Anda di halaman 1dari 12

LKP

LKP
D
D
Lembar Kerja Peserta Didik
Materi
Pengertian piutang, jenis-jenis piutang, macam-macam piutang,
prosedur pencatatan data mutasi piutang

Nama :………………………………………
Kelas : ……………………………………..

Nomer Absen :……………………………………..

Akuntansi Keuangan
KELAS
XI
1. ELEMEN DAN CAPAIAN PEMBELAJARAN

Pada akhir fase F, peserta didik mampu mengelola


kartu piutang, kartu utang, dan kartu persediaan,
Akuntansi Keuangan memproses dokumen dana kas kecil dan dokumen
dana kas di bank, mengeola kartu aktiva tetap,
menyajikan laporan harga pokok produk,
menerapkan pencatatan utang wesel jangka
panjang, menerapkan pencatatan penerbitan utang
obligasi, serta menganalisis berbagai jenis modal
perusahaan (perbedaan modal perorangan, Firma,
PT, CV, dan Koperasi)
2. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mampu Mengintrepetasikan pengertian


piutang dengan baik dan benar
2. Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mampu mengklasifikasikan piutang dengan
baik dan benar
3. Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mampu mengetahui jenis-jenis piutang
4. Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik mampu mencatat mutasi piutang dagang
dengan baik dan benar

RINGKASAN MATERI

1. pengertian piutang

Piutang merupakan tagihan kepada pihak lain (yang berutang) yang memiliki batas waktu pengembalian yang sudah
disepakati bersama. Artinya, pihak yang berutang ini memiliki tuntutan untuk melunasi kewajibannya.
Pada transaksi piutang, pihak yang memiliki utang atau peminjam disebut debitur, sedangkan pihak yang memiliki
piutang atau pemberi pinjaman disebut kreditur.
Piutang ada karena terdapat transaksi seperti penjualan barang atau jasa
secara kredit, pemberian pinjaman, atau uang muka. Jadi, piutang bisa berupa uang, barang,
penjualan yang belum dibayar lunas, atau tagihan yang belum dibayar oleh pihak lain akan tetapi
produknya sudah ia terima.

Piutang akan dinyatakan sah jika terdapat faktur (invoice), yaitu bukti transaksi dari transaksi
penjualan. Isi dari faktur tersebut harus memenuhi syarat, yaitu memiliki nilai dan tanggal jatuh
tempo. Setelah itu, faktur akan diterbitkan (dicetak).

Supaya lebih paham, coba perhatikan contoh soal piutang di bawah ini. Kira-kira, sudah sesuai
belum dengan ciri-ciri piutang yang sudah kita bahas sebelumnya?

Pada tanggal 1 September, PT A menjual barang dagang senilai Rp50 juta kepada pelanggan Y
yang akan dibayar pada 1 Oktober. Pada 1 Oktober, pihak Y cukup membayar senilai Rp50 juta
tanpa tambahan lain.

Jawabannya? Pada contoh tersebut, terdapat nilai jatuh tempo yang harus dibayarkan pihak Y
kepada PT A, yaitu sebesar Rp50 juta. Selain itu, tanggal jatuh tempo piutang yang harus
dibayarkan pihak Y kepada PT A tertulis dengan jelas, yaitu tanggal 1 Okt. Nah, pada contoh ini
tidak ada bunga yang berlaku, jadi pihak Y hanya membayar sebesar nilai yang disepakati.

1.a Jenis-Jenis Piutang


Piutang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu piutang usaha, piutang wesel, dan piutang lain-
lain. Pada pembukuan laporan keuangan, ketiga jenis piutang ini dikelompokkan pada akun yang
berbeda karena memiliki cara hitung yang berbeda.
1.b Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Piutang usaha disebabkan karena adanya transaksi berupa penjualan barang atau jasa
secara kredit. Piutang usaha diklasifikasikan dalam neraca/laporan posisi keuangan sebagai
harta (aset) lancar (dapat digunakan dalam jangka waktu dekat). Hal ini karena piutang usaha
umumnya memiliki jangka waktu pendek antara 30 – 90 hari.

Perjanjian piutang usaha dilakukan secara informal. Persetujuan pihak satu dan pihak lainnya
(kreditur dan debitur) hanya berdasarkan dokumen-dokumen perusahaan, seperti faktur dan
kontrak penyerahan, tanpa adanya surat jaminan.

