Anda di halaman 1dari 32

I.

RINGKASAN KASUS ENRON


Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di
Houston, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930
sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern
American Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United
Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini secara
bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran saham
kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya
sebagai perusahaan induk, Internorth, yang menggantikan Northern
Natural Gas di New York Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu
perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur
kertas dan kertas, serta komunikasi (wikipedia.co.id).
Kenneth

Lay,

ekonom

dan

mantan

Departemen

Interior

US

mendirikan Enron tahun 1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam
yang dikombinasikan dengan sistem perpipaan. Tahun 1987 Enron
memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham. Tahun 1989,
Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan muda MBA Harvard
untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron. Pemerintah US
menghapuskan beberapa peraturan yang mengarahkan pada harga tetap
energi. Dampaknya harga minyak menjadi berfluktuasi dan membuat
pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli maupun penjual. Produsen
minyak yang kecil mengalami kesulitan dalam meningkatkan dana
eksploitasi dan pengeboran karena adanya risiko pasar. Enron memiliki ide
inovatif dengan memediasi antara pembeli dan penjual yang diharapkan
dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan kontrak pada penjual
untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa
tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga minyak yang sama
ditambah nilai keuntungan untuk Enron.
Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan
Enron ke komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di bidang
perlistrikan, batu bara, pulp kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu,

Page 1

air, broadband, dan plastik. Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang


ditangani.
Tahun 1990 Skilling mempekerjakan Andrew Fastow, ahli keuangan,
untuk membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin pada
komisi sekuritas dan perdagangan U.S. untuk menggunakan metode nilai
pasar atas kontrak. Sehingga, yang dilaporkan adalah aset berdasarkan
nilai pasar. Pada awalnya, Enron mengalami permasalahan.

Untuk

memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk


membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas.
Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan
akan membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerjasama.
Tingginya hutang juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan
memicu bank menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan, Enron
mencoba mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan
keuangan. Andrew Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai
kelebihan kontrak sebagai pendapatan. Fastow dan kantor akuntan
Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial limited partnership
yang disebut Special Purpose Entities. Aturan akuntansi memungkinkan
bahwa perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities
pada laporan keuangan asalkan terdapat suatu pihak yang dapat
mengontrol penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3 persen nilai
special purpose entity.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar
hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam
ini diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang
pendapatan penjualan meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini
juga mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Fastow juga nama fiktif
seperti Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor dan yang lainnya
dengan membayarkan milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3
persen kepemilikan entitas. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang
saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang. Mereka
juga percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang baik serta mengalami
peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan pernyataan
Page 2

kantor akuntan publik Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah


akurat.
Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang
digunakan dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting,
pertama;

menjual

aset-aset

yang

bermasalah

ke

rekanan.

Enron

menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat


utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat
mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi
baru. Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang
disyaratkan oleh Wall Street.
SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham
tresuri, (2) ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari
pihak ketiga yang tidak berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang
bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPEs, akan tetapi pada sisi
kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron. Hal ini menyebabkan
harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat saham
SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham
SPEs turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).
Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai 1993. Pada kasus Enron ini ia
sebagai wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham
cukup tinggi sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk menutupi hutang
entitas khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun akan
memicu taksolvabelnya entitas dan mengembalikan hutang pada laporan
keuangan Enron. Setelah pertengahan tahun kedua 2001, harga saham
Enron menurun dari nilai tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron
berusaha menarik kembali hutang dan aset pada entitas khusus. Sheron
Watkins khawatir akan peningkatan risiko. Pada Juli 2001 harga saham
jatuh ke nilai $47 per saham. Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri
sebagai president dan CEO dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada
22 Agustus secara pribadi menemui Ken Lay dan bagian hukum dan
mengirimkan enam halaman surat yang menjelaskan ketidakberesan
terkait entitas khusus dan memperingatkan mereka yang kemudian ia
sebut kecurangan akuntansi the worst accounting fraud I had ever seen.
Page 3

Namun demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah


mengumumkan pada pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di
masa mendatang baik, dan menganjurkan pada investor untuk terus
menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay dan eksekutif lainnya
menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga mengontak
temannya di Arthur Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya
pada kepala auditor, namun tidak dilakukan temannya itu. Ketika Watkins
berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham Enron terus
merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil alih
hutang dan aset entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba
dan mengurangi nilai ekuitas pemegang saham dengan $1.2 milyar.
Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan akan
menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow
diberhentikan. 8 November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang
semua laporan keuangan sejak tahun 1997. Laporan ulang tersebut
diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang saham sebesar $2.1 milyar
dan meningkatkan hutang $2.6 juta. November 2001, harga saham anjlog
sampai $1 per lembar, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan.
Februari 2002, Sherron Watkins hadir sebelum kongress komite dan
membuka pada publik apa yang ia ketahui seputar praktik akuntansi
perusahaan. Ia dilabeli whistlebower pemberani oleh pers. Di sisi lain,
personel Arthur Anderson kemudian menghancurkan dokumen yang
terkait dengan entitas khusus Enron. Pada bulan Juni, kantor akuntan ini
mendapat masalah dengan pengadilan terkait dengan penghancuran
bukti.
Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah
Sherron Watskin, yang saat itu merupakan eksekutif enron yang tak tahan
lagi terlibat dalam manipulasi itu mulai berteriak melaporkan praktek
yang tidak terpuji itu. Keberanian Watskin yang juga pernah bekerja di
Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi jelas dan terbuka.
Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah
kolusi tingkat tinggi antara majemen Enron, analis keuangan, para
penasihat hukum, dan auditornya. Komplikasi skandal ini bertambah,
Page 4

karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih


dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik
maupun partai Demokrat, pernah menerima data politik. Dalam komite
yang membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga termasuk yang
menerima sumbangan dari perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35
pejabat penting pemerintah George W.Bush merupakan pemegang saham
Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik. Dalam daftar
perusahaan

penyumbang

dana

politik,

Enron

tercatat

menempati

peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan


dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga
pemerintahan Bush dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa,
baik dalam bisnis maupun dalam penyelamatan perusahaan namun pada
akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut dan tinggal sejarah. Kontroversi
lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga kisah pemusnahan
ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan
audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.
Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab atas kasus Enron:
a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan
direktur

non

eksekutif)

membiarkan

kegitan-kegitan

bisnis

tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan


terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya
bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading),
termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
b. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang
melakukan outsourcing secara total atas fungsi internal audit
perusahaan.
- Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan
-

publik perusahaan.
Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen

Page 5

c. Auditor.

Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi

terbesar) adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah


melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan
keuangan Enron memenuhi GAAP (generally accepted accounting
practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen juga
menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi
wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen
mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu
besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya
konsultasi.
d.

Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson &


Elkins

juga

disewa

oleh

Enron.

Konsultan

hukum

ini

bertanggungjawab untuk menyediakan opini hukum atas strategi,


struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh Enron.
Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut
menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini
menjelaskan

bahwa

Enron

tidak

memberikan

informasi

yang

lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.


e. Regulator.
perdagangan

Enron
di

sebagai

pasar

perusahaan

energi

diawasi

yang

oleh

melakukan

Federal

Energy

Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan


pengawasan

secara

mendalam.

Hal

ini

dikarenakan

Enron

melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu


negara, yaitu antar negara.
f. Pasar Ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan
mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya
SEC, tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan
konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC hanya mengandalkan pada
testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor perusahaan
(Arthur

Andersen).

Sedangkan

NYSE

mengharuskan

Enron

memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC,


NYSE tidak hanya melakukan verifikasi firsthand.

Page 6

g.

Pasar Hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan


dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar
Standard & Poors serta Moodys untuk memberikan nilai rating.
Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang
diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi masalah,
perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada
data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan
aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan
rating harus memeriksa total hutang perusahaan atau tidak.
Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.

II. MASALAH KASUS


Bagaimana Kasus Enron jika dilihat dari penerapan OECD prinsip 5;
Keterbukaan dan Transparansi, serta prinsip 6; Tanggung Jawab Dewan
Komisaris dan Direksi; dan internal control beserta implikasinya?
III. LANDASAN TEORITIS
A. OECD PRINSIP 5: KETERBUKAAN DAN TRANSPARANSI
Pada prinsip ke-5 ini ditegaskan bahwa kerangka kerja corporate
governance harus memastikan bahwa keterbukaan informasi yang tepat
waktu dan akurat dilakukan atas semua hal yang material berkaitan
dengan perusahaan, termasuk di dalamnya keadaan keuangan, kinerja,
kepemilikan dan tata kelola perusahaan. Dalam rangka perlindungan
kepada pemegang saham, perusahaan berkewajiban untuk melakukan
keterbukaan (disclosure) atas informasi atau perkembangan

yang

material baik secara periodik maupun secara insindentil. Pengalaman di


banyak negara yang mempunyai pasar modal

yang aktif menunjukkan

bahwa

efektif

keterbukaan

menjadi

alat

yang

dalam

rangka

mempengaruhi perilaku perusahaan dan perlindungan investor. Keyakinan


yang kuat di pasar modal dengan sendirinya akan menarik investor untuk
menanamkan modalnya.

Namun demikian, persyaratan mengenai

pengungkapan keterbukaan yang diminta oleh regulator diharapkan tidak


akan

menimbulkan

cost

yang

membebani

perusahaan,

atau
Page 7

membahayakan kepentingan perusahaan terkait dengan posisi dalam


persaingan.
Untuk menentukan batasan minimum informasi yang harus didisclose, konsep materialitas perlu diterapkan. Informasi material dapat
didefinisikan sebagai informasi yang apabila tidak disajikannya informasi
tersebut akan dapat mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengguna
informasi. Dalam rangka memelihara hubungan dengan investor dan
pelaku pasar, perusahaan harus menjunjung tinggi prinsip perlakuan yang
sama

(equitable

treatment)

atas

informasi

yang

diperoleh

setiap

pemegang saham. Prinsip Keterbukaan dan Transparansi terbagi atas 6


sub prinsip, yaitu:
A. Keterbukaan harus meliputi, namun

tidak terbatas pada, informasi

material atas:
1. Keuangan dan hasil operasi perusahaan
Laporan Keuangan audited yang menunjukkan kinerja keuanganan
kondisi keuangan dari suatu perusahaan adalah sumber informasi
utama mengenai perusahaan tersebut. Di samping itu, analisis dan
pembahasan manajemen yang termuat dalam Laporan Tahunan juga
merupakan informasi yang berguna dalam menjelaskan hasil kinerja
keuangan perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegagalan tata
kelola

dalam

suatu

perusahaan

sering

dikaitkan

dengan

atau

disebabkan oleh kegagalan dalam mengungkapkan gambaran secara


keseluruhan, khususnya ketika timbul unsur-unsur off-balance sheet
sebagai akibat diberikannya jaminan atau komitmen tertentu kepada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan afiliasi. Oleh sebab itu
transaksi yang

melibatkan hubungan istimewa penting untuk

diungkapkan, sejalan dengan standar internasional yang berkualitas


tinggi. Pengungkapan tersebut mencakup pula informasi yang terkait
dengan kewajiban kontinjen, dan transaksi off- balance sheet maupun
adanya entitas bertujuan khusus.
2. Tujuan Perusahaan
Sebagai informasi tambahan atas tujuan komersialnya, perusahaan
didorong pula untuk mengungkapkan kebijakan yang berhubungan
dengan etika bisnis, lingkungan hidup, dan komitmen kebijakan publik
lainnya. Informasi tersebut berguna bagi pemodal dan

pengguna
Page 8

informasi lain agar dapat menilai dengan lebih baik hubungan antara
perusahaan dan komunitas dimana perusahaan tersebut beroperasi,
dan langkah-langkah yang mereka ambil untuk mencapai tujuan
tertentu.
3. Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara
Salah satu hak mendasar dari investor adalah hak untuk memperoleh
informasi mengenai struktur kepemilikan saham dalam perusahaan,
dan

sejauh

mana

pemenuhan

terhadap

hak-hak

mereka

jika

dihadapkan dengan hak dari pemegang saham lainnya. Informasi


tersebut seharusnya juga
tujuan,

sifat

dan

memuat secara transparan mengenai

struktur

dari

perusahaan-perusahaan

yang

tergabung dalam satu grup. Khusus untuk tujuan penegakan hukum,


dan untuk mengidentifikasi potensi benturan kepentingan, transaksi
dengan pihak afiliasi dan transaksi dengan orang dalam, informasi
tentang pencatatan

kepemilikan mungkin harus dilengkapi dengan

informasi mengenai kepemilikan manfaat (beneficial ownership).


Dalam kasus dimana kepemilikan saham diperoleh melalui struktur
perantara atau pengaturan tertentu, informasi mengenai beneficial
ownership juga harus dapat didapatkan oleh regulator dan lembaga
penegakan hukum dan atau melalui proses hukum yang berlaku.
4. Kebijakan remunerasi untuk dewan komisaris dan direksi,

dan

informasi tentang anggota dewan komisaris, termasuk kualifikasi,


proses seleksi, perangkapan jabatan dan independensinya. Investor
membutuhkan informasi

tentang individu dari anggota dewan

komisaris dan direksi dalam rangka penilaian atas pengalaman dan


kualifikasi mereka, serta untuk mengukur adanya potensi benturan
kepentingan yang mungkin mempengaruhi keputusan mereka. Di
beberapa negara perusahaan telah diminta untuk mengungkapkan
proses seleksi, khususnya jika

penentuan anggota dewan tersebut

terbuka untuk beberapa kandidat. Informasi tersebut seharusnya


tersedia sebelum

pengambilan keputusan dalam Rapat Umum

Pemegang Ssaham atau atas dasar berkelanjutan jika keadaan


berubah secara material.

Page 9

Informasi mengenai remunerasi bagi dewan komisaris dan direksi


juga

menjadi

fokus

perhatian

menyangkut

hubungan

perusahaan.

Perusahaan

antara
pada

pemegang

saham,

remunerasi
umumnya

khususnya

dengan

diharapkan

kinerja
untuk

mengungkapkan informasi mengenai remunerasi anggota dewan


komisaris dan direksi sehingga investor akan dapat menilai biaya dan
manfaat atas

rencana remunerasi tersebut, serta kontribusi dari

skema pemberian insentif, seperti ESOP, terhadap kinerja perusahaan.


Pengungkapan secara individual (termasuk cadangan pemberhentian
dan pensiun) semakin dianggap sebagai praktek bisnis yang baik dan
sekarang menjadi mandatory di banyak negara.
5. Transaksi dengan pihak terkait (afiliasi)
Adalah penting bagi pasar untuk mengetahui apakah perusahaan telah
dijalankan sesuai dengan kepentingan seluruh investor. Dengan alasan
tersebut perusahaan dituntut untuk mengungkapkan secara penuh
mengenai transaksi yang dilakukan dengan pihak afiliasi, baik secara
individual atau dalam sebuah group, termasuk apakah transaksi
tersebut telah dilaksanakan secara bebas (arm lenght transaction) dan
sesuai dan ketentuan yang berlaku umum di pasar.
melibatkan

Transaksi yang

pemegang saham mayoritas (termasuk keluarga dekat,

relasi dsb.), baik secara langsung maupun tidak langsung, adalah jenis
transaksi yang paling rumit. Di beberapa jurisdiksi, pemegang saham
yang memiliki minimal 5% saham wajib melaporkan

transaksinya.

Pengungkapan tersebut mencakup sifat hubungan afiliasi dimana


pengendalian berada dan sifat serta jumlah transaksi dengan pihak
terafiliasi, dengan pengelompokan yang memadai.
6. Faktor-faktor risiko yang dapat diperkirakan
Pengguna informasi keuangan
dan pelaku pasar membutuhkan
informasi tentang risiko-risiko material

yang dapat diperkirakan.

Risiko-risiko tersebut mencakup: risiko yang terkait dengan industri


atau wilayah geografis dimana perusahaan tersebut beroperasi, risiko
ketergantungan terhadap bahan baku, risiko keuangan dan pasar
termasuk tingkat bunga atau nilai tukar, risiko terkait dengan transaksi

Page 10

derivatif

dan

transaksi

off-balance

sheet,

serta

risiko

yang

berhubungan dengan tanggung jawab terhadap lingkungan.


Prinsip ini tidak mengharuskan pengungkapan informasi lebih
detail selain daripada yang dibutuhkan untuk menginformasikan
secara penuh kepada investor atas risiko-risiko material yang dapat
diperkirakan dari suatu

perusahaan. Keterbukaan atas risiko adalah

paling efektif ketika dirancang untuk industri tertentu. Pengungkapan


mengenai

sistem

pengawasan

dan

pengelolaan

risiko

semakin

dianggap sebagai praktek yang baik.


7. Hal-hal penting berkaitan dengan karyawan dan para pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya.
Perusahaan didorong, bahkan di beberapa negara diharuskan, untuk
memberikan informasi tentang hal-hal penting yang berkaitan dengan
karyawan dan para pemangku kepentingan lainnya, yang mungkin
mempengaruhi
Informasi

secara

material

terhadap

kinerja

perusahaan.

tersebut mencakup hubungan dengan manajemen atau

pemegang saham, hubungan dengan para pemangku kepentingan


lainnya seperti kreditur, pemasok, dan masyarakat setempat.
Beberapa negara mengharuskan pengungkapan yang memadai
informasi mengenai karyawan.

Kebijakan mengenai sumber daya

manusia (SDM), seperti program untuk pelatihan dan pengembangan


SDM, tingkat retensi karyawan dan ESOP, dapat memberitahukan
informasi penting tentang kekuatan kompetitif perusahaan kepada
pelaku pasar.
8. Struktur dan Kebijakan tata kelola khususnya berkaitan dengan isi dari
pedoman atau kebijakan tata kelola perusahaan dan penerapannya.
Perusahaan harus melaporkan praktek tata kelola perusahaannya,
bahkan di sejumlah negara pengungkapan tersebut telah diwajibkan
sebagai

bagian

dari

pelaporan

perusahaan diwajibkan untuk

berkala.

Di

beberapa

negara,

mengimplementasikan praktek tata

kelola perusahaan, atau memerlukan pengesahan oleh otoritas pasar


modal

terhadap

kewajiban

pelaporan

dengan

dasar

kriteria

memenuhi atau perlu penjelasan.


B. Informasi harus disajikan dan diungkapkan sesuai dengan standar
akuntansi yang berkualitas tinggi dan keterbukaan keuangan dan nonPage 11

keuangan Penerapan standar berkualitas tinggi diharapkan dapat


meningkatkan secara signifikan kemampuan investor untuk memonitor
perusahaan dan memperbaiki pandangan tentang kinerja perusahaan,
dengan

tersedianya

pelaporan

yang

semakin

tinggi

tingkat

reliabilitasnya dan tingkat komparabilitasnya. Prinsip ini mendukung


pengembangan standar yang diakui secara internasional berkualitas
tinggi,

yang

akan

meningkatkan

transparansi

dan

tingkat

komparabilitas dari laporan keuangan dan pelaporan lainnya antar


masing-masing negara. Standar tertentu harus dibuat secara terbuka,
independen dan melibatkan sektor swasta dan pihak terkait lainnya,
seperti asosiasi profesional dan expert yang independen.
C. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor yang independen,
kompeten dan memenuhi kualifikasi, dalam rangka menyediakan
jaminan/ kepastian eksternal dan objective

kepada pengurus dan

pemegang saham bahwa laporan keuangan perusahaan menyajikan


secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan
kinerja perusahaan. Dalam rangka membuktikan bahwa laporan
keuangan

menyajikan

secara

fair

posisi

perusaahaan, laporan keuangan yang

keuangan

diaudit

dari

suatu

harus dilengkapi

dengan pendapat pendapat dari auditor tentang bagaimana laporan


keuangan disusun dan disajikan oleh perusahaan. Hal tersebut
mendorong peningkatan pengendalian di dalam perusahaan. Banyak
negara telah memperkenalkan

pengukuran untuk meningkatkan

independensi para auditor dan memperketat pertanggungjawaban


mereka

kepada

pemegang

saham.

Sejumlah

negara

telah

memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan audit oleh auditor


melalui entitas yang independen. Untuk itu, IOSCO pada tahun 2002
telah menerbitkan Prinsip-prinsip pengawasan auditor (the Princples of
Auditor

Oversight).

Pada

umumnya

direkomendasikan oleh Komite Audit

eksternal

auditor

atau badan sejenis lainnya, dan

ditunjuk baik oleh komite/badan tersebut atau oleh pemegang saham


secara langsung melalui RUPS.
D. Auditor eksternal harus bertanggung jawab kepada pemegang saham
dan

melaksanakan

tugasnya

terhadap

perusahaan

dengan
Page 12

menjaga/secara profesional selama melakukan audit Praktek bahwa


eksternal auditor

direkomendasikan oleh Komite Audit

atau badan

sejenis lainnya dan ditunjuk baik oleh komite/badan tersebut atau oleh
RUPS secara langsung dapat dianggap sebagai praktek yang baik,
karena

hal

ini

memperjelas

bahwa

auditor

eksternal

harus

bertanggung jawab kepada pemegang saham. Auditor eksternal dalam


tugasnya dituntut untuk lebih mengutamakan profesionalismenya
terhadap perusahaan, dibandingkan individu atau kelompok manajer
perusahaan dimana mereka

berhubungan dengan tujuan tugas

auditor eksternal.
E. Media penyebaran informasi harus memberikan akses informasi yang
relevan bagi pengguna secara sama (equal), tepat waktu dan biaya
yang efisien.

Media penyebaran informasi merupakan hal penting

sebagaimana kandungan informasi itu sendiri. Internet dan teknologi


informasi lainnya juga memberi peluang untuk penyebaran informasi
yang lebih baik. Sejumlah negara telah memperkenalkan ketentuan
untuk

kesinambungan keterbukaan (didukung melalui undang-

undang atau peraturan tentang listing) yang mencakup pengungkapan


secara periodik dan berkelanjutan atau pengungkapan kini yang harus
diberikan

atas

dasar

ad

hoc.

Dengan

mempertimbangkan

pengungkapan secara berkelanjutan atau pengungkapan kini, praktek


yang baik adalah melakukan pengungkapan yang

segera atas

kejadian yang material, baik yang dimaksudkan adalah sesegera


mungkin atau didefinisikan dalam ketetapan jumlah maksimum hari
tertentu.
F. Kerangka corporate governance harus mengarah dan mendorong
terciptanya ketentuan mengenai

analisa atau saran dari analis,

pedagang perantara efek, pemeringkat dan pihak lainnya


relevan dengan keputusan

yang

investor , tidak mengandung benturan

kepentingan yang material yang mungkin mempengaruhi integritas


analisa atau saran yang diberikan.
Dalam kaitan dengan kebutuhan akan auditor yang kompeten dan
independen, dan untuk memfasilitasi penyebaran informasi yang tepat
waktu,

sejumlah

negara

telah

mengambil

langkah-langkah

untuk
Page 13

memastikan integritas dari profesi tersebut dan melakukan kegiatan yang


berfungsi sebagai saluran bagi analisis dan saran kepada pasar. Para
intermediaries

tersebut,

jika

mereka

mempunyai

integritas

dan

beroperasi bebas dari konflik, maka akan dapat berperan penting dalam
memberikan insentif kepada dewan komisaris dan direksi perusahaan
untuk mengikuti praktek tata kelola perusahaan yang baik. Kekhawatiran
telah muncul sebagai respon terhadap bukti bahwa konflik/benturan
kepentingan seringkali terjadi dan mungkin mempengaruhi keputusan.
Contoh kasus adalah ketika pihak yang memberikan saran juga
berusaha untuk memberikan jasa lain kepada perusahaan, atau

ketika

pihak tersebut mempunyai kepentingan material yang langsung di dalam


perusahaan atau pesaingnya. Kekhawatiran di atas menunjukkan dimensi
relevansi yang tinggi atas proses keterbukaan dan transparansi

yang

bertujuan terciptanya standar profesional dari profesi seperti analis riset


pasar saham, agen pemeringkatan, penjamin emisi dan sebagainya.
B. OECD PRINSIP 6: TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS DAN
DIREKSI
Prinsip GCG dari OECD yang terakhir (ke-enam) berkaitan dengan
tanggung jawab dewan komisaris dan direksi perusahaan. Dalam prinsip
ini dinyatakan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus
memastikan pedoman strategis perusahaan,

monitoring yang efektif

terhadap manajemen oleh dewan, serta akuntabilitas dewan terhadap


perusahaan dan pemegang saham.

Berkaitan dengan adanya dua

macam struktur pengawasan dan pengelolaan perusahaan di antara


anggota OECD, yaitu two tier boards dan unitary board, prinsip ini secara
umum dapat diterapkan baik pada perusahaan yang memisahkan fungsi
dewan komisaris sebagai pengawas (non-executive director) dan dewan
direksi sebagai pengurus perusahaan (executive director), maupun pada
perusahaan

yang

menyatukan

antara

pengawas

dan

pengurus

perusahaan dalam satu dewan.


Menurut prinsip ini, tanggung jawab dewan yang utama adalah
memonitor kinerja manajerial dan mencapai tingkat imbal balik (return)
Page 14

yang memadai bagi pemegang saham. Di lain pihak, dewan juga harus
mencegah

timbulnya

benturan

kepentingan

berbagai kepentingan di perusahaan.

dan

menyeimbangkan

Agar dewan dapat menjalankan

tanggung jawab tersebut secara efektif, maka dewan perlu dapat


melakukan penilaian yang obyektif dan independen. Selain itu, tanggung
jawab lain yang tidak kalah penting yaitu memastikan bahwa perusahaan
selalu mematuhi ketentuan peraturan hukum yang berlaku, terutama di
bidang perpajakan, persaingan usaha, perburuhan, dan lingkungan hidup.
Dewan perlu memiliki akuntabilitas terhadap perusahaan dan pemegang
saham serta bertindak yang terbaik untuk kepentingan mereka.
Dewan juga diharapkan bertindak secara adil kepada pemangku
kepentingan (stakeholder) lainnya, seperti kepada karyawan, kreditur,
pelanggan, pemasok dan masyarakat sekitar perusahaan.

Secara lebih

rinci, prinsip tanggung jawab dewan ini dapat diuraikan menjadi enam sub
prinsip, sebagai berikut:
A. Anggota dewan harus

bertindak berdasarkan informasi yang jelas,

dengan itikad yang baik, berdasarkan due diligence dan kehati-hatian,


serta demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Sub
prinsip ini menyatakan dua elemen penting dari tanggung jawab
pengelolaan (fiduciary duty) dewan, yaitu kewajiban kehati-hatian
(duty of care) dan kewajiban kesetiaan (duty of loyalty). Dalam
kewajiban kehati-hatian, dewan diharapkan bertindak berdasarkan
informasi yang cukup, dengan itikad baik dengan seksama (due
diligent) dan hati-hati. Di banyak Negara, telah terdapat suatu standar
yang menjadi referensi mengenai perilaku dewan yang bagaimana
yang dapat dianggap merupalan tindakan yang prudent dalam suatu
keadaan tertentu.

Kewajiban kesetiaan merupakan hal yang paling

penting karena sangat berpengaruh terhadap efektifitas penerapan


prinsip-prinsip GCG yang lain. Sebagai contoh: pelayanan yang sama
kepada semua pemegang saham, pengawasan terhadap transaksi
kepada pihak terafiliasi, dan penyusunan kebijakan remunerasi bagi
dewan dan manajemen perusahaan.

Page 15

B. Apabila keputusan dewan dapat mempengaruhi suatu kelompok


pemegang saham secara berbeda dengan kelompok pemegang saham
lain, maka dewan harus memperlakukan seluruh pemegang saham
secara adil. Dewan tidak dapat dipandang sebagai suatu organ yang
bertindak sendiri-sendiri mewakili kunstituen mereka masing-masing.
Meskipun

terdapat

anggota

dewan

saham

tertentu,

akan

pemegang

yang
tetapi

dinominasikan
dalam

oleh

melaksanakan

tugasnya, anggota dewan harus memperlakukan setiap pemegang


saham dengan seimbang.
C. Dewan

harus

menerapkan

standar

etika

yang

tinggi

dan

memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan. Standar


etika yang tinggi merupakan kepentingan jangka panjang perusahaan
agar memperoleh kredibilitas dan kepercayaan tidak hanya dalam
kegiatan sehari-hari tapi juga terhadap komitmen-komitnmen jangka
panjang yang dibuat perusahaan. Banyak perusahaan menyusun
suatu kode etik (code of conducts) berdasarkan suatu standar
profesional agar tujuan ini dapat

dilaksanakan dengan jelas dan

operasional. Dalam hal ini terdapat beberapa perusahaan yang telah


menerapkan

OECD Guidlines for Multinational Enterprises

mencerminkan

ke

empat

prinsip

yang

terkandung

yang

dalam

ILO

Declaration on Fundamental Labour Rights.


D. Fungsi-fungsi utama yang harus dimiliki oleh suatu dewan adalah
sebagai berikut:
1. Menelaah dan mengarahkan strategi perusahaan, rencana utama,
kebijakan mengenai resiko, anggaran tahunan, dan rencana usaha,
menetapkan sasaran kinerja, memonitor penerapan dan kinerja
perusahaan serta memantau belanja modal yang besar, akuisisi
dan divestasi.
2. Memonitor

efektifitas

praktik

tata

kelola

perusahaan

serta

membuat perubahan-perubahan yang diperlukan.


3. Menyeleksi, memberikan kompensasi, memonitor serta bila perlu
mengganti pejabat eksekutif

serta mengawasi perencanaan

penggantian pejabat.
Page 16

4. Menyesuaikan remunerasi eksekutif kunci dan dewan dengan


kepentingan jangka panjang dari perusahaan dan pemegang
saham.
5. Memastikan

proses

nominasi

dan

pemilihan

dewan

secara

transparan dan formal.


6. Memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan dari
manajemen, anggota Dewan serta pemegang saham, termasuk
penyalahgunaan aset perusahaan dan penyelewengan dalam
transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
7. Memastikan integritas sistem pelaporan akuntasi dan keuangan
perusahaan, termasuk audit independen, serta memastikan bahwa
sistem pengendalian yang tepat telah diterapkan, khususnya
mengenai sistem manajemen resiko, pengendalian keuangan dan
operasional, serta kesesuaian dengan peraturan perundangan serta
standard-standard yang berlaku.
8. Mengawasi proses keterbukaan dan komunikasi.
E. Dewan harus dapat melaksanakan penilaian yang obyektif dan
independen dalam
diperlukan

agar

melakukan pengurusan perusahaan.


dewan

dapat

melaksanakan

Prinsip ini

tugasnya

dalam

memonitor kinerja manajerial, mencegah benturan kepentingan dan


menyeimbangkan kepentingan-kepentingan dalam perusahaan. Dalam
mewujudkan prinsip tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
1. Dewan komisaris harus mempertimbangkan untuk menugaskan
anggota dewan komisaris dalam jumlah yang cukup yang mampu
melakukan penilaian yang independen untuk tugas-tugas dimana
terdapat potensi benturan kepentingan. Contoh dari tanggungjawab
utama tersebut adalah memastikan integritas laporan keuangan dan
non keuangan, penelaahan transaksi dengan pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa,

nominasi anggota dewan dan

eksekutif kunci, serta dewan remunerasi.

Page 17

2. Apabila komite-komite di bawah dewan komisaris telah terbentuk,


mandat, komposisi dan prosedur

kerja mereka harus ditentukan

dengan baik dan diungkapkan oleh Dewan.


3. Anggota dewan harus dapat mengikatkan diri mereka secara efektif
kepada tanggung jawab mereka.
F. Dalam

rangka

memenuhi

tanggung

jawabnya,

anggota

dewan

komisaris harus memiliki akses terhadap infomasi yang akurat, relevan


dan tepat waktu. Informasi yang diperoleh secara akurat, relevan dan
tepat

waktu

dibutuhkan

dalam

mendukung

tugas

pembuatan

keputusan-keputusan bagi perusahaan. Anggota dewan komisaris


pada umumnya tidak memiliki akses yang sama sebagaimana yang
dimiliki manajemen perusahaan terhadap informasi mengenai kondisi
perusahaan. Untuk itu, peran dewan pengawas ini dapat ditingkatkan
dengan menyediakan akses kepada manajer kunci tertentu seperti
sekretaris perusahaan dan internal auditor ataupun mempekerjakan
penasehat independen dari luar perusahaan.
C. WORLD

BANK:

KEY

FINDINGS_DISCLOSURE

AND

TRANSPARANCY
Pelaporan Perusahaan
Semua perusahaan yang terdaftar diperlukan untuk menghasilkan
laporan tahunan dengan laporan keuangan auditan yang termasuk
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Konsolidasi diperlukan
jika perusahaan publik atau mengontrol kepemilikan saham mayoritas
pada perusahaan lain. Sebagian besar emiten menghasilkan laporan
tahunan secara tepat waktu dan Bapepam-LK secara rutin memantau dan
memberlakukan kepatuhan terhadap persyaratan pengungkapan dasar.
Pengungkapan Non Keuangan
Selain laporan keuangan, laporan tahunan juga harus menyertakan
laporan papan dengan pernyataan tentang tata kelola perusahaan dan
tanggung

jawab

mengharuskan

sosial

perusahaan.

pengungkapan

kebijakan

Peraturan
dan

yang

praktek

tata

berlaku
kelola
Page 18

perusahaan. Namun, pengungkapan kepatuhan dengan CGCG adalah


murni sukarela.
persen

Dalam prakteknya, menurut data 2008 IICD, hanya 28

perusahaan

yang

terdaftar

memberikan

pernyataan

yang

komprehensif tentang kebijakan pemerintahan, sementara 48 persen


diungkapkan beberapa aspek kebijakan pemerintahan. 24 persen tidak
mengungkapkan apa-apa terkait dengan pemerintahan.
Laporan tahunan juga harus menyertakan rincian tentang anggota
dewan termasuk kualifikasi, pertemuan kehadiran, dan kemandirian.
Anggota Dewan remunerasi dan kebijakan remunerasi ini juga untuk
diungkapkan. Dalam prakteknya, menurut data 2008 IICD, sebagian besar
perusahaan yang terdaftar mengungkapkan agregat remunerasi, tetapi
hanya 2 persen dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar diungkapkan
remunerasi secara individual dan hanya 5 persen diungkapkan kebijakan
remunation mereka.
Elemen wajib lainnya pelaporan non keuangan meliputi kepemilikan,
transaksi dengan pihak terkait ( RPT ), dan risiko dan manajemen risiko.
Pemegang saham yang memiliki 5 persen atau lebih dari saham dan
kepemilikan

anggota

dewan

harus

diungkapkan.

Pengungkapan

kepemilikan saham langsung atau ultimate atau kontrol tidak diperlukan.


Karena persetujuan pemegang saham diperlukan untuk transaksi tertentu,
RPT kadang-kadang diungkapkan ex-ante. Standar akuntansi nasional juga
memerlukan pengungkapan ex-post dicatatan atas laporan keuangan.
Sebuah terbatas set RPT, termasuk transaksi antara BUMN, tidak harus
diungkapkan.
Dalam

prakteknya,

mengungkapkan

mayoritas

kepemilikan

saham

besar
langsung

perusahaan
dan

RPT.

tidak
Paling

perusahaan juga mengungkapkan faktor risiko. Namun, banyak yang tidak


mengungkapkan kebijakan manajemen risiko mereka. Kontrol yang
bergantung pada kepemilikan tidak langsung tidak diungkapkan, dan tidak
semua Perusahaan mengkonfirmasi bahwa RPT berlangsung pada panjang
secara wajar.
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK, perusahaan diharuskan untuk
publik mengungkapkan informasi yang material dapat mempengaruhi
Page 19

harga saham dalam waktu dua hari, meskipun informasi tersebut jarang
diposting di website perusahaan. Informasi material tidak akan selektif
diungkapkan kepada investor tertentu atau orang lain, dan perusahaan
umumnya memenuhi persyaratan ini.
Pelaporan keuangan dan Auditing
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), bagian dari Institut Akuntan
Indonesia
(Ikatan Akutan Indonesia, atau IAI) adalah keuangan penyusun standar
akuntansi. Pada tahun 1994 Nasional Standar Akuntansi (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan, atau PSAK) diperkenalkan, sebagian besar
didasarkan pada IAS. Dalam beberapa tahun terakhir, DSAK - IAI
diperbarui Standar untuk mengurangi kesenjangan dengan IFRS saat ini.
IAI telah mengumumkan niatnya untuk berkumpul ke IFRS penuh pada
Januari 2012. Namun, upaya konvergensi sebelumnya telah melewatkan
tenggat waktu yang sama.
Pada bulan Februari 2008 MoF peraturan resmi Institut Akuntan
Publik Indonesia (Ikatan Akuntan Publik Indonesia atau IAPI, anggota IAI)
untuk mengatur standar auditing. IAPI berencana untuk berkumpul
standar auditing lokal dengan Standar Internasional tentang Audit (ISA)
pada tahun 2012.
IAPI juga mengeluarkan Kode Etik auditor publik pada Oktober 2008,
berdasarkan Kode IFAC Etik, dengan tanggal efektif 1 Januari 2011.
Bapepam-LK menetapkan tambahan persyaratan independensi

bagi

auditor dan perusahaan audit, dan batas jasa non-audit yang dapat
disediakan. Bapepam-LK mewajibkan rotasi 6 tahun untuk perusahaan
audit, dan 3 tahun untuk rotasi mitra individu, BI memerlukan rotasi 5
tahun untuk auditor bank.
Kepala Pusat Pengawasan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) adalah
sebuah divisi dari Depkeu yang memberikan pengawasan yang luas dari
akuntansi dan audit profesi. lisensi PPAJP kedua perusahaan audit dan
auditor, yang juga harus disertifikasi oleh IAPI. Auditor perusahaan yang
terdaftar harus terdaftar di Bapepam-LK, dan auditor bank harus terdaftar
Page 20

di BI. PPAJP telah dilakukan di lokasi ulasan dari sekitar 50 perusahaan


akuntansi.
Bapepam-LK

sedang

bekerja

untuk

menciptakan

kemampuan

inspeksi audit yang independen dan lebih efektif. Namun, upaya ini pada
tahap awal mereka, dan sumber daya terbatas. IAPI juga memiliki internal
yang prosedur untuk meninjau kualitas anggota kerja dan dapat sanksi
anggotanya namun tidak dipandang sebagai sumber yang efektif ganti
rugi bagi investor. PPAJ telah menjadi lebih aktif dalam penegakannya
upaya, tetapi harus mengawasi sejumlah besar perusahaan akuntan
publik dan akuntan dengan terbatas sumber daya.
CL tidak menjelaskan siapa yang memilih atau menghapus auditor
eksternal,

dan

Bapepam-LK

peraturan

tentang

komite

audit

tidak

menyebutkan proses audit eksternal. sukarela CGCG merekomendasikan


RUPS memilih berdasarkan rekomendasi dari Dewan Komisaris dan Audit
Komite, dan berdasarkan data yang tersedia ini adalah praktek di
sebagian besar perusahaan. Meskipun hasil auditstandar memberikan
auditor tanggung jawab untuk memastikan bahwa pernyataan bebas dari
bahan
salah saji, auditor tidak memiliki kewajiban eksplisit untuk perusahaan,
pemegang saham, atau investor lain. Tidak ada perusahaan akuntansi
telah digugat untuk pekerjaan standar oleh perusahaan, pemegang
saham, atau pihak ketiga.
D.

