PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejak tahun 1997 hingga sekarang krisis ekonomi di Indonesia belum
menunjukkan tanda-tanda kepulihan yang lebih baik. Diawali dengan adanya
krisis perbankan. Kondisi perbankan kemudian menjadi semakin rawan.
Perbankan di Indonesia tidak lagi mampu beroperasi secara normal, pelanggaran
terhadap prinsip kehati-hatian meningkat, kecukupan likuiditas dan permodalan
perbankan menurun drastis dan ketergantungan perbankan kepada bantuan
likuiditas
dari
mengakibatkan
Bank
proses
Indonesia
naik
intermediasi
tajam.
oleh
Berbagai
perbankan
perkembangan
terganggu
ini
sehingga
dan
tunjang
dengan
mismanagement
kelembagaan
perbankan,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Bank
Sinungan (1997 : 3) menggambarkan bank sebagai, suatu lembaga
keuangan yaitu suatu badan yang berfungsi sebagai, financial intermediary, atau
perantara keuangan dari dua pihak yakni, pihak yang kelebihan dana pihak yang
kekurangan dana. Lebih lanjut lagi, sinungan mendefinisikan bank sebagai,
suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu-lintas prmbayaran dan peredaran uang.
untuk mengembalikan uang atas tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan bagi hasil.
3. Pengertian Sikap
Ada beberapa defenisi tentang sikap yang dikemukakan oleh para ahli
dari
Schifman dan Kanuk (dalam Simomora 2004: 152), menyatakan bahwa sikap
adalah ekspresi perasaan (inner feeling), yang mencerminkan apakah seseorang
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju
terhadap suatu objek. Objek yang dimaksud bisa berupa merek, layanan,
pengecer, dan perilaku tertentu.
Kalau kedua ahli diatas memandang sikap dari segi perasaan, maka
Alport (dalam Simamora 2004: 152), menyatakan bahwa sikap sebagai
predisposisi yang dipelajari (learned predisposition) untuk merespons terhadap
suatu objek atau kelas objek dalam suasana menyenangkan atau tidak
menyenangkan secara konsisten.
Sedangkan menurut Paul dan Olson (dalam Simamora 2004: 152),
menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara menyeluruh yang
dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat intensitas dan
gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem afektif maupun
kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi tanggapan afektif,
termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap, yang
merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu.