAN HAKIM
Tim Pencari Fakta

Pro Justitia

BAP

Dilimpahkan

Tim Pencari Fakta


REKONSTRUKSI PERKARA– Apa
itu?
 Dapat bertentangan
dengan HAM krn:
1. Tersangka “disuruh”
mengaku;
2. Dapat bertentangan
dg prinsip Praduga
tak bersalah; Rebuilt a fact or idea
Membangun-
3. Tidak diatur dalam menampilkan kembali
KUHAP; peristiwa pidana
Pertanyaan yg menjerat?
 Pasal 166 KUHAP – Pertanyaan yg
menjerat tidak boleh diajukan pd
terdakwa maupun kepada saksi

 Apakah berarti pertanyaan menjerat


boleh pd TERSANGKA (ditingkat
penyidikan)
Proses Penuntutan- Acara Biasa

PENUNTUTAN

*Laporan
*Tertangkap Penyidikan
Tangan

Penyelidikan

Kasus Hukum
PENUNTUTAN

1. Pengertian – 1.7 KUHAP

PENGADILAN
Berkas
Perkara &
Surat
PENUNTUT Dakwaan

UMUM

Tersangka/
Pen Hukum Penyidik
Tentang Surat Dakwaan

Gabung Pisah Tunggal


FORMAL MATERIIL (voeging) (splitsing)
Tanggal dan Uraian
Org sama-
beberapa
Kumulatif
tanda tangan cermat,jelas, Beberapa TP
tindak Pidana
JPU lengkap = TP
oleh beberapa
Identitas Tempus dan
Beberapa T.P
Bersangkut paut
Tersangka Alternatif Campuran
Locus delicti
Lengkap
Beberapa TP tidak
bersangkut paut ttp ada
hubungannya
Subsider
Surat dakwaan tunggal/biasa
 Hanya berisi satu saja dakwaan;
 Tidak mengandung faktor “penyertaan”
(mededaderschap), atau “perbarengan”
(concursus), atau alternatif, atau
subsidaritas;
Surat dakwaan kumulasi
(Pasal 141 KUHAP)
 Surat dakwaan dengan menggabungkan
beberapa dakwaan sekaligus:
 Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh
seorang yang sama dan kepentingan
pemeriksaan tidak menjadikan halangan
terhadap penggabungannya;
 Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut

satu dengan yang lain;


 Tidak bersangkut-paut tapi berhubungan;
 Pemahaman dakwaan kumulatif akan lebih
jelas bila dikaji ketentuan KUHP pasal 55
berkenaan dengan “penyertaan” atau
“ambil bagian” (deelneming, take part in
crime) dan ketentuan “perbarengan”
(concursus, samenloop) yang diatur dalam
pasal-pasal 63, 64, 65, 66, dan 70 KUHP);
Surat Dakwaan Alternatif
 Dakwaan yang satu dengan yang lain
saling “mengesampingkan/menggantikan”
(one that substitutes for another);
 Hakim bebas memilih mana yang lebih
pantas dikenakan pidana berdasarkan
pembuktian di sidang pengadilan;
 Dicirikan dengan selalu ada kata ATAU
antara dakwaan yang satu dengan yang
lain
Surat Dakwaan Subsideritas
 Terdiri dari dua atau lebih dakwaan;
 Disusun secara berurutan (berturut-turut):
Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih
Subsidair, Lebih-lebih Subsidair Lagi, dst;
 Urutan mulai dari dakwaan pidana “terberat”
dan berakhir pada dakwaan “teringan”;
 Duduk perkara antara dakwaan satu dengan
yang lain saling berhubungan erat;
Perbuatan Yang Berbarengan

CONCORSUS CONCORSUS
IDEALIS REALIS

Satu Perbuatan
Satu Orang
Satu Perbuatan Beberapa Perbuatan
Satu Orang
Satu Orang

