Dari hasil survey majalah Fortune tentang “Most Admired Company”, Enron dinobatkan sebagai
“the Most Innovative Company” di Amerika.
Pada tahun 2001, Enron telah menjadi konglomerat yang memiliki dan mengoperasikan gas
pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants, dan broadband services berskala
internasional, dan sahamnya diperdagangkan secara luas di pasar modal.
Sepanjang akhir periode 1990-an, saham Enron naikks ecara perlahan-lahan di NYSE, dengan
rentang perdagangan $20-$40. Dalam beberapa bulan awal tahun 2000 harga saham Enron
melonjak menjadi $70 dan mencapai puncaknya pada Agustus 2000 pada harga $90,56 dan
menutup tahun dengan harga saham mendekati $80. Pada tahun 2001, tren tersebut menurut secara
drastis hingga suatu titik dimana saham Enron sebenarnya sudah tidak berharga lagi. Pada tanggal
2 April 2002, saham Enron hanya bernilai 24 sen pada pasar over-the-counter.
Andersen memimpin perusahaan sampai kematiannya pada tahun 1947, beliau adalah aktivis
pembentukan standar dalam industri akuntansi. Ketika munculnya opsi saham dalam bentuk
kompensasi, Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke FASB bahwa opsi
saham harus disertakan pada laporan biaya sehingga berdampak pada laba bersih seperti
kompensasi dalam bentuk tunai.
Setelah konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun mengembangkan praktek
konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih berfokus pada konsultasi jasa audit.
Pada akhir tahun 1990-an, Arthur Andersen telah berhasil mengali-tigakan pendapatan per saham
para partnernya.
Sesuai perkiraan, Arthur Andersen berjuang untuk menyeimbangkan antara “faithfulness to
accouting standards” dengan “its clients’ desire to maximize profits”, khususnya di laporan laba
rugi kuartalan. Arthur Andersen telah diduga terlibat dalam penipuan akuntansi dan audit pada
Sunbeam Products, Waste Management Inc., Asia Pulp & Paper, Baptist Foundation of Arizona,
WorldCom, dan Enron.
Kronologis Kasus
1985 — Perusahaan gas alam Houston Natural Gas dan perusahaan sistem perpipaan,InterNorth
melakukan merger dan membentuk enron. Kenneth Lay, ekonom dan mantan
Departemen Interior US yang sebelumnya menjabat sebagai CEO Houston Natural Gas terpilih
sebagai CEO.
1987 — Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham.
1989 — Enron mulai melebarkan sayap bisnisnya dalam perdagangan gas alam dan komuditas
lainnya.
1990 — Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan
muda MBA Harvard untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron yang bertugas untuk
memimpin usaha perusahaan untuk fokus pada perdagangan komoditi lainnya.
1991 — Richard Causey berhenti dari Arthur Andersen dan bergabung dengan Enron sebagai
Assistant Controller.
1993 — Sheron Wattkins mulai bekerja di Enron. Pada kasus Enron ini ia sebagai wakil presiden.
Diamenyadari bahwa meskipun harga saham cukup
tinggi sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk
menutupi hutang entitas khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan memicu
tak solvabelnya entitas dan mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron.
1997 — Skilling diangkat menjadi President and Chief Operating Officer of Enron. Di tahun
iniFastow menciptakan Chewco, sebuah partnership, untuk membeli saham pensiun University of
California di perusahaan jount venture yang dijuluki JEDI, tetapi Chewco tidak memenuhi
persyaratan untuk dapat disimpan di balance sheet Enron. Akhirnya, tahap pertama yang memicu
kejatuhan Enron dimulai, yaitu: menyembunyikan utang dan menggelembungkan laba
1998 — Fastow diangkat menjadi Chief Finance Officer.
1999 — Causey diangkat menjadi Chief Accounting Office. Fastow menciptakan SPE pertama,
LJM, yang konon dibuat untuk “membeli” “kinerja buruk aset Enron dan lindung nilai (hedge)
investasi-investasi beresiko. SPE LJM ini membantu Enron dalam menyembunyikan utang
perusahaan dan menggelembungkan laba. Direksi Enron menyetujui rencana Fastow untuk
menjalankan SPE yang melakukan penawaran dengan Enron, sekaligus terus menjabat sebagai
Chief Financial Officer Enron. Causey dan mantan Chief Risk Officer, Rick Buy, dtugaskan
untuk mengawasi kesepakatan tersebut untuk melindungi kepentingan Enron..
Agustus 2000 — Harga saham Enron mencapai titik tertinggi yaitu $90.
Desember 2000 — Enron mengumumkan bahwa Skiling yang pada saat itu menjabat sebagai
President and Chief Operating Officer akan meneruskan posisi Lay, yaitu sebagai CEO Enron DI
Februari 2001 nanti. Lay tetap sebagai Chairman of the Board of Directors.
2001 — Sherron Watkins yang pada saat itu sebagai wakil presiden di bawah Fastow, mulai
curiga dengan praktek akuntansi yang dilakukan Fastow. Sepanjang harga saham Enron cukup
tinggi, nilainya akan mencukupi untuk menutupi saldo hutang SPE dan hutang tersebut tetap di
luar pembukuan Enron. Tetapi, jika harga saham jatuh, maka akan memicu aturan yang memaksa
perusahaan untuk membubarkan SPE dan memasukkan hutang dan aset yang terlalu tinggi pada
laporan keuangan Enron.Namun, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron mulai jatuh dari
angka $80 per saham. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan Enron berjuang untuk menghimpun
hutang dan aset pada Spesial Purpose Entities sehingga dapat menghindari pencatatan tersebut di
laporan keuangan perusahaan.
14 Agustus 2001 — Karena para investor mulai curiga dan harga saham Enron jatuh sampai $ 47
per saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan presiden dan CEO dengan alasan
pribadi. Lay kembali menjadi CEO.
22 Agustus 2001 — Setelah semakin yakin bahwa Enron dalam keadaan mengkhawatirkan,
Sherron Watikins secara pribadi menemui Ken Lay dan Legal Departement dengan
membawa enam halaman surat yang menjelaskan pelanggaran akuntansi yang berhubungan
dengan Special Purpose Entities dan memperingatkan mereka tentang kecurangan yang dilakukan,
yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting
fraud I had ever seen”.Namun demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja, Lay
berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan apa yang telah dilakukannya meskipun Special
Purpose Entities harus dibongkar karena harga saham Enron yang terus menurun. Lay malah
mengumumkan pada pekerja dan investor bahwa
pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan pada investor untuk terus
menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya menjual secara diam-diam
saham mereka. Watkins juga mengontak temannya di Arthur Anderson untuk mendiskusikan
permasalahannya pada kepala auditor, namun tidak dilakukan oleh temannya itu.
