Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Faktur, Invoice, Kwitansi, Bon dan Nota dalam Bisnis

Anggara Farhan July 31, 2017  Tips Bisnis, 1 Comment 157,491 Views


Sebagaian orang awam tidak tahu dengan jelas apa guna faktur, invoice, kwitansi, bon dan nota dalam transaksi
jual beli. Banyak diantara Anda membuang dan tidak mengecheck kembali apa saja yang tertulis setelah
membelanjakan produk.
Banyak juga Anda temukan kasus di Pasar dan toko klontong yang menggunakan bon pembelian hanya dengan
kertas bekas kardus rokok atau kertas ala kadarnya untuk menulis jumlah pembelian pelanggan.
Terlebih lagi penjual tidak memiliki salin dan melakukan pencatatan atas barang yang telah dibeli oleh pelanggan.
Perlu Anda ketahui faktur, invoice, kwitansi, bon dan nota penting baik untuk pelaku bisnis dan pembeli. Setiap
perusahaan entah itu perusahaan yang menghasilkan barang ataupun jasa pasti memiliki tujuan untuk
memperoleh laba.
Agar tujuan ini dapat diketahui dan dicapai, maka suatu perusahaan membutuhkan data-data pembukuan
keuangan secara lengkap agar dapat menentukan harga secara tepat dan memiliki bukti-bukti transaksi jual-beli
yang akurat.
Faktur, invoice, kwitansi, bon dan nota adalah bentuk dari bukti transaksi yang terjadi akan sangat berguna untuk
pertanggung-jawaban jalannya bisnis Anda.
Semua bentuk transaksi tersebut dikumpulkan dan digunakan dalam pencatatan operasional bisnis Anda. Agar
Anda lebih tercatat dan terukur perkembangan bisnis Anda.
Beberapa jenis bukti transaksi utama yang biasanya digunakan oleh perusahaan ataupun pemilik sebuah
usaha/dagang adalah Faktur, Nota / Bon, & Kwitansi :
1. Faktur
Adalah suatu dokumen transaksi yang digunakan sebagai pencatatan bukti pembayaran secara kredit yang dibuat
oleh penjual untuk pembeli.
Faktur biasanya memiliki rangkap 3, dimana salinan pertama berwarna putih yang diserahkan kepada pembeli,
salinan kedua disimpan penjual untuk dijadikan lampiran saat penagihan, dan salinan ketiga disimpan di dalam
buku faktur.
Informasi yang terdapat dalam faktur biasanya terdiri dari rincian catatan daftar barang, harga, jumlah total yang
harus dibayarkan pembeli, syarat pembayaran ataupun syarat penyerahan barang, serta biaya lainnya. Informasi
ini masih bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Ada juga, Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak Pengusaha Kena Pajak (PKP), yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
Artinya, ketika PKP menjual suatu barang atau jasa kena pajak, Anda harus menerbitkan Faktur Pajak sebagai
tanda bukti dirinya telah memungut pajak dari orang yang telah membeli barang/jasa kena pajak tersebut.
Perlu diingat bahwa barang/jasa kena pajak yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain harga
pokoknya.
Gambar 1: Contoh Faktur Pajak
2. Kwitansi
Adalah dokumen yang dijadikan sebagai tanda bukti transaksi pembayaran yang ditandatangani oleh penerima
uang. Kwitansi yang sudah diisi dengan berbagai keterangan pembayaran dan telah ditandatangani oleh
penerima uang selanjutnya bisa diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut.
Untuk memperkuat legalitas, biasanya penandatanganan kwitansi juga harus dibubuhi dengan materai yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2: Kwitansi
3. Nota/Invoice
Adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara tunai. Nota dibuat oleh penjual dan diberikan kepada
pembeli. Biasanya nota dibuat rangkap 2, satu lembar untuk pembeli dan lembar kedua untuk penjual.
Gambar 3: Nota Invoice
4. Bon
Adalah surat kecil berisi keterangan pengambilan barang, peminjaman uang, dan sebagainya. Sudah sangat
jarang sekali instansi menggunakan Bon. Saat ini, banyak ditemui dengan menggunakan kartu peminjaman.
Naah.. Sekarang sudah sangat jelaskan seperti apa alat bukti transaksi yang sering kita jumpai. Kumpulkan bukti
transaksi tersebut, untuk merapikan setiap transaksi bisnis Anda. Agar semuanya lebih transparan lagi dan bisa
lebih mudah di kontrol. Let’s #beefree
Pengertian Kwitansi
Kwitansi adalah kertas yang digunakan sebagai bukti penerimaan sejumlah uang yang ditandatangani oleh
penerima dan diserahkan kepada pembayar dan dapat digunakan sebagai bukti transaksi.
Kwitansi berfungsi sebagai surat bukti yang menyatakan bahwa suatu transaksi telah dilakukan dan penyerahan
sejumlah uang dari pemberi kepada penerima dan ditandatangani oleh penerima sejumlah uang yang tertulis
pada kwitansi tersebut.
Kwitansi dapat dilengkapi dengan informasi seperti: tempat, tanggal dan penyerahan sejumlah uang.
Biasanya untuk dapat memperkuat bukti penerimaan, materai akan dipasang seharga Rp6.000 yang telah
ditentukan oleh undang-undang perpajakan.
Penerimaan juga merupakan salah satu dokumen yang sering digunakan sebagai bukti transaksi antara pemberi
dan penerima
yang dapat dilengkapi dengan beberapa rincian seperti tujuan pembayaran, tempat dan tanggal dan di mana
transaksi terjadi.
Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan ketika membuat kwitansi, termasuk yang berikut:
1. No. Kwitansi, berfungsi untuk membedakan antara kwitansi satu sama lain, kwitansi nomor dapat
dibuat secara berurutan menggunakan angka atau kombinasi dengan huruf.
2. Nama lengkap orang atau lembaga/perusahaan yang mengirimkan uang.
3. Jumlah uang yang dikirimkan, yaitu jumlah nominal uang yang dituliskan dalam angka dan kalimat.
4. Tujuan pembayaran adalah tentang apa yang menjelaskan pembayaran apa yang dilakukan
5. Tempat dan tanggal ketika transaksi terjadi.
6. Nama lengkap orang dan posisi di lembaga yang menerima uang beserta tanda tangannya.
7. Jika kwitansi menggunakan stempel maka ia harus menandatangani sampai stempel itu ditempelkan
pada kwitansi.
8. Jangan pernah menandatangani kwitansi kosong/tidak ada informasi.

