Abstract
Credit takeover means credit which is taken over by other creditors under the same debtor.
Regulation concerning credit takeover in Indonesia is not explicitly stipulated in specific
legislation therefore legal protection for new creditor who conduct credit take over is still
bias mainly when the time of repayment and delivery of collateral are not conducted at the
same day.The method used in the present study is a normative legal research, namely legal
research which is conducted by examining the library materials or secondary law while in
finding and collecting the data is done by two approaches, namely the law and conceptual
approaches. The present study shows that credit takeover shall follows general regulation
concerning subrogation which is equipped with the implementation of freedom of contract
principle. Legal protection for new creditor within credit takeover can be obtained internally
through agreement that is made between new with former creditors coupled with the debtor.
Abstrak
Pengambil alihan kredit mempunyai arti kredit yang diambil alih dari satu kreditor oleh
kreditor lain untuk satu debitor yang sama. Pengaturan mengenai pengambil alihan kredit di
Indonesia belum secara tegas diatur dalam peraturan perundang-undangan yang khusus
sehingga masih belum sepenuhnya memberikan perlindungan hukum bagi kreditur terlebih
dalam posisi pada saat pelunasan dan penyerahan jaminan tidak dilakukan pada hari yang
sama. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau bahan hukum sekunder
sedangkan dalam mencari dan mengumpulkan data dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
pengambilalihan kredit mengkuti ketentuan umum mengenai subrogasi yang dilengkapi
dengan implementasi asas kebebasan berkontrak. Perlindungan hukum bagi kreditur dalam
pengambilalihan kredit dapat diperoleh secara internal melalui perjanjian yang dibuat antara
kreditor baru dengan kreditur lama dan kreditur baru dengan debitur.
107
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
3
J. Andi Hartanto, Hukum Jaminan Dan
Kepailitan Hak Kreditor Separatis Dalam
1
M. Isnaeni, “Peranan Hukum Jaminan Pembagian Hasil Penjualan Benda Jaminan
Dalam Bidang Ekonomi”, Jurnal, Yuridika, No. 2 Debitor Pailit, Laksbang Justitia, Surabaya, 2015,
Tahun X Mei-Juni 1995, hlm. 1. hlm. 21.
2 4
Ibid, hlm. 2. Ibid.
108
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
pelunasan debitor berupa hasil laba dari sebagaimana dijelaskan dalam Undang-
perusahaan debitor sudah tidak mencukupi Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang
untuk membayar kredit yang ada, maka Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta
hasil eksekusi jaminan tersebut Benda-benda Yang Berkaitan Dengan
diharapkan menjadi sumber alternatif Tanah (untuk selanjutnya ditulis UUHT).
pelunasan terakhir untuk kredit yang ada5. Pertumbuhan ekonomi
Seringkali meskipun debitor telah diikat menyebabkan kebutuhan debitor akan
dalam suatu perjanjian kredit dengan modal bertambah, yang digunakan untuk
kekuatan hukum yang berlaku dan sudah menumbuhkan usahanya, sehingga
dilakukan analisis terhadap jaminan kredit kebutuhan kredit debitor akan bertambah
yang ada, pemberian kredit dalam atau ingin lebih mengefisienkan dan
perbankan masih mengandung resiko mengefektifkan kredit yang telah
kegagalan atau kemacetan dalam diterimanya, yang artinya penambahan
pelunasannya sehingga bank dalam jumlah kredit yang diterima debitor dapat
praktek sering berhadapan dengan kredit menunjang pertumbuhan, dan dengan
bermasalah (kredit macet) dan membuat biaya yang dikeluarkan semakin sedikit,
kinerja perbankan tidak selalu berjalan maka lebih efektif dan efisien pemakaian
dengan lancar.Fokus penulisan ini untuk kredit yang diterima oleh debitor. Kadang
jaminan tanah dan bangunan yang berdiri kreditor yang telah memberikan kredit
diatasnya, yang menggunakan lembaga kepada debitornya cenderung konservatif
jaminan hak tanggungan. atau berhati-hati dalam menentukan kredit
Hak Tanggungan adalah salah satu yang diberikan, termasuk dalam hal
jenis dari hak jaminan disamping Hipotik, jumlah, jangka waktu, suku bunga dan
Gadai dan Fidusia. Hak jaminan biaya-biaya lain. Namun dengan
dimaksudkan untuk menjamin utang perkembangan yang terjadi, bukan hanya
seorang debitor yang memberikan hak di dunia usaha saja, tetapi juga dalam
utama kepada seorang Kreditor tertentu, bidang perbankan, menyebabkan
yaitu pemegang hak jaminan itu, untuk persaingan terjadi antar bank satu dengan
didahulukan terhadap kreditor-kreditor bank yang lain, atau kreditor satu dengan
6
lain apabila debitor cedera janji , kreditor yang lain.
5
Ibid.
6
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan
Asas-asas, Ketentuan Pokok, Dan Masalah yang Mengenai Undang-undang Hak Tanggungan),
Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian Alumni, Bandung, 1999, hlm. 4.
109
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
110
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
111
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
12
Mariam Darus Badrulzaman, Perjanjian
15
Kredit Bank, Alumni, Bandung, 1983, hlm. 22. Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan
13
Ibid. Kebendaan Bagi Tanah dan benda Lain Yang
14
Muchdarsyah Sinungan, Dasar-dasar Melekat Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan
dan Teknik Management Kredit, Bina Asas Pemisahan Horisontal, Nuansa Madani,
Aksara,Jakarta, 1984, hlm. 12. Jakarta, 2011, hlm. 170.
112
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
113
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
terhadap kreditur lama. Utang piutang diberi nama kreditor lama”.19 Lebih lanjut
yang lama dan segala kewajiban antara dijelaskan pada Pasal 1400KUH Perdata
pihak kreditur dan debitur dihapus, untuk mengenai cara terjadinya subrogasi yaitu
kemudian dihidupkan kembali bagi terjadi karena persetujuan (secara
kepentingan pihak ketiga. Melalui take langsung) dan terjadi karena undang-
overini, maka setelah terjadinya take over, undang (secara tidak langsung).
kreditur baru berkedudukan menjadi pihak Menurut Herlien Budiono, adanya
pertama, yaitu pihak yang memberi pembayaran dari pihak ketiga tersebut
pembiayaan. Debitur tetap menjadi pihak tidak serta-merta mengakhiri perikatan,
yang berhutang, dari kreditur lama tetapi selanjutnya debitur akan menjadi
menjadi kepada kreditur baru. lawan kontrak kreditur baru. Dipenuhinya
Dalam dunia bisnis perbankan, prestasi oleh pihak ketiga mengakibatkan
take over merupakan suatu istilah yang digantikannya kedudukan kreditur lama
dipakai dalam hal pihak ketiga memberi oleh kreditur baru. Dalam hal ini
kredit kepada debitur yang bertujuan kewajiban kreditur tidak berakhir, namun
untuk melunasi hutang debitur kepada debitor tetap harus memenuhi prestasinya
kreditur awal dan memberikan kredit baru kepada kreditur baru, yaitu pihak ketiga
kepada debitur sehingga kedudukan pihak yang sebelumnya telah membayar
ketiga ini menggantikan kedudukan kewajiban kreditur kepada kreditur
kreditur awal. Peristiwa take over dalam lama.20
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Subrogasi dapat terjadi karena
(KUHPerdata) dikenal juga dengan perjanjian dan dapat juga terjadi karena
sebutan “subrogasi”. undang-undang. Masih menurut Herlien
Pengertian mengenai subrogasi Budiono, subrogasi terbagi menjadi 2
terdapat dalam Pasal 1400 KUHPerdata (dua), yaitu : Pertama, subrogasi atas
yang menyatakan bahwa subrogasi adalah inisiatif kreditor, sebagaimana dimaksud
“penggantian hak-hak kreditor oleh dalam Pasal 1401 ayat (1) KUHPerdata,
seorang pihak ketiga yang membayar yaitu dikatakan telah terjadi subrogasi
kreditor itu dan pihak ketiga itu dalam
19
rangka pembahasan ini diberi nama Tan Thong kie, Studi Notariat dan
Serba-serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru Van
kreditor baru, sedang kreditor yang Hoeve, Jakarta, 2002, hlm. 337.
20
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum
menerima pembayaran dari pihak ketiga Perjanjian dan Penerapannya Di Bidang
Kenotariatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014,
hlm. 175.
114
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
yang inisiatifnya datang dari pihak sehingga secara umum mengenai take
kreditur dengan menerima pembayaran over masih tunduk kepada ketentuan
dari pihak ketiga (kreditur baru) subrogasi yang termuat di dalam
menetapkan bahwa adalah orang ini yang KUHPerdata. Untuk melengkapi hal-hal
akan menggantikan hak-hak yang yang secara general tidak diatur dalam
dimilikinya terhadap debitur. Kedua, ketentuan mengenai subrogasi dalam
subrogasi atas inisiatif debitur, pada KUHPerdata digunakanlah klausul-
subrogasi ini debitur terlebih dahulu klausul tambahan dalam perjanjian take
terjadi pinjam meminjam uang antara over yang selanjutnya mengikat
debitur dengan kreditur baru untuk berdasarkan asas kebebasan berkontrak
selanjutnya dinyatakan bahwa debitur sebagaimana telah disebutkan dalam Pasal
dalam melunasi hutangnya kepada 1338 KUHPerdata. Segala klausul yang
kreditur lama digunakanlah uang digunakan untuk melengkapi ketentuan
pinjaman dari kreditur baru.21 mengenai subrogasi mengikat sebagai
Pada proses take over termasuk undang-undang bagi pihak kreditur baru
kedalam subrogasi karena perjanjian dan maupun bagi pihak debitur.
termasuk pula kedalam subrogasi atas
Kedudukan Surat Kuasa
inisiatif dari debitur. Tan Thong Kie
Membebankan Hak Tanggungan
menyatakan bahwa menurut undang-
(SKMHT) Dalam Proses Take Over
undang, subrogasi harus dilakukan secara
Secara umum, mekanisme yang
tegas (uitdrukkelijk) dan pada saat yang
terjadi dalam peralihan kredit atau take
sama (gelijktijdig). Syarat tersebut mutlak
22 over diawali dari adanya permohonan
harus terpenuhi. Terjadinya subrogasi
kredit oleh debitur, selanjutnya untuk
mengakibatkan pula beralihnya jaminan
keperluan tersebut dilakukan penyerahan
yang menjadi perjanjian tambahannya
semua kelengkapan yang meliputi data
sehingga dalam hal ini benar adanya
dan syarat-syarat pengajuan kredit. Pada
bahwa subrogasi harus dilakukan secara
tahapan berikutnya dilakukan survey oleh
tegas.
Credit Officer (BI checking, trade
Sampai dengan saaat ini belum ada
checking, wawancara debitur, checking
peraturan perundang-undangan yang
jaminan).Dari hasil survey tersebut
secara khusus mengatur tentang take over
apabila dinyatakan telah memenuhi syarat
21
Ibid. maka akan dilanjutkan dengan pembuatan
22
Tan Thong Kie, Op. Cit., hlm. 684 .
115
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
proposal kredit yang selanjutnya akan kewajiban debitur tersebut timbul kembali
diajukan kepada komite kredit. dengan kreditur baru. Dengan terjadinya
Jika proposal tersebut telah perjanjian take over ini, maka akan
disetujui oleh komite kredit maka untuk menimbulkan akibat hukum, yaitu hak dan
selanjutnya dilakukanlah penandatangan kewajiban timbal balik bagi masing-
akad kredit dan pengikatan jaminan yang masing pihak.
wajib dihadiri oleh pihak bank dan Kedudukan jaminan dalam take
debitur. Pada proses selanjutnya, setelah over pembiayaan termasuk pada subrogasi
dilakukan pengikatan jaminan, maka atas inisiatif debitur sesuai Pasal 1401ayat
debitur dengan didampingi perwakilan (2) yang menyatakan pihak debitur
dari kreditur baru menuju ke kreditur lama meminjam uang kepadapihak ketiga untuk
untuk melakukan pelunasan dengan dana melunasi hutangnya kepada kreditur
yang diperoleh dari pihak ketiga, dalam danmenetapkan bahwa pihak ketiga
hal ini adalah kreditur baru. Setelah tersebut akan mengambil alihposisi
pelunasan dilakukan, selanjutnya wajib kreditur. Akibat hukum dari take over
meminta slip tanda pelunasan serta asli tersebut adalah beralihnya piutang
bukti kepemilikan jaminan untuk kreditur lama kepada kreditur baru yang
selanjutnya dapat dibebani Hak kemudian menggantikan kedudukan dan
Tanggungan dengan terlebih dahulu hak kreditur. Haklain yang seharusnya
dilakukan roya (pencoretan hak) atas berpindah menurut undang-undang adalah
nama kreditur lama. hak jaminan atas objek jaminan yang
Setelah disetujuinya akad take digunakan sebagai agunan.
over,maka selanjutnya dituangkan dalam Dalam hal take over pembiayaan
perjanjian sehingga dengan demikian sisa dengan objek jaminan berupa tanah yang
kewajiban nasabah kepada kreditur lama telah dibebani Hak tanggungan, dilakukan
dilunaskan oleh calon kreditur baru melalui proses roya atau pencoretan di
tersebut. Dana pelunasan inilah kantor Badan Pertanahan Nasional
selanjutnya yang berpindah di dalam terlebih dahulu untuk menghapus
skema pembiayaan. Pada konsep ini kedudukan kreditur awal sebagai
sebenarnya tidak ada perpindahan hak pemegang hak jaminan. Setelah proses
dankewajiban karena debitur sebenarnya roya selesai maka dilanjutkan dengan
telah menyelesaikan kewajibannya pada pembebanan hak Tanggungan atas dasar
kreditur lama dan selanjutnya hak dan Surat Kuasa Membebankan Hak
116
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
117
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
untuk melakukan perbuatan hukum lain pada huruf ini adalah jumlah utang sesuai
dalam ketentuan ini, misalnya tidak dengan yang diperjanjikan sebagaimana
memuat kuasa untuk menjual, dimaksud dalam Pasal 3 (1)
menyewakan obyek Hak Tanggungan atau UUHT.”SKMHT yang telah dibuat tidak
memperpanjang hak atas tanah. dapat ditarik kembali atau tidak dapat
Ketentuan Pasal 15 (1) UUHT ini berakhir oleh sebab apapun juga, dengan
menuntut agar SKMHT dibuat secara demikian ketentuan mengenai berakhirnya
khusus hanya memuat pemberian kuasa kuasa sebagaimana diatur dalam Pasal
untuk membebankan Hak Tanggungan 1813, 1814 dan 1816 KUHperdata tidak
saja, sehingga dengan demikian juga berlaku untuk SKMHT. SKMHT ini
terpisah dari akta-akta lain. Apabila syarat hanya dapat berakhir apabila kuasa
ini tidak dipenuhi atau dilanggar maka tersebut telah dilaksanakan atau apabila
SKMHT yang bersangkutan batal demi jangka waktu SKMHT telah berakhir.
hukum, sehingga SKMHT yang Apabila APHT tidak dibuat dalam jangka
bersangkutan tidak dapat digunakan waktu yang telah ditetapkan maka
sebagai dasar pembuatan APHT. SKMHT tersebut batal demi hukum.
Yang dimaksud dengan pengertian Secara umum jangka waktu
“memuat kuasa substitusi” menurut berlakunya suatu SKMHT diatur dalam
UUHT adalah pemberian kuasa untuk Pasal 15 (3) dan (4) UUHT yaitu: 1)
penggantian penerima kuasa melalui Untuk SKMHT mengenai hak atas tanah
pengalihan. Demikian ditentukan dalam yang sudah terdaftar wajib diikuti dengan
Penjelasan Pasal 15 (1) huruf b UUHT. pembuatan APHT selambat-lambatnya 1
Lebih lanjut dijelaskan “bukan merupakan (satu) bulan setelah ditandatanganinnya
substitusi, jika penerima kuasa SKMHT. 2) Untuk SKMHT mengenai
memberikan kuasa kepada pihak lain hak atas tanah yang belum terdaftar wajib
dalam rangka penugasan untuk bertindak diikuti dengan pembuatan APHT
mewakilinya, misalnya direksi Bank selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah
menugaskan pelaksanaan kuasa yang ditandatanganinya SKMHT.Selain itu,
diterimanya kepada kepala cabangnya untuk SKMHT mengenai tanah yang
atau pihak lain.25 sudah bersertifikat namun belum atas
Menurut penjelasan Pasal 15 (1) c nama dari pemegang hak wajib diikuti
UUHT, “jumlah utang yang dimaksud dengan pembuatan APHT selambat-
25
Ibid, hlm. 106-107.
118
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
119
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
sama, terjadi pembebanan ulang Hak disebutkan bahwa dalam Akta Pemberian
Tanggungan. Padahal dalam Akta Hak Tanggungan terdapat janji-janji
Pembebanan Hak Tanggungan terdapat antara lain yaitu janji bahwa pemberi Hak
janji dan ketentuan dalam perjanjian Tanggungan tidak akan melepaskan
kredit sebelumnya, dilarang mengalihkan haknya atas objek Hak Tanggungan tanpa
obyek jaminan sebelum kredit lunas. Surat persetujuan tertulis lebih dahulu dari
Roya adalah bukti dari lunasnya hutang Pemegang Hak Tanggungan (dalam hal
debitur kepada kreditur. Apabila Notaris ini bank), yang mana bukti tertulis
/PPAT menggunakan SKMHT sebagai tersebut berupa surat bukti pelunasan
alat atau sarana take over tanpa surat roya hutang dan surat roya. Dilihat dari segi
terbit pada hari yang sama, artinya kewenangan, sebagai salah satu syarat
pemilik sertifikat/penjamin memberikan sahnya perjanjian menurut Pasal 1320
kuasa ulang kepada bank selanjutnya yang KUHPerdata, pemberi Hak Tanggungan
akan mengambil alih jaminan (untuk belumlah sah untuk menguasakan
disebut Penerima Kuasa). Akibatnya, pembebanan Hak Tanggungan yang baru
terhadap akta yang dibuat oleh Notaris tanpa adanya surat bukti pelunasan atau
dapat terjadi cacat hukum. surat roya dari pemegang Hak
Pada saat pembuatan SKMHT dan Tanggungan, sehingga akta SKMHT
Akta Pembebanan Hak Tanggungan, tersebut dapat dipertanyakan
harus sudah ada keyakinan pada Notaris keabsahannya.
