Gambar 2: Kwitansi
3. Nota/Invoice
Adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh penjual dan diberikan kepada
pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap 2, satu lembar untuk pembeli dan lembar kedua untuk penjual.
Gambar 3: Nota Invoice
4. Bon
Adalah surat kecil berisi keterangan pengambilan barang, peminjaman uang, dan sebagainya. Sudah sangat
jarang sekali instansi menggunakan Bon. Saat ini, banyak ditemui dengan menggunakan kartu peminjaman.
Naah.. Sekarang sudah sangat jelaskan seperti apa alat bukti transaksi yang sering kita jumpai. Kumpulkan bukti
transaksi tersebut, untuk merapikan setiap transaksi bisnis Anda. Agar semuanya lebih transparan lagi dan bisa
lebih mudah di kontrol. Let’s #beefree
Pengertian Kwitansi
Kwitansi adalah kertas yang digunakan sebagai bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh
penerima dan diserahkan kepada pembayar dan dapat digunakan sebagai bukti transaksi.
Kwitansi berfungsi sebagai surat bukti yang menyatakan bahwa suatu transaksi telah dilakukan dan penyerahan
sejumlah uang dari pemberi kepada penerima dan ditandatangani oleh penerima sejumlah uang yang tertulis
pada kwitansi tersebut.
Kwitansi dapat dilengkapi dengan informasi seperti: tempat, tanggal dan penyerahan sejumlah uang.
Biasanya untuk dapat memperkuat bukti penerimaan, materai akan dipasang seharga Rp6.000 yang telah
ditentukan oleh undang-undang perpajakan.
Penerimaan juga merupakan salah satu dokumen yang sering digunakan sebagai bukti transaksi antara pemberi
dan penerima
yang dapat dilengkapi dengan beberapa rincian seperti tujuan pembayaran, tempat dan tanggal dan di mana
transaksi terjadi.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika membuat kwitansi, termasuk yang berikut:
1. No. Kwitansi, berfungsi untuk membedakan antara kwitansi satu sama lain, kwitansi nomor dapat
dibuat secara berurutan menggunakan angka atau kombinasi dengan huruf.
2. Nama lengkap orang atau lembaga/perusahaan yang mengirimkan uang.
3. Jumlah uang yang dikirimkan, yaitu jumlah nominal uang yang dituliskan dalam angka dan kalimat.
4. Tujuan pembayaran adalah tentang apa yang menjelaskan pembayaran apa yang dilakukan
5. Tempat dan tanggal ketika transaksi terjadi.
6. Nama lengkap orang dan posisi di lembaga yang menerima uang beserta tanda tangannya.
7. Jika kwitansi menggunakan stempel maka ia harus menandatangani sampai stempel itu ditempelkan
pada kwitansi.
8. Jangan pernah menandatangani kwitansi kosong/tidak ada informasi.
Pengertian Nota
Nota merupakan bukti transaksi untuk pembelian barang atau penjualan barang secara tunai, nota dapat dibuat
menjadi 2 lebar,
yaitu pada lembar pertama yang diserahkan kepada pembeli sedangkan lembar kedua atau salinan disimpan oleh
penjual untuk merekam bahan pada laporan atau toko keuangan perusahaan.
Nota dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Nota debit (Debet Memorandum)
Nota debit adalah bukti transaksi pengiriman kembali barang yang telah dibeli tetapi beberapa barang yang
dibeli rusak, rusak atau tidak sesuai pesanan.
Untuk alasan ini, nota debit dibuat oleh pembeli yang kemudian dikirim kembali ke penjual bersama dengan
barang yang telah diterima.
2. Nota Kredit (Credit Memorandum)
Nota kredit adalah bukti penerimaan transaksi untuk barang yang telah dijual secara kredit.
Nota ini juga dapat diartikan sebagai pengurangan harga faktur karena barang rusak sebagian atau kualitasnya
tidak sesuai dengan pesanan. Nota kredit dibuat oleh penjual/toko dan dikirim ke pembeli.