Baca Juga :  Pengertian BUMS

Contoh Kwitansi Umum :

Contoh Kwitansi Unik Branding Perusahaan :

Pengertian Nota
Nota merupakan bukti transaksi untuk pembelian barang atau penjualan barang secara tunai, nota dapat dibuat
menjadi 2 lebar,
yaitu pada lembar pertama yang diserahkan kepada pembeli sedangkan lembar kedua atau salinan disimpan oleh
penjual untuk merekam bahan pada laporan atau toko keuangan perusahaan.
Nota dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Nota debit (Debet Memorandum)
Nota debit adalah bukti transaksi pengiriman kembali barang yang telah dibeli tetapi beberapa barang yang
dibeli rusak, rusak atau tidak sesuai pesanan.
Untuk alasan ini, nota debit dibuat oleh pembeli yang kemudian dikirim kembali ke penjual bersama dengan
barang yang telah diterima.
2. Nota Kredit (Credit Memorandum)
Nota kredit adalah bukti penerimaan transaksi untuk barang yang telah dijual secara kredit.
Nota ini juga dapat diartikan sebagai pengurangan harga faktur karena barang rusak sebagian atau kualitasnya
tidak sesuai dengan pesanan. Nota kredit dibuat oleh penjual/toko dan dikirim ke pembeli.
Informasi yang ditampilkan dalam nota umumnya terdiri dari nomor nota, tempat/tanggal transaksi, nama dan
alamat pembeli, jumlah barang, nama barang,
harga satuan barang, harga total dan nama penjual. Kolom ini dapat dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan
kebutuhan perusahaan atau toko.
Beberapa perusahaan sering membuat nota mereka sendiri dengan desain menarik yang disesuaikan dengan
identitas perusahaan mereka.
Penggunaan logo, warna, alamat dan telepon biasanya berseragam dengan desain kop surat, amplop, kartu ID
dan kartu nama, ini bertujuan untuk memperkuat citra identitas bisnis di mata konsumen.
Bahan kertas yang sering digunakan untuk membuat nota adalah kertas NCR, yang merupakan jenis kertas yang
mengandung serat karbon.

