Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PPSDM KESEHATAN


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA KESEHATAN
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR

Dalam melaksanakan proses pendidikan tenaga kesehatan khususnya tenaga


Refraksionis Optisien sangat diperlukan lahan praktik. Ketersediaan lahan praktik
yang sesuai sangat membantu peserta didik dalam menerapkan teori dan praktik
yang diperolehnya dari ruang kelas dan dari ruang laboratorium dalam tatanan nyata
sehingga mencapai kompetensi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan
menyusun standar untuk memberi rambu-rambu mengingat semakin bertambahnya
jumlah institusi pendidikan Refraksi Optisi. Diharapkan hal ini akan dapat mendukung
tercapainya lulusan yang memiliki kompetensi yang sesuai pada saatnya nanti dapat
memberi kontribusi pada pembangunan kesehatan.
Standar Lahan Praktik Lapangan ini merupakan standar minimal yang dapat
dikembangkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Diharapkan standar lahan praktik lapangan ini dapat dijadikan acuan bagi
penyelenggara pendidikan dalam menyelenggarakan seluruh kegiatan praktik di
lahan yang sesuai dengan peran dan fungsi serta kompetensi yang ditetapkan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun standar dan kami
mengharapkan masukan-masukan dari semua pihak pengguna standar ini agar
dimasa depan kualitas pendidikan Diploma III Refraksionis Optisien dapat
ditingkatkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kebutuhan masyarakat baik pada tingkat Nasional maupun Internasional.

Jakarta, 2 Nopember 2012


Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan,

Dr. Donald Pardede, MPPM


NIP. 195804021986111001

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi i


SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Dalam era globalisasi dewasa ini dituntut tersedianya sumber daya manusia
yang mampu bekerja secara profesional dalam segala bidang termasuk upaya
pelayanan kesehatan. Peranan tenaga kesehatan sangat menentukan
keberhasilan pelaksanaan program pembangunan di bidang kesehatan. Guna
menghasilkan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan baik dari segi
kuantitas dan kualitas diperlukan pengelolaan pendidikan yang profesional.

Saya menyambut baik terbitnya Standar Lahan Praktik Lapangan Diploma III
Refraksionis Optisien ini, karena standar ini akan merupakan rambu-rambu bagi
institusi pendidikan dalam mengelola penyelenggaraan pembelajaran di lahan
praktik. Selain itu perlu disadari bahwa dalam pendidikan tenaga kesehatan
hampir 60% dari proses pembelajaran adalah pembelajaran praktik.

Semoga Tuhan Yang maha Kuasa senantiasa memberikan Rahmat dan


Hidayah-Nya kepada kita semua.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi ii


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Jl.Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120
Telepon : (021) 7245517 72797302 Fax : (021) 72797508 Website : www.bppsdmk.depkes.go.id
Telepon : Pusdiknakes (021) 7256720 Pusrengun SDM Kes (021) 7258830 Puspronakes LN (021) 7257822 Pusdiklat SDM Kes (021) 7262977

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR HK.03.05/III/3/02105.2/2012

TENTANG

STANDAR LAHAN PRAKTIK PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Kementerian Kesehatan bertanggungjawab melakukan pembinaan teknis penyelenggaraan


pendidikan tenaga kesehatan dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan;
b. bahwa dalam rangka pengadaan dan peningkatan mutu tenaga kesehatan Kementerian Kesehatan perlu
membuat Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi dalam
rangka pencapaian kompetensi lulusan perlu dilakukan penilaian terhadap peserta didik;
c. bahwa agar penilaian hasil belajar peserta didik dapat dilaksanakan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif dan dilaksanakan sesuai kebutuhan mengacu
pada program pembelajaran dan kurikulum;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk
Diploma III Refraksi Optisi;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4586);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
4. Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4496);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa;
8. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : OT.02.03/I/4/03440.1 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
dan tatalaksana Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 890/Menkes/Per/VIII/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1988/Menkes/Per/IX/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Kesehatan;
13. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Nomor
HK.02.05/I/III/2/02938/2012 tentang Kurikulum Program Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR LAHAN PRAKTIK
PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN UNTUK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI;

Kedua : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kesatu, tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan ini;

Ketiga : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Kedua digunakan untuk Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Jenjang Pendidikan
Diploma III Refraksi Optisi;

Keempat : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi terdiri dari Standar
Lahan Praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan Standar Praktik Berdasarkan Kompetensi
Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi

Kelima : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana
dimaksud dalam Diktum Keempat, terdiri dari :
a. Kriteria Lahan Praktik;
b. Pembimbing;
c. Instruktur;
d. Sasaran dan Target Pencapaian;

Keenam : Standar Lahan Praktik Berdasarkan Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi
Optisi, berisi tentang Kompetensi, Sub Kompetensi, Kebutuhan Lahan Praktik dan Kriteria Lahan Praktik.

