Anda di halaman 1dari 9

Kartu Piutang: Pengertian dan Dokumen untuk Mencatatnya

Kartu piutang merupakan sebuah catatan akuntansi yang berisi mutasi piutang suatu
perusahaan ke kliennya. Dalam urusan bisnis kita sering menjumpai yang namanya utang
maupun piutang.
Sederhananya utang adalah kewajiban yang harus kita bayar. Sedangkan piutang
kebalikannya, yakni pihak lain yang berutang ke kita atau perusahaan. Baik utang maupun
piutang mempunyai batas waktu pengembalian yang sudah disepakati bersama.
Dalam transaksi piutang, pihak meminjam disebut debitur, sementara pihak yang memiliki
piutang atau memberi pinjaman disebut kreditur. Agar transaksi usaha atau bisnis lebih jelas,
piutang dicatat ke dalam kartu piutang.
Apa Itu Kartu Piutang?
Kartu piutang adalah catatan piutang yang diuraikan di dalam buku besar pembantu.
Mengutip buku Mengelola Kartu Piutang karya Suyono dan Dian Anita, seluruh transaksi
piutang akan dibukukan ke dalam kartu piutang.
Umumnya piutang muncul karena ada transaksi seperti penjualan barang atau jasa secara
kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka.
Dengan demikian dapat disimpulkan piutang tidak hanya berupa uang, melainkan barang,
penjualan yang belum lunas, atau tagihan yang belum dibayar tetapi produknya sudah
diterima.
Lebih lanjut, dalam kartu piutang ada nama debitur, tanggal transaksi, tanggal jatuh tempo,
jumlah pembayaran, dan nama kreditur. Kartu piutang ini dibuat oleh pihak piutang dan
sudah disahkan kepala keuangan atau akuntan.
Dokumen Pendukung untuk Pencatatan Kartu Piutang

Perbesar
Ada beberapa dokumen pencatatan piutang yang terlibat dalam buku pembantu kartu piutang.
Mengutip Sistem Akuntansi Piutang dan dinus.ac.id, dokumen untuk membuat kartu piutang
adalah sebagai berikut:
1. Faktur Penjualan
Dokumen untuk pencatatan kartu piutang yang pertama ialah faktur penjualan karena
transaksi dilakukan secara kredit. Pembuatan faktur dilakukan setelah perusahaan
memberikan produknya ke konsumen, tetapi belum dibayar.
2. Memo
Kemudian ada juga dokumen berupa memo yang berfungsi sebagai dasar pencatatan dalam
menghapus piutang.
3. Bukti Kas Masuk (BKM)
Ketika konsumen membayar utang, bukti kas masuk menjadi tanda berkurangnya jumlah
piutang. BKM ini harus dicatat ke dalam kartu pencatatan piutang.
4. Nota Kredit
Nota kredit berguna sebagai dasar pencatatan berkurangnya jumlah piutang karena adanya
retur penjualan. Ini juga menjadi bukti bahwa ada barang yang dikembalikan sehingga jumlah
piutang berkurang.
5. Jurnal Penjualan
Komponen pencatatan kartu piutang lainnya ialah jurnal penjualan. Jurnal khusus tersebut
berguna untuk mencatat transaksi penjualan dengan cara kredit.
6. Jurnal Penerimaan Kas
Ketika pelanggan membayar utang, ada kas yang masuk dan nantinya dicatat ke dalam
laporan jurnal penerimaan kas.
7. Jurnal Retur Penjualan
Jurnal retur penjualan adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat retur penjualan. Jurnal
ini termasuk jarang dibuat lantaran pencatatan retur umumnya dimasukkan ke dalam jurnal
umum atau jurnal memorial. Ketika terjadi retur, jumlah piutang akan berkurang.
8. Jurnal Umum atau Jurnal Memorial
Jurnal umum atau jurnal memorial berguna untuk mencatat retur atau mencatat utang yang
dihapus.
Kartu Utang: Pengertian, Fungsi, Format, dan Contohnya

Kartu utang adalah bagian penting dalam pengelolaan utang usaha. Pengusaha mesti tahu
cara membuatnya agar tidak rugi.