1.c Piutang Wesel (Notes Receivable)

Piutang wesel merupakan tagihan yang muncul dari transaksi penjualan barang atau jasa
yang disertai dengan dokumen dan surat jaminan (wesel) yang mengikat antara pihak
debitur dengan kreditur. Piutang wesel terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu piutang wesel
berbunga dan tidak berbunga.

Piutang wesel berbunga merupakan jumlah uang yang diterima pemegang wesel (kreditur)
ketika tanggal jatuh tempo. Jumlah uangnya sebesar nilai nominal yang dipinjam debitur
ditambah bunga. Biasanya, bunga piutang dinyatakan dalam persentase (%) dari nilai piutang
wesel.

Misalnya, pada 1 Februari 2020, PT. B memiliki utang sebesar Rp8.000.000,00 kepada PT. A
dengan bunga 4% per bulan. Masa jatuh tempo ditetapkan tanggal 1 Agustus 2022. Maka,
perhitungan piutang wesel berbunganya, yaitu bunga wesel saat jatuh tempo = Rp8.000.000,00 x
4% x 6 bulan = Rp1.920.000,00. Jadi, nilai jatuh temponya yaitu nominal + bunga =
Rp8.000.000,00 + Rp1.920.000,00 = Rp9.920.000,00.

piutang wesel tidak berbunga merupakan piutang yang tidak memberikan bunga kepada
pihak debitur. Jadi, ketika tanggal jatuh tempo, uang yang diterima pemegang wesel adalah
sebesar nominal yang disepakati.

1.d Piutang Lain-lain (Other Accounts Receivable)

Piutang ini terjadi bukan dari penjualan kredit barang atau jasa, melainkan non-usaha.
Misalnya, seperti penjualan surat berharga, pemberian uang muka pada pemegang saham, para
direktur, gaji karyawan, dan tuntutan atas kerugian/kerusakan.

2. Kartu Piutang
Piutang akan dicatat dalam sebuah buku besar pembantu yang disebut kartu piutang. Jadi,
setiap transaksi piutang yang telah terjadi akan dibukukan dalam kartu piutang. Bentuk kartunya
seperti gambar di bawah ini.
Pada kartu piutang, terdapat nama debitur, tanggal transaksi, syarat pembayaran
(tanggal jatuh tempo dan nominal pembayaran), dan nama kreditur yang
mengesahkan kartu piutang tersebut.
Kartu piutang dibuat oleh petugas piutang yang telah disahkan kepala keuangan
atau akunting. Lalu, dikelompokkan per masing-masing debiturnya, sehingga kita bisa mengetahui
catatan transaksi piutang setiap debitur secara jelas.
3. Prosedur Pencatatan Piutang
Mutasi piutang merupakan perubahan jumlah piutang yang muncul karena adanya sebuah
transaksi. Pada kartu piutang, transaksi tersebut misalnya seperti penjualan secara kredit,
penerimaan kas debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.

Data-data piutang dimasukan ke dalam kartu piutang menggunakan prosedur pencatatan piutang.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memindahkan ( posting) catatan keuangan transaksi yang ada
di jurnal umum dan jurnal khusus ke buku besar. Setelah itu, dari buku besar, baru dimasukkan
ke dalam kartu piutang, berdasarkan masing-masing jurnal.

A. SOAL PILIHAN GANDA


Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. PT Aborigin memiliki hutang kepada PT. Belgia atas transaksi penjualan barang secara
kredit pada tanggal 23 Agustus 2023 Tagihan PT Belgia kepada PT Aborigin yang timbul
karena adanya penjualan barang secara kredit tersebut adalah...
a. Piutang dagang
b.Piutang biaya
c. Persekot
d. Piutang wesel
e. Piutang nondagang

2. Berikut ini adalah Dokumen-dokumen yang ada dalam pencatatan kartu piutang,menurut
kalian manakah yang bukan dokumen dasar dalam pencatatan piutang...
a. Faktur
b.Bukti memorial
c.Buktikas masuk
d. Memo kredit
e. Buktikas keluar

