Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bambang Triady Putra

NPM : 184301.171

1. Fungsi Bank :
 Bank harus menjadi sebagai lembaga yang menghimpun dana
masyarakat. Dalam pengertian ini bank menerima dana yang berupa
simpanan dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan rekening
giro.
 Bank juga harusmenjadi sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari
masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit.
 Dan yang terakhir Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi
perdagangan dan pembayaran uang.

2. Prinsip Mengenal Nasabah (Know How Costumer Principle).


Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh bank untuk
mengenal dan mengetahui identitas nasabah, mamantau kegiatan
transaksi nasabah, termasuk melaporkan setiap transaksi yang
mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip Mengenai
Nasabah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penerapan prinsip
mengenai nasabah adalah meningkatkan peran lembaga keuangan
dengan berbagai kebijakan dalam menunjang praktik lembaga
keuangan, menghindari berbagai kemungkinan lembaga keuangan
dijadikan ajang tindak kejahatan dan aktivitas ilegal yang dilakukan
nasabah, serta melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.

Cth : Roy melakukan perjanjian kepada pihak bank. Pihak bank harus
mengetahui asal ususl identitas asli si Roy. dengan mengetahui
identitas si Roy, pihak bank akan memantau setiap transaksi si Roy.

Prinsip Kerahasiaan (Secrecy Principle). Prinsip kerahasiaan bank diatur


dalam Pasal 40 sampai dengan Pasal 47 A UU No. 10 Tahun 1998.
Menurut Pasal 40, bank wajib merahasiakan keterangan mengenai
nasabah penyimpan dan simpanannya. Namun dalam ketentuan
tersebut, kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian.
Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan untuk kepentingan pajak,
penyelesaian utang-piutang bank yang sudah diserahkan kepada
Badan Urusan Piutang dan Lelang/Panitia Urusan Piutang
Negara(UPLN/PUPN) untuk kepentingan pengadilan perkara pidana,
dalam perkara perdata antara bank dan nasabah, dalam rangka tukar
menukar informasi antar bank.

Cth : A melakukan penyimpanan di Bank B , bank B harus merahasiakan


keterangan-keterangan penyimpanan dan simpanan si A dengan begitu
A akan merasa aman dengan simpananya di bank B.

3. Intermediasi adalah Lembaga keuangan, baik bank maupun lembaga


keuangan bukan bank (LKBB) mempunyai peranan yang penting bagi
aktifitas perekonomian. Bank dan LKBB merupakan perantara
keuangan (financial intermediaries) sebagai pendukung yang amat vital
untuk menunjang kelancaran perekonomian. Bank dan LKBB pada
dasarnya mempunyai fungsi mentransfer dana dana (loanable funds)
dari penabung atau unit surplus (lenders) kepada peminjam (borrowers)
atau unit defisit. Dana-dana tersebut dialokasikan dengan negosiasi
antara pemilik dana dan pemakai dana melalui pasar uang dan pasar
modal.
Cth : Giro, Deposito berjangka, tabungan yang diterima dari sector usaha,
rumah tangga dan lembaga pemerintah.

4. Menurut Sutan Remy Sjahdeni, hubungan hukum antara bank dengan


nasabah, bahwa berdasarkan pada fungsi utama perbankan sebagai
lembaga intermediasi, yaitu berfungsi menghimpun dana masyarakat
dan menyalurkan dana masyarakat, maka terdapat dua hubungan
hukum antara bank dengan nasabah, yaitu :
1. Hubungan hukum antara bank dengan nasabah penyimpan dana
Hubungan antara bank dengan nasabah penyimpan dana dalam praktik
perbankan adalah konstruksi hubungan hukum atau perjanjian pinjam
meminjam, khususnya perjanjian peminjaman uang dengan bunga
sebagaimana diatur dalam Pasal 1754 KUHPdt. Hubungan antara bank
dengan nasabah penyimpan tidak tepat jika merupakan hubungan
perjanjian penitipan sebagaimana diatur pada Pasal 1694 KUHPdt atau
perjanjian pemberian kuasa (Pasal 1792 KUHPdt), alasannya :
Perjanjian penitipan (bewaargeving),menurut Pasal 1694 bahwa
penitipan adalah terjadi, apabila seorang menerima sesuatu barang dari
seorang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan
mengembalikannya dalam wujudnya asal. Dalam perjanjian penitipan,
maka benda yg dititipkan tdk masuk dlm aset penerima titipan, akan
tetapi dalam praktik uang nasabah penyimpan dana masuk dalam aset
bank. Hal ini membuktikan bahwa perjanjian penitipan tidak tepat
sebagai dasar hubungan hukum antara bank dg nasabah penyimpan
dana.