Pasal-1 Pasal-2
(338 KUHP) (406 KUHP)
Pasal-1 Pasal-2
351 KUHP 406 KUHP
Sesuatu Perbuatan
Temasuk dlm beberapa
Ketentuan Pidana
Seseorang mendatangi rumah orang lain;
-Melakukan Penganiayan thdp pemilik Rumah
Orang membunuh dengan tembakan pd org - Kemudian merusak barang-barang yg dirumah
Lain yg berada dibalik kaca mobil.Kaca mobil (Menganiaya=351) + (merusak: 406)
Pecah-mobil Rusak
(membunuh=338) + (merusak: 406)
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
PASAL Yang sesuai
1. Penadahan – 480 KUHP
2. Turut Serta -55 jo 362 KUHP
Hasil Penyidikan
FAKTA:
Terdakwa
Menerima
Hasil Curian

Penuntut Umum
Alternatif
Surat
Dakwaan
Subsideritas
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
PASAL Yang sesuai
1. Pembunuhan – 338 KUHP
2. Penganiayaan berat-mati
Hasil Penyidikan - 355 KUHP
FAKTA:
Terdakwa
Menghilangkan
Nyawa Orang Lain

Penuntut Umum
Alternatif
Surat
Dakwaan
Susideritas
Contoh Dakwaan Subsideritas

I.
I. Primer
Primer ::
Pasal
Pasal340
340KUHP
KUHP

II.
II. Subsider:
Subsider:
Pasal
Pasal338
338KUHP
KUHP
Fakta:
Fakta: III Lebih
Menghilangkan III Lebihsubsider
subsider::
Menghilangkan Pasal
Pasal355
355ayat
ayat22KUHP
KUHP
Nyawa
Nyawaorang
orang
lain
lain IV Lebih
IV Lebihsubsider
subsiderlagi
lagi
Pasal
Pasal353
353KUHP
KUHP
Contoh Dakwaan Alternatif
(kasus: Pencurian)
PASAL Yang sesuai
1. Penadahan – 480 KUHP
2. Turut Serta -55 jo 362 KUHP

Surat
Dakwaan

Dakwaan-2
Dakwaan-1
Turut Serta
Penadahan
Mencuri
Dakwaan Kumulatif
(kasus: Bersama-sama mencuri- mededaderscap)
Semuanya Peserta
Pencurian
Pelaku 1 -Dakwaan dijadikan
Mencongkel
Satu. Satu putusan
untuk ketiga terdakwa

Equal Degree
Of criminal
Liability
PENCURIAN

Pelaku 3 Pelaku 2 Dakwaan


Masuk Rumah Masuk Rumah Kumulatif
Ambil Ambil untuk
barang barang 3 Terdakwa
Contoh Dakwaan Kumulatif
(kasus: Concursus Realis)

Berbarengan
(Concursus Realis=meerdaadsche Samenloop)
Pencurian- Penganiayaan- Penipuan

Dakwaan
KUMULATIF

Dakwaan 1 – 362 KUHP

Satu Hukuman
Dakwaan II – 378 KUHP Maksimum
Hukman Terberat
+ 1/3
Dakwaan III – 351 KUHP
Contoh Beberapa Kemungkinan Dakwaan (kasus:
Penggelapan- Concursus Idealis)

Pasal
63-2 KUHP
Pid Umum-Khusus

Pegawai Negeri
Menggelapkan Uang Negara
Psl 372 KUHP Psl 417 KUHP
(Lex Generalis) (Lex Spesialis)
Max 4 th Max 5 ½ Th

Penuntut Umum
Tunggal Kumulatif Alternatif Subsider
Proses Persidangan –Acara Biasa

Pembukaan-Sidang
Pemanggilan Terdakwa Pemeriksaan
Eksepsi
PEMBUKTIAN SAKSI, Ahli
Ditolak
Surat, Terdakwa,
Barang Bukti
Pembacaan Eksepsi:PH Putusan TUNTUTAN
S.Dakwaan Tanggapan:JPU SELA PIDANA