3. PT Sumber Jaya memiliki banyak dokumen terkait transaksinya di bulan September. Kalian
sebagai karyawan bagian akuntansi ditugaskan untuk mengklasifikasi dokumen-dokumen
tersebut, dari dokumen-dokumen berikut manakah yang merupakan Dokumen sumber untuk
mencatat retur penjualan kedalam kartu piutang...
a.Laporan penerimaan barang
b. Nota penjualan
c. Memo kredit
d. Bukti memorial
e. Nota debet

4.Dalam kegiatannya PT Sahara yang bergerak dibidang ritelTidak terlepas dari transaksi
penjualan secara kredit dan tidak jarang pelanggan ada yang membeli secara kredit yang
artinya PT sahara memiliki tagihan piutang kepada beberapa pihak pelanggan menurut kalian
Terjadinya piutang tersebut dicatat kedalam...
a. Jurnal penerimaan kas
b. Jurnal penjualan
c. Jurnal umum
d. Jurnal memorial
e. Bukti kas masuk

5.PT Sinar Mas melakukan retur penjualan terhadap PT.cahaya dan PT Cahaya membuat nota
kredit.menurut kalian Dokumen pendukung apa yang diperlukan untuk melampiri nota kredit
tersebut...
a. Kartu gudang
b. Kartu piutang
c. Kanu kredit
d. Laporan penerimaan barang
e. Faktur penjualan

6. Dalam transaksi penjualan secara kredit dibuktikan dengan adanya Faktur penjualan yang
kemudian di catat kedalam jurnal penjualan.Dalam pencatatan tersebut petugas akan
melampirinya dengan...
a. Surat order penjualan
b.Surat order pengiriman
c. Pelaporan pengiriman barang
d. Surat pemberitahuan dan debitur
e. Memo kredit

7. Berikut yang bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengambilan


barang yang di jual...
a. unit pembukuan
b. unit penjualan
c. unit bidang
d. unit penerimaan
e. unit kartu persediaan

8. Berikut yang bertugas membuat surat tagihan dan faktur penjualan adalah..
a. bagian penjualan
b. bagian penagihan
c. bagian gudang
d. bagian penerimaan
e. bagian pengiriman barang

9. Surat order pengiriman barang yang di terima bagian penagihan berasal dari...
a.bagian penjualan
b. bagian penerimaan barang
c.bagian pengangkutan
d. bagian gudang
e. bagian akuntansi

10. Memo kredit sebagai dokumen untuk mencatat retur penjualan di lampiri dengan...
a.bill of loading
b. surat muat
c. surat order pengiriman
d. laporan penerimaan barang
c. laporan pengiriman barang
*** Selamat Mengerjakan ***

Petunjuk :

 Setiap jawaban benar bernilai (1)

 Nilai = (jumlah jawaban benar =10)x100

 Tingkat penguasaan :

baik sekali = 90-100

baik = 80-89

cukup = 70-79

kurang = < 70
B. SOAL URAIAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!

1. Bagaimana pengaruh perubahan kebijakan pembayaran piutang terhadap


likuiditas dan keberlanjutan keuangan perusahaan?

2. Jelaskan implikasi ekonomi dari adanya piutang dalam suatu perekonomian.

3. Bagaimana perubahan dalam kebijakan perusahaan terkait manajemen


piutang dapat mempengaruhi hubungan dengan pelanggan dan reputasi
perusahaan?

4. Jelaskan bagaimana perusahaan dapat menggunakan analisis resiko kredit


untuk mengelola piutang dengan lebih efektif.

5. Bagaimana perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam


manajemen piutang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko?
LEMBAR JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

1 6
2 7
3 8
4 9
5 10
LEMBAR JAWABAN SOAL URAIAN

1. …………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………………………….…
3. ………………………………………………………………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
4. …………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
5. …………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
…………………………………………………………………………………………………………………….………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
KUNCI JAWABAN SOAL URAIAN

1. Perubahan kebijakan pemberian piutang dapat memiliki pengaruh yang


signifikan terhadap likuiditas dan kestabilan keuangan perusahaan. Jika
kebijakan pemberian piutang diperlonggar, artinya perusahaan memberikan
lebih banyak kredit kepada pelanggan, hal ini dapat meningkatkan likuiditas
perusahaan karena lebih banyak uang yang masuk. Namun, ini juga dapat
meningkatkan risiko ketidakmampuan pelanggan untuk membayar piutang
tepat waktu, yang dapat mengurangi kestabilan keuangan perusahaan.