16 Oktober 2001 — Enron mengumumkan kerugian sebesar $638 pada kuartal III. Enron juga
mengambil alih hutang dan aset entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan
mengurangi nilai ekuitas pemegang saham sebesar $1.2 milyar yang berasal dari: write-off
terkait gagalnya usaha perdagangan broadband dan air, transaks SPE LJM2, kemitraan yang
awalnya dibuat oleh Fastow untuk hedging nilai aset dan menjaga ratusan juta dollar utang dari
rekening perusahaan.
19 Oktober 2001 — Securities and Exchange Commission mengeluarkan perintah penyelidikan
atas keuangan Enron.
22 Oktober 2001 — SEC mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki Special Purpose
Entities yang dimiliki Enron. Lay mengatakan, “We will cooperate fully with the SEC and look
forward to the opportunity to put any concern about these transactions to rest.”
24 Oktober 2001 — Fastow dipecat dari Enron.
5 November 2001 — Bendahara Enron, Ben Glisan Jr. dan pengacara Enron, Kristina Mordaunt,
dipecat karena berinvestasi di SPE bentukan Fastow. Masing-masing menginvestasikan $5,800 di
2001 dan menerima pengembalian $1,000,000 hanya dalam beberapa minggu kemudian.
8 November 2001 — SEC memerintahkan Enron untuk menyajikan kembali seluruh laporan
keuangannya selama 5 tahun, dari tahun 1997-2001, untuk menggabungkan SPEnya ke dalam
laporan keuangan perusahaan. Penyajian kembali dibuat untuk mengurangi ekuitas pemegang
saham sebesar 1,2 milyar dolar AS dan untuk menambah hutang perusahaan sebesar 2,6 milyar
dolar AS. Penyajian kembali ini, mencakup transaksi dengan kemitraan Fastow yang lain: LJM
Cayman, LJM1, Chewco dan Chewco Investment. Chewco dikelola oleh karyawan Enron Global
Finance, Kopper yang dilaporkan kepada Fastow.Penyajian kembali terkait LJM1 dan Chewco,
seperti yang sebelumnya dibebankan pada laba dan pengurangan ekuitas pemegang saham,
jumlahnya sangat besar. Hal ini mengurangi mengurangi laporan laba rugi Enron sebesar $28juta
pada tahun 1997 (dari total $105juta); $133 juta pada tahun 1998 (dari total $703); $248juta pada
tahun 1999 (dari total $893); dan $99juta pada tahun 2000 (dari total $979).Penyajian kembali
tersebut mengurangi ekuitas pemegang saham yang dilaporkan sebesar $258 juga pada tahun 1997;
$391juta pada tahun 1998; $710 juta pada tahun 1999; dan $754juta pada tahun 2000.Penyajian
kembali tersebut juga meningkatkan laporan utang sebesar $711 juta pada tahun 1997; $561 juta
pada tahun 1998; $685 juta pada tahun 1999; dan $628 juta pada tahun 2000.Enron juga
mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengetahui juga Fastow menerima
lebih dari $30 juta dari LJM1 dan LJM2. Pengumuman ini menghancurkan kepercayaan pasar dan
para investor terhadap Enron.
9 November 2001 — Dynegy Inc., rival Enron, menyatakan perjanjian untuk membeli lebih dari
$8 miliar dalam bentuk saham
19 November 2001 — Enron merevisi laba kuartal III dan menyatakan utang sebesar $690 juta
yang jatuh tempo pada 27 November 2001
28 November 2001 — Saham Enron terjun bebas dibawah $1 yaitu 24 sen membuat Dynegy
membatalkan rencana pembelian saham Enron.
2 Desember 2001 — Enron menyatakan kebangkrutan / palit, ribuat pekerja diberhentikan
9 Januari 2002 — Departemen Kehakiman menegaskan bahwa investigasi kriminal terhadap
Enron telah dimulai
10 Januari 2002 — White House mengungkapkan bahwa Lay meminta bantuan dari dua orang
anggota kabinet sesaat sebelum Enron runtuh, tetapi tidak mendapat respon. Auditor Enron, Arthur
Anderson terbukti menghancurkan dokumen-dokumen Enron
23 Januari 2002 — Lay mengundurkan diri dari jabatan Chairman of Board of Directors dan CEO
Enron
25 Januari 2002 — Cliff Baxter, mantan kepala unit perdagangan yang kemudian sempat menjadi
wakil presiden (sebelum mengundurkan diri pada Mei 2001) ditemukan tewas bunuh diri dengan
luka tembak.
Februari 2002 — Sherron Watkins hadir sebelum
kongress komite dan membuka pada publik apa yang ia ketahui seputar praktik akuntansi
perusahaan. Ia dilabeli “whistlebower pemberani” oleh pers
4 Februari 2002 — Lay mengundurkan diri dari Board of Directors
7 Februari 2002 — Skiling, Fastow, dan mantan ajudan Fastow, Michael Kopper muncul dalam
KOngres dengan McMahon dan pengancara Enron, Jordan MIntz. Skiling bersaksi sedangkan
Fastow dan Kopper meminta Hak Amandemen Kelima
12 Februari 2002 — Lay meminta Hak Amandemen Kelima pada sidang Senat setelah menyatakan
“kesedihan yang mendalam” atas keruntuhan Enron.
28 Februari 2002 — KAP Andersen menawarkan ganti rugi $750 jutar untuk menyelesaikan
berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen. Pemerintahan Amerika (The US
General Services Administration) melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak
pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
14 Maret 2002 — Mantan Auditor Arthur Anderson untuk Enron, David Dunchan, didakwa karena
telah menghancurkan dokumen Enron terkait usaha penggagalan investigasi. KAP Andersen terus
menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang
bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang meningakat mengenai keterlibatan
pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
22 Maret 2002 — Mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk melakukan
revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar
manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai
oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
26 Maret 2002 — CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya
9 April 2002 — David Duncan, mantan auditor Andersen untuk Enron, mengaku bersalah karena
telah mengintruksikan stafnya untuk menghancurkan dokumen sesuai kebijakan perusahaan.
Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai presiden dan Chief Opereting Officer
Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
15 Juni 2002 — Andersen dihukum. Juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan,KAP Andersen diberhentikan sebagai
auditor Enron pada pertengahan Juni 2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa
penugasan Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada
2 Desember 2001.
21 Agustus 2002 — Kopper mengaku bersaalah atas pencucian uang dan konspirasi, mantan
eksekutif Enron pertama yang mencapai kesepakatan dengan Jaksa. Ia mengidentifikasikan
serangkaian SPE yang dirancang untuk membentuk imej palsu Enron yang sehat secara finansial,
sementara ia memperkaya dirinya, Fastow, dan lainnya.
12 September 2002 — Tiga mantan bankir National Westminster Bank didakwa atas penipuan
kawat untuk menyedot jutaan dollar dalam pendapatan yang ditujukan untuk atasan mereka
melalui investasi dalam SPE Fastow. Mereka berjuang untuk mendapatkan ekstradisi
16 Oktober 2002 — Andersen dihukum dengan masa percobaan dan denda $500,000, Arthur
Andersen telah diblokir dan dilarang beroperasi sebagai KAP, dan hanya beberapa ratus karyawan
yang tersisa setelah hukuman ini.
17 Oktober 2002 — Manten trader terbaik Enron, Timothy Belden, mengaku bersalah atas wire-
fraud dan partisipasinya dalam skema untuk memainkan pasar energi selama krisis energi di
California pada tahun 2000-2001
31 Oktober 2002 — Fastow didakwa dengan 78 tuduhan konspirasi, penipuan, pencucian uang,
dan lainnya
26 November 2002 — Mantan eksekutif tingkat menengah Enron, Larry Lawyer, mengaku
bersalah karena telah mengajukan formulir pajak palsu sehingga $80,000 pendapatan Enron
disalurkan kepadanya sebagai “hadiah” atas manipulasi pajak yang dilakukannya.
4 Februari 2003 — Mantan trader Enron, Jeffrey Richted, mengaku bersalah atas tindakan
konspirasi dan tidak jujur terhadap FBI dengan tujuan untuk membantu memanipulasi pasar listrik
di California pada tahun 2000.
12 Maret 2003 — Dakwaan atas tuduhan memalsukan $111juta pendapatan dari gagalnya
kesepakatan video-on-the-mand dengan Blockbuster dijatuhkan terhadap 2 mantan eksekutif
akuntan dan keuangan: Kevin Howard dan Michael Krautz
30 April 2003 — Dakwaan terhadap Fastow meningkat dari yang awalnya 78 dakwaan
(31/10/2009) menjadi 98 dakwaan, sementara istrinya Lea Fastow, didakwa atas kejahatan dan
konspirasi pajak dan berpartisipasa dalam beberapa kegiatan suaminya. Lima mantan board
eksekutif lainnya dituduh berbohong pada Wall Street dan investor mengenai kemampuan jaringan
Enron untuk menggelembungkan Saham Enron. Mantan bendahara Enron, Glisan, didakwa atas
konspirasi dan pencucian uang dalam penawaran SPE yang dilakukan Fastow. Mantan eksekutif
keuangan, Dan Boyle, didakwa atas konspirasi dalam penjualan pembangkit listrik palsu di dekat
Nigeria ke Merrill Lynch, untuk memenuhi target pendapatan Enron
10 September 2003 — Glisan mengaku bersalah atas perilaku konspirasi dan langsung dijebloskan
di penjara selama 5 tahun, menjadikannya mentan eksekutif pertama yang berada di balk jeruji
besu. Kemudian Glisan mulai bekerja sama dengan Jaksa.
17 September 2003 — Dakwaan terbuka atas 3 mantan bankir Merrril Lynch atas peran mereka
dalam kesepakatan pembangkit listrik palsu di Neigeria. Mantan eksekutif Merril Lynch keempat
dan mantan akuntan Enron kemudian dibebankan atas dakwaan yang sama.
30 Oktober 2003 — David Delainey, mantan chief executife di unit trading Enron, mengaku
bersalah atas tuduhan insider tradng, ia mengakui bahwa ia berada dalam skema “manajemen
senior” untuk memanipulasi pendapatan perusahaan dan melampaui ekspektasi Wallstreet dengan
menjual $4,2 juta dalam bentuk saham.
14 Januari 2004 — Andrew Fastow mengaku bersalah atas 2 tuduhan konspirasi dan setuju untuk
mendekam di penjara selama 10 tahun
22 Januari 2004 — Mantan akuntan top Enron, Causey, mengaku tidak tahu menahu tentang
konspirasi dan tuduhan sebagai “arsitek utama” dalam skema penipuan yang menyesatkan
investor
19 Februari 2004 — Skiling menambahkan dakwaan Causey dan mengaku tidak bersalah agar
lepas dari 30 tuduhan termasuk: konspirasi, penipuan, dan insider trading.
6 Mei 2004 — Lea Fastow, mengaku bersalah atas tuduhan formulir pajak palsu, karena termasuk
kejahatan ringan LEa dihukum maksimal 1 tahun penjara.
19 Mei 2004 — Mantan sekretaris Enron, Paula Rieker, mengaku bersalah atas satu tuduhan insider
trading untuk menjua saham pada tanggal 5 July, mengetahui bahwa Enron kehilangan uang lebih
banyak daripada yang diklaim oleh publik
7 Juli 2004 — Dakwaan penyegelan terhadap Lay diserahkan
8 Juli 2004 — Lay menyerah kepada FBI. Dakwaan terbuka atas tuduhan berpartisipasi dalam
konspirasi untuk memanipulasi hasil keuagan Kuartalan; membuat pernyataan publik palsu dan
menyesatkan mengenai kinerja keuangan perusahaan; mengabaikan fakta—fakta yang diperlukan
untuk membuat laporan keuangan yang akuran dan adil. Lay mengaku tidak tahu (plead innocent).
15 Juli 2004 — Hakim US Bankruptcy, Judge Arthur Gonzalez, menegaskan rencana reorganisasi
Enron dimana sebagian besar kreditur akan menerima sekitar seperlima dari $63 juta yang mereka
miliki dalam bentuk tunai atau saham.
30 Juli 2004 — Mantan CEO Broadband Enron, Kenneth Rice, mengaku bersalah atas penipuan
sekuritas dan menggelapkan $13,7 juta dalam bentuk tunai dan properti yang meliputi perhiasan
dan sepasang mobil sport.
5 Agustus 2004 — Mantan trader top Enron, John Forney, mengaku bersalah di San Francisco atas
manipulasi harga listrik selama krisis listrik di California pada tahun 2000—2001
25 Agustus 2004 — Mantan kepala investor relations, Mark Koenig, mengaku bersalah karena
telah membantu dan bersengkokol dalam penipuan sekuritas. Koenig membantu menyajikan
laporan keuangan palsu kepada investor
31 Agustur 2004 — Mantan COO Enron, Kevin Hannon, mengaku bersalah atas 1 tuduhan
konspirasi.