PEMBELAAN
Eksepsi
Diterima

REPLIK
DUPLIK

PUTUSAN
PENGERTIAN
PEMBUKTIAN
Kamus Umum: Memberi atau
memperlihatkan sesuatu hal atau
peristiwa yang cukup untuk dapat
dinyatakan atau dimengerti sebagai
suatu hal yang benar (W.J.S.
Poerwadarminta)

Kamus Hukum Umum: usaha menetapkan


apa yang telah terjadi secara konkreto.
Membuktikan dalam arti yuridis berarti
memberikan dasar yang cukup kepada
hakim yg memeriksa perkara guna
memberi kepastian ttg kebenaran peristiwa
yg dikemukakan kedalam sidang
pengadilan (Prof Dr. Sudikno
Mertokusumo,SH)
HUKUM ACARA PIDANA : Mencari, mempertahankan, dan
meletakkan suatu kebenaran berdasarkan ketentuan dan
pedoman yang dibenarkan oleh undang-undang guna untuk
menentukan kesalahan terdakwa.
Pasal 183 + 184-1 KUHAP

Pasal 183: Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana


kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya

Ps 184-1

Alat Bukti Yang Sah

+
1. Keteranagan Saksi
2. Keteranagan ahli Keyakinan
3. Surat
4. Petunjuk
Hakim
5. Keterangan terdakwa
Jadi Yang Dimaksud
TERBUKTI (Beyond a reasonable
doubt):
2 alat bukti
Yg Sah

TERBUKTI
Secara Sah
Kesalahan Terdakwa
Dan
Meyakinkan
Absolute Truth
Keyakinan
HAKIM
Dua Alat Bukti Yang Sah ?

Alat Bukti Permasalahan


Yang Tersedia
Setiap butir “alat bukti yang tersedia” harus
terpenuhi secara penuh untuk dapat memenuhi
1. Keterangan Saksi syarat sebagai 1 alat bukti. Dua saksi yg sah
berarti memperoleh satu alat bukti.
2. Keterangan Ahli Dengan demikian 2 alat bukti yg sah adalah
3. Surat kombinasi antara No 1 -5 secara penuh.

4. Petunjuk
5. Keterangan
Terdakwa

Boleh satu saksi yg sah ditambah Keterangan


terdakwa sama dengan 2 alat bukti yang sah.
Keterangan Saksi
Melalui Teleconference
Syarat Sahnya Permasalahan
KESAKSIAN

• Lihat,dengar, alami sendiri,


menyebut alasan. (1.27)

• Bukan pendapat atau rekaan.