Kutujuh : Standar Lahan Praktik Pendidikan Tenaga Kesehatan untuk Diploma III Refraksi Optisi sebagaimana
dimaksud dilakukan secara berkesinambungan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal
diperlukan penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun parktik yang efektif dan efisien.

Kedelapan : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : JAKARTA
2 NOPEMBER 2012
Pada Tanggal :

Tembusan :
1. Menteri Kesehatan;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan;
4. Para Dirjen di Lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. Para eselon II di Lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan;
6. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan;
7. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi seluruh Indonesia;
8. Para Direktur Politeknik Kesehatan Seluruh Indonesia;
9. Direktur Akademi / Penyelenggara Program Diploma III Refraksi Optisi.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


SAMBUTAN KEPALA BPPSDM KESEHATAN ...................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................... 4
C. Dasar Hukum ........................................................................... 4
D. Pengertian ................................................................................ 6
BAB II STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI
A. Kriteria Lahan Praktik ............................................................... 8
B. Pembimbing ............................................................................. 9
C. Instruktur Klinik ......................................................................... 10
D. Sasaran dan Target Pencapaian ............................................. 10
BAB III STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI
BERDASAR KOMPETENSI ................................................................ 13
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 18
LAMPIRAN

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan


nasional, diarahkan untuk mencapai Visi Kementerian Kesehatan yaitu
mewujudkan masyarakat yang mandiri dan berkeadilan melalui pelaksanaan
Misi (1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan madani, (2) Melindungi kesehatan
masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,
merata, bermutu dan berkeadilan, (3) Menjamin ketersediaan dan
pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola
pemerintahan yang baik.

Tujuan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui penyelenggaraan


berbagai upaya kesehatan yang harus didukung antara lain oleh tenaga
kesehatan yang memadai sesuai dengan kebutuhan pembangunan
kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut harus memiliki kompetensi serta etika
yang sesuai dengan apa yang diperlukan di pelayanan. Untuk mendapatkan
tenaga kesehatan seperti itu dibutuhkan berbagai upaya diantaranya melalui
peningkatan mutu serta profesionalisme tenaga kesehatan.

Salah satu upaya kesehatan yang harus dicapai adalah upaya kesehatan
mata dan pencegahan kebutaan dalam rangka optimalisasi fungsi
penglihatan masyarakat dengan melibatkan tenaga kesehatan yang mampu

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 1


memberikan pelayanan yang sesuai dengan tanggung jawab dan
kewenangan yang ada pada profesinya.

Tenaga kesehatan yang profesional dan bermutu dihasilkan oleh institusi


pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu. Dimana tenaga kesehatan
memiliki spesifikasi tertentu karena kesalahan dalam pelayanan dapat
berdampak kematian atau kecacatan yang bersifat irrevesibel. Untuk itu
diperlukan pengaturan dalam rangka meningkatkan mutu lulusan dan mutu
institusi pendidikan tenaga kesehatan. Peningkatan mutu lulusan diperoleh
melalui pengaturan seleksi, proses pembelajaran, evalusi/ujian akhir, dan
penataan ijazah sedangkan peningkatan mutu institusi melalui pengaturan
perizinan pendirian institusi, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan
kependidikan, pengelola, akreditasi, dan Sistem Informasi Pendidikan Tenaga
Kesehatan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan pada pasal 91 menyebutkan bahwa setiap satuan pendidikan
wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan
dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Dalam
implementasinya institusi diknakes harus menyusun berbagai standar yang
pengembangannya harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
Salah satu dari 8 standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang
diantaranya mengatur tentang lahan praktik bagi institusi pendidikan.

Proses pembelajaran pendidikan D III Refraksi Optisi meliputi pembelajaran


teori dan praktik. Dimana pendidikan Diploma III Refraksi Optisi

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 2


menghasilkan tenaga pokasional bahwa beban studi pendidikan Diploma
terdiri dari 40 % teori dan 60 % praktik. Sehubungan dengan hal tersebut,
untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal diperlukan
penatalaksanaan pembelajaran baik teori maupun praktik yang efektif dan
efisien.

Pada Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi tahun 2012


pembelajaran praktik terdiri pembelajaran praktik laboratorium dan
pembelajaran praktik kerja lapangan. Pembelajaran praktik kerja lapangan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pengajaran
serta merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).