Informasi yang ditampilkan dalam nota umumnya terdiri dari nomor nota, tempat/tanggal transaksi, nama dan
alamat pembeli, jumlah barang, nama barang,
harga satuan barang, harga total dan nama penjual. Kolom ini dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan perusahaan atau toko.
Beberapa perusahaan sering membuat nota mereka sendiri dengan desain menarik yang disesuaikan dengan
identitas perusahaan mereka.
Penggunaan logo, warna, alamat dan telepon biasanya berseragam dengan desain kop surat, amplop, kartu ID
dan kartu nama, ini bertujuan untuk memperkuat citra identitas bisnis di mata konsumen.
Bahan kertas yang sering digunakan untuk membuat nota adalah kertas NCR, yang merupakan jenis kertas yang
mengandung serat karbon.
Dalam kegiatan bisnis baik skala kecil maupun besar butuh bukti-bukti transaksi. Bagi masyarakat awam yang
bergelut di kegiatan jual beli kecil seperti berbelanja di toko dan supermarket, mungkin hanya mengenal istilah
nota atau bon. Tetapi bagi kegiatan bisnis besar seperti skala perusahaan, maka ada istilah atau bentuk lain dari
bukti transaksi bisnis ini.
Faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota adalah sebutan yang lumrah dijumpai untuk menyebut bukti transaksi
jual-beli. Tetapi tahukah Anda apa perbedaan dari kelimanya? Ya, bagi banyak orang terutama yang awam di
dunia bisnis mungkin masih bingung untuk membedakannya. Agar Anda juga tidak bingung, berikut perbedaan
dan fungsi dari faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota dalam bisnis.
Faktur
Secara umum, faktur dimaknai sebagai dokumen komersial yang merinci transaksi antara pembeli dan penjual,
baik pembelian itu dilakukan secara tunai maupun kredit. Faktur sebagai tanda bukti jual-beli karena menyatakan
bahwa barang-barang yang tercantum di dalamnya telah diperjualbelikan atau berpindah tangan. Barang-barang
yang tercantum juga disertai rincian seperti jumlah, jenis, dan model, serta tentunya biaya dan harga. Selain itu,
di dalam faktur juga disertai keterangan nama, alamat, dan nomor pemesanan.
Faktur umum dibuat dalam bentuk hardcopy, namun seiring waktu maka faktur bentuk softcopy atau dikenal
dengan sebutan faktur elektronik (e-faktur) juga sudah mulai banyak dipakai untuk memudahkan pengiriman
hingga penyortiran. Faktur sendiri setidaknya ada 3 rangkap, yaitu pertama untuk pembeli dan kedua untuk
penjual yang dijadikan lampiran saat penagihan, dan terakhir disimpan di dalam buku faktur.
Lantas apa saja fungsi faktur? Selain sebagai bukti pungutan pajak, perinci transaksi, dan sarana pengkreditan
pajak, berikut dua fungsi utama faktur yang berperan penting bagi kegiatan bisnis.
1.
Fungsi Pengendalian Akuntansi
2.
Hal yang dimaksud dari fungsi pengendalian akuntansi adalah karena pada faktur tertera jumlah total jatuh
tempo yang dapat diakui menjadi utang dagang untuk pembeli dan piutang dagang untuk penjual. Total jatuh
tempo yang tercatat tersebut dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, akun utang dagang, dan akun piutang
dagang, terutama ketika transaksi dilakukan secara kredit. Pada intinya, penggunaan faktur bisa mewakili
keberadaan kredit karena penjual telah mengirim produk atau memberi layanan tanpa menerima uang tunai di
muka.
1.
Fungsi Kontrol Internal
2.
Faktur menjadi komponen pengendalian akuntansi internal perusahaan. Komponen biaya dalam faktur harus
sudah disetujui oleh manajemen perusahaan yang bertanggung jawab termasuk oleh bagian audit dan
perpajakan. Hal ini menjadikan pembayaran baru bisa dicairkan jika sudah disetujui oleh semua elemen yang
bertanggung jawab.