(185.5) Mengapa Teleconference bermasalah?
1. Karena kesaksiannya diberikan diluar
• Harus diberikan di dalam pengadilan (bertentangan dg Ps 185/1)
sidang Pengadilan (185.1) 2. Kalau saksi (di luar negeri) hrs ditahan
karena keterangannya di persidangan
jarak jauh diduga palsu (174.2),
• Harus lebih dari dua saksi (185.2) bagaimana melaksanakan proses
hukumnya? Hukum apa yang berlaku?
3. Bagaimana persidangan dpt
memastikan saksi memberi keterangan
dalam keadaan bebas?
PEMBELAAN
 Pengertian
Membela kepentingan hukum klien, menangkis,
menyanggah, mengajukan bukti yang sebaliknya,
menempatkan masalah-kesalahan pada tempatnya,
membela agar memperoleh “fair trial”.
 Kekeliruan pengertian
Membela keinginan klien/terdakwa, membengkokkan
yang lurus dan meluruskan yang bengkok.
Nota Keberatan/Eksepsi
 Tangkisan (plead) yg tidak
mengenai ‘materi pokok’ surat
dakwaan melainkan pada cacat
‘formal’nya, yaitu adanya tertib
acara yang in proper (tidak tepat)
atau illegal (tidak sah);
Pokok-Pokok Materi Eksepsi
 Pendahuluan
 Eksepsi Gugurnya Kewenangan Menuntut
 Exceptio judicate (ne bis in idem) --76 KUHP
 Terdakwa meninggal dunia –77 KUHP
 Exceptio in tempores (dakwaan telah daluwarsa) – 78 KUHP
 Eksepsi Tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima
 Pelanggaran pasal 56 ayat 1 KUHAP (apabila pasal 56 ayat 1 tidak
dipenuhi, dianggap pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang
diminta UU, berakibat “tuntutan PU tidak dapat diterima  MA
No.1565 K/Pid/1991, 16 Sept. 1993)
 Tidak memenuhi syarat klacht delict (apabila tindak pidana berupa
delik aduan, tapi ternyata tidak ada pengaduan dari korban)
 Eksepsi Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum – 67 jo 191 ay 2 KUHAP
 Jika perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti (diakui),
tetapi perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana
 Eksepsi Kewenangan Mengadili (absolut dan relatif)
 Eksepsi Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima
 Exceptio subjudice (tindak pidana yang didakwakan
sedang tergantung pemeriksaan perkara pidana
lainnya karena kesamaan tindak pidana yang
didakwakan);
 Exceptio in personan (keliru mendakwa orang)
 Eksepsi keliru sistimatika dakwaan subsidiaritas
(dakwaan Subsider lebih berat drpd dakwaan Primer)
 Eksepsi keliru bentuk dakwaan (misal: Seharusnya
berbentuk Kumulasi, tapi disusun secara
subsidiaritas)
 Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum (143 ay 2
KUHAP)  obscuur libel, misleading
 Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan
PU”
 Dakwaan tidak memuat identitas Terdakwa secara
lengkap
 Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus
delicti
 Dakwaan tidak cermat, jelas, dan lengkap dalam
menguraikan tindak pidana yang didakwakan
 Penutup
Tentang Surat Tuntutan
 Tentang Surat Dakwaan
 Tentang Pemeriksaan Saksi-saksi/Tentang Fakta Di Persidangan
 Saksi Aldo
 Saksi mengatakan melihat terdakwa ada di lokasi TKP
 Benar terdakwa menurut saksi telah menusukkan pisau ke dalam perut
korban
 Benar pisau yang ditunjukkan saksi adalah alat bukti yang dipakai terdakwa
 Benar Terdakwa menusuk perut korban dikarenakan terdakwa akan dipukul
dengan pedang oleh korban
 Saksi Rani
 Benar saksi kenal dengan terdakwa
 Ahli Dr. Mun’im
 Dipersidangan Ahli menerangkan sebagai berikut:
 Tentang Pasal Yang Didakwakan

 Tentang Analisis Yuridis


 (membahas dan menguraikan unsur-unsur pasal yang
didakwakan)

 Tentang Tuntutan Hukum


 Hal-hal yang meringankan
 Hal-hal yang memberatkan
 Besarnya tuntutan hukum
 Barang siapa mengambil barang milik orang lain baik
sebagian maupun keseluruhan tanpa ijin pemilik barang
tersebut diancam dengan hukum pidana selama-lamanya
6 tahun.
 Unsur Barang Siapa

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini


adalah orang. Dalam hal ini tidak ada orang lain yang
dimaksud melainkan adalah terdakwa, karena
terdakwalah diajukan dan diperiksa di muka sidang.