Dalam pengelolaan pendidikan Refraksi Optisi masih ditemukan berbagai


kendala terutama dalam pengelolaan praktik di lahan antara lain; belum
adanya kesamaan persepsi tentang proses pembelajaran praktik antara
institusi pendidikan dengan pengelola lahan praktik, kuantitas maupun
kualitas instruktur lapangan kurang memadai, serta jumlah institusi
pendidikan Refraksi Optisi yang tidak sesuai dengan ketersediaan lahan
praktik sehingga pembelajaran praktik di lahan praktik menjadi kurang efektif
yang akhirnya kompetensi mahasiswa tidak tercapai. Untuk itu, diperlukan
standar lahan praktik sebagai acuan bagi institusi pendidikan maupun lahan
praktik dalam mengelola praktik di lahan kerja/lapangan.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 3


B. Tujuan
Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi ini bertujuan
untuk:
1. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dan lahan praktik
dalam pengelolaan praktik di lahan/lapangan supaya sesuai dengan
kompetensi yang disyaratkan dalam kurikulum dan kewenangan
profesinya;
2. Memberikan acuan bagi pengelola institusi pendidikan dalam memilih
lahan praktik yang menunjang pencapaian kompetensi;
3. Membantu pengelola institusi pendidikan dan pengelola lahan praktik
dalam meningkatkan mutu pembelajaran praktik.

C. Dasar Hukum
Standar lahan praktik ini disusun mengacu pada landasan hukum sebagai
berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4586);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Tahun Nomor 5063);

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 4


4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4496);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran
Negara Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5007);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 23,
tambahan Llembaran Negara Nomor 5105).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010 tentang Perubahan atas
PP Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelengaaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Tahun Nomor 112 tahun 2010, tambahan
Lembaran Negara Nomor 5157).
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan dan Aparatur Negara Nomor
47 Tahun 2005 Tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien Dan
Angka Kreditnya;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 572/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Standar Profesi Refraksionis Optisien;

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 5


12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan ;
13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1069/Menkes/Sk/XI/2008 Tentang
Pedoman Klasifikasi Dan Standar Rumah Sakit Pendidikan;
14. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa;
15. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002, tentang
Kurikulum Inti Perguruan Tinggi;
16. Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan No. HK.02.05/I/III/2/02938/2012 Tentang Kurikulum
Pendidikan Program D III Refraksi Optisi Tahun 2012.

D. Pengertian
1. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab,
yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan
tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu;
2. Praktik Lapangan Diploma III Refraksi Optisi adalah Pembelajaran yang
dilaksanakan dilahan praktik pelayanan kesehatan, optikal dan industri
(lensa, frame dan lensa kontak) dalam jangka waktu tertentu;
3. Standar Praktik adalah Kriteria minimal yang harus dipenuhi dalam
melaksanakan pembelajaran praktik untuk mencapai kompetensi peserta
didik;

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 6


4. Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi adalah Tempat yang memenuhi
kriteria yang dipersyaratkan yang berada di luar institusi pendidikan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat
mahasiswa di institusi dalam pencapaian kompetensi Refraksionis Optisien
yang diharapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi
Optisi;
5. Instruktur adalah Tenaga Refraksionis Optisien yang bekerja di lahan
praktik dan memiliki tugas dan tanggung jawab ketehnisian medis peserta
didik dalam melaksanakan praktik lapangan;
6. Pembimbing adalah Dosen mata kuliah keahlian yang bekerja pada
institusi pendidikan Refraksi Optisi dan memiliki tugas dan tanggung jawab
membimbing peserta didik dalam melaksanakan praktik lapangan;
7. Laporan Praktik Lapangan adalah laporan hasil kegiatan yang dilakukan
setelah pembelajaran praktik untuk membahas hal-hal yang telah
dilaksanakan, meliputi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran Praktik Lapangan, kendala yang dihadapi dan cara
mengatasi masalah, membandingkan masalah dan bertukar pengalaman
didalam kelompok.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 7


BAB II
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI

Standar lahan praktik lapangan adalah standar minimal yang harus dipenuhi
dalam melaksanakan pembelajaran praktik lapangan untuk mencapai
kompetensi peserta didik.