20 September 2004 — Sidang atas penipuan dan konspirasi 4 mantan eksekutif Merril Lynch Bank
dan 2 mantan eksekutif mengah Enron dimulai
7 Oktober 2004 — Mantan asisten bendahara Enron, Timothy Despain, mengaku bersalah atas
konspirasi dan bersedia untuk bekerjasama dengan Jaksa
15 Oktober 2004 — Seorang hakim Inggris mendakwa 3 bankir Inggris dari Merril Lynch di
Amerika Serikat atas tuduhan penipuan yang berkaitan dengan Enron dapat diekstradisi untuk
diadili di Texas. Mereka masih berjuang melawan putusan tersebut
19 Oktober 2004 — Seorang hakim federal memberikan tuntutan terpisah dari Skiling dan Causey
atas tuduhan penipuan bank dan berbohong kepada bank mengenai penggunaan pinjaman untuk
membeli saham Enron, tetapi tetap memberikan hukuman yang sama untuk ketiganya dalam
tuntutan yang lain.
3 November 2004 — Juri memvonis 4 mantan eksekutif Merril Lynch Bank, termasuk mantan
kepala investasi perbankan, Daniel Bayly, dan mantan eksekutif menengah Enron, atas penipuan
dalam kasus pembangkit listrik palsu di Niagara. Seorang mantan akuntan Enron dibebaskan.
24 Februari 2005 — Seorang hakim federal menjadwalkan sidang peradilan untuk Lay, Skiling,
dan Causey pada 17 Januari 2006.
18 April 2005 — Sidang peradilan Enron dimulai
31 Mei 2005 — US Supreme Courte (Mahkamah Agung US) memutuskan hukuman mantan
auditor Andersen yang menghancurkan dokumen secara massal tanpa harus menemukan maksud
kriminal dibalik tindakan tersebut.
15 Juli 2005 — Mantan akuntan eksekutif Enron, Christopher Calger, mengaku bersalah atas
tuduhan konspirasi yaitu berpartisipasi dalam skema pengakuan pendapatan prematur yang tidak
benar
20 Juli 2005 — Juri dalam persidangan Enron membebaskan 3 dari 5 terdakwa pada beberapa
tuduhan, namun mengalami deadlock pada 164 dakwaan. Kelima terdakwa tersebut akan diadili
dalam 3 sidang terpisah, Mai, Juni, dan September 2006.
12 Desember 2005 — Seorang hakim menyetujui penarikan pengakuan bersalah dari mantan
auditor Anderson yang mengaudit Enron, Duncan.
28 Desember 2005 — Causey mengaku beralah atas penipuan sekuritas dan bersedia mendekam
di penjara selama 7 tahun dan melayani pemerintah. Hakim US District, Judge Sim Lake,
menjadwalakn ulang sidang Lay dan Skiling menjadi 30 Januari 2006
25 Mei 2006 — Dalam jejak juri, Lay dan Skiling terbukti melakukan kecurangan
Juli 2006 — Kenneth Lay meninggal karena serangan jantung sebelum ia dihukum
September 2006 — Fastow menerima hukuman 10 tahun penjara
Oktober 2006 — Skiling dihukum 24 tahun penjara atas penipuan
November 2006 — Causey dijatuhi hukuman 5 tahun penjara
Mereka membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan
mereka memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan pada
kontrak mereka. Dengan metode tersebut akan membuat tingkat diskonto yang rendah pada
kontrak mereka, sehingga membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi
pada investor. Padahal kenyataannya nilai asset dan laba mereka lebih rendah dari yang mereka
laporkan.
d. Board of Directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi pemegam saham Enron dan memberikan konstribusi pada
kejatuhan perusahaan publik terbesar ketujuh di AS, dengan membiarkan Enront terlibat dalam
praktik akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi kepentingan yang tidak pantas, pengungkapan
kegiatan penghancuran dokumen penting, dan kompensasi eksekutif yang berlebihan. Dewan
mengetahui hal ini tetapi lebih memilih untuk menutup mata dan merugikan pemegang saham,
karyawan, dan rekan bisnis.
e. Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal pengelolaan dana pensiun, dimana diharuskanpembelian
saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas reputasiperusahaan. Tujuan Enron
adalah menaikan harga saham perusahaan dengan cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron,
para ekskutif yang terlebih dahulu tahu telah menjualsahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat
menjual saham sampai pada harga 26 sen. Sangat banyak terjadi kerugian pada karyawan. Baik
financial maupun moral. Karyawan Enron banyak yang tidak diterima di perusahaan lain.
f. Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk Arthur
Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron. Dia mengeluhkan praktik
akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak merespon surat yang ia tulis,
Sharron pun memberikan kesaksian di depan komte penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan
yang mendengarkan kekhawatirannya mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahand dapat
dilakukan.
Pihak dari KAP Arthur Andersen
Arthur Andersen memberikan sedikitnya 5 jasa atestasi dan non atestasi sekaligus. Peran Arhur
Andersen dalam skandal Enron adalah sebagai berikut:
Budaya internal AA didorong oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron
adalah salah satu sumber kekayaan AA. Mengingat fakta ini, AA dan personelnya dihadapkan
pada beberapa konflik kepentingan, yang mungkin telah dilanggar dan melemahkan tekad mereka
untuk bertindak dalam hubungan fidusia mereka sebagai auditor, termasuk:
1) Mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE, menyebabkan kurangnya objektivitas
2) Kepentingan diri sendiri berperang melawan kepentingan umum yang mengarah ke keingininan
untuk membuat manajemen Enron puas, yaitu:
3). Staf auditor AA banyak yang meninggalkan AA dan kemudian bergabung dengan
Enron.Kekurangan AA diatas sebagian disebabkan oleh:
g. David B. Duncan
David menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia bertanggung jawab atas Enron sejak 1997,
ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari Andersen pada Januari 2002 dan dibebankan
hukuman karena telah memerintahkan staff Andersen untuk menghancurkan lebih dari 1 ton
dokumen yang berkaitan dengan Enron. Pada 9 April 2002, David mengaku bersalah dengan
hukuman maksimum 10 tahun, tetapi karena ia mengaku bersalah dan bersedia menjadi saksi
kemungkinan hukuman tsb dapat diringankan.
