Abstract
The objectives of this study are to investigate implementation of prudential banking principle on cover notes
issued by notaries/conveyancers as requirements for loan disbursement. This research used the descriptive
empirical research method. The data of research consisted of primary and secondary data. They were collected
sense of security for banks in loan disbursement. The cover notes do not bear a legal force because none of
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan prinsip kehati-hatian terhadap covernote notaris/
PPAT sebagai syarat pencairan pembiayaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan penelitian
hukum empiris yang bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder
dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumen, selanjutnya dianalisis
menggunakan teknik analisis kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui bahwa covernote ialah surat keterangan
yang dibuat oleh notaris/PPAT untuk menerangkan bahwa sertifikat hak atas tanah yang akan menjadi obyek
Hak Tanggungan sedang dalam proses pengurusan di kantor pertanahan. Covernote memberikan keyakinan
dan rasa aman bagi bank dalam mencairkan pembiayaan. Covernote tidak memiliki kekuatan hukum karena
tidak ada satupun pasal dalam Undang-Undang yang menafsirkan tugas dan kewenangan notaris/PPAT untuk
membuat covernote.
Kata Kunci: Prinsip kehati-hatian, covernote, pembiayaan
187
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
Perbankan Indonesia dalam melakukan atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan Nasabah Debitur untuk melunasi hutangnya atau
menggunakan prinsip kehati-hatian. Tujuan mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
perbankan Indonesia berdasarkan asas tersebut dengan yang diperjanjikan.
adalah untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
Salim HS memberikan suatu definisi mengenai
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
hukum jaminan sebagai keseluruhan dari kaidah-
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan
kaidah hukum yang mengatur hubungan hukum
ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
antara pemberi dan penerima jaminan dalam
kesejahteraan rakyat banyak (Mia Lasmi Wardiah,
kaitannya dengan pembebanan jaminan untuk
2013 : 27-28).
mendapatkan fasilitas kredit (Salim HS, 2005
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 6). Fungsi jaminan adalah meyakinkan bank
10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang- bahwa debitor mempunyai kemampuan untuk
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai
(Selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan) dengan perjanjian yang telah disepakati bersama.
yang merupakan Undang-Undang Perbankan di (Hermansyah, 2005 : 69)
Indonesia membedakan bank berdasarkan kegiatan
Bank perlu meminta jaminan tambahan
usahanya menjadi dua, yaitu bank yang menjalankan
terutama yang bersifat kebendaan agar lebih
kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang
memberikan rasa aman kepada bank. Jaminan
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
tambahan itu disebutkan dalam Pasal 1 butir 23
syariah yang diatur dalam Undang-Undang Republik
Undang-Undang Perbankan sebagai agunan. Pasal
Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
1 butir 23 mendefinisikan Agunan sebagai Jaminan
Syariah.
tambahan diserahkan nasabah debitur kepada bank
Peran strategis perbankan dalam menyerasikan dalam rangka mendapatkan fasilitas kredit atau
dan menyeimbangkan pemerataan pembangunan, pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah. Permintaan
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional jaminan kebendaan oleh bank merupakan realisasi
adalah dengan pemberian pinjaman dana kepada dari prinsip kehati-hatian bank sebagaimana yang
masyarakat melalui pembiayaan. Pengertian telah ditentukan dalam Undang-Undang Perbankan
pembiayaan menurut Pasal 1 Butir 12 Undang- (Muhammad Djumhana, 1993 : 15).
Undang Perbankan ialah Penyediaan uang atau
Lembaga jaminan yang oleh lembaga perbankan
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
dianggap paling efektif dan aman adalah tanah dengan
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
jaminan Hak Tanggungan. Tanah memegang peranan
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
yang sentral dalam kehidupan dan perekonomian
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
Indonesia yang bersifat agraris (Sunarjati Hartono,
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
1978 : 8). Selain harga jual yang tinggi, tanah
imbalan atau bagi hasil.
mempunyai nilai yang terus meningkat dalam
Bank dalam penyaluran kredit maupun kurun waktu tertentu dan tidak akan mengalami
pembiayaan kepada nasabah mempunyai suatu kemerosotan (J. Satrio, 1998 : 1). Terhadap tanah
risiko. Risiko tersebut adalah jika pinjaman tersebut oleh pihak bank dilakukan pengikatan Hak
yang diberikan oleh bank kepada nasabah tidak Tanggungan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4
dilunasi pembayarannya oleh nasabah yang Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah
bersangkutan. Keadaan tersebut akan menimbulkan Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah
kerugian bagi pihak bank dan akan merugikan (Gunarto Suhardi, 2003 : 92).