A. Kriteria Lahan Praktik

Lahan praktik yang dipilih harus memenuhi kompetensi yang akan dicapai
oleh peserta didik. Adapun kriteria lahan praktik lapangan sebagai berikut ini:

1. Rumah Sakit minimal kelas C


2. Rumah Sakit Khusus Mata
3. Balai Kesehatan Mata Masyarakat / Balai Kesehatan Indera Masyarakat
4. Puskesmas
5. Klinik Mata
6. Optikal
7. Industri Lensa, bingkai kacamata (Bersifat Kunjungan)
8. Laboratorium Lensa dan lensa kontak (Bersifat Kunjungan)
9. Memiliki tenaga Refraksionis Optisien sesuai kualifikasi
10. Rasio Instruktur dengan mahasiswa 1 : 5, artinya 1 instruktur
membimbing maksimal 5 mahasiswa
11. Mempunyai MOU antara institusi pendidikan dengan Lahan Praktik

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 8


Maksimum masa waktu praktik di lahan praktik berdasarkan jenis tempat
lahan praktik adalah sebagai berikut :

Lahan Praktik Maksimum


Mahasiswa/periode waktu
Rumah Sakit Tipe A 6
Rumah Sakit Tipe B 5
Rumah Sakit Tipe C 4

Rumah Sakit Khusus Mata 4

BKMM/BKIM 4

PUSKESMAS 4

KLINIK MATA 4

OPTIKAL 3

INDUSTRI LENSA & BINGKAI Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III)


KACAMATA (Dalam Bentuk Kunjungan)
LABORATORIUM LENSA & LENSA Seluruh Mahasiswa Tingkat Akhir (III)
KONTAK (Dalam Bentuk Kunjungan)

B. Pembimbing

Kriteria pembimbing praktik lapangan sebagai berikut :

1. Dosen mata kuliah keahlian pada institusi pendidikan Refraksi Optisi.

2. Kualifikasi pendidikan dosen minimal Diploma III Refraksi Optisi.

3. Pengalaman mengajar pada mata kuliah keahlian minimal 3 tahun.

4. Mampu membimbing, membina, mengevaluasi dan mengawasi mahasiswa


selama berlangsungnya praktik.

5. Memilik SK sebagai Pembimbing praktik lapangan.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 9


C. Instruktur

Kriteria instruktur praktik lapangan sebagai berikut

1. Mempunyai latar belakang pendidikan Diploma III Refraksi Optisi dan


pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun atau mempunyai pengalaman
kerja minimal 3 (tiga) tahun pada bidang Refraksi Optisi di pelayanan
kesehatan.

2. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses


pembelajaran praktik lapangan.

3. Memilik SK sebagai Instruktur praktik lapangan.

D. Sasaran Dan Target Pencapaian

Tersedianya peralatan sesuai dengan kompetensi dan target pencapaian


yang akan dicapai setiap mahasiswa sebagai berikut :

1. Sasaran

a. Peralatan Pelayanan Refraksi

1) Kartu Snellen yg dilengkapi dg astigmat dials


2) Optotype
3) Kartu Baca
4) Lensa Uji-coba
5) Bingkai Uji-coba
6) Penggaris PD

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 10


7) Lampu Senter (Penlight)
8) Lensometer
9) Cylinder Silang (Cross Cylinder)
b. Peralatan Pelayanan Optisi :

1) Seperangkat Tang
2) Seperangkat Obeng
3) Pemanas Bingkai Kacamata
4) Pembersih Lensa Kacamata
5) Mesin Facet Manual
6) Ultrasonic Cleaner
7) Spheromater
8) Pengukur Tebal Lensa ( Thickness Gauge )
c. Peralatan Pelayanan Lensa Kontak

1) Lensa Kontak ujicoba


2) Kaca Pembesar (Loupe)
3) Keratometer
4) Wadah pencuci lensa kontak
5) Cermin cembung dan datar
6) Penggaris PD
7) Lampu Senter (Penlight)
8) Tabel Konversi Keratometri
9) Lensa Ujicoba (Trial Lens Set) & Bingkai Uji Coba
10) Kartu Snellen/ Optotype

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 11


2. Target minimal yang harus dicapai oleh peserta didik :

Jenis Target minimal pelayanan yang harus dicapai/mahasiswa/periode waktu


No
Pelayanan Myopia/
Astigmatism Presbyopia Anisometropia
Hypermetropia
1 Refraksi 4 8 5 3
Jenis Target minimal pelayanan yang harus dicapai
Pelayanan Single Vision Bifokal Multifokal
2 Optisi 5 2 3
Jenis Target minimal pelayanan yang harus dicapai
Pelayanan Spheris Torik
Lensa
3 4 1
Kontak
Keterangan :
*Target pencapaian dilaksanakan dalam periode waktu 2 minggu