Baca Juga :  Contoh Karya Ilmiah

Contoh Nota Kosong :

Contoh Nota Unik Branding Toko :


Pengertian Faktur
Faktur adalah dokumen transaksi yang berisi rekaman dan penjualan yang diberikan oleh penjual kepada
pembeli.
Faktur juga dapat didefinisikan sebagai dokumen bukti yang menyatakan bahwa surat itu berisi berbagai
informasi dan informasi tentang pesanan,
seperti: nama, alamat, tanggal, nomor pesanan, barang yang dipesan dan harga total. Informasi ini dapat
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Secara singkat mengenai faktur, yaitu uraian terperinci barang, yang mencatat daftar harga barang dan lainnya,
yang biasanya terkait dengan pembayaran.
Pada dasarnya itu terjadi ketika suatu kesepakatan mengenai harga suatu barang antara konsumen dan penjual.
Kemudian faktur akan dibuat yang berfungsi sebagai bukti dan biasanya faktur dibuat menjadi tiga bagian,
yaitu dalam salinan pertama biasanya untuk pembeli yang telah melunasi, salinan kedua biasanya untuk catatan
sebagai penjualan dan salinan ketiga biasanya untuk keuangan pernyataan.
Contoh Faktur :
Berikut Ini Fungsi dan Perbedaan Faktur, Invoice, Kwitansi, Bon, dan Nota dalam Bisnis
By Martina, 28 Agustus 2019

       

Dalam kegiatan bisnis baik skala kecil maupun besar butuh bukti-bukti transaksi. Bagi masyarakat awam yang
bergelut di kegiatan jual beli kecil seperti berbelanja di toko dan supermarket, mungkin hanya mengenal istilah
nota atau bon. Tetapi bagi kegiatan bisnis besar seperti skala perusahaan, maka ada istilah atau bentuk lain dari
bukti transaksi bisnis ini.

Faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota adalah sebutan yang lumrah dijumpai untuk menyebut bukti transaksi
jual-beli. Tetapi tahukah Anda apa perbedaan dari kelimanya? Ya, bagi banyak orang terutama yang awam di
dunia bisnis mungkin masih bingung untuk membedakannya. Agar Anda juga tidak bingung, berikut perbedaan
dan fungsi dari faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota dalam bisnis.
Faktur

Secara umum, faktur dimaknai sebagai dokumen komersial yang merinci transaksi antara pembeli dan penjual,
baik pembelian itu dilakukan secara tunai maupun kredit. Faktur sebagai tanda bukti jual-beli karena menyatakan
bahwa barang-barang yang tercantum di dalamnya telah diperjualbelikan atau berpindah tangan. Barang-barang
yang tercantum juga disertai rincian seperti jumlah, jenis, dan model, serta tentunya biaya dan harga. Selain itu,
di dalam faktur juga disertai keterangan nama, alamat, dan nomor pemesanan.

Faktur umum dibuat dalam bentuk hardcopy, namun seiring waktu maka faktur bentuk softcopy atau dikenal
dengan sebutan faktur elektronik (e-faktur) juga sudah mulai banyak dipakai untuk memudahkan pengiriman
hingga penyortiran. Faktur sendiri setidaknya ada 3 rangkap, yaitu pertama untuk pembeli dan kedua untuk
penjual yang dijadikan lampiran saat penagihan, dan terakhir disimpan di dalam buku faktur.

Lantas apa saja fungsi faktur? Selain sebagai bukti pungutan pajak, perinci transaksi, dan sarana pengkreditan
pajak, berikut dua fungsi utama faktur yang berperan penting bagi kegiatan bisnis.
1.
Fungsi Pengendalian Akuntansi
2.
Hal yang dimaksud dari fungsi pengendalian akuntansi adalah karena pada faktur tertera jumlah total jatuh
tempo yang dapat diakui menjadi utang dagang untuk pembeli dan piutang dagang untuk penjual. Total jatuh
tempo yang tercatat tersebut dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, akun utang dagang, dan akun piutang
dagang, terutama ketika transaksi dilakukan secara kredit. Pada intinya, penggunaan faktur bisa mewakili
keberadaan kredit karena penjual telah mengirim produk atau memberi layanan tanpa menerima uang tunai di
muka.
1.
Fungsi Kontrol Internal
2.
Faktur menjadi komponen pengendalian akuntansi internal perusahaan. Komponen biaya dalam faktur harus
sudah disetujui oleh manajemen perusahaan yang bertanggung jawab termasuk oleh  bagian audit dan
perpajakan. Hal ini menjadikan pembayaran baru bisa dicairkan jika sudah disetujui oleh semua elemen yang
bertanggung jawab.

