Anda di halaman 1dari 27

BAB VI

ASURANSI KERUGIAN

Pengaturan Asuransi Kebakaran


Diatur dalam Buku I Bab 10 Pasal 287 – Pasal 298 KUHD.
Pengaturan nya sangat sederhana dan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
Sekarang.

Asuransi kebakaran yang diatur KUHD :


a. Polis asuransi kebakaran.
b. Objek asuransi kebakaran.
c. Evenemen dan ganti kerugian asuransi kebakaran
d. Asuransi rangkap dan perubahan risiko.
e. Janji janji khusus.
ASURANSI KEBAKARAN

Add. a. Polis asuransi kebakaran.


- Polis harus memenuhi syarat2 umum pasal 256 KUHD.
- Harus menyebutkan syarat2 khusus yang berlaku bagi asuransi kebakaran seperti
yang tertera di pasal 287 KUHD.

Isi pasal 256 KUHD dan 287 KUHD


1. Hari dan tanggal kapan asuransi kebakaran diadakan.
2. Nama tertanggung yang mengadakan asuransi kebakaran untuk diri sendiri atau
untuk kepentingan ketiga.
3. Keterangan yan cukup jelas mengenai benda yang diasuransikan terhadap
bahaya kebakaran.
4. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
5. Bahaya2 penyebab kebakaran yang ditanggung oleh Penanggung.
ASURANSI KEBAKARAN

Isi pasal 256 KUHD dan 287 KUHD


6. Waktu bahaya2 mulai berjalan dan berakhir menjadi tanggungan penanggung.
7. Premi asuransi kebakaran yang dibayar oleh tertanggung.
8. Janji2 khusus yang diadakan antara pihak pihak dan keadaan yang perlu diketahui
oleh dan untuk kepentingan penanggung.
9. Letak dan perbatasan benda yang diasuransikan.
10. Pemakaian untuk apa benda yang diasuransikan.
11. Sifat dan pemakaian gedung yang berbatasan, sejauh itu berpengaruh terhadap
risiko kebakaran yang menjadi beban penanggung.
12. Harga benda yang diasuransikan terhadap bahaya kebakaran.
13. Letak dan perbatasan gedung dan tempat di mana terdapat, tersimpan atau
tertimbun benda bergerak yang diasuransikan.
ASURANSI KEBAKARAN

Add. b. Objek Asuransi kebakaran.


Benda yang dapat menjadi objek asuransi dapat berupa benda tetap
( bangunan, pabrik, rumah, dan benda bergerak seperti kendaraan bermotor,
kapal serta benda bergerak terdapat sebagian dari benda tetap yang
bersangkutan seperti gedung perkantoran dan benda bergerak perlengkapan
kantor, kendaraan bermotor dan bendar bergerak muatan kendaraan tersebut,
rumah dan benda bergerak isi rumah tesebut.
Penentuan harga benda objek asuransi kebakaran memang sulit dilaksanakan
karena tidak semua benda itu sudah di ketahui harganya, lagi pula dapat
berubah harganya selama jangka waktu berlakunya asuransi kebakaran.
ASURANSI KEBAKARAN

Maka penentuan harga harga benda objek asuransi tidak begitu disyaratkan
atau bukan syarat mutlak, walaupun dalam Pasal 287 KUHD dinyatakan
sebagai salah satu syarat.
Hal yang penting adalah berapa jumlah asuransinya, mengingat ketentuan
Pasal 289 ayat (1) KUHD yang membolehkan pengadaan asuransi dengan jumlah penuh dan
ini harus dicantumkan dalam polis.
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas terletak dimana dan berbatasan dengan
apa. Kalau berbatasan dengan gedung bagaimana sifat penggunaan dari gedung tersebut.
Setiap benda objek asuransi kebakaran harus jelas dipakai dan digunakan untuk apa. Syarat
pemakaian atau penggunaan ini ada hubungannya dengan syarat perubahan penggunaan
yang merupakan pemberatan risiko ( Pasal 298 KUHD ).
ASURANSI KEBAKARAN

Add. c. Evenemen dan ganti kerugian.