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 12


BAB III
STANDAR LAHAN PRAKTIK DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI
BERDASARKAN KOMPETENSI

Standar lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi mengacu pada kompetensi
Kurikulum Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi Tahun 2012. Untuk
pencapaian kompetensi tersebut dibutuhkan lahan praktik secara spesifik
mempunyai kriteria yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kebutuhan Lahan
No Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria Lahan Praktik
Praktik
1. Melakukan 1.1. Melakukan anamnesa A. Lahan praktik A. Lahan praktik
Pemeriksaan 1.2. Mengidentifikasi posisi bidang Refraksi : bidang Refraksi :
Pendahuluan bola mata Rumah Sakit
Rumah Sakit Khusus Memiliki / Supervisi :
1.3. Memeriksa tajam pengli-
Mata
hatan jauh dan dekat BKMM/BKIM 1) Dr. Spesialis Mata
1.4. Memeriksa lapang pan- Puskesmas/PKM 2) Refraksionis
dang Klinik Mata Optisien/
Optikal Optometris
2. Melakukan 2.1 Melakukan persiapan
Refraksi Objektif pemeriksaan Memiliki Sarana &
B. Lahan Praktik Prasarana pendukung
2.2 Melakukan pemeriksaan
Bidang Optisi : yang berkaitan dengan
2.3 Menetapkan hasil peme- Laboratorium Lensa kebutuhan praktik
riksaan Industri Lensa refraksi ( refraksi
2.4 Mencatat hasil peme- Industri Bingkai obyektif dan subyektif )
riksaan Kacamata
Optikal B. Lahan Praktik
3. Melakukan 3.1 Melakukan persiapan Bidang Optisi :
Refraksi Subjektif C. Lahan Praktik
pemeriksaan
Bidang Lensa Memiliki :
3.2 Melakukan pemeriksaan Kontak :
3.3 Menetapkan hasil peme- - Optikal 1. Memiliki tenaga
riksaan - Laboratorium Lensa laboratorium yang
3.4 Mencatat hasil pemerik- Kontak terkualifikasi.
saan
2. Refraksionis
4. Melakukan 4.1 Melakukan persiapan Optisien/Optometris
pemeriksaan pemeriksaan
penglihatan 3.Memiliki Sarana &
4.2 Memeriksa tajam Prasarana pendukung
binokuler

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 13


Kebutuhan Lahan
No Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria Lahan Praktik
Praktik
penglihatan binokuler yang berkaitan dengan
4.3 Melakukan pemeriksaan kebutuhan praktik
status diplopia optisi ( dispensing dan
surfacing )
penglihatan binokuler
4.4 Pemeriksan fungsi
akomo-dasi dan C. Lahan Praktik
konvergensi Bidang Lensa
4.5 Menetapkan hasil Kontak:

5. Mengolah Resep 5.1 Melakukan persiapan Memiliki :


Kacamata mengolah resep
1. Refraksionis
5.2 Menentukan parameter
Optisien/Optometris
lensa
5.3 Menentukan kebutuhan 2.Memiliki Sarana &
penglihatan pasien Prasarana pendukung
5.4 Mengindenfikasi yang berkaitan dengan
kebutuhan perlindungan kebutuhan praktik
Lensa Kontak
penglihatan
5.5 Mencatat hasil
pengolahan resep

6. Melakukan 6.1 Melakukan persiapan


Pemilihan Bingkai pemilihan bingkai
Kacamata kacamata
6.2 Melakukan pemilihan
bingkai berdasarkan
kebutuhan kosmetik
pasien
6.3 Melakukan pemilihan
bingkai berdasarkan lensa
koreksi
6.4 Melakukan pemilihatn
bingkai berdasarkan
kebutuhan kenyamanan
pasien
6.5 Membuat Catatan
Mengenai Bingkai Yang
Telah Dipilih.

7. Melakukan 7.1 Melakukan persiapan


Pemilihan Lensa pemilihan lensa kacamata

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 14


Kebutuhan Lahan
No Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria Lahan Praktik
Praktik
Kacamata 7.2 Menentukan Kebutuhan
lensa sesuai kelainan
refraksi
7.3 Menentukan Kebutuhan
lensa sesuai aktivitas
7.4 Menentukan Kebutuhan
lensa sesuai bentuk
bingkai yang dipilih
7.5 Melakukan pencatatan
hasil pemilihan lensa

8. Melakukan 8.1 Melakukan Persiapan


penyetelan penyetelan
kacamata 8.2 Melakukan penyetelan
8.3 Mengevaluasi hasil
penyetelan
8.4 Mencatat hasil penyetelan