Invoice

Invoice memang sering disamakan dengan faktur karena keduanya memang memiliki kesamaan. Invoice bisa
diartikan sebagai dokumen pernyataan tagihan yang wajib dibayar oleh customer / pembeli. Invoice dibuat
berdasarkan barang yang sudah diserahkan atau diterima oleh pembeli sehingga umumnya dokumen invoice
dibuat ketika delivery order sudah ditandatangani oleh pembeli.

Fungsi utama dari invoice sendiri tentu sebagai bukti penagihan terhadap  pembelian yang dilakukan. Namun
selain itu, berikut fungsi invoice secara lebih luasnya.
1.
Menyimpan Catatan Penjualan
2.
Sebagai sebuah dokumen jual-beli, tentu invoice berperan untuk menyimpan catatan penjualan yang bisa
diperlukan di masa depan. Hal ini lantaran pada invoice terdapat data-data penting seperti waktu transaksi,
identitas penagih, identitas pembeli, daftar produk atau jasa, hingga jumlah pajak.
1.
Sebagai Payung Hukum Penjual
2.
Invoice tentu sangat penting bagi kegiatan bisnis karena bisa dijadikan payung hukum jika terjadi konflik antara
penjual dan pembeli. Sebagai contoh jika pembeli menolak melakukan pembayaran ketika barang sampai, maka
penjual bisa menuntut pembeli dengan invoice yang sudah disiapkan sejak pembeli membuat perjanjian untuk
memesan barang bersangkutan.
1.
Arsip dan Menganalisis Bisnis
2.
Selain sebagai arsip keuangan, keberadaan invoice bisa dimanfaatkan penjual untuk menganalisis pola pembelian
pelanggan. Hal ini penting untuk bisa menyiapkan strategi bisnis di masa depan.

Kwitansi

Kwitansi bisa dikatakan merupakan salah satu jenis dokumen bukti jual-beli paling populer dikenal masyarakat.
Lembar kwitansi pun mudah dibeli di berbagai toko perlengkapan alat tulis dengan harga terjangkau. Meskipun
terlihat sederhana, kwitansi tentu tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat.

Dalam kwitansi terdapat beberapa elemen utama yaitu jumlah uang, penerima/penjual, pemberi/pembeli,
maksud keperluan penyerahan uang, keterangan tempat dan tanggal, dan tentunya tanda tangan penerima.
Sebagai bukti sah alias legalitas, kwitansi harus diberikan materai sesuai kebutuhan yang ditentukan oleh
undang-undang perpajakan. Lembar kwitansi juga terdiri dari dua bagian, lembar kecil yang disebut sub-kuitansi
disimpan oleh penjual dan lembar besar diberikan kepada pembeli. Selain itu, kwitansi bisa juga dibuat dua
rangkap untuk disimpan oleh masing-masing penjual dan pembeli.
Dari penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa Kwitansi memiliki fungsi khusus sebagai bukti transaksi
penerimaan sejumlah uang dari pemberi uang kepada penerima uang. Bukti tersebut juga dilengkapi dengan
keterangan akan tujuan atau maksud dari transaksi tersebut.

Bon
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bon diartikan sebagai surat kecil berisi keterangan pengambilan barang,
peminjaman uang, dan sebagainya. Ya, Bon memang memiliki beberapa peruntukan terutama yang berkaitan
dengan jual-beli (pengambilan barang) dan peminjaman uang. Terkait dengan jual-beli, bon lumrah dikenal
sebagai struk pembelian yang didalamnya termuat nama penjual, tanggal transaksi, nama barang, jumlah barang,
dan harganya. Sedangkan terkait peminjaman uang, dalam secarik bon tercakup beberapa hal seperti nama atau
badan yang menerima pinjaman (debitur), jenis dan jumlah barang atau uang yang dipinjam, tanggal peminjaman
dan pengembalian uang atau barang, serta nama debitur.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa Bon juga masuk dalam salah satu bukti transaksi bisnis.
Perbedaan mendasar dari Bon ialah dari bentuknya yang lebih sederhana dan biasa digunakan dalam transaksi
jual-beli di toko, supermarket, restoran, swalayan, retail, atau sejenisnya.