perekonomian negara. Terhadap risiko tersebut maka
Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan
jaminan mutlak diperlukan dalam utang piutang
menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (1) Undang-Undang
sehingga ada kepastian kepada kreditor bahwa
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang
uang yang dipinjamkan akan terbayar. Hal tersebut
Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda
selaras dengan isi dari Pasal 8 Ayat (1) Undang-
Yang Berkaitan Dengan Tanah (selanjutnya disebut
Undang Perbankan yang menyatakan bahwa dalam
dengan Undang-Undang Hak Tanggungan) adalah
memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan
hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
prinsip Syariah, Bank Umum wajib mempunyai
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam
188
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar karena notaris/PPAT belum dapat menyelesaikan
Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut pekerjaannya dalam kaitannya dengan tugas dan
benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan kewenangannya untuk menerbitkan akta otentik.
dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, Hal ini dilakukan apabila permohonan perjanjian
yang memberikan kedudukan yang diutamakan kredit atau pembiayaan persyaratannya belum
kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lengkap sehingga untuk mengatasi kekurangan
lain (Kansil, 1997 : 19-20). Undang-Undang ini notaris/PPAT mengeluarkan covernote sebagai
Hak Tanggungan sebagaimana disebutkan dalam pemberitahuan atau keterangan bahwa surat-surat
penjelasan umum nomor 3 menyebutkan bahwa tanah calon debitor masih dalam proses roya, balik
ciri-ciri dari Hak Tanggungan sebagai lembaga hak nama, ataupun proses pemecahan apabila sudah
jaminan atas tanah yang kuat adalah: bersertifikat.
1. Memberikan kedudukan yang diutamakan atau
Perbankan dalam prakteknya menggunakan
mendahulu kepada pemegangnya;
covernote sebagai bukti pengikatan jaminan/ atau
2. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan dalam
pegangan sementara bagi bank dalam mencairkan
tangan siapapun obyek itu berada;
pembiayaan. Covernote muncul berdasarkan
3. Memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas,
praktek kebiasaan dan kebutuhan yang mendesak.
sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan
Kebutuhan tersebut salah satunya adalah untuk
memberi kepastian hukum kepada pihak-pihak
mencairkan pembiayaan bagi calon nasabah yang
yang berkepentingan, dan
telah dinyatakan layak untuk memperoleh fasilitas
4. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.
kredit atau pembiayaan.
Menurut Undang-Undang Hak Tanggungan,
Notaris/PPAT harus hati-hati dalam membuat
hak atas tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan
covernote agar covernote tersebut tidak membawa
adalah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
permasalahan di kemudian hari. Kehati-hatian
Bangunan dan Hak Pakai atas tanah Negara yang
notaris/PPAT ini juga merupakan upaya memberikan
menurut ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan
perlindungan hukum terhadap kreditor yang
menurut sifatnya dapat dipindahtangankan (Pasal 4
merupakan rekanan notaris/PPAT yang membuat
Undang-Undang Hak Tanggungan), dan Bangunan
covernote tersebut sehingga tidak merusak
Rumah Susun serta Hak Milik Atas Satuan Rumah
kepercayaan dan kemitraan yang selama ini di
Susun yang berdiri di atas tanah Hak Milik, Hak
bangun oleh kreditor dan notaris/PPAT. Berdasarkan
Guna Bangunan dan Hak Pakai yang diberikan oleh
uraikan tersebut, penting untuk dikaji mengenai
Negara (Pasal 27 Undang-Undang Hak Tanggungan)
pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan
(Rachmadi Usman, 1999 : 79).
terhadap covernote notaris/Pejabat Pembuat Akta
Pencaiaran pembiayaan yang diikuti dengan Tanah sebagai syarat pencairan pembiayaan.
pemasangan Hak Tanggungan tidak terlepas dari
peran notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah
(PPAT) sebagai pejabat umum. Pengikatan jaminan
B. Metode Penelitian
dalam pembiayaan dengan Hak Tanggungan
memerlukan akta PPAT yang dibuat oleh pejabat Penelitian ini merupakan penelitian hukum
yang diberi kewenangan untuk membuat akta empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
autentik yang berhubungan dengan tanah karena mencari kebenaran data di lapangan mengenai
Hak Tanggungan adalah hak yang dibebankan atas alasan digunakannya covernote sebagai syarat
tanah berikut atau tidak berikut benda-benda yang pencairan pembiayaan, kekuatan hukum covernote,
ada diatasnya. dan bagaimana pelaksanaan prinsip kehati-hatian
perbankan terhadap covernote notaris/PPAT yang
Pesatnya perkembangan bisnis perbankan
digunakan sebagai syarat pencairan pembiayaan.
dan tingginya tingkat persaingan antar bank
Pada penelitian hukum empiris, maka yang
menyebabkan perbankan mempermudah penyaluran
diteliti pada awalnya adalah data sekunder, untuk
pembiayaan kepada masyarakat. Salah satunya
kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap
adalah bank mencairkan pembiayaan setelah
data primer dilapangan atau terhadap masyarakat
ada covernote sebagai pernyataan sepihak dari
(Soerjono Soekanto, 2005 : 7). Sumber data primer
notaris/PPAT. Covernote merupakan surat
diperoleh dari hasil wawancara dengan pejabat yang
keterangan yang di keluarkan oleh notaris/PPAT
189
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
berwenang di PT. BPRS Insan Madani Sukoharjo Lumbung desa sebagai sistem perkreditan
dan notaris/PPAT rekanan bank serta sumber data zaman dahulu dirasakan sangat bermanfaat
sekunder dengan studi dokumen yang dapat berupa bagi masyarakat tani di pedesaan karena pada
jurnal, buku–buku aktual, peraturan perundang- waktu itu peredaran uang belum menjangkau
undangan, hasil penelitian, media elektronik serta masyarakat tani di pedesaan sehingga pinjaman
bahan kepustakaan lainnya. Teknik analisis dengan dalam bentuk padi lebih menguntungkan
menggunakan teknik analisis kualitatif. Berdasarkan dan lebih praktis daripada pinjaman dalam
wawancara diketahui bahwa keberadaan covernote bentuk uang. Selain itu pinjaman padi tidak
memberikan keyakinan, kepercayaan, dan rasa aman mengganggu kestabilan harga padi yang
bagi bank dalam mencairkan pembiayaan. Covernote menjadi penghasilan utama masyarakat desa
yang timbul berdasarkan praktek dan kebutuhan (Warkum Sumitro, 2004 : 126).
tersebut tidak memiliki kekuatan hukum karena
Keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat
tidak ada satupun pasal dalam Undang-Undang
Syariah secara khusus dijabarkan antara lain
yang menafsirkan tugas dan kewenangan notaris/
dalam bentuk Surat Keputusan Direksi Bank
PPAT untuk membuat covernote oleh karena itu bank
Indonesia Nomor 32/34/Kep/Dir tanggal 12
harus menegakkan prinsip kehati-hatian terhadap
Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan
pembiayaan yang diberikan.
Prinsip Syariah, Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia Nomor 32/36/Kep/Dir tertanggal 12
Mei 1999, Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 32/4/KPPB tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank
Perkreditan Rakyat berdasarkan Prinsip Syariah,
1. Pelaksanaan Pencairan Pembiayaan dengan
dan yang terakhir di atur dalam Peraturan Bank
Syarat Diterbitkannya Covernote oleh
Indonesia Nomor 11/23/PBI/2009 tentang Bank
Notaris/PPAT
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank memiliki kegiatan usaha pokok berupa
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagai
menghimpun dana dari pihak yang kelebihan
salah satu lembaga kepercayaan masyarakat
dana untuk kemudian menyalurkan kembali
yang kegiatan us ahanya berdas arkan
dana tersebut ke masyarakat yang kekurangan
Prinsip Syariah dituntut agar selalu dapat
dana dalam jangka waktu tertentu. Bank syariah
mengemban amanah dari para pemilik dana
merupakan salah satu produk perbankan yang
dengan cara menyalurkannya dalam bentuk
berlandaskan sistem perekonomian Islam.
pembiayaan untuk usaha produktif dalam
Bank syariah pada awalnya dikembangkan
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
sebagai suatu respon dari kelompok ekonomi
Adapun secara garis besar tahapan proses
dan praktisi perbankan muslim yang berupaya
pembiayaan mulai dari pengajuan sampai
mengakomodasi desakan dari berbagai pihak
pencairan pembiayaan dapat dijabarkan sebagai
yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi
berikut:
keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan
a. Tahap pengajuan pembiayaan yaitu :
nilai moral dan prinsip-prinsip syariah Islam.
1) Marketing mencari nasabah atau
Wacana pendirian bank Islam di Indonesia baru
dilakukan pada tahun 1990. Industri perbankan calon nasabah dapat menghubungi
yang pertama menggunakan sistem syariah petugas pelayanan pembiayaan
adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan mendatangi bank pada
yang didirikan pada tahun 1991 dan memulai hari atau jam kerja untuk mengisi
formulir permohonan pembiayaan dan
kegiatan operasionalnya pada bulan mei 1992
(Zainuddin Ali, 2010 : 22). dilakukan wawancara pendahuluan
secara singkat.
Berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat 2) Petugas pelayanan pembiayaan
Syariah di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari setelah melakukan permintaan IDI
Bank Perkreditan Rakyat pada umumnya. Bank bank Indonesia kemudian menyusun
Perkreditan Rakyat pada hakikatnya merupakan dokumen yang diperlukan untuk
modifikasi (model baru) dari Lumbung Desa diserahkan kepada bagian survei dan
dan Bank Desa yang ada sejak tahun 1980an. analisa.
190
b. Tahap Analisis Pembiayaan oleh Staf c. Tahap Realisasi Pembiayaan,
Survei dan Analisa Pembiayaan yaitu : 1) Petugas administrasi pembiayaan
1) Petugas memastikan kelengkapan menerima berkas pembiayaan dari
dokumen persyaratan pembiayaan manager pembiayaan kemudian
dan mencocokkan data kemudian mempersiapkan administrasi untuk
mempelajari berkas permohonan realisasi termasuk menghitung biaya
pembiayaan untuk memperoleh realisasi, menghubungi calon nasabah,
gambaran awal kondisi calon nasabah menghubungi notaris/PPAT rekanan
kemudian mempersiapkan hal-hal untuk cek sertifikat, membuat surat
maupun peralatan yang akan dibawa pemberitahuan putusan pembiayaan
ketika survei. kepada calon nasabah, membuat berita
2) Petugas survei mencari informasi acara jaminan, dan mempersiapkan
awal calon nasabah dari lingkungan akad termasuk dimuat di dalam nya
sekitar, mewawancarai calon nasabah, nama dan alamat nasabah, tujuan
mengambil foto usaha calon nasabah penggunaan dana, jangka waktu,
dan jaminan calon nasabah kemudian nisbah bagi hasil, jumlah dan sistem
membuat denah lokasi. pembayaran angsuran. Berkas tersebut
3) Petugas mengadakan analisa risiko diserahkan terkebih dahulu kepada
pembiayaan dan melakukan analisa supervisor administrasi pembiayaan
6C yang meliputi character, capacity, untuk diperiksa.
cashflow, condition, capital, dan 2) Setelah cek atas jaminan berupa
collateral. Petugas juga melakukan sertifikat dinyatakan bersih oleh
c ro s s c h e c k u n t u k m e n g e c e k notaris/PPAT dan memperoleh
kebenaran informasi dan melakukan kepastian sertifikat hak atas tanah
analisa terhadap jumlah permohonan dapat di pasang hak tanggungan maka
pembiayaan dan rencana penggunaan petugas administrasi pembiayaan
pembiayaan serta menganalisa menghubungi calon nasabah untuk
pinjaman calon nasabah di bank lain. tahap realisasi pencairan pembiayaan
4) Setelah petugas melakukan survei di hadapan notaris/PPAT dengan
dan analisis pembiayaan petugas berkoordinasi terlebih dahulu dengan
me nyusun laporan survei dan manager operasional.
analisa pembiayaan untuk diajukan 3) Nasabah menandatangani akad
kepada komite pembiayaan. Komite pembiayaan berikut akta penyerahan
pembiayaan setelah melakukan dan pengikatan jamina n yang
review akan memutuskan apakah selanjutnya dibawa ke notaris/PPAT
permohonan pembiayaan ditolak, yang ditunjuk untuk di legalisasi akad
disetujui dengan catatan, maupun tersebut serta dilanjutkan dengan
disetujui sesuai permohonan. pengikatan jaminan oleh notaris/
5) Keputusan pembiayaan dituangkan PPAT yang bersangkutan dan dalam
secara tertulis dalam Surat Keputusan hal ini notaris/PPAT mengeluarkan
Pembiayaan (SKP). SKP untuk covernote yang merupakan surat
pembiayaan yang disetujui memuat keterangan jaminan dalam proses.
data tentang jenis fasilitas pembiayaan, 4) Setelah nasabah menandatangani
jumlah plafon pembiayaan, jangka akad dan pengikatan notaris/PPAT
waktu pembiayaan, margin/ bagi yang dibuktikan dengan adanya tanda
hasil, provisi pembiayaan, biaya tangan notaris dalam surat pengantar
administra si pembiayaan, dan atau surat keterangan/ covernote dari
disposisi pemutus pembiayaan. SKP notaris yang merangkap PPAT maka
kemudian diberikan kepada manager petugas administrasi pembiayaan
pembiayaan untuk diserahkan kepada menye rahka n kepada ma nager
petugas administrasi pembiayaan. operasional dokumen-dokumen terkait
dan setelah dilakukan pencocokan
191
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
192
masing-masing pihak. Bagi nasabah tentunya (2) Notaris berwenang pula :
menghendaki pembiayaan yang telah diajukan a. mengesahkan tanda tangan dan
dapat segera dicairkan karena telah sampai pada menetapkan kepastian tanggal surat
tahap penandatangan akad pembiayaan dan di bawah tangan dengan mendaftar
merasa seluruh persyaratan telah dilengkapi. dalam buku khusus;
Bagi pihak bank dengan adanya covernote maka b. membukukan surat-surat di bawah
dapat segera mencairkan pembiayaan terhadap tangan dengan mendaftar dalam buku
calon nasabah, karena di khawatirkan apabila khusus;
proses pencairan pembiayaan terlalu berbelit- c. membuat kopi dari asli surat di
belit dan membutuhkan waktu yang lama maka bawah tangan berupa salinan yang
nasabah akan kecewa, jera dan bahkan bisa memuat uraian sebagaimana ditulis
mencari bank lain. dan digambarkan dalam surat yang
Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Republik bersangkutan;
Indonesia Nomor 02 Tahun 2014 tentang d. melakukan pengesahan kecocokan
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 fotokopi dengan surat aslinya;
Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (selanjutnya e. memberikan penyuluhan hukum
disebut dengan Undang-Undang Jabatan sehubungan dengan pembuatan Akta;
Notaris) memberikan definisi notaris sebagai f. membuat Akta yang berkaitan dengan
pejabat umum yang berwenang untuk membuat pertanahan; atau
akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya g. membuat Akta risalah lelang.
sebagaimana di maksud dalam Undang-Undang (3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
Jabatan Notaris atau berdasarkan undang- pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris
undang lainnya. Berdasarkan definisi tersebut mempunyai kewenangan lain yang diatur
notaris dikualifikasi sebagai pejabat umum dalam peraturan perundang-undangan.
yang diangkat oleh pemerintah dalam rangka
memberikan pelayanan umum kepada pihak Berdasarkan ketentuan dalam Undang-
yang membutuhkan terutama dalam bidang Undang Jabatan Notaris tidak ada satu pasal
akta. Pejabat adalah orang yang menjalankan pun yang dapat ditafsirkan sebagai kewenangan
hak dan kewajiban jabatan. notaris untuk mengeluarkan surat keterangan
yang disebut sebagai covernote yang dalam
Notaris dalam menjalankan jabatan praktek perbankan telah lazim digunakan.
mempunyai kewenangan sebagaimana diatur Notaris tidak mempunyai kewenangan
dalam Undang-Undang Jabatan Notaris sebagaimana disebutkan dalam Undang-
dan Kode Etik Notaris yang merupakan Undang Jabatan Notaris untuk mengeluarkan
peraturan yang berlaku bagi pedoman moral covernote sehingga jika dilihat bagaimana
profesi notaris. Kewenangan notaris sebagai kekuatan hukum covernote tersebut maka
penjabaran dari pasal 1 angka 1 Undang- covernote tidak mempunyai kekuatan hukum
Undang Jabatan Notaris terdapat dalam pasal dan tidak dapat menjamin kepastian hukum
15 Undang-Undang Jabatan Notaris yaitu: karena tidak ada satupun pasal dalam Undang-
(1) Notaris berwenang membuat Akta autentik Undang Jabatan Notaris yang mengindikasikan
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan bahwa covernote merupakan akta otentik. Akta
penetapan yang diharuskan oleh peraturan otentik menurut pasal 1868 Kitab Undang-
perundang-undangan dan/atau yang Undang Hukum Perdata adalah suatu akta
dikehendaki oleh yang berkepentingan yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh
untuk dinyatakan dalam Akta autentik, undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan
menjamin kepastian tanggal pembuatan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk
Akta, menyimpan Akta, memberikan itu di tempat di mana akta dibuatnya.
grosse, salinan dan kutipan Akta,
semuanya itu sepanjang pembuatan Akta Covernote dibuat oleh notaris sebagai
itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan bentuk pelayanan terhadap masyarakat
kepada pejabat lain atau orang lain yang khususnya perbankan. Jabatan notaris
ditetapkan oleh undang-undang. diadakan karena kehadirannya di kehendaki
193
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
oleh aturan hukum untuk membantu dan mengeluarkan suatu covernote. Notaris yang
melayani masyarakat yang membutuhkan alat juga merangkap sebagai PPAT mengeluarkan
bukti tertulis yang bersifat otentik mengenai covernote sebagai bentuk pelayanan terhadap
keadaan, peristiwa, atau perbuatan hukum masyarakat.
(Habib Adjie dan Muhammad Hafidh, 2011
Pembuatan covernote oleh notaris/PPAT
: 14). Seorang notaris dalam menjalankan
dalam proses pencairan pembiayaan adalah
tugas dan kewenangan senantiasa berdasarkan
sebagai bentuk kepercayaan yang diberikan
aturan perundang-undangan yang berlaku
oleh perbankan terhadap notaris/PPAT yang
karena fungsi notaris adalah memberikan
bersangkutan yang telah menjadi kebiasaan
kepastian dan kelancaran hukum keperdataan
umum di dalam bisnis perbankan. Meskipun
bagi masyarakat sehingga notaris harus bisa
tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap
diandalkan, tidak memihak, mampu menjaga
covernote tersebut notaris/PPAT mempunyai
rahasia, dan memberi jaminan atau bukti kuat.
kewajiban untuk menyelesaikan pengurusan
Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya
menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor terhadap perbankan secara profesional tepat
37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat pada waktu yang telah ditetapkan agar tidak
Akta Tanah adalah pejabat umum yang diberi menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Notaris/
kewenangan untuk membuat akta-akta otentik PPAT juga harus tetap memperhatikan setiap
mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai ketentuan dalam perundang-undangan yang
hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan berlaku dalam mengeluarkan covernote agar
Rumah Susun. Tugas dan Kewenangan PPAT tidak menimbulkan ketidakadilan bagi pihak
menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor lain.
37 Tahun 1998 tentang Pejabat Pembuat Akta
Tanah, sebagai berikut :
(1) PPAT bertugas pokok melaksanakan 2. Pel ak sa na an Pri n si p Keh ati -h ati an
Perbankan terhadap Pembiayaan yang
sebagian kegiatan pendaftaran tanah
dengan membuat akta sebagai bukti dicairkan dengan Syarat Covernote Notaris/
telah dilakukannya perbuatan hukum PPAT
tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Notaris dan PPAT dalam menjalankan
Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang tugas jabatannya harus berdasarkan wewenang
akan dijadikan dasar bagi pendaftaran yang telah ada pada jabatan notaris sebagaimana
perubahan data pendaftaran tanah yang disebutkan dalam Undang-Undang Jabatan
diakibatkan oleh perbuatan hukum itu. Notaris maupun Peraturan Pemerintah tentang
(2) Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud PPAT. Kewenangan untuk membuat covernote
pada ayat (1) adalah sebagai berikut: tidak di temukan dalam Undang-Undang
a) jual beli; Jabatan Notaris maupun Kode Etik Notaris.
b) tukar-menukar; Oleh karena itu produk notaris berupa covernote
c) hibah; tersebut tidak mengikat secara hukum dan
d) pema s ukan dal am perusahaan pihak yang merasa dirugikan atas timbulnya
(inbreng); produk hukum tersebut dapat mengajukan
e) pembagian harta bersama; gugatan perdata ke Pengadilan Negeri.
f) pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Undang-undang menyebutkan bahwa
Pakai atas tanah Hak Milik; sebelum memberikan pembiayaan, bank
g) pemberian Hak Tanggungan harus melakukan penilaian yang seksama. Hal
h) pemberian kuasa membebankan Hak tersebut mengingat sumber dana pembiayaan
Tanggungan yang disalurkan adalah bukan dana dari bank itu
sendiri, tetapi dana yang berasal dari masyarakat
Berdasarkan pengaturan mengenai sehingga perlu penerapan prinsip kehati-hatian
Pejabat Pembuat Akta Tanah tersebut tersebut (prudential banking principles) melalui analisa
tidak pula tercantum pengaturan mengenai yang akurat dan mendalam, penyaluran yang
tanggung jawab dan kewenangan PPAT untuk tepat, pengawasan dan pemantauan yang baik,
194
akad pembiayaan yang sah dan memenuhi 3) Dokumen dan catatan yang
syarat hukum, pengikatan jaminan yang kuat memadai yaitu setiap permohonan
dan dokumentasi pembiayaan yang teratur pembiayaan baru, perpanjangan
dan lengkap. Penerapan prudential banking jangka waktu pembiayaan, perubahan
principles bertujuan agar pembiayaan yang jumlah pembiayaan, perubahan
disalurkan dapat kembali tepat pada waktunya jenis pembiayaan, tipe dan syarat
sesuai akad yang meliputi pinjaman pokok pembiayaan harus berdasarkan adanya
dan margin atau bagi hasilnya. Apabila permohonan pembiayaan secara
pembiayaan yang telah disalurkan bank tertulis dari calon nasabah.