Pihak Lain
a. Securities and Exchange Commission (US SEC)
SEC juga harus bertanggungjawab pada kasus ini karena mereka memberikan persetujuan kepada
Skilling dan Andrew Fastow untuk menggunakan metode akuntansi yang menguntungkan bagi
mereka.
Dalam hal ini seharusnya SEC tidak menyetujui hal tersebut, karena hanya akan menguntungkan
beberapa pihak saja, dan pihak lainnya akan dirugikan dengan diperbolehkannya penggunaan
metode tersebut.
Jika SEC tidak memperbolehkan mereka menggunakan metode tersebut, mungkin saja kasus ini
tidak akan menjadi separah ini. Dan banyak pihak yang bisa diselamatkan atau dihindarkan dari
kasus ini.
b. Mitra Kerja
Mitra kerja dan konsumen Enron dirugikan dalam hal ini, sebut saja Blockbuster. Begitupun
dengan pemasok dan kreditor yang bekerja sama dengan Enron.
c. Investor
Sebagai hasil dari skandal Enron, investor baik pribadi maupun kelompok, kehilangan jutaan
dollar karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja keuangan perusahaan,
semua pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka investasikan setelah Enron jatuh
bangkrut. Pemegang saham kehilangan hampir $11miiliar ketika harga saham Enron yang tadinya
mencapai $90 menjadi anjlok ke angka 24 sen. Investor yang trauma sulit untuk kembali
berinvestasi setelah skandal ini.
d. White House
Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih
dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan
ini. Bahkan, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang
saham Enron.
Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36,
dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian
semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan
perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan
perusahaan itu.
Spitzer dan Fitgerald menggunakan praktik penawaran-penawaran saksi yang lebih rendah bagi
eksekutif yang tidak terlalu senior, terutama CFO, untuk ditukar dengan informasi dan kesaksian
yang dapat digunakan terhadap eksekutif yang lebih senior.
Namun pada bisnis perdagangan, Enron mengadopsi mark-to-market accounting, yakni begitu
sebuah kontrak jangka panjang ditandatangani, present value dari future inflows dari kontrak
tersebut diakui sebagai pendapatan dan present value dari biaya kontrak tersebut dianggap sebagai
biaya. Dalam hal ini, keberlangsungan kontrak jangka panjang tersebut seringkali dipertanyakan.
Dengan adanya kesulitan untuk penerapan matching principle antara profit dan cash, telah
memberikan laporan yang menyesatkan bagi investor. Unrealized gains and losses pada market
value dari kontrak jangka panjang (yang tidak di-hedging) kemudian dilaporkan sebagai bagian
dari pendapatan tahunan pada saat terjadinya. Sebagai contoh, Enron melakukan kontrak
kerjasama dengan Blockbuster Video pada tahun 2000. Pilot Project tersebut terdapat di Portland,
Seattle dan Salt Lake City. Berdasarkan proyek tersebut Enron kemudian mengakui estimasi profit
sebesar $ 110 juta walaupun berbagai kalangan mempertanyakan keberlangsungan teknis dari
proyek tersebut dan permintaan pasar. Ketika jaringan tersebut gagal, Blockbuster menarik
kerjasamanya dan Enron tetap meneruskan untuk mengakui future profit walaupun kontrak
tersebut berakhir dengan kerugian.
Sebagai contohnya, pada tahun 1997, Enron berkeinginan untuk membeli kepemilikan dari
beberapa joint venture, namun Enron tidak mau memperlihatkan hutang miliknya yang digunakan
untuk membiayai akuisisi tersebut pada neraca perusahaan. Maka Enron menggunakan Chewco,
sebuah SPE yang dikontrol oleh Enron untuk menerbitkan hutang dengan Enron sebagai penjamin
untuk medapatkan kepemilikan pada joint venture seharga $ 383 juta.
Transaksi tersebut telah diatur sedemikian rupa sehingga Enron tidak harus mengkonsolidasi
Chewco ataupun joint venture tersebut pada laporan keuangannya, sehingga Enron tidak perlu
mengakui hutang pada pembukuannya.
Seperti yang telah diakui Enron pada bulan Oktober 2001, bahwa mereka telah melanggar standar
akuntasi yang mengharuskan sedikitnya 3% dari aset dimiliki oleh investor ekuitas independen.
Dengan mengabaikan persyaratan tersebut, Enron dapat menghindari konsolidasi dari SPE
tersebut. Sebagai akibatnya, neraca perusahaan tersebut mengalami understated pada liabilitas dan
overstated pada ekuitas dan pendapatan. Selain itu, Enron hanya melakukan pengungkapan minim
mengenai hubungannya dengan SPE. Perusahaan tersebut hanya mengungkapkan bahwa mereka
telah melakukan hedging untuk menurunkan resiko pada investasinya melalui transaksi dengan
SPE. Sehingga investor tidak menyadari bahwa SPE tersebut telah menggunakan saham dan
jaminan finansial dari Enron, sehingga Enron tidak terproteksi dari resiko. Di samping itu, Enron
juga memperbolehkan beberapa karyawan kunci di perusahaan untuk menjadi partner di SPE
tersebut.
Secara garis besar, SPE dapat digunakan secara tidak etis dan ilegal untuk:
Penghindaran Pajak
Beberapa Bank, KAP, bankir investasi, dan kantor pengacara bahkan politisi diduga memberikan
konsultasi mengenai penyembunyian pajak terstruktur pada 12 transaksi besar yang mencapai $2
miliar dari tahun 1995-2001. Manajemen Enron menemukan bahwa transaksi pajak tidak hanya
bisa menghemat pajak, tetapi dapat digunakan untuk menciptakan laba dalam lapora keuangan.
Setelah itu, departemen pajak Enron tampak sebagai pusat “revenue center”.
Secara umum, empat strategi yang digunakan Enron dalam transaksi terstruktur tersebut adalah:
Enron mencatat kredit yang timbul dari 2 strategi pertama sebagai pendapatan keuangan. Enron
sengaja terlibat dalam transaksi yang sedikit atau tanpa tujuan bisnis untuk mendapatkan perlakuan
pajak dan akuntansi yang menguntungkan. Sedangkan transaksi-transaksi rumit,
kompleksitasknya direkayasa dengan saran dari penasihat luar yang canggih. Para penasihat ini
adalah:
Arthur Andersen, Banker Trust, Vinson Elkins, Deloitte Touche, Akun-Gump-Straus, Chase
Manhattan, Deutsche Bank, dan Ernst Young.