Nota

Hampir sama dengan Bon, Nota juga merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk pembelian atau
penjualan dalam sebuah kegiatan bisnis. Nota menjadi bukti transaksi yang dilakukan antara pihak penjual dan
pembeli. Nota akan disiapkan dan diberikan sebelum produk berpindah tangan agar kedua belah pihak
mengetahui berapa total pembayaran yang harus dilunasi termasuk jika dilakukan secara kredit maka tercantum
pula tenggat waktu pembayarannya.

Dalam pemanfaatannya, nota terbagi menjadi dua jenis, yaitu nota debet dan nota kredit. Nota debet dibuat
sebagai bukti transaksi yang dibuat oleh pihak kedua atas pengembalian barang yang rusak atau cacat.
Sedangkan nota kredit dibuat sebagai pemberitahuan jika penjual telah mengganti dan mengirimkan kembali
produk baru sebagai pengganti produk yang rusak atau cacat.

Selain sebagai bukti transaksi bisnis, nota juga memiliki beberapa fungsi atau manfaat lain yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Dokumen untuk mengetahui berapa banyak produk yang dikirimkan ke pelanggan dan total produk yang harus
dibayar.
2.
3.
Sebagai bahan notifikasi agar pembeli membayarkan tagihan tepat waktu.
4.
5.
Tanda terima jika ada transaksi di antara penjual dan pembeli.
6.
7.
Bukti transaksi untuk dimasukkan dalam laporan keuangan.
8.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa nota berbeda dengan bukti transaksi lain karena nota dibuat
sebelum barang dikirim (transaksi pindah tangan belum terjadi). Nota tersebut dikirim oleh penjual sebagai tanda
bukti bahwa pembeli akan membayarkan sejumlah uang sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Itulah
penjelasan dari masing-masing faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota. Secara umum kelimanya memang
berfungsi sebagai bukti suatu transaksi bisnis. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk dan peruntukannya.
Bagi perusahaan dengan keperluan bisnis tinggi dan bernilai besar, maka penggunaan faktur dan invoice adalah
hal lumrah. Kwitansi lebih umum dipakai untuk transaksi bisnis menengah, sedangkan bon dan nota banyak
digunakan dalam transaksi jual-beli sederhana.
Berikut Ini Fungsi dan Perbedaan Faktur, Invoice, Kwitansi, Bon, dan Nota dalam Bisnis
By Martina, 28 Agustus 2019

       

Dalam kegiatan bisnis baik skala kecil maupun besar butuh bukti-bukti transaksi. Bagi masyarakat awam yang
bergelut di kegiatan jual beli kecil seperti berbelanja di toko dan supermarket, mungkin hanya mengenal istilah
nota atau bon. Tetapi bagi kegiatan bisnis besar seperti skala perusahaan, maka ada istilah atau bentuk lain dari
bukti transaksi bisnis ini.
Faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota adalah sebutan yang lumrah dijumpai untuk menyebut bukti transaksi
jual-beli. Tetapi tahukah Anda apa perbedaan dari kelimanya? Ya, bagi banyak orang terutama yang awam di
dunia bisnis mungkin masih bingung untuk membedakannya. Agar Anda juga tidak bingung, berikut perbedaan
dan fungsi dari faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota dalam bisnis.
Faktur

Secara umum, faktur dimaknai sebagai dokumen komersial yang merinci transaksi antara pembeli dan penjual,
baik pembelian itu dilakukan secara tunai maupun kredit. Faktur sebagai tanda bukti jual-beli karena menyatakan
bahwa barang-barang yang tercantum di dalamnya telah diperjualbelikan atau berpindah tangan. Barang-barang
yang tercantum juga disertai rincian seperti jumlah, jenis, dan model, serta tentunya biaya dan harga. Selain itu,
di dalam faktur juga disertai keterangan nama, alamat, dan nomor pemesanan.

Faktur umum dibuat dalam bentuk hardcopy, namun seiring waktu maka faktur bentuk softcopy atau dikenal
dengan sebutan faktur elektronik (e-faktur) juga sudah mulai banyak dipakai untuk memudahkan pengiriman
hingga penyortiran. Faktur sendiri setidaknya ada 3 rangkap, yaitu pertama untuk pembeli dan kedua untuk
penjual yang dijadikan lampiran saat penagihan, dan terakhir disimpan di dalam buku faktur.