Invoice
Invoice memang sering disamakan dengan faktur karena keduanya memang memiliki kesamaan. Invoice bisa
diartikan sebagai dokumen pernyataan tagihan yang wajib dibayar oleh customer / pembeli. Invoice dibuat
berdasarkan barang yang sudah diserahkan atau diterima oleh pembeli sehingga umumnya dokumen invoice
dibuat ketika delivery order sudah ditandatangani oleh pembeli.
Fungsi utama dari invoice sendiri tentu sebagai bukti penagihan terhadap pembelian yang dilakukan. Namun
selain itu, berikut fungsi invoice secara lebih luasnya.
1.
Menyimpan Catatan Penjualan
2.
Sebagai sebuah dokumen jual-beli, tentu invoice berperan untuk menyimpan catatan penjualan yang bisa
diperlukan di masa depan. Hal ini lantaran pada invoice terdapat data-data penting seperti waktu transaksi,
identitas penagih, identitas pembeli, daftar produk atau jasa, hingga jumlah pajak.
1.
Sebagai Payung Hukum Penjual
2.
Invoice tentu sangat penting bagi kegiatan bisnis karena bisa dijadikan payung hukum jika terjadi konflik antara
penjual dan pembeli. Sebagai contoh jika pembeli menolak melakukan pembayaran ketika barang sampai, maka
penjual bisa menuntut pembeli dengan invoice yang sudah disiapkan sejak pembeli membuat perjanjian untuk
memesan barang bersangkutan.
1.
Arsip dan Menganalisis Bisnis
2.
Selain sebagai arsip keuangan, keberadaan invoice bisa dimanfaatkan penjual untuk menganalisis pola pembelian
pelanggan. Hal ini penting untuk bisa menyiapkan strategi bisnis di masa depan.
Kwitansi
Kwitansi bisa dikatakan merupakan salah satu jenis dokumen bukti jual-beli paling populer dikenal masyarakat.
Lembar kwitansi pun mudah dibeli di berbagai toko perlengkapan alat tulis dengan harga terjangkau. Meskipun
terlihat sederhana, kwitansi tentu tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat.
Dalam kwitansi terdapat beberapa elemen utama yaitu jumlah uang, penerima/penjual, pemberi/pembeli,
maksud keperluan penyerahan uang, keterangan tempat dan tanggal, dan tentunya tanda tangan penerima.
Sebagai bukti sah alias legalitas, kwitansi harus diberikan materai sesuai kebutuhan yang ditentukan oleh
undang-undang perpajakan. Lembar kwitansi juga terdiri dari dua bagian, lembar kecil yang disebut sub-kuitansi
disimpan oleh penjual dan lembar besar diberikan kepada pembeli. Selain itu, kwitansi bisa juga dibuat dua
rangkap untuk disimpan oleh masing-masing penjual dan pembeli.
Dari penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa Kwitansi memiliki fungsi khusus sebagai bukti transaksi
penerimaan sejumlah uang dari pemberi uang kepada penerima uang. Bukti tersebut juga dilengkapi dengan
keterangan akan tujuan atau maksud dari transaksi tersebut.
Bon
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bon diartikan sebagai surat kecil berisi keterangan pengambilan barang,
peminjaman uang, dan sebagainya. Ya, Bon memang memiliki beberapa peruntukan terutama yang berkaitan
dengan jual-beli (pengambilan barang) dan peminjaman uang. Terkait dengan jual-beli, bon lumrah dikenal
sebagai struk pembelian yang didalamnya termuat nama penjual, tanggal transaksi, nama barang, jumlah barang,
dan harganya. Sedangkan terkait peminjaman uang, dalam secarik bon tercakup beberapa hal seperti nama atau
badan yang menerima pinjaman (debitur), jenis dan jumlah barang atau uang yang dipinjam, tanggal peminjaman
dan pengembalian uang atau barang, serta nama debitur.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa Bon juga masuk dalam salah satu bukti transaksi bisnis.
Perbedaan mendasar dari Bon ialah dari bentuknya yang lebih sederhana dan biasa digunakan dalam transaksi
jual-beli di toko, supermarket, restoran, swalayan, retail, atau sejenisnya.