9. Melakukan 9.1 Menyiapkan alat dan


Perakitan bahan
Kacamata 9.2 Melakukan tataletak
ukuran bingkai, lensa dan
mata
9.3 Membuat pola bingkai
9.4 Melakukan pemotongan
lensa
9.5 Melakukan penilaian hasil
pemotongan

10. Melakukan 10.1 Melakukan persiapan


Verifikasi (QC) verifikasi
Lensa dan 10.2 Melakukan pemeriksaan
Kacamata
lensa dan kacamata
10.3 Melakukan verifikasi
10.4 Melakukan pencatatan
hasil verifikasi

11. Melakukan 11.1 Melakukan Persiapan


Tatalaksana Tatalaksana
Pelayanan 11.2 Melakukan Tatalaksana
Refraksi Optisi

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 15


Kebutuhan Lahan
No Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria Lahan Praktik
Praktik
11.3 Melakukan Evaluasi
Tatalaksana
11.4 Melakukan pencatat hasil
Tatalaksana

12. Melakukan 12.1 Melakukan persiapan


Pemasangan pemasangan lensa kontak
Lensa Kontak Uji uji coba
Coba
12.2 Menentukan lensa kontak
uji coba
12.3 Menilai hasil pemasangan
lensa kontak uji coba
12.4 Melakukan pencatatan
hasil pemasangan lensa
kontak uji coba

13. Melakukan 13.1 Melakukan persiapan


Pesanan Lensa pesanan lensa kontak
Kontak 13.2 Menentukan Kekuatan
Dioptri
13.3 Menentukan jenis lensa
kontak yang akan dipesan
13.4 Memesan lensa kontak
sesuai kebutuhan

14. Melakukan 14.1 Melakukan persiapan


Bimbingan bimbingan lensa kontak
Pemakaian 14.2 Melakukan bimbingan
Lensa Kontak
pemakaian, pelepasan
dan perawatan lensa
kontak
14.3 Membimbing pasien
mengenali kelainan
pemakaian lensa kontak
14.4 Melakukan pemeriksaan
lanjutan

15. Melakukan 15.1 Persiapan pemeriksaan


Pemeriksaan subnormal
Penglihatan 15.2 Melakukan pemeriksaan
Subnormal
15.3 Menetapkan hasil

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 16


Kebutuhan Lahan
No Kompetensi Sub Kompetensi Kriteria Lahan Praktik
Praktik
pemeriksaan
15.4 Mencatat hasil
pemeriksaan penglihatan
sub normal

16. Melakukan 16.1 Melakukan perencanaan


Penyuluhan/Bimbi 16.2 Melaksanakan
ngan penyuluhan/ bimbingan
Pemeliharaan
pemeliharaan penglihatan
Penglihatan(pelay
anan refraksi, 16.3 Melakukan evaluasi
optisi dan lensa 16.4 Melakukan dokumentasi
kontak)

17. Mendokumentasik 17.1 Melakukan persiapan


an Pelayanan dokumentasi
Refraksi, Optisi 17.2 Melaksanakan
dan Lensa Kontak
dokumentasi pelayanan
Refraksi Optisi
17.3 Melakukan pelaporan

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 17


BAB IV
PENUTUP

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi merupakan acuan
bagi civitas akademika yang bertanggung jawab terhadap mata kuliah dan
pembelajaran praktik. Disamping itu, Standar lahan praktik ini juga sebagai
acuan bagi para pembimbing dilahan praktik dalam upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran praktik secara optimal yang pada akhirnya akan
meningkatkan kualitas lulusan.

Standar lahan praktik Pendidikan Diploma III Refraksi Optisi digunakan sebagai
acuan yang bersifat umum, dalam mengelola program pembelajaran praktik
bagi pendidikan program Diploma III Refraksi Optisi. Dalam implementasi
program pembelajaran praktik perlu dijabarkan secara khusus dalam pedoman
lahan praktik sesuai kebutuhan proses pembelajaran praktik dan kondisi
setempat tanpa mengabaikan Implementasi kurikulum.

Diharapkan para pengelola pendidikan, dosen memberi masukan khususnya


pembimbing praktik guna menyempurnakan standar lahan praktik.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi 18


KONTRIBUTOR

Standar Lahan Praktik Diploma III Refraksi Optisi ini berhasil disusun atas
partisipasi aktif dan kontribusi positif dari berbagai pihak, antara lain:

Tingkat Pusat :
Dr. Donald Pardede, MPPM; Dr. Asjikin Iman Hidayat Dachlan, MHA; Dra.
Trini Nurwati, M.Kes; Sri Sunarsih, DFM, Msi; Asep Fithri Hilman, S.Si, M.Pd;
Ismawiningsih, SKM, MKM; Yuyun Widyaningsih, S.Kep, MKM; Eric Irawati,
S.SiT; Ns I Ratnah, S.Kep; Dora Handyka, S.ST; Matadih, S.Sos.

