Dugaan ini didalami melalui pemeriksaan dua mahasiswa, yakni Putri Nur Fajrina dan
Genia Kamilia Sufiandi di Gedung Merah Putih KPK. Selain Hendra Nur Rahmatullah, KPK
menetapkan tiga auditor BPK lainnya yakni Anthon Merdiansyah, Arko Mulawan, dan Gerri
Ginanjar Trie Rahmatullah sebagai tersangka. Kemudian, Bupati Bogor AY, Sekretaris Dinas
(Sekdis) PUPR Kabupaten Bogor Maulana Adam, Kasubid Kas Daerah BPKAD Kabupaten
Bogor Ihsan Ayatullah, dan PPK pada Dinas PUPR Kabupaten Bogor Rizki Taufik turut
menjadi tersangka.
Sekitar Januari 2022, lanjut Firli, diduga ada kesepakatan pemberian sejumlah uang
antara HNRK dengan IA dan MA dengan tujuan mengkondisikan susunan Tim Audit interim
menurut dia, Ade menerima laporan dari Ihsan bahwa laporan keuangan Pemkab Bogor jelek
dan jika diaudit BPK Perwakilan Jawa Barat akan berakibat opini disclaimer.
Sebagai realisasi kesepakatan, Ihsan dan Maulana diduga memberikan uang sejumlah
sekitar Rp100 juta dalam bentuk tunai kepada ATM di salah satu tempat di Bandung. Anthon
kemudian mengkondisikan susunan tim sesuai dengan permintaan Ihsan di mana nantinya
objek audit hanya untuk SKPD tertentu
Proses audit dilaksanakan mulai bulan Februari 2022 s/d April 2022 dengan hasil
rekomendasi di antaranya bahwa tindak lanjut rekomendasi tahun 2020 sudah dilaksanakan
dan program audit laporan keuangan tidak menyentuh area yang mempengaruhi opini.
Adapun temuan fakta Tim Audit ada di Dinas PUPR, salah satunya pekerjaan proyek
peningkatan jalan Kandang Roda-Pakan Sari dengan nilai proyek Rp94,6 miliar yang
pelaksanaannya diduga tidak sesuai dengan kontrak Selama proses audit. Diduga ada
beberapa kali pemberian uang kembali oleh Ade melalui Ihsan dan Maulana pada Tim
Pemeriksa di antaranya dalam bentuk uang mingguan dengan besaran minimal Rp10 juta
hingga total selama pemeriksaan telah diberikan sekitar sejumlah Rp1,9 miliar.
Para tersangka saat ini dilakukan penahanan Rutan selama 20 hari pertama terhitung
sejak tanggal 27 April 2022 sampai dengan 16 Mei 2022 di Rutan Polda Metro Jaya hingga
Rutan KPK pada Pomdam Jaya Guntur.
2. Temuan kode etik yang dilanggar dalam kasus suap pemerintah kabupaten Bogor
2022:
- Integritas
Sebagai realisasi kesepakatan, Ihsan Fan Maulana diduga memberikan uang pada Tim
Kasub Audit sekitar Rp100 juta dalam bentuk tunai kepada Kasub Auditorat Jabar III BPK
Jabar Anthon Merdiansyah. Kemudian Anton selaku auditor memberikan susunan tim
sesuai permintaan Ihsan di mana nantinya objek audit hanya untuk SKPD tertentu, sehingga
laporan keuangan tidak menyentuh area yang mempengaruhi opini.
- Objektifitas
AY (Ade Yasin) selaku Bupati Bogor sebagai tersangka terkait tindak pidana korupsi
berupa suap pengurusan laporan keuangan pemerintah Kabupaten Bogor tahun anggaran
2021, penetapan itu disampaikan oleh Firli Bahuri selaku ketua KPK dalam keterangan pers
di kantor KPK.
- Perilaku Profesional
Diduga fakta Tim Audit menerima suap dalam bentuk uang mingguan dengan besaran
minimal 10 juta hingga selama pemeriksaan selesai telah diberikan sejumlah 1.9 miliar.