Anda di halaman 1dari 21

A K U N TA N S I S YA R I A H

ISTISHNA
Muhamad Romdoni Sofa (1704518020)
Panji Budi Arifianto (1704518052)
Pratiwi Wijayanti (1704518022)
PENGERTIAN
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesanan
(Pembeli, mustashni') dan penjual (pembuat, shani')

Istishna
Suatu Paralel
bentuk akadistishna antara pemesan dengan penjual, kemudian untuk
memenuhi kewajibannya kepada mustashni, penjual memerlukan pihak lain
sebagai shani.
Transaksi
K
O
Pemesan N
Pesan Barang Pesan barang T
R
A
Penerimaan modal K
Penyerahaan
T
modal O
Penyerahan barang Penyerahaan R
pesanan Bank Syariah
barang pesanan

(Akad 1) Transaksi Istishna: (Akad 2) Transaksi Istishna:


Bank Syariah sebagai produsen/pembuat Bank Syariah sebagai
pembeli/pemesan
• Alat bayar harus diketahui jumlah
dan bentuknya, baik berupa uang,
barang, atau manfaat.
• Pembayaraan dilakukan sesuai
Ketentuan
dengan kesepakatan. Pembayaran
• Pembayaran tidak boleh dalam
bentuk pembebasan utang.
• Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang
Ketentuan • Harus dapat dijelaskan spesifikasinya
• Penyerahannya dilakukan dikemudian
Barang • Waktu dan tempat penyerahaan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan
Barang pesanan harus sesuai dengan • Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
karakteristik yang telah disepakati antara menerimanya
pembeli dan penjual. • Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang
Jika barang pesanan yang diserahkan salah
sejenis sesuai kesepakatan
atau cacat maka penjual harus bertanggung
• Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai
jawab atas kelalaiannya.
dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar
(hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan
akad.
Pada dasarnya Istishna tidak dapat
Pembeli mempunyai hak untuk
dibatalkan, kecuali:
memperoleh jaminan dari
• Kedua belah pihak setuju untuk penjual atas:
menghentikannya
• Akad batal demi hukum karena timbul kondisi
• Jumlah yang telah dibayarkan
hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan
• Penyerahan barang pesanan sesuai dengan
atau penyelesaian akad
spesifikasi dan tepat waktu
Tujuan PSAK 104 - Akuntansi Istishna
Untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi istishna

Telah diterapkan untuk lembaga keuangan syariah dan koperasi


syariah yang melakukan transaksi istishna (pembeli maupun
penjual).

Lembaga keuangannya, yaitu:


• Perbankan syariah
• Lembaga keuangan syariah nonbank seperti asuransi, lembaga pembiayaan,
dan dana pensiun
• Lembaga keuangan lain yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku
A K U N TA N S I
PENJUAL
P E N YAT U A N D A N


S E G M E N TA S I A K A D
Diperlakukan sebagai satu akad istishna jika:

a. Kelompok akad tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket .


b. Akad tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya akad tersebut
merupakan bagian dari akad tunggal dengan suatu margin keuntungan .
c. Akad tersebut dilakukan secara serentak atau secara berkesinambungan.
PENYATUAN DAN SEGMENTASI AKAD

 Pemesanan aset tambahan akad istishna terpisah, tambahan aset tersebut


diperlakukan sebagai akad terpisah jika:

a. Aset tambahan berbeda secara signifikan dengan aset dalam akad istishna'
awal dalam desain, teknologi atau fungsi; atau
b. Harga aset tambahan dinegosiasikan tanpa terkait harga akad istishna' awal.
PENDAPATAN ISTISHNA DAN ISTISHNA PARALEL

 Menggunakan metode:
• persentase penyelesaian atau
• akad selesai.

 Akad dikatakan selesai jika proses pembuatan barang


pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.
PENDAPATAN ISTISHNA DAN ISTISHNA PARALEL
Metode persentase penyelesaian:
• Nilai akad sebanding pekerjaan yang telah diselesaikan => diakui
sebagai “pendapatan istishna”

• Margin keuntungan istishna yang diakui selama periode pelaporan


ditambahkan kepada “aset istishna dalam penyelesaian”

• Akhir periode => “harga pokok istishna” => diakui sebesar biaya
istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.
ISTISHNA DENGAN PEMBAYARAN TANGGUH
ISTISHNA DENGAN PEMBAYARAN TANGGUH
A K U N TA N S I P E M B E L I
• Pembeli mengakui aset istishna' dalam penyele-saian sebesar jumlah
termin yang ditagih oleh penjual sekaligus mengakui hutang istishna'
kepada penjual. (Psak 104, prgf 36)
• Aset istishna' yang diperoleh melalui transaksi istishna' dengan
pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan
tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna'
tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna'
tangguhan.(psak 104, prgf 37)
• Beban istishna' tangguhan diamortisasi secara pro-porsional sesuai
dengan porsi pelunasan hutang istishna'.(psak 104, prgf 38)
• Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual
dan mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian itu dikurangkan dari
garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian tersebut
melebihi garansi penyelesaian proyek, maka selisihnya akan diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan
kerugian piutang.(psak 104, prgf 39)
• Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
spesifikasi dan tidak memper-oleh kembali seluruh jumlah uang yang telah
dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kem-bali diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang.
• (psak 104, prgf 40)
• Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai
wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan.(psak 104, prgf 41)
• Dalam istishna' paralel, jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena
tidak sesuai dengan spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur
dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna'.
• Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan.(psak 104,
prgf 42)
P E N YA J I A N
P E N G U N G K A PA N
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENJUAL PEMBELI
a. Piutang istishna' yang berasal dari transaksi a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari
istishna' sebesar jumlah yang belum dilunasi produsen atau kontraktor yang belum
oleh pembeli akhir. dilunasi.
b. Termin istishna' yang berasal dari transaksi b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar:
istishna' sebesar jumlah tagihan termin i. persentase penyelesaian dari nilai
penjual kepada pembeli akhir kontrak penjualan kepada pembeli akhir,
jika istishna’ paralel
ii. kapitalisasi biaya perolehan, jika
istishna'.
PENGUNGKAPAN
PENJUAL PEMBELI
a. metode akuntansi yang digunakan dalam a. Rincian hutang istishna’ berdasarkan
pengukuran pendapatan dan keuntungan jumlah dan jangka waktu;
kontrak istishna’; b. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
b. metode yang digunakan dalam penentuan No. 101: Penyajian Laporan Keuangan
persentase penyelesaian kontrak yang sedang Syariah
berjalan;
c. rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah,
jangka waktu, dan kualitas piutang;
d. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK
No. 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah

Anda mungkin juga menyukai