 Unsur Mengambil barang milik orang lain sebagian


maupun keseluruhan

 Unsur tanpa ijin pemilik barang


Nota Pembelaan/Pleidooi
 Pendahuluan
 Tentang pokok-pokok perbuatan/peristiwa yang
didakwakan
 Tentang fakta-fakta di persidangan (uraian
keterangan saksi-saksi dapat dikelompokkan
dengan mengacu pada pokok-pokok
perbuatan/peristiwa yang didakwakan, atau
berupa uraian keterangan saksi-saksi secara
berurutan)
 Analisis Yuridis Terhadap Tuntutan (uraian
unsur-unsur pasal yang didakwakan, dikaitkan
dengan fakta di persidangan)
 Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan/Penutup
 Memutuskan terdakwa tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan telah
melakukan perbuatan yang didakwakan
oleh JPU dan oleh karena itu
membebaskan terdakwa dari segala
hukuman atau setidak-tidaknya
menyatakan terdakwa lepas dari segala
tuntutan.
Tentang Fakta-fakta di
Persidangan
 Dakwaan kesatu
 Tentang Keberadaan Perusahaan Goro di
Bekas Gudang DOLOG DKI
 Saksi A mengatakan ……, saksi B mengatakan …,
saksi C mengatakan … dst.
 Tentang Proses Tukar Guling
 Saksi A mengatakan …., saksi C mengatakan …,
saksi D mengatakan …, dst
PROSES PEMBELAAN
(FAIR TRIAL)
 Menerima Bantuan Hukum sejak ditangkap dan
ditahan (Pasal 69 KUHAP)
 Mengajukan Praperadilan (Ps 77 KUHAP)
 Meminta turunan BAP (Ps 72 KUHAP)
 Memperoleh berkas perkara ketika dilimpahkan ke
PN (Pasal 143-4 KUHAP)
 Mengajukan EKSEPSI
 Melakukan pemeriksaan Saksi
 Mengajukan Saksi A de Charge (160-1-c KUHAP) –
Penasehat Hukum minta saksi dihadirkan wajib
dipenuhi oleh Hakim
 Menolak pembacaan BAP (Pasal 162 KUHAP)
 Mengkonfrontasikan antara saksi yg satu dengan
saksi yg lain (– Psl 165 -4 KUHAP)
 Mengajukan Pembelaan Tertulis (Pasal 182-1-c),
Kewenangan Hakim Ketua
Majelis

Hakim Ketua Sidang memimpin


pemeriksaan dan
memelihara tata tertib di
persidangan

(Pasal 217 ayat (1) KUHAP)


Pasal 219 KUHAP
(1)Siapapun dilarang membawa
sejata api, senjata tajam, bahan
peledak, atau alat maupun benda
yang dapat membahayakan
keamanan sidang dan siapa yang
membawanya wajib menitipkan
di tempat yang khusus
disediakan untuk itu
TIADA KEPENTINGAN HAKIM & JPU
DALAM PERKARA PIDANA

(1) Tiada seorang Hakim pun diperkenankan


mengadili suatu perkara yang ia sendiri
berkepentingan, baik langsung maupun tidak
langsung

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam


makna ayat tersebut di atas berlaku juga
bagi Penuntut Umum

(Pasal 220 KUHAP)


SIKAP HAKIM

Hakim dilarang menunjukkan sikap


atau mengeluarkan pernyataan di
sidang tentang keyakinan
mengenai salah atau tidaknya
terdakwa

(Pasal 158 KUHAP)


SIKAP HAKIM

Pertanyaan yang bersifat


menjerat tidak boleh diajukan
baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi
(Pasal 166 KUHAP)
 Menolak pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat pada
saksi fakta, atau jawaban berupa fakta pada (saksi) ahli;
 Menolak pertanyaan yang bersifat menjerat;
 Menolak pertanyaan yang berulang-ulang;
 Menolak kesimpulan yang diucapkan di persidangan;
 Menolak sikap hakim yang menyatakan bersalahnya terdakwa di
luar pembacaan putusan;
 Menolak sikap yang menyerang/mendebat saksi/terdakwa;
 Menolak aparat yang membawa senjata api ke dalam ruang
sidang;
 Meminta agar saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah
atau berbeda sekali dengan saksi yang lain diperiksa dengan
dugaan memberikan keterangan palsu;

Anda mungkin juga menyukai