Lantas apa saja fungsi faktur? Selain sebagai bukti pungutan pajak, perinci transaksi, dan sarana pengkreditan
pajak, berikut dua fungsi utama faktur yang berperan penting bagi kegiatan bisnis.
1.
Fungsi Pengendalian Akuntansi
2.
Hal yang dimaksud dari fungsi pengendalian akuntansi adalah karena pada faktur tertera jumlah total jatuh
tempo yang dapat diakui menjadi utang dagang untuk pembeli dan piutang dagang untuk penjual. Total jatuh
tempo yang tercatat tersebut dapat dimasukkan dalam laporan keuangan, akun utang dagang, dan akun piutang
dagang, terutama ketika transaksi dilakukan secara kredit. Pada intinya, penggunaan faktur bisa mewakili
keberadaan kredit karena penjual telah mengirim produk atau memberi layanan tanpa menerima uang tunai di
muka.
1.
Fungsi Kontrol Internal
2.
Faktur menjadi komponen pengendalian akuntansi internal perusahaan. Komponen biaya dalam faktur harus
sudah disetujui oleh manajemen perusahaan yang bertanggung jawab termasuk oleh  bagian audit dan
perpajakan. Hal ini menjadikan pembayaran baru bisa dicairkan jika sudah disetujui oleh semua elemen yang
bertanggung jawab.

Invoice

Invoice memang sering disamakan dengan faktur karena keduanya memang memiliki kesamaan. Invoice bisa
diartikan sebagai dokumen pernyataan tagihan yang wajib dibayar oleh customer / pembeli. Invoice dibuat
berdasarkan barang yang sudah diserahkan atau diterima oleh pembeli sehingga umumnya dokumen invoice
dibuat ketika delivery order sudah ditandatangani oleh pembeli.

Fungsi utama dari invoice sendiri tentu sebagai bukti penagihan terhadap  pembelian yang dilakukan. Namun
selain itu, berikut fungsi invoice secara lebih luasnya.
1.
Menyimpan Catatan Penjualan
2.
Sebagai sebuah dokumen jual-beli, tentu invoice berperan untuk menyimpan catatan penjualan yang bisa
diperlukan di masa depan. Hal ini lantaran pada invoice terdapat data-data penting seperti waktu transaksi,
identitas penagih, identitas pembeli, daftar produk atau jasa, hingga jumlah pajak.
1.
Sebagai Payung Hukum Penjual
2.
Invoice tentu sangat penting bagi kegiatan bisnis karena bisa dijadikan payung hukum jika terjadi konflik antara
penjual dan pembeli. Sebagai contoh jika pembeli menolak melakukan pembayaran ketika barang sampai, maka
penjual bisa menuntut pembeli dengan invoice yang sudah disiapkan sejak pembeli membuat perjanjian untuk
memesan barang bersangkutan.
1.
Arsip dan Menganalisis Bisnis
2.
Selain sebagai arsip keuangan, keberadaan invoice bisa dimanfaatkan penjual untuk menganalisis pola pembelian
pelanggan. Hal ini penting untuk bisa menyiapkan strategi bisnis di masa depan.

Kwitansi

Kwitansi bisa dikatakan merupakan salah satu jenis dokumen bukti jual-beli paling populer dikenal masyarakat.
Lembar kwitansi pun mudah dibeli di berbagai toko perlengkapan alat tulis dengan harga terjangkau. Meskipun
terlihat sederhana, kwitansi tentu tetap memiliki kekuatan hukum yang kuat.

Dalam kwitansi terdapat beberapa elemen utama yaitu jumlah uang, penerima/penjual, pemberi/pembeli,
maksud keperluan penyerahan uang, keterangan tempat dan tanggal, dan tentunya tanda tangan penerima.
Sebagai bukti sah alias legalitas, kwitansi harus diberikan materai sesuai kebutuhan yang ditentukan oleh
undang-undang perpajakan. Lembar kwitansi juga terdiri dari dua bagian, lembar kecil yang disebut sub-kuitansi
disimpan oleh penjual dan lembar besar diberikan kepada pembeli. Selain itu, kwitansi bisa juga dibuat dua
rangkap untuk disimpan oleh masing-masing penjual dan pembeli.
Dari penjelasan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa Kwitansi memiliki fungsi khusus sebagai bukti transaksi
penerimaan sejumlah uang dari pemberi uang kepada penerima uang. Bukti tersebut juga dilengkapi dengan
keterangan akan tujuan atau maksud dari transaksi tersebut.

