Wanprestasi
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Hukum
Kronologi
Penggugat telah mengajukan surat gugatan pada tanggal 20 juli
2012 yang pada pokoknya menerangkan telah terjadi sebuah
kesepakatan kerja antara pihak Penggugat dan Tergugat dalam
sebuah Adendum Perjanjian Pelaksanaan Kontrak Kerja Sama
(KKS 08) tertanggal 20 Mei 2010 dalam sebuah proyek
pembangunan rumah type 36/38 di tajur halang, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, dimana dalam kesepakatan tersebut terdapat
ketentuan bahwa :
1. Pembayaran hasil kerja adalah termyn dimana pihak
pertam akan membayar hasil kerja Pihak Kedua dengan
Termyn I progres 50% dibayar 25% = 877.500.000- Termyn
II Progres 100% dibayar 70% = Rp. 2.457.000.000,- sistem
Duduk Perkara
Namun setelah semua proses kerjasama itu berjalan dan bahkan
Penggugat telah melaksanakan kewajibannya secara penuh.
Pihak Tergugat masih belum memenuhi Kewajibannya untuk
membayar masa retensi sebesar 5% dari nilai pekerjaan
seluruhnya yaitu sebesar 175.500.000,- sesuai dengan
tercantum Pasal 5 butir 2 KKS 08 namun dikurangi sebesar Rp.
8.750.000 untuk biaya perbaikan rumah sebelumnya sesuai
Berita Acara Pemotongan kewajiban tergugat menjadi Rp/
166.750.000,-.
Sampai gugatan a-quo Penggugat ajukan terhadap Tergugat,
pihak Tergugat belum juga melaksanakan kewaibannya tanpa
adanya alasan yang jelas padahal Penggugat telah memberikan
B. Keputusan
Masalah Pembuktian
Penggugat mengajuka Replik pada 19 Desember 2012 lalu
kemudian disusul dengan pengajuan duplik oleh tergugat pada
29 januari 2013, dalam tahap pembuktian Penggugat
menguatkan dalil gugatan dengan menyertakan berbagai bukti
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Bukti (P-1, P-2, P-3,
P-4, P-5) dan menghadirkan dua orang saksi yaitu Hisar
Sitanggang dan Saksi Sukarno. Sama halnya dengan apa
yang dilakukan oleh pihak Tergugat yang juga melampirkan
beberapa bukti (T-1, T-2, T-3, T-4) dan tiga orang saksi yaitu
Aldus Romplas, Sugeng dan H. Maulana Yusuf. Sampai
pada 26 Maret 2013 kedua belah pihak telah mengajukan
kesimpulannya masing-masing secara tertulis.
Pertimbangan Hukum
Melihat perkembangan dan jawab jinawab antara pihak
Penggugat dan pihak Tergugat selama persidangan serta adanya
berbagai bukti dan keterangan yang diberikan oleh saksi serta
pada pokoknya Gugatan dari Penggugat adalah bahwa Tergugat
telah melakukan Wanprestasi maka Majelis Hakim menilai
bahwa pokok permaslahan ini ada pada apakah benar
secara hukum tergugat telah cidera janji/wanprestasi
dengan tidak membayar retensi sebesar 5% sebagaimana
yang telah diperjanjikan dalam adendum perjanjian pada
20 mei 2012 (Bukti P-1). Untuk menjawab ini Majelis Hakim
kemudian menggunakan dimensi yuridis apakah Tergugat
dapat dinyatakan secara hukum telah melakukan Wanprestasi
dengan suatu pihak, dapat dinyatakan melakukan Wanprestasi
apabila ;
a.
b.
c.
d.
dikaitakan dengan
khususnya;
ketentuan
hukum
tidak
tentang
boleh
perjanjian
Fakta Hukum
Maka Majelis Hakim mempertimbangkan, bahwa ditemukan fakta
kedua belah pihak telah mengikatkan diri dalam suatu adenduam
kerjasama
dan
pihak
Penggugat
telah
melaksanakan
kewajibannya secara penuh dibuktikan dengan bukti (P-2, P-3,
P-4, dan P-5) namun demikian pihak tergugat masih belum
melakuakn kewajibannya untuk membayar retensi sebesar 5%
dari nilai pekerjaan secara keseluruhan sesuai dengan bukti P-1
Psal 5 butir 2 KKS 08 dipotong dengan biaya perbaikan rumah
yang seharusnya telah dilaksanakan 90 hari kalender setelah
BAST II 22 februari 2012 atau selambat-lambatnya 22 mei 2012,
hal ini juga diperkuat dengan berbagai keterangan dari para
saksi yang membenarkan adanya fakta hukum ini. Kemudian
majelis hakim juga menilai bahwa bukti yang diajukan tergugat
(T-1 s/d T-4) tidak ada relevansinya dengan perkara a quo maka
harus dikesampngkan.
*kalimat yang di cetak tebal dan digaris bawah dinilai oleh penyusun
mempunyai nilai penting atau menunjukan alur yang terjadi dalam
berjalannya persidangan
d. Melakukan
dilakukan
sesuatu
menurut
perjanjian
tidak
boleh
di dapat dari fakta yang ada agar dapat dicapai keadilan seadiladilnya. Jadi sampai pada langkah ini berdasarkan fakta hukum
yang ada, hakim memutuskan harus mengabulkan Petitum 2
dan 3 yang diajukan oleh penggugat yaitu menyatkan tergugat
telah melakukan Wanprestasi dan menyatakan Tergugat
berkewajiban untuk memberikan hak penggugat yang harusnya
mereka dapatkan sesuai dengan isi perjanjian.
Adapun mengenai tuntutan Penggugat dalam petitum 3 mengenai pembayaran
suku bunga sebesar 6% perbulan tetap dikabulkan, namun tidak tidak sebesar suku
bunga sebanyak 6% melainkan hanya sebesar 1% perbulan. Dengan pertimbangan
bahwa pembebanan suku pembayaran suku bunga sebesar 6% dinilai terlalu berat
dan tidak memenuhi nilai keadilan, sehingga diturunkan menjadi 1% agar
Tergugat juga tidak menderita kerugian terlalu banyak. Disinilah terlihat
bagaimana penalaran hakim sebagai pemangku jabatan untuk menjadi pihak
ketiga dalam menyelesaikan sengketa perdata, dimana putusan dikeluarkan
berdasarkan fakta hokum yang ada dari bukti dan pengakuan saksi untuk
memenuhi tuntutan namun juga mempertimbangkan aspek keadilan dari sudut
tergugat guna mencapai makna keadilan yang seadil-adilnya. Dan selanjutnya
mengadili tergugat untuk membayar biaya pengadilan sebagai pihak yang kalah.
Karena inilah dalam kasus Wanprestasi ini dari seluruh gugatan yang layangkan
oleh Penggugat, Majelis Hakim memutuskan sebagian gugatan di terima dan
sebagian lagi ditolak.
Dari semua alur yang telah dipaparkan diatas dapat kita lihat bagaimana hakim
menjadi pihak ketiga dalam menyelesaikan sengketa dan memberikan putusan
seadil-adilnya. Dari proses awal disediakannya mediator untuk melakukan
mediasi, sampai tahap pencarian fakta hukum yang ada dari berbagai bukti dan
keterangan saksi dan pada akhirnya memutuskan mengadili perkara dengan
mengabulkan sebagian gugatan dan menolak sebagaian.