kepada masyarakat dalam jumlah besar 4) Kontrol fisik dan catatan pada
tidak dibayar kembali kepada bank tepat pemeriksaan kelengkapan syarat-
pada waktunya sesuai dengan akad, maka syarat permohonan pembiayaan yang
kualitas pembiayaan dapat digolongkan diajukan oleh calon nasabah atau
menjadi non performing loan (NPL). nasabah.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah b. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian pada
dalam menjalankan kegiatan usahanya harus prosedur analisa pembiayaan
selalu memegang teguh prinsip kehati-hatian 1) Petugas berkompeten dan dapat
serta mampu menerapkan prinsip syariah d ip e r cay a , y ak n i me m pu n ya i
secara konsisten sehingga tercipta Bank pengetahuan tentang prosedur
Pembiayaan Rakyat Syariah yang sehat yang analisis dan evaluasi pembiayaan
mampu memberikan layanan terbaik kepada dengan baik dan benar, mempunyai
masyarakat. Prinsip kehati-hatian harus kesadaran bahwa dalam menganalisa
selalu dilaksanakan ketika bank syariah akan pembiayaan tidak boleh terpengaruh
menyalurkan dana kepada nasabah. Bank oleh permin taan-permin taan
harus mampu menganalisa kelayakan dalam dari pihak manapun yang dapat
penyaluran dana. Pada pasal 8 Undang-Undang berpengaruh dalam penilaian, dan
Perbankan mewajibkan Bank Umum dan/atau menganalisa sekaligus mengevaluasi
Unit Usaha Syariah (UUS) untuk memiliki dan permohonan pembiayaan dengan
menerapkan pedoman pembiayaan berdasarkan obyektif, jujur, cermat dan seksama.
prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang 2) Dokumen dan catatan yang memadai
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun yakni data yang dijadikan dasar untuk
penerapan prinsip kehati-hatian yang telah informasi, analisis, evaluasi dan
dilakukan oleh bank dijabarkan sebagai berikut. keputusan pembiayaan bank harus
a. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian pada terjamin ketepatan, kebenaran dan
prosedur permohonan pembiayaan kelengkapannya oleh petugas bank
1) Petugas berkompeten dan dapat sehingga hasil penilaian tersebut bisa
diper caya dengan me nge tahui menjadi bahan pertimbangan yang
jenis kebutuhan pembiayaan yang tepat dalam memutus pembiayaan.
diperlukan nasabah, mengetahui jenis 3) Survei lapangan yang erat kaitannya
pembiayaan bank yang cocok untuk dengan pelaksanaan prinsip 5c dengan
calon nasabah, mengetahui syarat- baik dan benar oleh petugas bank.
syarat pembiayaan serta data yang Tujuan utama dari analisa 5c ini
dipenuhi calon nasabah berkaitan adalah untuk memperoleh keyakinan
dengan pembiayaan tersebut dan bank bahwa calon debitor mempunyai
mengetahui prosedur teknis proses kemauan dan kemampuan memenuhi
pembiayaan. kewajibannya kepada bank secara
2) Prosedur BI checking yang tepat tertib. Prinsip 5c tersebut meliputi :
dan cepat untuk melihat seperti Character atau watak calon na-
apakah status pembayarannya calon sabah. Bank melakukan penilaian
nasabah di bank sebelumnya apakah baik dalam kehidupan pribadi
lancar, kurang lancar, dalam perhatian maupun dalam lingkungan usa-
khusus, diragukan atau macet. hanya untuk mengetahui sejauh
195
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
196
3) Dokumen dan catatan yang memadai Praktek yang terjadi, notaris/
yang menyangkut kelengkapan PPAT pernah gagal dalam memenuhi
standar pembiayaan, kelengkapan kewajiban untuk menyerahkan Sertifikat
akad beserta lampiran-lampirannya Hak Tanggungan sesuai jangka waktu yang
serta memastikan akad di legalisasi ditetapkan dalam covernote. Kegagalan
oleh notaris, kelengkapan administrasi notaris/PPAT untuk menyelesaikan
bank, kelengkapan standar pemasangan Hak Tanggungan sesuai
pengikatan jamin, pengarsipan berkas jangka waktu yang ditetapkan dalam
pembiayaan dan data pembiayaan, covernote akan merugikan notaris/
pemantauan pengikatan jaminan PPAT yang bersangkutan. Kredibilitas
oleh notaris/PPAT, dan penyimpanan dan profesionalitas notaris/PPAT akan
dan Pengawasan atas fisik dokumen dipertanyakan pihak bank maupun
setelah pencairan pembiayaan. nasabah. Oleh karena itu, pelaksanaan
d. Pelaksanaan prinsip kehati-hatian prinsip kehati-hatian pembiayaan harus
setelah pencairan pembiayaan dilakukan oleh perbankan sejak awal ketika
permohonan pembiayaan di ajukan sampai
Pembiayaan adalah suatu setelah pembiayaan lunas. Bank juga
proses, mulai dari analisis kelayakan harus melaksanakan prinsip kehati-hatian
pembiayaan sampai kepada realisasinya. perbankan tersebut terhadap covernote
Nam un realisasi pembiayaan yang dijadikan sebagai syarat pencairan
bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan. Adapun hal-hal yang harus
p emb i a y aa n . Se te la h r e al is a si diperhatikan terkait covernote antara lain:
pembiayaan, maka pejabat bank 1) Meminta nasehat hukum terkait
syariah perlu melakukan pemantauan pembiayaan yang akan di cairkan dan
dan pengawasan pembiayaan untuk pihak bank pun hendaknya mengikuti
menjamin kepentingannya terhadap nasehat hukum yang telah di berikan
pembayaran kembali kewajibannya oleh notaris.
dan untuk memastikan pembiayaan 2) Apabila notaris/PPAT menerima
digunakan sesuai rencana permohonan permintaan bank untuk memproses
p e m b i a y a a n . P e ma n t a u a n da n pencairan pembiayaan yang syarat-
pengawasan tersebut antara lain syarat administrasinya masih terdapat
kunjungan On The Spot , pembinaan kekurangan maka bank mempunyai
terhadap nasabah, dan Monitoring. tanggung jawab penuh untuk segera
Petugas bank sebelum pencairan melengkapi kekuranga n syarat
pembiayaan dilakukan akan menerima administratif.
covernote yang di berikan oleh notaris/ 3) Petugas bank dalam memeriksa
PPAT yang didalamnya telah terdapat covernote harus meneliti kesesuaian
jangka waktu sampai terbitnya sertifikat isi covernote dengan persyaratan
Hak Tanggungan. Kemudian petugas pembiayaan, melihat jangka waktu
mencatat dan mendata semua covernote yang jelas penyelesaian pekerjaan
dari notaris/PPAT ke dalam buku pantauan pemasangan Hak Tanggungan,
standar waktu selesai (SWS) yang akan benar-benar memastikan bahwa
dipantau setiap bulan. Apabila jangka isi covernote bukan hanya sekedar
waktu yang ditetapkan terlampaui namun janji, dan memeriksa sekaligus
Sertifikat Hak Tanggungan belum diterima meneliti bahwa sebelum pengikatan
bank maka petugas akan menindaklanjuti agunan dilakukan notaris/PPAT telah
covernote yang belum bisa selesai sesuai melakukan pengecekan sertifikat ke
jangka waktu yang di tetapkan notaris/ kantor pertanahan agar tidak terjadi
PPAT yang bersangkutan. Pihak bank permasalahan di kemudian hari.
kemudian mengajukan permohonan kepada 4) P e n ca i ra n p em b i a ya a n h a ru s
notaris/PPAT untuk bisa di terbitkan dilaksanakan apabila berdasarkan
covernote yang baru. penelitian dan keyakinan bank bahwa
197
Jurnal Repertorium, ISSN:2355-2646,
Lilin Royani. Edisi
Problematika 3 Januari-Juni
Yuridis 2015
Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian Perbankan ...
198
tugas dan kewenangannya berdasarkan peraturan Bandung : CV.Pustaka Setia.
perundang-undangan yang berlaku. Seorang
notaris/PPAT dalam menjalankan jabatannya harus Muhammad Djumhana. 1993. Hukum Perbankan
di Indonesia. Bandung : Citra Aditya Bakti.
mengetahui batas-batas kemampuannya dengan
tidak memberikan janji-janji sekedar menyenangkan Rachmadi Usman. 1999. Pasal-Pasal Tentang Hak
hati klien. Tanggungan Atas Tanah. Jakarta : Djambatan.
Salim HS. 2005. Perkembangan Hukum Jaminan
Indonesia., Jakarta : PT.RajaGrafindo
Daftar Pustaka Persada.
Gunarto Suhardi. 2003. Usaha Perbankan dalam Soerjono Soekanto. 2005. Pengantar Penelitian
Perspektif Hukum. Yogyakarta : Kanisius. Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-
Press).
Habib Adjie dan Muhammad Hafidh. 2011.
Akta Perbankan Syariah yang Selaras Sunarjati Hartono. 1978. Beberapa Pemikiran
Pasal 38 Undang-Undang Jabatan Kearah Pembaharuan Hukum Tanah .
Notaris. Semarang : Pustaka Zaman. Bandung : Alumni.
Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Warkum Sumitro. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam
Indonesia. Jakarta : Kencana. . Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Jamal Wiwoho. 2011. Hukum Perbankan Indonesia.
Surakarta : UNS Press.
J. Satrio. 1998. Hukum Jaminan, Hak Jaminan Zainuddin Ali. 2010 . Hukum Perbankan Syariah.
Kebendaan, Hak Tanggungan. Bandung : Jakarta : Sinar Grafika.
Citra Aditya Bakti.
Kansil C,S,T. 1997. Pokok-Pokok Hukum Hak
Tanggungan Atas Tanah. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan.
Mia Lasmi Wardiah. 2013. Dasar-Dasar Perbankan.
199