Utang memang memiliki konotasi negatif. Tapi utang punya peran yang amat penting dalam
perkembangan usaha. Bahkan hampir semua negara memiliki utang yang dimanfaatkan
untuk menggenjot pertumbuhan ekonominya. Bagi pengusaha, memiliki utang adalah
keniscayaan. Selain dari bank, utang bisa muncul dari pembelian secara kredit
kepada supplier atau vendor. Karena itu, harus ada bekal pengelolaan utang agar tidak justru
merugikan usaha. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan kartu utang.
Pengertian Kartu Utang

Kartu utang adalah bagian dari sistem pencatatan transaksi keuangan alias akuntansi suatu
perusahaan. Kartu utang juga sering disebut buku besar pembantu utang dagang. Sebagai
pembantu, dokumen ini merupakan perluasan atau perpanjangan dari buku besar umum yang
memuat semua catatan transaksi keuangan pada periode tertentu.

Sebagaimana diuraikan oleh Investopedia, kartu utang adalah buku besar pembantu yang
memuat daftar semua kreditor. Kreditor adalah pihak yang memberikan kredit, pinjaman,
atau utang. Ketika suatu usaha hanya memiliki segelintir kreditor, bisa-bisa saja jika hendak
memisahkan akun utang usaha untuk tiap kreditor di buku besar. Namun, bila ada banyak
kreditor, buku besar akan berisi terlalu banyak catatan atau dokumen sehingga tidak praktis
dan bisa membingungkan.

Bayangkan jika suatu usaha melakukan pembelian secara kredit kepada ratusan kreditor yang
berbeda. Lalu catatan kredit itu dipisah-pisah buat tiap kreditor. Kira-kira akan seberapa
banyak halaman yang dibutuhkan untuk memuat akun utang usaha tersebut dalam buku
besar? Apalagi itu belum ditambah dengan akun-akun lain yang mesti dicatat dalam buku
besar.

Jika menggunakan satu buku besar saja, pekerjaan tidak akan efisien. Ketika hendak mencari
data utang kepada vendor tertentu, misalnya, pemilik usaha atau akuntan mesti menelusuri
halaman demi halaman buku besar untuk menemukan informasi itu. Penyiapan laporan
keuangan atau neraca saldo pun akan lebih sulit. Sebagai alternatif, buku besar pembantu
utang dagang alias kartu utang dapat digunakan.

Kartu utang dagang memuat informasi mengenai pihak kreditor, seperti vendor
dan supplier. Informasi itu mencakup identitas nama, riwayat transaksi, dan data lain yang
dibutuhkan. Dalam menyiapkan kartu utang, ada sejumlah hal yang mesti digarisbawahi,
yakni satu kartu dibuat hanya untuk satu kreditor serta termin pembayaran, denda atas
keterlambatan pembayaran, dan pajak sudah ditentukan.

Adapun buku jurnal yang menjadi sumber catatan dalam kartu utang adalah jurnal pembelian
dan pengeluaran kas. Dokumen yang dijadikan dasar pencatatan transaksi antara lain:

• Faktur untuk pembelian secara kredit


• Memo kredit sebagai bukti transaksi pembelian retur
• Kuitansi sebagai bukti pengeluaran kas
Kartu utang digunakan untuk mencatat jumlah nilai yang terutang dari transaksi pembelian
secara kredit. Dari kartu ini bisa diketahui apakah jumlah pembayaran sudah sesuai dengan
jumlah utang dan apakah utang sudah dibayar sesuai dengan tanggal jatuh tempo. Karena itu,
berdasarkan kartu utang dapat dilihat laporan posisi saldo utang dan utang jatuh tempo pada
setiap periode akuntansi.

Fungsi Kartu Utang

Jika pernah mencetak catatan transaksi pada buku tabungan individu, kira-kira seperti itulah
fungsi kartu utang. Bedanya adalah buku tabungan menyajikan informasi mutasi rekening
yang menjelaskan berapa dana yang keluar dan masuk plus tanggalnya. Sedangkan kartu ini
memuat informasi mutasi utang dagang yang berkurang atau bertambah kepada tiap kreditor.