Tingkat Daerah :
Dian Leila Sari, AmdRO, SPd, M.Kes (ARO LEPRINDO Jakarta); Benny
Sulistyono, AMd.RO (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Sri Wahyu
Budoyo Kusumo, AMd.RO, SE (ARO GAPOPIN Jakarta); Yusron
Shirmohammad, AMd.RO, SKM (ARO Surabaya); Sjaiful Anwar, AMd.RO,
SKM (ARO Surabaya); Timantha Ginting, AMd.RO, SPd (ARO Yayasan
Binalita Sudama Medan); Zulianti, AMd.RO, SKM (ARO Yayasan Binalita
Sudama Medan); Mochammad Kholil, AMd.RO, SKM (Prodi Diploma III
Refraksi Optisi STIKES Widya Husada Semarang); A.Bunyamin, AMd.RO
(Prodi Diploma III Refraksi Optisi Stikes Widya Husada Semarang);
Bunyamin R.A, A.Md.RO, SE (ARO Kartika Indera Persada Jakarta); Purna
Kurniawan, AMd.RO (ARO GAPOPIN Jakarta).

Dan semua individu/pihak yang telah membantu penyusunan Standar Lahan


Praktik Diploma III Ortetik Prosetik yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

LAMPIRAN I
SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
ANTARA
.......................................
DENGAN
.......................................
TENTANG
LAHAN PRAKTIK
No : ............................................

Pada hari ini ............ tanggal............................... bulan .................. tahun


........................................, kami Yang bertanda tangan dibawah ini :
1. Nama :
Jabatan : Kepala sub ( Kepala cabang )
Instansi : RS ( Optical )
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :
Jabatan : Pudir I
Instansi : ARO
Alamat :
Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama lahan
praktik bagi peserta didik institusi Akademi Refraksi optisi dengan ketentuan dan syarat
syarat sebagaimana tercantum dalam pasal pasal dibawah ini :

Pasal 1
KETENTUAN UMUM

1. Rumah Sakit / Optical Adalah ........................................


2. ARO / Institusi Adalah ........................................
3. Peserta praktik adalah Mahasiswa / mahasiswi Tingkat III ( akhir ) Semester 6
Tahun.....
4. Jenis Kegiatan Praktik adalah
..................................................................................

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian dalam bidang jenis
pelayanan bagi peserta didik Institusi Akademi Refraksi Optisi........... sesuai dengan
standar lahan praktik yang tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini

Pasal 3
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan kerjasama adalah :


1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
2. Sebagai fungsi sosial dan promosi di bidang pendidikan
3. Sebagai fungsi promosi dan rekrutment di Optical

Pasal 4
HAK

1. Hak PIHAK PERTAMA


a. Menentukan besar biaya praktik yang dibebankan.
b. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan.
c. Memperoleh penggantian atas alat yang rusak akibat kelalaian peserta
praktik.
d. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini.

2. Hak PIHAK KEDUA


a. Memanfaatkan sarana dan fasilitas untuk keperluan peserta didik sesuai
kesepakatan.
b. Mendapatkan kemudahan dalam praktik.
c. Menentukan sanksi kepada peserta praktik sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program kegiatan.
e. Memutuskan atau memperpanjang perjanjian kerjasama ini.

Pasal 5
KEWAJIBAN

1. Kewajiban PIHAK PERTAMA


a. Menyediakan sarana dan fasilitas sesuai dengan standar minimal lahan
praktik dan ruang lingkup pelayanan.
b. Mengatur pelaksanaan praktik.

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

c. Mengawasi dan membimbing kegiatan praktik.


d. Memberikan teguran, baik secara lisan maupun tertulis.

2. Kewajiban PIHAK KEDUA


a. Mengatur kegiatan peserta di lahan praktik.
b. Membayar biaya pelaksanaan praktik kepada PIHAK PERTAMA.
c. Memberikan pengarahan ruang lingkup lahan praktik.
d. Mentaati tata tertib yang berlaku di lahan praktik.
e. Mengganti kerusakan alat yang diakibatkan kelalaian peserta praktik.

Pasal 6
PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Kegiatan praktrek ditentukan sesuai dengan ruang lingkup oleh PIHAK


PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA memberikan surat pengantar dan jadwal kegiatan peserta
praktik.
3. Pelaksanaan praktik dibimbing oleh instruktur yang ditunjuk oleh pihak pertama.

Pasal 7
PEMBAYARAN

Pembayaran biaya praktikum sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan

Pasal 8
PELAPORAN DAN PENGAWASAN

1. PELAPORAN
a. Peserta praktik membuat laporan kegiatan.
b. Instruktur / pembimbing membuat laporan kegiatan

2. PENGAWASAN
Pengawasan kegiatan praktik dilakukan oleh instruktur dan pembimbing secara
bersama sama.

Pasal 9
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Jangka Waktu 3 ( tiga ) tahun sejak ................................... s/d ..................

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

2. Perjanjian dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak dengan


syarat- syarat ketentuan yang sama dan atau ditambah / dirubah atas
kesepakatan kedua belah pihak.
3. Dalam hal berakhirnya masa kegiatan kerjasama PIHAK KEDUA harus
memberitahu PIHAK PERTAMA selambat lambatnya 3 ( tiga ) bulan sebelum
berakhirnya perjanjian kerjasama.

Pasal 10
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJASAMA

1. Surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku lagi setelah berakhirnya masa
perjanjian kerjasama.
2. Salah satu pihak dapat memutuskan kerjasama dengan alasan yang jelas.

Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila timbul perbedaan pendapat atau perselisihan antara kedua belah pihak dalam
pelaksanaan perjanjian kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah.

Pasal 12
PENUTUP

1. Hal hal yang belum ditentukan atau memerlukan penyelesaian lebih lanjut akan
ditetapkan kemudian oleh kedua belah pihak yang akan dituangkan kedalam
suatu addendum yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Setiap perubahan yang menyangkut ketentuan dalam isi perjanjian ini harus
disepakati terlebih dahulu oleh kedua belah pihak.

Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani di ........... pada hari dan tanggal tersebut pada
awal perjanjian ini, dalam rangkap 2 ( dua ) bermaterai Rp. 6.000 ( enam ribu rupiah )
dan masing masing memiliki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PUDIR I KEPALA SUB / KACAB
AKADEMI REFRAKSI OPTISI........................ RUMAH SAKIT / OPTICAL .............

(..........................................................) (..........................................................)

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

LAMPIRAN II
LAPORAN EVALUASI PESERTA PRAKTIK

NAMA :
NIM :
INSTITUSI :
TEMPAT PRAKTIK :
INSTRUKTUR :
PEMBIMBING :

...................( hari ) .............


Absensi : %

REFRAKSI
KOMPETENSI PENILAIAN
1 2 3 4 KET
Melakukan Pemeriksaan Pendahuluan
Melakukan Refraksi Objektif
Melakukan Refraksi Subjektif
Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler

OPTISI
KOMPETENSI PENILAIAN
1 2 3 4 KET
Mengolah Resep Kacamata
Melakukan Pemilihan Bingkai Kacamata
Melakukan Pemilihan Lensa Kacamata
Melakukan penyetelan kacamata
Melakukan Verifikasi (QC) Lensa dan Kacamata
Melakukan Tatalaksana Pelayanan Refraksi Optisi

LENSA KONTAK
KOMPETENSI PENILAIAN
1 2 3 4 KET
Melakukan Pemasangan Lensa Kontak Uji Coba
Melakukan Pesanan Lensa Kontak
Melakukan Bimbingan Pemakaian Lensa Kontak

KET : Mengetahui,
1. Kurang INSTRUKTUR
2. Cukup
3. Baik
4. Sangat Baik ( )

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


CONTOH

LAMPIRAN III
LAPORAN TARGET PESERTA PRAKTIK

NAMA :
NIM :
INSTITUSI :
TEMPAT PRAKTIK :
INSTRUKTUR :
PEMBIMBING :

Absensi : ...................( hari ) ............. %

Target minimal pelayanan yang harus


dicapai/mahasiswa/periode waktu
Myopia/
No Jenis Pelayanan Hypermetropia Astigmatism Presbyopia Anisometropia
1 Refraksi (4) (8) (5) (3)
Target minimal pelayanan yang harus dicapai
Jenis Pelayanan Single Vision Bifokal Multifokal
2 Optisi (5) (2) (3)
Target minimal pelayanan yang harus dicapai
Jenis Pelayanan Spheris Torik
3 Lensa Kontak (4) (1)

Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi


Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi
Standar Lahan Praktik D-III Refraksi Optisi

Anda mungkin juga menyukai