Bahaya-bahaya penyebab timbulnya kebakaran yang menjadi tanggungan
penanggung diatur dalam Pasal 290 KUHD. Penanggung sebagai tanggung
jawabnya semua kerugian yang ditimbulkan oleh terbakarnya benda asuransi.
“Terbakar” pengertian nya meliputi kebakaran biasa dan bahkan yang lebih
luas daripada itu. Dalam pasal 290 KUHD disusun sebab2 timbulnya
kebakaran yang sangat luas :
(1) petir, api timbul sendiri, kurang hati hati, dan kecelakaan lain lain.
(2) Kesalahan atau itikad jahat dari pelayan sendiri, tetangga, musuh, perampok dan lain
lain.
(3) sebab sebab lain, dengan nama apa saja, dengan cara bagaimanapun kebakaran itu
terjadi, direncanakan atau tidak, biasa atau luar biasa, dengan tiada kecualinya.
ASURANSI KEBAKARAN

Rumusan Pasal 290 KUHD sangat luas dan dapat menghapus kekuatan
berlakunya Pasal 249 KUHD.
Misalnya : kebakaran sendiri karena cacat pada benda asuransi yang menurut
pasal 249 KUHD, penanggung tidak berkewajiban membayar kerugian, tetapi
menurut kententuan pasal 290 KUHD, dimana penanggung berkewajiban
membayar ganti kerugian. Menurut Volmar, apabila diteliti susunan sebab
sebab yang terdapat di pasal 290 KUHD maka dapat dipahami bahwa
pembentuk undang undang memang menghendaki sebab sebab yang sangat
luas, tidak hanya terhadap bahaya dari luar , tetapi juga terhadap bahaya dari
dalam ( objek asuransi ) menjadi tanggungan penanggung.
ASURANSI KEBAKARAN

Rumusan Pasal 290 KUHD sangat luas dan dapat menghapus kekuatan
berlakunya Pasal 249 KUHD.
Misalnya : kebakaran sendiri karena cacat pada benda asuransi yang menurut
pasal 249 KUHD, penanggung tidak berkewajiban membayar kerugian, tetapi
menurut kententuan pasal 290 KUHD, dimana penanggung berkewajiban
membayar ganti kerugian. Menurut Volmar, apabila diteliti susunan sebab
sebab yang terdapat di pasal 290 KUHD maka dapat dipahami bahwa
pembentuk undang undang memang menghendaki sebab sebab yang sangat
luas, tidak hanya terhadap bahaya dari luar , tetapi juga terhadap bahaya dari
dalam ( objek asuransi ) menjadi tanggungan penanggung.
ASURANSI KEBAKARAN
Dalam polis asuransi kebakaran Indonesia, risiko yang ditanggung Penanggung
Ditentukan sebagai berikut :
Disebabkan oleh,
1. KEBAKARAN, yang terjadi karena kekuranghati hatian atau kesalahan pelayan
atau karyawan tertanggung, tetangga, perampok atau sejenisnya, atau pun karena
sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam polis, termasuk akibat
dari :
a. mejalar api yang timbul sendiri ( self combustion ), hubungan arus
pendek ( short circuit), atau karena sifat barang itu sendiri
( inherent vice );
b. kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan,
yaitu kerusakan harta benda karena air dan atau alat alat lain yang
dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran.
ASURANSI KEBAKARAN

2. PETIR, kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk

mesin mesin, peralatan listrik atau elektronik dan installasi listrik dijamin oleh
polis ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pad benda benda dimaksud.
3. LEDAKAN, pengertian ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba tiba
yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya ketel uap, pipa
dsb.
4. KEJATUHAN PESAWAT TERBANG, yaitu benturan fisik antara pesawat terbang
atau segala sesuatu yang jauh dari pesawat terbang dengan harta benda dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan atau atau dengan bangunan yang berisikan
harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.
ASURANSI KEBAKARAN

5. ASAP, yaitu asap yang timbul dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan
pada polis ini.

Add. d Asuransi rangkap dan perubahan risiko.