Nota
Hampir sama dengan Bon, Nota juga merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk pembelian atau
penjualan dalam sebuah kegiatan bisnis. Nota menjadi bukti transaksi yang dilakukan antara pihak penjual dan
pembeli. Nota akan disiapkan dan diberikan sebelum produk berpindah tangan agar kedua belah pihak
mengetahui berapa total pembayaran yang harus dilunasi termasuk jika dilakukan secara kredit maka tercantum
pula tenggat waktu pembayarannya.
Dalam pemanfaatannya, nota terbagi menjadi dua jenis, yaitu nota debet dan nota kredit. Nota debet dibuat
sebagai bukti transaksi yang dibuat oleh pihak kedua atas pengembalian barang yang rusak atau cacat.
Sedangkan nota kredit dibuat sebagai pemberitahuan jika penjual telah mengganti dan mengirimkan kembali
produk baru sebagai pengganti produk yang rusak atau cacat.
Selain sebagai bukti transaksi bisnis, nota juga memiliki beberapa fungsi atau manfaat lain yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Dokumen untuk mengetahui berapa banyak produk yang dikirimkan ke pelanggan dan total produk yang harus
dibayar.
2.
3.
Sebagai bahan notifikasi agar pembeli membayarkan tagihan tepat waktu.
4.
5.
Tanda terima jika ada transaksi di antara penjual dan pembeli.
6.
7.
Bukti transaksi untuk dimasukkan dalam laporan keuangan.
8.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa nota berbeda dengan bukti transaksi lain karena nota dibuat
sebelum barang dikirim (transaksi pindah tangan belum terjadi). Nota tersebut dikirim oleh penjual sebagai tanda
bukti bahwa pembeli akan membayarkan sejumlah uang sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Itulah
penjelasan dari masing-masing faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota. Secara umum kelimanya memang
berfungsi sebagai bukti suatu transaksi bisnis. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk dan peruntukannya.
Bagi perusahaan dengan keperluan bisnis tinggi dan bernilai besar, maka penggunaan faktur dan invoice adalah
hal lumrah. Kwitansi lebih umum dipakai untuk transaksi bisnis menengah, sedangkan bon dan nota banyak
digunakan dalam transaksi jual-beli sederhana.
Berikut Ini Fungsi dan Perbedaan Faktur, Invoice, Kwitansi, Bon, dan Nota dalam Bisnis
By Martina, 28 Agustus 2019
Dalam kegiatan bisnis baik skala kecil maupun besar butuh bukti-bukti transaksi. Bagi masyarakat awam yang
bergelut di kegiatan jual beli kecil seperti berbelanja di toko dan supermarket, mungkin hanya mengenal istilah
nota atau bon. Tetapi bagi kegiatan bisnis besar seperti skala perusahaan, maka ada istilah atau bentuk lain dari
bukti transaksi bisnis ini.
Faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota adalah sebutan yang lumrah dijumpai untuk menyebut bukti transaksi
jual-beli. Tetapi tahukah Anda apa perbedaan dari kelimanya? Ya, bagi banyak orang terutama yang awam di
dunia bisnis mungkin masih bingung untuk membedakannya. Agar Anda juga tidak bingung, berikut perbedaan
dan fungsi dari faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota dalam bisnis.
Faktur
Secara umum, faktur dimaknai sebagai dokumen komersial yang merinci transaksi antara pembeli dan penjual,
baik pembelian itu dilakukan secara tunai maupun kredit. Faktur sebagai tanda bukti jual-beli karena menyatakan
bahwa barang-barang yang tercantum di dalamnya telah diperjualbelikan atau berpindah tangan. Barang-barang
yang tercantum juga disertai rincian seperti jumlah, jenis, dan model, serta tentunya biaya dan harga. Selain itu,
di dalam faktur juga disertai keterangan nama, alamat, dan nomor pemesanan.
Faktur umum dibuat dalam bentuk hardcopy, namun seiring waktu maka faktur bentuk softcopy atau dikenal
dengan sebutan faktur elektronik (e-faktur) juga sudah mulai banyak dipakai untuk memudahkan pengiriman
hingga penyortiran. Faktur sendiri setidaknya ada 3 rangkap, yaitu pertama untuk pembeli dan kedua untuk
penjual yang dijadikan lampiran saat penagihan, dan terakhir disimpan di dalam buku faktur.
Lantas apa saja fungsi faktur? Selain sebagai bukti pungutan pajak, perinci transaksi, dan sarana pengkreditan
pajak, berikut dua fungsi utama faktur yang berperan penting bagi kegiatan bisnis.
1.
Fungsi Pengendalian Akuntansi
2.
Hal yang dimaksud dari fungsi pengendalian akuntansi adalah karena pada faktur tertera jumlah total jatuh
tempo yang dapat diakui menjadi utang dagang untuk pembeli dan piutang dagang untuk penjual. Total jatuh
tempo yang tercatat tersebut dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, akun utang dagang, dan akun piutang
dagang, terutama ketika transaksi dilakukan secara kredit. Pada intinya, penggunaan faktur bisa mewakili
keberadaan kredit karena penjual telah mengirim produk atau memberi layanan tanpa menerima uang tunai di
muka.
1.
Fungsi Kontrol Internal
2.
Faktur menjadi komponen pengendalian akuntansi internal perusahaan. Komponen biaya dalam faktur harus
sudah disetujui oleh manajemen perusahaan yang bertanggung jawab termasuk oleh bagian audit dan
perpajakan. Hal ini menjadikan pembayaran baru bisa dicairkan jika sudah disetujui oleh semua elemen yang
bertanggung jawab.
Invoice
Invoice memang sering disamakan dengan faktur karena keduanya memang memiliki kesamaan. Invoice bisa
diartikan sebagai dokumen pernyataan tagihan yang wajib dibayar oleh customer / pembeli. Invoice dibuat
berdasarkan barang yang sudah diserahkan atau diterima oleh pembeli sehingga umumnya dokumen invoice
dibuat ketika delivery order sudah ditandatangani oleh pembeli.
Fungsi utama dari invoice sendiri tentu sebagai bukti penagihan terhadap pembelian yang dilakukan. Namun
selain itu, berikut fungsi invoice secara lebih luasnya.
1.
Menyimpan Catatan Penjualan
2.
Sebagai sebuah dokumen jual-beli, tentu invoice berperan untuk menyimpan catatan penjualan yang bisa
diperlukan di masa depan. Hal ini lantaran pada invoice terdapat data-data penting seperti waktu transaksi,
identitas penagih, identitas pembeli, daftar produk atau jasa, hingga jumlah pajak.
1.
Sebagai Payung Hukum Penjual
2.
Invoice tentu sangat penting bagi kegiatan bisnis karena bisa dijadikan payung hukum jika terjadi konflik antara
penjual dan pembeli. Sebagai contoh jika pembeli menolak melakukan pembayaran ketika barang sampai, maka
penjual bisa menuntut pembeli dengan invoice yang sudah disiapkan sejak pembeli membuat perjanjian untuk
memesan barang bersangkutan.
1.
Arsip dan Menganalisis Bisnis
2.
Selain sebagai arsip keuangan, keberadaan invoice bisa dimanfaatkan penjual untuk menganalisis pola pembelian
pelanggan. Hal ini penting untuk bisa menyiapkan strategi bisnis di masa depan.
Kwitansi
Kwitansi bisa dikatakan merupakan salah satu jenis dokumen bukti jual-beli paling populer dikenal masyarakat.
Lembar kwitansi pun mudah dibeli di berbagai toko perlengkapan alat tulis dengan harga terjangkau. Meskipun
terlihat sederhana, kwitansi tentu tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat.
Dalam kwitansi terdapat beberapa elemen utama yaitu jumlah uang, penerima/penjual, pemberi/pembeli,
maksud keperluan penyerahan uang, keterangan tempat dan tanggal, dan tentunya tanda tangan penerima.
Sebagai bukti sah alias legalitas, kwitansi harus diberikan materai sesuai kebutuhan yang ditentukan oleh
undang-undang perpajakan. Lembar kwitansi juga terdiri dari dua bagian, lembar kecil yang disebut sub-kuitansi
disimpan oleh penjual dan lembar besar diberikan kepada pembeli. Selain itu, kwitansi bisa juga dibuat dua
rangkap untuk disimpan oleh masing-masing penjual dan pembeli.