Sebaliknya, jika kebijakan pemberian piutang diperketat, artinya perusahaan


memberikan lebih sedikit kredit kepada pelanggan, hal ini dapat mengurangi
risiko ketidakmampuan pelanggan untuk membayar piutang tepat waktu,
yang dapat meningkatkan kestabilan keuangan perusahaan. Namun, ini juga
dapat mengurangi likuiditas perusahaan karena lebih sedikit uang yang
masuk.

2. Implikasi ekonomi dari adanya piutang dalam suatu perekonomian adalah


bahwa piutang dapat mempengaruhi aliran kas dan likuiditas perusahaan.
Jika perusahaan memiliki piutang yang besar, ini berarti perusahaan telah
memberikan kredit kepada pelanggan dan masih menunggu pembayaran. Hal
ini dapat mengurangi likuiditas perusahaan karena uang yang seharusnya
masuk ke perusahaan tertunda.

Selain itu, adanya piutang juga dapat mempengaruhi kebijakan harga


perusahaan. Perusahaan mungkin perlu menaikkan harga produk atau jasa
mereka untuk mengkompensasi risiko piutang yang tidak dibayar. Ini dapat
berdampak negatif pada konsumen dan pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan.

3. Perubahan dalam kebijakan perusahaan terkait manajemen piutang dapat


mempengaruhi hubungan dengan pelanggan dan reputasi perusahaan. Jika
perusahaan mengubah kebijakan menjadi lebih ketat dalam hal pemberian
kredit, pelanggan mungkin merasa sulit untuk mendapatkan kredit dan ini
dapat mempengaruhi hubungan bisnis mereka dengan perusahaan.
Pelanggan juga dapat melihat perusahaan sebagai kurang fleksibel dan
kurang bersedia untuk bekerja sama.

Di sisi lain, jika perusahaan mengubah kebijakan menjadi lebih longgar dalam
hal pemberian kredit, ini dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan
karena mereka dapat dengan mudah mendapatkan kredit. Namun,
perusahaan juga harus berhati-hati terhadap risiko ketidakmampuan
pelanggan untuk membayar piutang tepat waktu, yang dapat merusak
reputasi perusahaan.
4. Perusahaan dapat menggunakan analisis risiko kredit untuk mengelola
piutang dengan lebih efektif. Analisis risiko kredit melibatkan penilaian
kemampuan pelanggan untuk membayar piutang tepat waktu dan
mengidentifikasi risiko yang terkait dengan pemberian kredit.

Dengan menggunakan analisis risiko kredit, perusahaan dapat menentukan


batas kredit yang sesuai untuk setiap pelanggan berdasarkan profil risiko
mereka. Hal ini dapat membantu perusahaan mengurangi risiko
ketidakmampuan pelanggan untuk membayar piutang tepat waktu.

Selain itu, perusahaan juga dapat menggunakan analisis risiko kredit untuk
memantau dan mengelola piutang yang sudah ada. Misalnya, perusahaan
dapat mengidentifikasi pelanggan yang memiliki risiko tinggi dan mengambil
tindakan yang diperlukan, seperti menagih piutang lebih agresif atau
menghentikan pemberian kredit kepada pelanggan tersebut.

5. Perusahaan dapat mengoptimalkan pengaplikasian teknologi dalam


manajemen piutang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko.
Beberapa langkah yang dapat diambil adalah:

- Menggunakan sistem otomatisasi untuk mengelola proses pemberian kredit


dan penagihan piutang. Hal ini dapat mengurangi kesalahan manusia dan
mempercepat proses.

- Menggunakan analisis data untuk mengidentifikasi pola pembayaran


pelanggan dan memprediksi risiko ketidakmampuan pelanggan untuk
membayar tepat waktu. Dengan informasi ini, perusahaan dapat mengambil
tindakan yang diperlukan lebih awal.

- Menerapkan sistem pengingat otomatis untuk mengingatkan pelanggan


tentang jatuh tempo pembayaran piutang. Hal ini dapat membantu
mengurangi risiko

KUNCI JAWABAN PILIHAN GANDA

1 A 6 A
2 E 7 B
3 D 8 B
4 B 9 A
5 E 10 D

Anda mungkin juga menyukai