Fungsi lainnya termasuk:

• Membantu kontrol internal dan audit akun dengan melihat saldo tiap kreditor
• Memastikan tidak ada kekeliruan dalam saldo akun buku besar
• Menyusun laporan saldo terutang dan biaya yang belum dibayar untuk tiap
kreditor
• Memudahkan pelacakan pembayaran utang

Agar fungsi tersebut dapat berjalan, ada sejumlah hal yang mesti diperhatikan saat membuat
catatan transaksi dalam kartu utang, yakni:

Keabsahan dokumen

Dokumen yang digunakan dalam transaksi harus dipastikan validitasnya. Misalnya bagian
pembelian mesti sudah dipastikan telah menyetujui faktur pembelian. Selain itu, faktur harus
dicek silang dengan laporan penerimaan barang. Keabsahan dokumen yang menjadi sumber
penyusunan kartu utang ini harus diperiksa dengan saksama.
Ketepatan data utang

Laporan yang tertera dalam kartu utang harus sama dengan data dalam dokumen transaksi.
Misalnya faktur pembelian satu pihak kreditor tidak boleh tertukar dengan pihak lain. Jumlah
utang yang tercatat dalam kartu juga harus sesuai dengan dokumen transaksi.

Informasi detail

Buku besar pembantu utang dagang menyajikan informasi detail mengenai utang yang
dimiliki perusahaan. Jadi data dokumen transaksi harus dipastikan memuat rincian informasi
ini agar memudahkan penyusunan laporan. Misalnya nama kreditor, tanggal transaksi, dan
tanggal jatuh tempo pembayaran.

Format Kartu Utang

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan kebijakan bisnis yang berbeda. Karena itu, format
kartu utang yang digunakan pun bisa berlainan. Yang pasti, kartu itu biasanya memuat
informasi seperti nomor rekening dan nama kreditor, tanggal transaksi, keterangan, kolom
debit dan kredit, serta saldo utang.

Di bawah ini ada beberapa contoh format kartu utang:

Kartu Utang

Nama kreditor: Nomor rekening:


Alamat: Atas nama:

Periode:

Nomor:

No Tang Keteran No De Kre Sal


mor gal gan mor bit dit do
Bukt
i

Total
Pengertian Kartu Persediaan Barang Dagang

Kartu persediaan barang adalah sebuah laporan yang berisi mengenai semua kuantitas barang
hingga pergerakan setiap barang yang ada di gudang.

Kartu stok barang juga dikenal dengan sebutan bin card atau stock card pastinya memiliki
manfaat.

Salah satu manfaatnya yaitu membantu menghitung serta melaporkan jumlah ketersediaan
barang yang ada di pembukuan dengan jumlah stok fisik.

Selain itu, kamu dapat mengetahui pola pergerakan barang sampai menentukan besar modal
yang akan dikeluarkan untuk pembelian barang.

Dengan begitu kamu bisa menghasilkan kebijakan usaha yang dapat mengembangkan
likuiditas dari bisnis.

Fungsi Kartu Persediaan Barang


Salah satu fungsi utama adanya kartu persediaan stok adalah sebagai pengendalian stok
barang yang dapat kamu gunakan dalam berbagai format.

Karena kartu stok akan mencatat setiap keberadaan persediaan setiap item dan juga
membantu staff kamu ketika melakukan stock opname barang di gudang.

Dalam kartu stok tertera berapa minimal dan maksimal jumlah persediaan pada setiap barang
sehingga ketika barang mulai menipis, kamu langsung memenuhi stok tersebut.

Kelebihan Kartu Persediaan Barang


Kamu wajib tahu nih kelebihan memiliki kartu stok persediaan barang pada bisnis.

Berikut ini, ada 3 kelebihan utama dari penggunaan kartu persediaan barang dagang yang
akan berpengaruh terhadap perhitungan barang ketika melakukan stock opname.

Mengontrol Tingkat Persediaan

Adanya kartu stok gudang akan membantu kamu dalam mengontrol dan mengawasi setiap
pergerakan barang yang ada di gudang seperti keluar dan masuknya barang.
Bukan hanya itu aja, tersedianya kartu stok barang pun dapat memudahkan kamu ketika ingin
melakukan pembelian barang atau repurchase.