Dari penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa Kwitansi memiliki fungsi khusus sebagai bukti transaksi
penerimaan sejumlah uang dari pemberi uang kepada penerima uang. Bukti tersebut juga dilengkapi dengan
keterangan akan tujuan atau maksud dari transaksi tersebut.
Bon
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bon diartikan sebagai surat kecil berisi keterangan pengambilan barang,
peminjaman uang, dan sebagainya. Ya, Bon memang memiliki beberapa peruntukan terutama yang berkaitan
dengan jual-beli (pengambilan barang) dan peminjaman uang. Terkait dengan jual-beli, bon lumrah dikenal
sebagai struk pembelian yang didalamnya termuat nama penjual, tanggal transaksi, nama barang, jumlah barang,
dan harganya. Sedangkan terkait peminjaman uang, dalam secarik bon tercakup beberapa hal seperti nama atau
badan yang menerima pinjaman (debitur), jenis dan jumlah barang atau uang yang dipinjam, tanggal peminjaman
dan pengembalian uang atau barang, serta nama debitur.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa Bon juga masuk dalam salah satu bukti transaksi bisnis.
Perbedaan mendasar dari Bon ialah dari bentuknya yang lebih sederhana dan biasa digunakan dalam transaksi
jual-beli di toko, supermarket, restoran, swalayan, retail, atau sejenisnya.
Nota
Hampir sama dengan Bon, Nota juga merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk pembelian atau
penjualan dalam sebuah kegiatan bisnis. Nota menjadi bukti transaksi yang dilakukan antara pihak penjual dan
pembeli. Nota akan disiapkan dan diberikan sebelum produk berpindah tangan agar kedua belah pihak
mengetahui berapa total pembayaran yang harus dilunasi termasuk jika dilakukan secara kredit maka tercantum
pula tenggat waktu pembayarannya.
Dalam pemanfaatannya, nota terbagi menjadi dua jenis, yaitu nota debet dan nota kredit. Nota debet dibuat
sebagai bukti transaksi yang dibuat oleh pihak kedua atas pengembalian barang yang rusak atau cacat.
Sedangkan nota kredit dibuat sebagai pemberitahuan jika penjual telah mengganti dan mengirimkan kembali
produk baru sebagai pengganti produk yang rusak atau cacat.
Selain sebagai bukti transaksi bisnis, nota juga memiliki beberapa fungsi atau manfaat lain yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Dokumen untuk mengetahui berapa banyak produk yang dikirimkan ke pelanggan dan total produk yang harus
dibayar.
2.
3.
Sebagai bahan notifikasi agar pembeli membayarkan tagihan tepat waktu.
4.
5.
Tanda terima jika ada transaksi di antara penjual dan pembeli.
6.
7.
Bukti transaksi untuk dimasukkan dalam laporan keuangan.
8.
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa nota berbeda dengan bukti transaksi lain karena nota dibuat
sebelum barang dikirim (transaksi pindah tangan belum terjadi). Nota tersebut dikirim oleh penjual sebagai tanda
bukti bahwa pembeli akan membayarkan sejumlah uang sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Itulah
penjelasan dari masing-masing faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota. Secara umum kelimanya memang
berfungsi sebagai bukti suatu transaksi bisnis. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk dan peruntukannya.
Bagi perusahaan dengan keperluan bisnis tinggi dan bernilai besar, maka penggunaan faktur dan invoice adalah
hal lumrah. Kwitansi lebih umum dipakai untuk transaksi bisnis menengah, sedangkan bon dan nota banyak
digunakan dalam transaksi jual-beli sederhana.
nikasi secara efektif adalah seni . Kita mulai dengan nol dan kemudian memulai proses
transfer pengetahuan dan perasaan kepada orang lain.
Berikut adalah tipe dasar komunikasi:
Komunikasi Verbal (lisan)
Komunikasi Non-Verbal (non-lisan)
Komunikasi Visual
Komunikasi Tertulis
o Komunikasi formal
o Komunikasi informal