Pada kasus ini, Lea Fastow, istri Andrew Fastow yang pernah menjabat sebagai asisten bendaharan
mengaku bersalah atas tuduhan penipuan pajak, ia mengajukan formulir pajak palsu. Lea dihukum
1 tahun penjara.
Kekurangan integritas pada budaya Enron berada dalam taraf yang cukup menyedihkan. Salah –
satu teka-teki Enron yang tidak dijelaskan adalah “mengapa orang-orang yang memiliki interaksi
berkelanjutan dengan anggota dewan ternyata tidak maju untuk mengungkapkan kejanggalan
tsb?”, seperti:
Jika mereka memiliki loyalitas kepada perusahaan, seharusnya mereka melaporkan kejanggal SPE
kepada anggota dewan. Kurangnya loyalitas ini ada hubungannya dengan keinginan untuk
memuaskan Fastow dan Lay yang memberikan pengaruh signifikasn terhadap rencana insentif
opsi saham enron.
Dalam kerangka kerja tata kelola, Dewan Direksi Enron bertanggung jawab untuk mengawasi lini
bisnis Enron dan strategi untuk membiayainya. Salah satu bidang usaha Enron, yaitu: bisnis
perdagangan energi secara online, memerlukan akses ke lini kredit yang luas.
Pada saat yang sama, sifat dari bisnis ini menyebabkan fluktuasi laba yang besar dari triwulan ke
triwuan, sehingga mengarah pada pendanaan berbiaya rendah. Lini bisnis lainnya, yaitu: jaringan
serat optik (yang sebagian besar tidak berguna) juga kekurangan kas.
Semua anggota Dewasn Dieksi sangat menyadari dan mendukung fokus Enron di peringkat kredit,
arus kas dan beban utang. Semua orang akrab dengan strategi “asset light”. Disinilah titik dimana
Dewan Direksi Enron tidak menjalankan tugas fidusia, mereka hanya bertindak demi kepentingan
perusahaan bukan pemegang saham.
Munculnya WorldCom
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu besarnya
kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi
ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis. Hal ini berimbas
pada pendapatan WorldCom yang menurun drastis sehingga pendpatan ini jauh dari yang
diharapkan. Padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur WorldCom
menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
Nilai pasar saham perusahaan WorldCom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari 2000)
menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini membuatan pihak manajemen berusaha
melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Dalam laporannya pada 25 Juni WorldCom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan lebih
dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beben jaringan adalah beban
yang dibayar oleh WorldCom kepda perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya
akses dan biaya pengiriman pesan bagi WorldCom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah
diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun
2002.berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCommampu menaikkan pendapatan
atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan
akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
Pada 25 Juni 2002, saham WorldCom dari $64,5 pada pertengahan 1999 menjadi kurang dari $2
per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya kurang dari 1 sen.
Para pegawai WorldCom yang mempunyai saham perusahaan sebagai bagian dari dana pensiun
mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32 % atau $642,3 juta dana
pensiun mereka berupa saham.Dan mengumumkan akan memberhentikan 17.000 karyawan dari
total 85 ribu karyawan.
Pada 21 Juli 2002, WorldCom mengikuti program proteksi kebangkrutan sementara dari
departemen kehakiman Amerika serikat. WorldCom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan
total utang $41 milyar. Kebangkrutan WorldCom merupakan kebangkrutan yang paling besar di
Amerika Serikat
Pada tahun 2004 WorldCom berubah nama mnjadi MCI, dan CEO WorldCom diganti dari Ebbers
menjadi John Sidgemore. Scott D. Sullivan didakwa dengan hukuman penjara maksimum 25 tahun
penjara sedangkan Ebbers didakwa dengan hukuman penjara lebih dari 25 tahun.
Disahkannya SOX
Pengumuman oleh WorldCom tentang manipulasi laba akuntansi secara besar-besaran telah
memukul pasar modal, media dan juga politisi. Maka pada 30 juli 2002 disahkanlah Sarbanes-
oxley act, yaitu undang-undang baru yang mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-oxley
sendiri diambil dari dua orang politisi yang menjadi inisitor undang-undang tersebut.
SOX adalah hukum keamanan AS yang paling jauh jangakauannya, yang berlaku semenjak US
security Act of 1933 dan Securities Exchange Act of 1934, yang mendorong SEC pada tahun 1934
untuk menjalankan undang-undang tersebut. Banyak ketentuan SOX memerlukan implementasi
tindakan SEC, dan studi lebih lanjut untuk memperoleh jalan yang terbaik sebagai pedoman masa
depan.
SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi perusahaan dalam
mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. SOX menetapkan standar baru pada tata kelola
yang akan diterapkan pada semua perusahaan perusahaan yang telah terdaftar di SEC, yaitu yang
terdaftar dibursa saham AS termasuk perusahaan-perusahaan asing besar yang terdaftar di bursa
AS. Lebih dari 200 perusahaan terbesar di Kanada, dan banyak perusahaan internasional besar
lainnya, harus mematuhi peraturan ini.
Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang
menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB). PCAOB akan mengawasi semua KAP yang mengaudit perusahaan yang terlah terdaftar
di SEC, seperti halnya perturan akuntansi dan pengungkapan perusahaan-perusahaan tersebut.
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan
WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata
kelola harus diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisis kredibilitas tata kelola
dan mengembalikan kepercayaan dalam system pasar modal
Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat mencakup
hal-hal sebagai berikut
Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewa direksi, subkomitenya, diri
para direktur pribadi dan auditor.
Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan
kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk memastikan
kepatuhan, dan kepatuhan actual, termasuk keprihatinan para whistle-blower.
Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan
keahlian lainnya yang diperlukan.
Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dpahamidan transparan.
Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para
investor.
Dampak SOX Terhadap Tata Kelola, Akuntabilitas dan Manajemen
Kerangka tata kelola SOX akan memfokuskan perhatian pada direktud dan manajemen pada isu-
isu yang sangat penting mengenai tata kelola dan proses pelaporan yang baik. Secara khusu,
perkembangan berikut akan membawa perubahan positif dan perubahan jangka panjang yang:
Fokus spesifik pada peningkatan akuntabilitas dan pelaporan kepada pemegam saham
publik; pengendalian intern terkait dan sitem whistle-blower; serta atas sertifikasi CEO dan CFO,
sertifikasi palsu akan dianggap sebagai tindak pidana.
Penguatan peran komite audit, independensi penuh para direktur yang menjabat, arus
informasi, serta kemampuan auditor untuk melaporkan dan terlibat dengan komite dalam diskusi
yang bermakna.
Klasifikasi peran, tanggun jawab, dan kompetensi dari para direktud dan komite dewan.