2. Perjanjian pemberian kuasa (lastgeving). Pasal 1792 KHPdt dikatakan


bahwa Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana
seorang memberikan kuasa kepada seseorang lain yg menerimanya,
untuk atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.

3. Perjanjian pinjam meminjam sebagaimana diatur dlm Pasal 1754


KUHPdt adl suatu perjanjian, yg menentukan pihak pertama
menyerahkan sejumlah barang yg dapat habis terpakai kepada pihak
kedua, dg syarat bahwa pihak kedua itu akan mengembalikan barang
sejenis kepada pihak pertama dalam jumlah dan keadaan yg sama.
Berdasarkan perjanjian tersebut, orang yang menerima pinjaman
menjadi pemilik mutlak barang pinjaman itu, dan bila barang itu
musnah, dg cara bagaimana pun maka kerugian itu menjadi
tanggungan peminjam. Untuk peminjaman uang atau barang yg habis
dalam pemakaian, diperbolehkan membuat syarat bahwa atas pinjaman
itu akan dibayar bunga.
Menurut Tan Kamelo, bahwa hubungan antara bank dan nasabah
penyimpan dana adalah hubungan yang terbentuk dalam perjanjian,
yaitu perjanjian simpanan. Perjanjian simpanan tidak identik dengan
perjanjian penitipan dan juga tidak dapat dikatakan sebagai perjanjian
pemberian kuasa. Perjanjian simpanan memiliki karakteristik sebagai
perjanjian tidak bernama (onbenoemde overeenkomst, innominaat
contracten)

4. Hubungan hukum antara bank dengan nasabah debitur


Menurut Tan Kamelo, bahwa dilihat dari jenis perjanjian, perjanjian kredit
bank merupakan perjanjian timbal balik, artinya jika bank dan nasabah
debitur tidak memenuhi isi perjanjian, salah satu pihak dapat menuntut
pihak lainnya sesuai dengan jenis prestasinya. Secara yuridis normatif,
perjanjian kredit bank yang sudah disepakati menimbulkan akibat
hukum (rechtsgevolg) yang mengikat dan harus dijalankan dengan
itikad baik.
Dilihat dari aspek jenis perjanjian lainnya, perjanjian kredit bank tergolong
dalam perjanjian tidak bernama.Menurut Lee Mei Pheng dan Detta
Saman, bahwa hubungan antara bank dengan nasabah adalah
hubungan kontraktual, baik hubungan antara bank dengan nasabah
deposan maupun antara bank dengan nasabah debitur. Kesimpulan :
Hubungan antara bank dengan nasabah adalah hubungan kontraktual,
dan hubungan tersebut kemudian dirangkum dalam bentuk perjanjian
yang melahirkan hak dan kewajiban.

5. Untuk menyelesaikan kredit bermasalah atau nonperformingloan


dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara, yaitu Penyelamatan Kredit dan
Penyelesaian kredit.
• Penyelamatan Kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui perundingan kembali antara bank sebagai kreditur
dengan nasabah peminjam sebagai debitur.
• Penyelesaian Kredit adalah suatu langkah penyelesaian kredit
bermasalah melalui lembaga hukum.

Dimaksud Lembaga Hukum adalah Panitia Urusan Piutang Negara


(PUPN), dan Direktorat Jendral Piutang dan Lelang Negara (DJPLN),
melalui Badan Peradilan, dan melalui Arbitrase atau Badan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.

Penyelamatan Kredit Bermasalah dpt dilakukan dg berpedoman kpd Surat


Edaran Bank Indonesia No. 26/4/BPPP tgl 29 Mei 1993 yg pd
prinsipnya mengatur penyelamatan kredit bermasalah sebelum
diselesaikan melalui Lembaga Hukum.

Anda mungkin juga menyukai