Pada saat pertanggungan dibuat, tertanggung harus memberitahukan kepada
penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan
yang sama. Apa akibatnya bila tertanggung tidak memberitahukannya kepada
penanggung? Segala kerugian yang timbul akibat tidak dipenuhinya kewajiban
pemberitahuan menjadi beban tertanggung.
ASURANSI KEBAKARAN

Dalam hal “ pembangunan kembali “ tertanggung wajib membangunnya kembali


dengan biaya penanggung. Penanggung berhak mengawasi agar uang yang
diberikan penanggung itu benar benar digunakan untuk membangun gedung
yang terbakar itu.
Atas permintaan penanggung, hakim bahkan dapat membebani tertanggung
untuk memberi jaminan secukupnya bilamana ada alasan untuk itu ( Pasal 288
ayat (3) KUHD).
Menurut pasal 289 KUHD asuransi kebakaran dapat diadakan dengan jumlah
penuh atas benda yang diasuransikan. Akan tetapi, biaya pembangunan kembali
benda yang diasuransikan itu tidak boleh melebihi ¾ ( tiga perempat ) dari
jumlah asuransi.
ASURANSI KEBAKARAN

Add. e Janji janji khusus


Pada asuransi kebakaran mengenai hak milik berupa gedung, tertanggung
dapat minta diperjanjikan :
1. Kerugian yang timbul pada gedung hak milik supaya diganti, atau
2. Gedung itu supaya dibangun kembali,
3. Gedung itu supaya diperbaiki.

Janji pembangunan kembali atau perbaikan gedung itu maksimum sampai


sebesar jumlah asuransi ( Pasal 288 ayat (1) KUHD).
Dalam hal ganti kerugian harus dihitung perbedaan nilai gedung sebelum
terjadi evenemen dengan nilai gedung sesudah terjadi evenemen. Ganti
kerugian itu harus dibayar secara tunai ( Pasal 288 ayat (2) KUHD).
ASURANSI LAUT

1. Pengaturan Asuransi Laut


Asuransi laut merupakan salah satu asuransi kerugian yang diatur secara
lengkap dalam KUHD. Asuransi laut diatur dalam :
a. Buku I Bab IX Pasal 592 – Pasal 286 KUHD tentang Asuransi pada
umumnya sejauh tidak diatur dengan ketentuan khusus.
b. Buku II Bab IX Pasal 592 – Pasal 685 tentang Asuransi Bahaya Laut,
dan Bab X Pasal 686 – Pasal 695 KUHD tentang Asuransi Bahaya
Sungai dan Perairan Pedalaman.
c. Buku II Bab XI Pasal 709 – Pasal 721 KUHD tentang Avarai.
d. Buku II Bab XII Pasal 744 KUHD tentang Berakhirnya Perikatan dalam
Perdagangan Laut.
Asuransi laut tidak terbatas pada lingkungan laut saja, tetapi meliputi lingkungan
darat dan perairan darat ( sungai ).
ASURANSI LAUT

Asuransi laut pada dasarnya meliputi unsur unsur berikut ini :


a. Objek asuransi yang diancam bahaya, selalu terdiri dari kapal dan barang muatan.
b. Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi, yang bersumber dari alam (badai,
gelombang besar, hujan angin, kabut tebal, batu karang, gunung es, dan
sebagainya) dan yang bersumber dari manusia ( nakhoda, awak kapal, dan pihak
ketiga ), seperti perompakan bajak laut, pemberontakan awak kapal, penahanan
atau perampasan oleh penguasa negara, dan sebagainya.
c. Bermacam jenis benda asuransi, yaitu tubuh kapal, muatan kapal, alat perlengkapan
kapal, bahan keperluan hidup, dan biaya angkutan.
ASURANSI LAUT

2. Polis Asuransi Laut.


Polis asuransi laut selain harus memuat syarat syarat umum Pasal 256 KUHD,
harus memuat juga syarat syarat khusus yang hanya berlaku bagi asuransi laut
seperti ditentukan dalam Pasal 592 KUHD. Menurut ketentuan Pasal 592 KUHD,
polis asuransi laut harus memuat :
a. nama nakhoda dan nama kapal dengan menyebutkan jenisnya;
b. tempat pemuatan barang ke dalam kapal;
c. pelabuhan pemberangkatan kapal;
d. pelabuhan pemuatan atau pembongkaran;
e. pelabuhan mana saja yang akan disinggahi kapal;
f. tempat bahaya mulai berjalan atas tanggungan penanggung;
g nilai kapal yang diasuransikan.
ASURANSI LAUT

Polis asuransi laut merupakan akta yang harus ditandatangani oleh


penanggung, dengan demikian berfungsi sebagai bukti telah terjadi perjanjian
asuransi laut antara tertanggung dan penanggung.
Asuransi laut di negara negara maju pada umumnya dibuat di bursa dengan
perantaraan pialang, karena itu polis yang digunakan adalah polis bursa.
Praktik asuransi laut di Indonesia, umumnya dibuat di perusahaan dengan
menggunakan polis perusahaan yang mempunyai bentu sendiri sendiri menurut
kehendak perusahaan yang membuatnya.
ASURANSI LAUT

3. Objek Asuransi Laut.


Menurut Pasal 593 KUHD, yang dapat menjadi objek asuransi laut adalah benda
benda berikut ini :
a. Tubuh kapal ( kasco ) kosong atau bermuatan, dengan atau tanpa
persenjataan, berlayar sendirian atau bersama sama dengan kapal lain.
b. Alat perlengkapan kapal,
c. Alat perlengkapan perang,
d. Bahan keperluan hidup bagi kapal,
e. Barang barang muatan.
f. Keuntungan yang diharapkan diperoleh.
g. Biaya angkutan yang akan diterima.
ASURANSI LAUT
Pada asuransi atas kapal tanpa penjelasan lebih lanjut, harus diartikan sebagai
asuransi kapal kosong ( casco ), alat perlengkapan kapal, dan alat perlengkapan
perang. Yang dimaksud dengan kapal kosong adalah kapal tanpa alat
perlengkapan, tanpa muatan dan lain lain isi kapal.
Menurut ketentuan Pasal 594 KUHD, asuransi laut dapat diadakan :
a. Atas seluruh atau sebagian barang barang muatan, baik bersama sama ataupun
sendiri sendiri;
b. Dalam waktu damai atau dalam waktu perang, sebelum atau selama perjalanan
yang ditempuh kapal;
c. Untuk perjalan pergi atau pulang, untuk seluruh perjalanan atau untuk suatu waktu
tertentu;
d. Untuk seluruh bahaya laut;
e. Untuk berita baik dan buruk.
ASURANSI LAUT

Undang undang tidak mengatur tentang asuransi keselamatan perjalanan kapal,


yang bukan mengenai casco. Asuransi ini diadakan berdasarkan perjanjian
antara penanggung dan tertanggung, dan terhadapnya berlaku ketentuan
ketentuan umum asuransi dan tidak berlaku ketentuan ketentuan asuransi kapal
pada khusus nya ( Arrest Hoge Raad, 10 November 1882 ).

Asuransi laut dapat juga diadakan atas barang muatan, tetapi kapal yang
mengangkutnya tidak jelas, sedangkan penjelasan lebih lanjut mengenai kapal
itu tidak ada. Asuransi laut ini disebut In Quovis. Asuransi In Quovis diatur dalam
Pasal 595 KUHD yang menentukan :
ASURANSI LAUT

Pasal 595 KUHD :


“Apabila tertanggung tidak mengetahui dalam kapal mana barang barang yang
akan diterimanya itu dimuat, maka penyebutan nama kapal dan nakhodanya
tidak diharuskan, asalkan dalam polisnya dinyatakan tentang tidak diketahuinya
hal itu oleh tertanggung di sertai tanggal dan nama penanda tangan surat
pengantar yang terakhir. Dengan cara ini kepentingan tertanggung dapat
diasuransikan untuk suatu waktu tertentu”.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut, barang barang muatan dapat
diasuransikan secara in quovis apabila dipenuhi 3 ( tiga ) syarat yang di
cantumkan dalam polis yaitu :
ASURANSI LAUT

a. Tertanggung betul betul tidak mengetahui kapal yang memuat barang barangnya.
b. Tanggal dan nama penanda tangan surat pengantar yang terakhir.
c. Kepentingan tertanggung hanya dapat diasuransikan untuk suatu waktu tertentu
saja.