Definis konflik kepentingan dan pentingnya menghindari situasi tersebut, serta kode etik
bagi CFO dan lainnya
Peningkatan denda yang dijatuhkan atas kesalahan.
Namun, sulitnya menemukan pakar keuangan untuk menjabat sebagai direktur dan komite menjadi
suatu tantangan tersendiri. Persyaratan waktu dan risiko hukum telah meningkat, memaksa
pengurangan jumlah anggota dewan direksi, serta honor dewan dan komite audit menjadi lebih
tinggi. Pelatihan kompetensi direktur sedang tumbuh dan akan menjadi suatu norma.
Kecil kemungkinannya bahwa perusahaan-perusahaan kecil dan perusahaan asing secara sukarela
akan mengadopsi sepenuhnya rezim tata kelola baru ini karena memakan waktu dan biaya. Hal ini
mungkin menciptakan sistem tata kelola 2 tingkat yang mungkin tidak mendukung beberapa
investor. Beberapa perusahaan akan mengundurkan diri dari SEC dan Pasar Modal AS, seperti
yang sudah dilakukan oleh Porsche.
Pada akhirnya, jika sistem tata kelola SOX telah dilaksanakan, akankah kasus kegagalan Enron,
WorldCom, dan bencana keuangan lainnya dapat dihindari? Tentu saja tidak, contohnya Lehman
Brothers, paling tidak kini upaya untuk menghindarinya menjadi lebih tinggi.
Pembukuan, atau jasa lain berkaitan dengan jasa pencataran akuntansi dan penyusunan
laporan keuangan dari klien yang diaudit.
Desain dan implementasi dari system informasi keuangan.
Jasa appraisal atau valuation service, pendapat mengenai kewajaran (fairness opinions),
atau laporan mengenai sumbangan dalam bentuk jasa (contribution-in-kind reports)
Jasa aktuarial.
Jasa-jasa audit internal (internal audit outsourcing services)
Selain itu, agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat kehilangan objektivitasnya,
SOX juga mengatur rotasi atau pertukaran auditor. hal ini diatur dalam SOX Section 203,
menetapkan rotasi dari lead audit partner dan concurring audit partner setiap 5 (lima) tahun.
Margin upah layanan audit meningkat secara dramatis sebagai akibat dari tuntutan yang sangat
besar terhadap kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama dengan tinjauan atas integritas
pengendalian intern perusahaan dan keakuratan laporan keuangan. LOnjakan permintaan jasa audit
menimbulkan kurangnya tenaga audit yang memenuhi syarat. Ada semacam protes terhadap biaya
kepatuhan pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk
masing-masing perusahaan. SEC berdalih mereka tidak pernah mengatakan bahwa pekerjaan audit
harus benar-benar lengkap, tetapi berdasarkan penilaian. Hal ini sedikit melegakan ketakutan dari
beberapa CEO dan CFO yang khawatir akan hukuman penjara, serta pengacara dan auditor yang
menyarankan pendekatan ultrakonservatif.
Meskipun demikian biaya pengerjaan Section 404 sangatlah besar. Namun jumlah biaya seluruh
perusahaan terdaftar US jika digabungkan ($5miliar) hasilnya masih lebih kecil dari padajumlah
uang yang lenyap pada skandal Enron ($90 miliar). Hubungan cost-benefir bahkan lebih
menguntungkan jika kerugian dari skandal perusahaan lainnya di masa depan dapat dihindari.
Biaya ini pun seharusnya semkin mengecil dari waktu ke waktu. Sistem pengendalian intern yang
lebih baik juga meningkatkan biaya audt tahunan secara moderat.
Di AS dan yuridiksi asing, beberapa kantor akuntan profesional kecil telah mendahului audit SEC
atau pendaftar pasar saham karena mereka tetap ingin memelihara margin praktik yang
terintegrasi. Hal ini berarti bahwa sistem auditor dua tingkat dikembangkan di seluruh dunia. Satu
untuk perusahaan besar dan satu untuk perusahaan kecil.
Dampak penuh SOX terus berkembang, tetapi penguatan akuntabilitas, serta penguatan standar
independensi dan hubungan auditor ke subkomite audit, akan membantu auditor melayani
kepentingan publik.
Etika budaya tersebut harus didasarkan pada kejujuran, keadilan, elas kasihan, integritas,
kemampuan meramalkan dan tanggung jawab, serta terfokus pada pengembangan kepercayaan
dan respek untuk kepentingan stakeholders. Pada kenyataannya, perusahaan-perusahaan AS dan
asing yang memiliki tata kelola yang baik telah melakukannya, hal ini mengindikasikan bahwa
mereka sudah melakukan apa yang direkomendasikan oleh SOX.
Etika dan reputasi menjadi lebih dikatikan secara langsung daripada sebelumnya. Sebagai contoh,
Arthur Andersen dijatuhkan denda $500,000. Denda ini tidak signifikan dibandingkan dengan
kehilagan pendapatan di masa mendatang.
Sebuah perusahaan dengan reputasi tinggi dan memiliki 85,000 karyawan hancur dalam waktu
kurang dari 1 tahun. Manajemen risiko yang komprehensif harus mencakup risiko etika dan
perkiraan yang lebih tinggi.
Strategi modern, pendekatan-pendekatan audit berbasis risiko harus memasukan risiko etika.
Sistem pengendalian intern harus mencakup pemantauan risiko etika, dan sistem baru harus terus
dikembangkan untuk mendukungnya. Akhirnya, kebutuhan untuk bisnis dan pendidikan etika
profesional menunjukkan betapa pentingnnya etika untuk perusahaan dan budaya perusahaan,
serta kinerja para akuntan profesional kini semakin jelas.
Enron dengan sengaja menciptakan krisis listrik palsu di California pada tahun 2000-2001. Antara
30%-50% perusahaan di industri energi di Califfornia gulung tikar, bahkan mencapai 76% saat
Enron mendorong harga listrik lebih tinggi sampai 9 kali lipat.
Analisis Kasus
Pelanggaran 5 Prinsip Tata Kelola pada kasus Enron-Anderson
National Committee on Governance (NCG,2006) memublikasikan Indonesia’s Core of Good
Corporate Governance pada 17 Oktober 2006.
Dalam kode GCG ini, NCG mengemukakan lima prinsip GCG, yaitu:
1. Transparansi (transparency)
Berkaitan dengan kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan dalam
proses keputusan dan penyampaian informasi. Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga
mengandung arti bahwa informasi yang disampaikan harus lengkap, benar dan tepat waktu kepada
semua pemangku kepentingan.