Bon

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bon diartikan sebagai surat kecil berisi keterangan pengambilan barang,
peminjaman uang, dan sebagainya. Ya, Bon memang memiliki beberapa peruntukan terutama yang berkaitan
dengan jual-beli (pengambilan barang) dan peminjaman uang. Terkait dengan jual-beli, bon lumrah dikenal
sebagai struk pembelian yang didalamnya termuat nama penjual, tanggal transaksi, nama barang, jumlah barang,
dan harganya. Sedangkan terkait peminjaman uang, dalam secarik bon tercakup beberapa hal seperti nama atau
badan yang menerima pinjaman (debitur), jenis dan jumlah barang atau uang yang dipinjam, tanggal peminjaman
dan pengembalian uang atau barang, serta nama debitur.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jelas bahwa Bon juga masuk dalam salah satu bukti transaksi bisnis.
Perbedaan mendasar dari Bon ialah dari bentuknya yang lebih sederhana dan biasa digunakan dalam transaksi
jual-beli di toko, supermarket, restoran, swalayan, retail, atau sejenisnya.

Nota

Hampir sama dengan Bon, Nota juga merupakan dokumen tertulis yang digunakan untuk pembelian atau
penjualan dalam sebuah kegiatan bisnis. Nota menjadi bukti transaksi yang dilakukan antara pihak penjual dan
pembeli. Nota akan disiapkan dan diberikan sebelum produk berpindah tangan agar kedua belah pihak
mengetahui berapa total pembayaran yang harus dilunasi termasuk jika dilakukan secara kredit maka tercantum
pula tenggat waktu pembayarannya.

Dalam pemanfaatannya, nota terbagi menjadi dua jenis, yaitu nota debet dan nota kredit. Nota debet dibuat
sebagai bukti transaksi yang dibuat oleh pihak kedua atas pengembalian barang yang rusak atau cacat.
Sedangkan nota kredit dibuat sebagai pemberitahuan jika penjual telah mengganti dan mengirimkan kembali
produk baru sebagai pengganti produk yang rusak atau cacat.

Selain sebagai bukti transaksi bisnis, nota juga memiliki beberapa fungsi atau manfaat lain yang diantaranya
adalah sebagai berikut.
1.
Dokumen untuk mengetahui berapa banyak produk yang dikirimkan ke pelanggan dan total produk yang harus
dibayar.
2.
3.
Sebagai bahan notifikasi agar pembeli membayarkan tagihan tepat waktu.
4.
5.
Tanda terima jika ada transaksi di antara penjual dan pembeli.
6.
7.
Bukti transaksi untuk dimasukkan dalam laporan keuangan.
8.

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa nota berbeda dengan bukti transaksi lain karena nota dibuat
sebelum barang dikirim (transaksi pindah tangan belum terjadi). Nota tersebut dikirim oleh penjual sebagai tanda
bukti bahwa pembeli akan membayarkan sejumlah uang sesuai dengan ketentuan yang disepakati. Itulah
penjelasan dari masing-masing faktur, invoice, kwitansi, bon, dan nota. Secara umum kelimanya memang
berfungsi sebagai bukti suatu transaksi bisnis. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk dan peruntukannya.
Bagi perusahaan dengan keperluan bisnis tinggi dan bernilai besar, maka penggunaan faktur dan invoice adalah
hal lumrah. Kwitansi lebih umum dipakai untuk transaksi bisnis menengah, sedangkan bon dan nota banyak
digunakan dalam transaksi jual-beli sederhana.

nikasi secara efektif adalah seni . Kita mulai dengan nol dan kemudian memulai proses
transfer pengetahuan dan perasaan kepada orang lain.
Berikut adalah tipe dasar komunikasi:
 Komunikasi Verbal (lisan)
 Komunikasi Non-Verbal (non-lisan)
 Komunikasi Visual
 Komunikasi Tertulis
o Komunikasi formal
o Komunikasi informal

Anda mungkin juga menyukai