Bila terjadi evenemen yang menimpa kapal yang mengangkut barang barang yang
diasuransikan, tertanggung wajib membuktikan bahwa barang barang nya itu telah
dimuat dalam kapal tersebut dalam waktu yang telah ditentukan ( Pasal 650 KUHD ).
Pasal 599 KUHD mengatur tentang barang barang yang dilarang untuk diasuransikan,
dengan ancaman batal.
ASURANSI LAUT

Barang yang dilarang untuk diperdagangkan itu, misalnya barang hasil kejahatan
perompakan bajak laut, sapi yang terkena penyakt hewan menular, jenis obat bius,
morfin, dan narkotik.
ASURANSI LAUT

4. Evenemen dan Ganti kerugian


Bahaya laut yang digolongkan evenemen terdiri dari dua golongan :
1. Perils of the Sea, bahaya yang bersumber dari alam, misalnya badai, gelombang
besar, hujan angin, batu karang, gunung es, sisa kapal karam dll.
2. Perils on the Sea, Bahaya yang bersumber dari manusia, baik dari awak kapal
maupun dari pihak ketiga, misalnya pemberontakan awak kapal, perompakan bajak
laut, penahanan dan perampasan oleh penguasa negara.
Dalam KUHD hal tersebut ditentukan dalam Pasal 237, tetapi rincian tersebut tidak
bersifat limitatif, sebab pada bagian akhir rincian itu ditutup dengan kata kata “
pada umumnya karena segala bahaya yang datang dari luar apa pun namanya”.
Akan tetapi tidak semua bencana yang datang dari luar menjadi tanggungan
Penanggung.
ASURANSI LAUT

5. Janji janji Khusus


Pasal 643 KUHD mengatur tentang asuransi barang2 cair yang dapat meleleh,
seperti minyak, anggur, dan sirup. Apabila terjadi kebocoran pada tempat
penyimpanannya atau karena goncangan, sehingga benda cair meleleh, maka
berkuranglah benda cair itu dan mengakibatkan kerugian pada tertanggung.
Kerugian ini bukan beban penanggung bila dicantumkan klausula “ bebas dari
kebocoran dan meleleh” yang dicantumkan di polis. Bila kebocoran karena
terjadinya tabrakan, maka akan menjadi beban penanggung.
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Asuransi kendaraan bermotor tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Karena
tidak mendapat pengaturan khusus, maka semua ketentuan umum asuransi kerugian
dalam KUHD berlaku terhadap asuransi kendaraan bermotor.Polis standar asuransi
kendaraan Indonesia dapat diikuti sebagai acuan utama, disamping kententuan umum
dalam KUHD.
Polis asuransi kendaraan bermotor harus memenuhi syarat2 umum Pasal 256 KUHD, juga
harus memuat syarat2 khusus yang hanya berlaku bagi asuransi kendaraan bermotor.
Syarat2 umum Pasal 256 KUHD :
a. Hari dan tanggal kapan serta tempat di mana asuransi kendaraan bermotor diadakan.
b. Nama tertanggung
ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR

Syarat2 umum Pasal 256 KUHD :


c. Keterangan yang cukup jelas mengenai kendaraan bermotor yang diasuransikan
terhadap bahaya ( risiko ) yang ditanggung.
d. Jumlah yang diasuransikan.
e. Evenemen evenemen penyebab timbulnya kerugian yang ditanggung Penanggung.
f. Waktu asuransi kendaraan bermotor
g. Premi asuransi kendaraan yang dibayar oleh Tertanggung
h. Janji janji khusus yang diadakan antara tertanggung dan penanggung.

Syarat syarat khusus :


• Wilayah negara berlakuknya asuransi kendaraan bermotor
• Pembayaran premi.
• Pemberitahuan kecelakaan dll.

Anda mungkin juga menyukai