Maka dari itu, didalam kartu persediaan barang tertera minimum maupun maximum
ketersediaan stok barang sehingga membantu staf untuk mengawasi barang.

Meminimalisir Kehilangan Faktur

Setiap melakukan penerimaan barang tentunya membutuhkan tanda terima atau yang disebut
juga faktur.

Nah, faktur ini juga penting bagi keberlangsungan usaha kamu, maka dari itu mesti selalu
dijaga agar tidak terjadi kehilangan faktur tersebut.

Sebab, faktur menjadi dokumen resmi yang sangat penting sehingga staf harus segera
memperbaharui setiap laporan yang berkaitan dengan persediaan barang.

Sehingga dapat meminimalisir terjadi kehilang faktur.

Metode Persediaan Stok Barang FIFO, LIFO, dan Average

Beberapa metode perhitungan atau pencatatan persediaan stok barang yang populer
digunakan adalah metode FIFO (First in First Out), LIFO (Last In First Out), dan Average,
simak perbedaan di antara ketiganya di Blog Mekari Jurnal!

Dalam akuntansi, persediaan barang bisa dihitung dalam beberapa metode, dimana metode
ini bisa disesuaikan dengan jenis perusahaan dan juga kepentingan perusahaan.

Persediaan merupakan semua barang yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual
kembali atau dikonsumsi dalam operasi normal perusahaan.

Terdapat dua sistem pencatatan akuntansi persediaan yaitu sistem perpetual dan sistem
periodik (fisik).

Penentuan kedua sistem pencatatan tersebut tergantung pada kebijakan yang diambil oleh
perusahaan.
Metode Persediaan First In First Out (FIFO)

Seperti namanya first in first out yang artinya masuk pertama keluar pertama, maka pada
metode ini unit persediaan yang pertama kali masuk ke gudang perusahaan akan dijual
pertama.

FIFO (First-In, First-Out) adalah metode untuk menentukan harga pokok penjualan dengan
cara mengasumsikan bahwa produk yang sudah terjual merupakan produk terlama dalam
inventaris.

Biaya yang dikeluarkan untuk produk terlama itulah yang digunakan dalam perhitungan.

Singkatnya, metode FIFO akan menghapus produk paling awal yang masuk dari akun
persediaan setiap terjadi pencatatan penjualan.

Misalnya, Anda menjalankan bisnis penjualan roti, maka roti yang terlebih dahulu dijual
yaitu roti yang pertama kali masuk ke toko Anda.

Perhitungan biaya dari roti yang terjual pertama itulah yang dijadikan sebagai biaya pokok
penjualan.

Metode Persediaan Last In First Out (LIFO)

LIFO artinya adalah yang masuk terakhir keluar pertama. Metode ini mengasumsikan unit
persediaan yang dibeli pertama akan dikeluarkan di akhir.

Artinya, unit yang dijual pertama adalah unit persediaan yang terakhir masuk ke gudang.
Jadi biasanya persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan
persediaan yang pertama atau awal masuk.

Metode biaya persediaan LIFO ini adalah didasarkan pada asumsi bahwa aliran keluar
biaya persediaan adalah kebalikan dari kronologi terjadinya biaya.

Pada metode ini, harga beli terakhir dibebankan ke operasi dalam periode kenaikan harga
(inflasi), sehingga laba yang dihasilkan akan kecil dan pajak yang terutang juga menjadi
lebih kecil.

Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO tidak boleh digunakan lagi. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan metode LIFO.
Metode Average (Rata-Rata Tertimbang)

Metode average biasa disebut metode rata-rata tertimbang. Metode average membagi
antara biaya barang persediaan untuk dijual dengan jumlah unit yang tersedia.

Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan dapat dihitung dengan harga rata-
rata. Metode average adalah titik tengah atau perpaduan dari metode FIFO dan LIFO.

Jadi kelebihan dan kekurangan metode ini berada diantara metode LIFO dan FIFO.

Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan


barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk
lebih awal atau akhir.

Anda mungkin juga menyukai