Dalam Skandal Enron dimensi Transparasi jelas dilanggar, hal ini dapat dilihat pada:
2. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip akuntabilitas adalah prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina system
akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Untuk itu,
diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertangungjawaban setiap organ sehingga
pengelolaan berjalan efektif.
Dalam skandal Enron, pihak manajemen tidak mengelola sistem akuntansi yang efektif sehingga
menghasilkan laporan keuangan yang tidak dapat dipercaya, hal ini dapat dicermati pada:
SEC membolehkan buah perusahaan untuk mengeluarkan pencatatan SPE dari laporan
keuangannya. Hal ini diperbolehkan jika terdapat pihak independen yang mempunyai control
atas entitas tujuan tersebut dan apabila pihak independen tersebut memiliki setidaknya 3% dari
seluruh SPE tersebut. Peraturan tersebut kurang tepat, karena seharusnya perusahaan tidak boleh
mengeluarkan pencatatan SPE dari laporan keuangannya. Hal tersebut seharusnya dilaporkan
dalam laporan keuangan konsilidasi yang dimiliki oleh perusahaan induk. Dalam kasus Enron
ini, hal tersebut tidak dicatat dan tidak dilaporkan dalam laporan keuangan konsilidasi
perusahaan induk, ditambah lagi pihak yang memiliki SPE adalah pihak internal Enron.
Melakukan skema prabayar, yakni mencatat transaksi prabayar dalam pengiriman energi
masa depan sebagai laba operasi dan arus kas saat ini, bukan sebagai arus kas dari operasi
pembiayaan.
Perhitungan pajak yang salah yaitu mengakui kerugian yang sama sebanyak dua kali dan
mencatatnya sebagai pendapatan; dan merubah dpp aset tak tersusutkan (tidak kena pajak)
menjadi aset tersusutkan (kena pajak)
Melakukan praktik asset light, yaitu menjual aset pembangkin listrik secara langsung atau
menjual kepentingan di dalamnya kepada investor secara lansung, dan mencatat pendapatan
tersebut sebagai laba dari hasil “monetizing” dan “syndicating”
3. Responsibilitas (responsibility)
Prinsip responsibilitas adalah prinsip di mana para pengelola wajib memberikan
pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para pemangku
kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya. Prinsip tanggung jawab ada
sebagai konsekuensi logis dari kepercayaan dan wewenang yang diberikan oleh para pemangku
kepentingan kepada para pengelola perusahaan.
Skandal Enron memberikan contoh pelanggaran tanggung jawab ini mempunyai dalam berbagai
dimensi, yaitu:
1) Dimensi ekonomi, Enron tidak bertanggungjawab untuk memberian keuntungan ekonomis
bagi para pemangku kepentingan. Dimensi ini juga melanggar prinsip fairness dimana tidak semua
pemangku kepentingan mendapatakan keuntungan ekonomis yang sama bahkan ada yang
dirugikan.
2) Dimensi hukum, tanggung jawab manajemen Enron tidak diwujudkan dalam bentuk ketaatan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Enron melakukan ratusan transaksi yang melanggar
hukum, mulai dari konspirasi, penipuan, pemalsuan laporan, insider trading, penipuan pajak,
pencucian uang, dan penipuan sekuritas.
Vinson dan Elkins, pengacara eksternal Enron sudah sudah menyadari adanya risiko tak terkendali
dalam transaksi yang dilakukan Enron, mereka juga telah mengajukan laporan penjabaran risiko
kepada Lay, namun akibat loyalitasnya kepada Lay mereka tetap menyetujui SPE yang dikelola
oleh Faslow dan SPE lain. Padahal dalam etika hukum, pengacara eksternal memiliki kewajiban
etis yang jelas untuk menarik diri dari transaksi di mana klien jelas melanggar hukum.
3) Dimensi moral, artinya sejauh mana wujud tanggung jawab tindakan manajemen tersebut
telah dirasakan keadilannya bagi semua pemangku kepantingan. Selama prinsip fairness tidak
terpenuhi, dimensi moral sulit untuk dipertanggunjawabkan. Selain itu kegiatan perusahaan Enron
tidak menghormati nilai-nilai dasar yang mendasari ketertarikan pemangku kepentingan
(hypernorms) sehingga saat mendekati detik-detik keterpurukan, Enron tidak mendapat dukungan
dari pemangku kepentingan selain dengan cara curang.
4) Dimensi spiritual, artinya sejauh mana tindakan manajemen telah mampu mewujudkan
akuntabilitas diri atau telah dirasakan sebagai bagian dari ibadah sesuai dengan ajaran agama yang
diyakininya. Eksekutif Enron hanya mengejar tujuan lahirian dengan mengabaikan tujuan
spiritual, dengan ini tahap yang dicapai hanya PQ dan IQ saja.
4. Independensi (independency)
Independensi adalah keadaan di mana para pengelola dalam mengambil suatu keputusan bersifat
professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan, dan bebas dari tekanan/pengaruh dari mana
pun yang bertentangan dengan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan
yang sehat.
Arthur Ardensen menyediakan setidaknya 5 layanan kepada Enron yaitu: (1) sebagai
auditor eksternal yang mengaudit kewajaran laporan keuangan Enron; (2) sebagai Konsultan
akuntansi dan manajemen, termasuk saat transaksi SPE; (3) sebagai penasihat perpajakan; (4)
sebagai internal auditor Enron; (5) sebagai penasihat masalah keuangan. Kelima layanan tersebut
memiliki fungsi yang saling bertabrakan bahkan tumpang tindih hingga menyebabkan hilangnya
objektivitas Arthur Andersen.
Banyaknya auditor Arthur Andersen yang kemudian pindah dan menjabat sebagai
eksekutif Enron, seperti: Richard Causey, Sheron Wattkins, dan staff lainnya
SPE seharusnya dimiliki oleh pihak independen, tetapi SPE yang bertransaksi dengan
Enron adalah bentukan Fastow yang merupakan CFO Enron
5. Kesetaraan (fairness)
Perlakuan yang setara merupakan prinsip agar para pengelola memperlakukan semua pemangku
kepentingan secara adil dan merata, baik pemangku kepentingan primer (pemasok, pelanggan,
karyawan, pemodal) maupun pemangku kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat dan yang
lainnya). Prinsip ini juga sangat erat dan tumpang tindih dengan prinsip akuntabilitas dan
tanggung jawab.
Enron memperlakukan pemangku kepentingannya dengan tidak adil, yaitu:
Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau
dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan
penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum. Artinya secara
kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan
malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain :