Anda di halaman 1dari 4

Najda Umma Laila

175020301111035
Audit Sektor Publik

Asersi Manajemen dalam Audit Laporan Keuangan

Tujuan Audit Dalam Laporan Keuangan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan


(SAP), komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan pemerintahan
(berbasis akrual) terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan
finansial, yang jika diuraikan adalah sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Anggaran;
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
3. Laporan Operasional;
4. Laporan Perubahan Ekuitas;
5. Neraca;
6. Laporan Arus Kas;
7. Catatan atas Laporan Keuangan.

Komponen-komponen laporan keuangan tersebut disajikan oleh setiap entitas pelaporan,


kecuali Laporan Arus Kas yang hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum, dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan
oleh Bendahara Umum Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan
konsolidasinya.
Audit dilakukan untuk menentukan laporan keuangan sebagai keseluruhan informasi
kuantitatif, obyektif yang sangat berguna untuk bagian internal dan eksternal perusahaan yang
telah di periksa dan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah di tetapkan oleh pihak
pengelola keuangan negara, dimana semua itu telah ditetapkan dalam persyaratan asersi.
Auditor publik menguji laporan keuangan dengan menguji kebenaran laporan keuangan
yang dibuat oleh bagian keuangan dan akuntansi instansi negara apakah telah disajikan secara
wajar dan seesuai peraturan standar akuntansi pemerintah (PSAP) dalam anggaran dan laporan
realisasi anggaran pemerintah sebelum dipublikasikan. Dalam hal ini bursa efek atau pihak-pihak
yang berkepentingan (eksternal/internal).
Pendapat Auditor atas laporan keuangan perusahaan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang
diatur dalam SAK (Standart Akuntansi Keuangan) dan tujuan auditor hanya sebatas menyatakan
pendapat yang tertuang dalam Laporan Auditor Independen (LAI). laporan keuangan perusahaan
yang disajikan pihak manajemen perusahaan dan telah diperiksa, maka auditor wajib memberikan
pendapat atas laporan keuangan klien dengan pendapat:
 Wajar
 Wajar tanpa pengecualian
 Wajar dengan pengecualian
 Tidak Wajar, atau
 Tidak Memberi pendapat

Sebelum memberikan pendapat atas laporan keuangan manajemen, Auditor harus menguji
atau memeriksa 5 Asersi-asersi atau pendapat manjemen pemerintahan atas laporan keuangan
perusahaan. agar auditor dapat memberikan pendapat secara tepat atas dasar obyektif laporan
keuangan untuk tetap menjaga keakuratan audit laporan keuangan pemerintahan.
Asersi (assertion) adalah suatu deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi, asersi adalah
pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit atau eksplisit, dimaksudkan untuk
digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga) saat laporan keuangan dijadikan sebagai media informasi
dan patokan dalam pengambilan keputusan. Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan
pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit serta dapat diklasifikasikan berdasarkan
penggolongan besar sebagai berikut ini:

 Asersi tentang keberadaan atau keterjadian (existence or occurance)


Auditor menguji keterjadian transaksi-transaksi yang ada dalam akun-akun laporan
keuangan negara, apakah telah sesuai tanggal dan obyektif (benar-benar terjadi dalam
transaksi) dan memang ada wujud fisik dari barang itu sendiri. Atau setidaknya bukti
transaksi jika barang tersebut tidak memiliki bentuk fisik. Tidak boleh ada asset fiktif yang
ada di neraca. Digunakan penelusuran ke belakang untuk mendeteksinya. Semua bukti
transaksi seperti : Kuitansi, faktur pembelian dan penjualan, nota debet, nota kredit, nota
kontan, cek akan diperiksa. Penulisan tanggal transaksi serta kuantitas yang ada di dalam
bukti transaksi harus sesuai dengan catatan yang sudah disertakan di laporan pelaksanaan
anggaran, khususnya pada laporan realisasi anggaran.
Semua bukti transaksi yang terkumpul akan digunakan oleh auditor keuangan
negara sebagai sampel bahan pemeriksaan laporan keuangan. Hal ini juga dapat membuat
audit laporan keuangan berjalan secara efisien dan akan memberikan output informasi audit
yang akurat (sesuai dengan ketentuan).
 Asersi tentang kelengkapan (completeness)
Auditor menguji bahwa jumlah saldo-saldo yang telah tersaji dalam laporan
keuangan dalam laporan realisasi anggaran, laporan neraca sudah tercatat secara
keseluruhan sesuai transaksi yang terjadi dari tanggal 1 januari hingga 31 desember (satu
periode buku pelaporan). Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada catatan
transaksi yang telah tersaji dalam laporan keuangan itu belum tercatat oleh pihak
manajemen pemerintahan. Tidak ada akun-akun yang tertinggal karena pencatatan
diharuskan se lengkap dan se-detail mungkin mengenai realisasi anggaran yang sudah
ditetapkan di awal. Asersi ini membicarakan mengenai kelengkapan yang menjadi jaminan
seluruh transaksi yag terjadi telah tercatat dalam laporan keuangan.

 Asersi tentang hak dan kewajiban (rights and obligations)


Pemeriksaan ini dilakukan auditor untuk membuktikan bahwa stakeholder
pemerintahan mempunyai hak atas aktiva yang dilaporakan dalam neraca dengan melihat
bukti kepemilikan aktiva, seperti : kendaraan dengan bukti STNK, aset tetap (tanah dan
bangunan) dengan bukti kepemilikan surat jual-beli tanah dan sertifikat tanah serta bukti
pembayaran pajak bumi dan bangunan, dan lain sebaginya.
Membuktikan kebenaran akan adanya pasiva/ kewajiban-kewajiban berupa utang
jangka pendek dan atau utang jangka panjang benar-benar dimiliki oleh klien perusahaan
yang tersaji dalam laporan neraca perusahaan. Pemisahan antara hak dan kewajiban negara
terlihat jelas dan masing-masing pihak yang melakukan transaksi ke pihak pemerintah
maupun pemerintahan sendiri memiliki bukti nya.

 Asersi tentang penilaian atau alokasi (valuation and allocation)


Pemeriksaan yang dilakukan auditor pemerintahan digunakan untuk penilaian pada
rekening neraca dan laba/ rugi yang sudah dicatat oleh akuntansi pemerintah, apakah sudah
dicantumkan atau dicatat sesuai dengan saldo yang sebenarnya. Valuasi dan alokasi
anggaran awal harus dicantumkan dengan detail dan jelas di laporan finansial
pemerintahan.
Pemeriksaan auditor selanjutnya mengecek kebenaran alokasi untuk rekeing di
neraca disajikan dengan benar antara pendapatan dan biaya/ beban.

 Asersi tentang penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)


Untuk penyajian, auditor harus mengidentifikasi apakah rekening dalam laporan
operasional dan neraca harus jelas identitas dan klasifikasi akunnya (apakah asset atau
kewajiban atau ekuitas). Dalam hal pengungkapan auditor harus memastikan bahwa yang
diungkapakan akuntansi keuangan dalam laporan keuangan perusahaan telah tersaji
dengan benar dan sesuai dengan sebenarnya.
Pemeriksaan yang telah auditor lakukan dilapangan dengan semua bukti-bukti yang
terkumpul untuk pemeriksaan audit laporan keuangan harus sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku di indonesia.
Adanya auditor dalam hal laporan keuangan untuk mencegah pembaca laporan
keuangan atau pihak-pihak berkepentingan (internal/eksternal) tersesat atau disesatkan
atau salah mengidentifikasi pegungkapan.

Anda mungkin juga menyukai