Anda di halaman 1dari 5

Tangerang, ...... ........

2021
Kepada Yth.
Bapak Ketua Pengadilan Negeri
(Kompetensi Relatifnya)
di –
....................

Perihal : Gugatan Pengesahan Jual Beli


Dengan hormat,
Yang bertandatangan dibawah ini, .............. dan ............, Para Advokat
/ Penasihat pada kantor ...................... & REKAN beralamat di
.................... Berdasarkan surat kuasa khusus tanggal ............. dalam
hal ini selaku Kuasa dari: ....................., laki-laki, umur ....... tahun,
Warga Negara Indonesia, pekerjaan .........., beralamat di
..............................
Selanjutnya disebut sebagai : ========== PENGGUGAT. ============
Bahwa Penggugat dengan ini hendak mengajukan gugatan pengesahan
jual beli atas tanah dan bangunan yang terletak di Blok ....., Kapling
No....., yang terletak di..........., Kecamatan ........., Desa ........., dikenal
sebagai Perumahan “..................”, luas tanah ....... M2.
Terhadap :
1. ...................., beralamat di .............................................................
Selanjutnya disebut sebagai : ============== TERGUGAT. =========

2. BANK TABUNGAN NEGARA, Cabang ....................


Selanjutnya disebut sebagai : ========== TURUT TERGUGAT. =======

1
Bahwa yang menjadi dasar – dasar dan alasan – alasan pokok gugatan
ini adalah sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat telah membeli rumah KPR-BTN yang terletak di
Blok ......, Kapling No........, yang terletak di Kabupaten ........,
Kecamatan .........., Desa .........., dikenal sebagai Perumahan
“.................” luas tanah ........ M2 (selanjutnya disebut Objek
perkara) dari Tergugat dengan cara alih kredit (over kredit) seharga
Rp. .............. (...................) harga tersebut diatas telah dibayar
lunas kepada Tergugat pada saat sebelum penandatanganan
pengikatan pengoperan hak oleh Penggugat, sehingga oleh karena
harga yang disepakati antara Penggugat dengan Tergugat telah
dibayarkan dan telah lunas maka ditandatanganilah surat
............................. tanggal ............ (Bukti P – 1);

2. Bahwa Tergugat memperoleh hak atas obyek perkara


berdasarkan fasilitas KPR BTN sebagaimana terbukti dari Surat
Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah No. ...................... tanggal
.............. (Bukti P – 2);

3. Bahwa setelah harga objek perkara tersebut dibayar lunas oleh


Penggugat kepada Tergugat kemudian dan oleh karena objek
perkara dibeli Penggugat melalui alih kredit dari Tergugat dan
Penggugat telah menyelesaikan pembayaran angsuran/ cicilan
tersebut kepada pihak Turut Tergugat (Bukti P – 3) maka
Penggugat meminta kepada Turut Tergugat untuk
menyerahkan surat–surat yang berhubungan dengan
kepemilikan atas tanah dan bangunan tersebut kepada
Penggugat;

4. Bahwa karena alih kredit (over kredit) obyek perkara antara


Penggugat dengan Tergugat dibuat tanpa sepengetahuan Turut
Tergugat maka Turut Tergugat tidak bersedia menyerahkan
surat-surat yang berhubungan dengan tanah tersebut kepada
Penggugat sehingga Penggugat melibatkan Turut Tergugat
dalam perkara ini;

2
5. Bahwa semenjak dibeli oleh Penggugat pada tahun ....... hingga
saat ini, Penggugat telah menempati dan atau menguasai Objek
perkara (menguasai fisik objek perkara) tanpa terputus dan
tanpa pernah ada masalah atau hambatan atau keberatan dari
siapapun juga;

6. Bahwa meskipun Penggugat telah menyelesaikan pembayaran


angsuran/ cicilan kepada pihak Turut Tergugat dan juga tidak
ada masalah atau hambatan atau keberatan dalam hal
penguasaan fisik objek perkara namun karena objek perkara
dibeli oleh Penggugat dengan alih kredit dari Tergugat, maka
surat–surat mengenai objek perkara masih atas nama Tergugat
karena yang melakukan akad kredit atas obyek perkara dengan
Turut Tergugat adalah Tergugat;

7. Bahwa Penggugat telah berusaha mencari tahu keberadaan


Tergugat namun ternyata Tergugat tidak diketahui lagi tempat
tinggal atau kediamannya sekarang, sehingga tidak bisa
dibuatkan Akta Jual Belinya, sementara Penggugat memerlukan
kehadiran Tergugat untuk proses balik nama objek perkara
tersebut, karena itu untuk kepentingan balik nama objek
perkara tersebut menjadi atas nama Penggugat harus melalui
gugatan ke Pengadilan Negeri Tangerang untuk terlebih dahulu
dilakukan pengesahan Jual Beli atas “ Objek Perkara “ a quo;

8. Bahwa oleh karena Penggugat telah membayar lunas harga alih


kredit (over kredit) kepada Tergugat serta telah menyelesaikan
pembayaran angsuran kepada pihak Turut Tergugat dan tidak
adanya masalah atau hambatan atau keberatan dalam hal
penguasaan fisik termasuk dari Tergugat yang kini sudah tidak
diketahui lagi dimana kediaman atau tempat tinggalnya, maka
Penggugat sebagai pembeli yang beritikad baik harus dilindungi
hukum dan menyatakan pembayaran dan pelunasan atas “objek
Perkara“ adalah sah menurut hukum dan selanjutnya Pengguat
berhak menandatangani Akta Jual Beli baik selaku penjual
sekaligus pembeli;
3
9. Bahwa oleh karena pembayaran dan pelunasan atas “objek
perkara“ a quo adalah sah menurut hukum dan Penggugat
adalah pembeli yang beritikad baik yang harus dilindungi oleh
hukum serta Tergugat tidak diketahui lagi keberadaannya,
maka sudah sepatutnya, Tergugat atau siapapun yang
memperoleh hak daripadanya dihukum untuk patuh pada
putusan perkara a quo dan selanjutnya Penggugat berhak
mengurus (termasuk mengambil) surat–surat atas tanah
tersebut yang berada/ dalam penguasaan Turut Tergugat, Akta
Jual Beli maupun balik nama atas “Objek Perkara“ dari nama
Tergugat menjadi milik dan atas nama Penggugat dan untuk
kemudian hari Penggugat bertanggung jawab apabila kelak ada
tuntutan – tuntutan dari Tergugat atau siapapun juga;

Bahwa berdasarkan uraian – uraian tersebut diatas maka Penggugat


mohon agar kiranya Ketua Pengadilan Negeri Tangerang, cq Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara gugatan ini berkenan
menjatuhkan putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan pembayaran Over Kredit/ Pengoperan Hak rumah
KPR-BTN yang terletak di Blok A12, Kapling No.6, yang terletak di
dalam Kabupaten Tangerang, Kecamatan Ciputat, Desa Pamulang,
dikenal sebagai Perumahan “PAMULANG PERMAI”, sebagaimana
tercantum dalam Surat Pengikatan Pengoperan Hak tanggal 6
Maret 1989 dan pelunasan angsuran/ cicilan yang telah dibayar
oleh Penggugat kepada pihak Turut Tergugat adalah sah
menurut hukum;
3. Menghukum Turut Tergugat untuk menyerahkan surat–surat
atas obyek perkara kepada Penggugat;
4. Menyatakan menurut hukum Penggugat adalah pembeli yang
beritikad baik atas “Objek Perkara“ dan selanjutnya berhak
mengurus, membuat dan menandatangani Akta Jual Beli (selaku
penjual sekaligus pembeli) maupun balik nama atas “Objek
Perkara“ dari nama Tergugat menjadi milik dan atas nama
Penggugat;
4
5. Menghukum Tergugat, dan atau siapapun yang mendapatkan hak
dari obyek perkara untuk patuh dan tunduk atas putusan perkara
a quo;
6. Menyatakan Penggugat bertanggung jawab sepenuhnya apabila
kelak dikemudian hari ada tuntutan – tuntutan dari Tergugat
atau siapapun juga;
7. Menyatakan biaya perkara sesuai hukum.
Atau : apabila Pengadilan berpendapat lain, kami mohon putusan
yang seadil – adilnya.

Demikian gugatan ini kami ajukan, atas perkenan dari Bapak Ketua
Pengadilan Negeri Tangerang, cq Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini kami mengucapkan terima kasih.
HORMAT KAMI,
KUASA HUKUM PENGGUGAT,

1.DADI WALUYO, S.H. 2. WAHYU BASKORO,


S.H.

Anda mungkin juga menyukai