atau PPAT yang bersangkutan bahwa
PENUTUP
pemberi Hak Tanggungan mempunyai
Kesimpulan
kewenangan untuk melakukan perbuatan
Ketentuan mengenai pengalihan
hukum terhadap obyek Hak Tanggungan
kredit (take over) dalam hukum yang
yang dibebankan, walaupun kepastian
berlaku di Indonesia mengikuti ketentuan
mengenai dimilikinya kewenangan
dalam KUHPerdata tentang subrogasi.
tersebut baru dipersyaratkan pada saat
Mengenai ketentuan yang secara umum
pemberian Hak Tanggungan itu didaftar.
tidak diatur dalam bab tentang subrogasi
Sesungguhnya pemberi Hak Tanggungan
dilengkapi dengan klausul-klausul dalam
belum mempunyai kewenangan untuk
perjanjian take over yang dibuat
menguasakan pembebankan Hak
berdasarkan asas kebebasan berkontrak
Tanggungan yang baru, sebab pada Pasal
dan mengikat sebagaimana undang-
11 ayat (2) huruf g UUHT telah
120
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
undang bagi pihak kreditur baru dan dan benda Lain Yang Melekat
debitur. Take Over merupakan jenis Pada Tanah Dalam Konsepsi
Penerapan Asas Pemisahan
subrogasi yang lahir karena perjanjian dan
Horisontal, Nuansa Madani,
atas inisiatif dari debitur. Pada posisi ini Jakarta.
debitur meminjam uang kepada pihak H.H.A. Savelberg, 1885, De crediet
ketiga untuk melunasi hutangnya kepada Hypotheek, diss.
kreditur. Dari posisi ini kedudukan Herlien Budiono, 2014, Ajaran Umum
Hukum Perjanjian dan
kreditur lama digantikan oleh pihak ketiga
Penerapannya Di Bidang
sebagai kreditur baru. Kenotariatan, Citra Aditya Bakti,
Perlindungan hukum bagi kreditur Bandung.
baru dalam proses take over dapat J. Andi Hartanto, 2015, Hukum Jaminan
diperoleh secara internal melalui klausul- Dan Kepailitan Hak Kreditor
Separatis Dalam Pembagian Hasil
klausul yang termuat dalam perjanjian
Penjualan Benda Jaminan Debitor
take over. Selain itu terdapat perlindungan Pailit, Laksbang Justitia,
hukum yang bersifat eksternal dari Surabaya.
kreditur yaitu melalui pembuatan SKMHT J.A. Levy, 1873, Rekening Courant.
dengan memastikan bahwa pelunasan dan Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja,
roya terhadap jaminannya dilakukan pada 2006, Hak Tanggungan, Kencana
Prenada Media, Jakarta.
hari yang sama.
Mariam Darus Badrulzaman, 1983,
Perjanjian Kredit Bank, Alumni,
Saran
Bandung.
Diperlukan regulasi yang secara
Muchdarsyah Sinungan, 1984, Dasar-
khusus mengatur tentang take over karena
dasar dan Teknik Management
perjanjian take over ini sangat berperan Kredit, Bina Aksara, Jakarta.
dalam perekonomian, khususnya dalam Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian
transkasksi perbankan agar mampu Hukum, Kencana Prenada Media,
Jakarta.
memberikan perlindungan hukum dan
Suharnoko, 2012, Doktrin Subrogasi,
kepastian hukum baik bagi kreditur
Novasi Dan Cessie, Kencana
maupun bagi debitur. Prenada Media, Jakarta.
Sutan Remy Sjahdeini, 1999, Hak
DAFTAR PUSTAKA
Tanggungan Asas-asas, Ketentuan
Buku-Buku Pokok, Dan Masalah yang
Djuhaendah Hasan, 2011, Lembaga Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu
Jaminan Kebendaan Bagi Tanah Kajian Mengenai Undang-undang
121
Al’Adl, Volume X Nomor 1, Januari 2018 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124
122