PENGENDALIAN INTERNAL
a. Pengertian Pengendalian Internal
Menurut OECD, gambaran menyeluruh pengendalian internal terlihat
seperti

suatu

kepemerintahan.

konsep
OECD

yang
(2004:

terintegrasi
11

dalam

dalam
Pfister,

organisasi
2009;20)

mendefinisikan organisasi kepemerintahan:


a set of relationships between a companys management, its
board, its shareholders and other stakeholders. Corporate
governance also provides the structures through which the
objectives and monitoring performance are determined. Good
corporate governance should provice proper incentives for the
board and management to pursue objectives that are in the
interests of the company and its shareholders and should
facilitate effective monitoring.
Page 21

Seperti definisi yang dikemukakan OECD, pemerintah meletakkan


penekanan yang lebih kuat pada ketidaksesuaian antara kepentingan
dalam organisasi dan luar organisasi. Definisi OECD yang berisi katakata means of attaining those objectives, sejalan dengan definisi
pengendalian internal. Oleh karena itu, satu penghubung antara
pemerintahan dan pengendalian adalah proses pembentukan tujuan.
Ketika organisasi pemerintahan (provides the structures through
which the objectives of the company are set), pengendalian internal
menggambarkan alat untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Kerangka kerja Pengendalian Internal (COSO Framework)
COSO mempublikasikan Internal Control-Integrated Fromework
yang membentuk suatu kerangka kerja bagi pengendalian internal
dan menyediakan alat evaluasi bahwa bisnis maupun entitas lain
dapat menggunakannya untuk mengevaluasi sistem pengendalian.
COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu proses
sehingga ketika mengevaluasi pengendalian internal maka yang
dievaluasi

adalah

suatu

proses.

Menurut

kerangka

COSO,

pengendalian internal terdiri atas lima komponen yang saling


berhubungan, yaitu: Lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta monitoring
sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Merupakan integritas dan nilai etika
ditunjukkan

oleh

pimpinan

dan

yang dipelihara

pegawai

dalam

dan

organisasi

tersebut. Dalam lingkungan pengendalian yang efektif, terdapat


beberapa elemen yaitu:
a. Integritas dan Nilai Etika
Merupakan elemen penting dalam lingkungan pengendalian
karena mempengaruhi desain, administrasi, dan monitoring
komponen pengendalian lainnya. Integritas adalah suatu
prasyarat bagi prilaku etika di semua aspek aktivitas suatu
entitas.
b. Komitmen terhadap Kompetensi

Page 22

Adalah

karakteristik

yang

meliputi

pengetahuan,

keterampilan, pola pikir, sikap, sicial motives, mind-sets, cara


berfikir, merasakan dan bertindak yang dimiliki individu yang
digunakan

secara

tepat

untuk

mencapai

kinerja

yang

diinginkan.
c. The tone at the top (yaitu filosifi pimpinan dan gaya
pengoperasian)
Pimpinan
bertanggungjawab
mengendalikan

untuk

kegiatan

mengatur

serta

dan

menentukan,

mengkomunikasikan, dan memonitor kebijakan dan prosedur.


Dalam lingkungan pengendalian yang efektif, kesadaran
pengendalian pimpinan dan gaya pengoperasian menciptakan
atmosfir positif bagi proses dan pengendalian yang efektif
dimana kemungkinan kesalahan dapat dikurangi.
d. Sruktur Organisasi
Struktur organisasi memberikan kerangka kerja perencanaan,
penetapan,
Struktur

pengendalian

organisasi

wewenang

dan

kegiatan

suatu
tanggung

entitas

secara

keseluruhan.

memberikan

jawab,

pemberian

penilain
garis

kuasa/empowerment dan akuntabilitas, dan garis pelaporan


yang tepat.
e. Penetapan wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan sumber daya manusia dan implementasinya
2. Penilaian Risiko
Penilaian risiko adalah identifikasi dan analisis

risiko

berhubungan dengan pencapaian pelaksanaan kegiatan, laporan


keuangan, dan pemenuhan tujuan dan sasaran. Penilaian risiko
termasuk:
a. Menentukan tujuan
b. Mengidentifikasi risiko
c. Penilaian dan manajemen risiko
3. Aktivitas Pengendalian
Terdapat
beberapa
jenis
aktivitas

pengendalian

yang

menggambarkan berbagai kegiatan pengendalian. Jenis aktivitas


pengendalian antara lain:
Top-level reveiws. Aktivitas pengendalian ini termasuk tinjauan
atas

kinerja

yang

sebenarnya

(actual

performance)

Page 23

dibandingkan dengan kinerja anggaran, perkiraan kinerja, dan


kinerja periode sebelumnya.
Information processing, pengelompokan secara luas atas
aktivitas pengendalian sistem informasi.
Physical controls. Aktivitas ini meliputi keamanan fisik aset.
Pengendalian fisik yang luas dimaksudkan untuk mencegah
pencurian aset dan penyusunan laporan keuangan relevan
yang bergantung pada keadaan.
Segretation of duties. Maksud dari penugasan orang yang
berbeda atas tanggung jawab otorisasi transaksi, pencatatan
transaksi, dan pemeliharaan aset adalah untuk mengurangi
kesempatan yang memungkinkan setiap orang untuk berada
dalam

suatu

posisi

melakukan

kesalahan

dan

menyembunyikan kesalahan atau menyimpang dari tugas


yang seharusnya.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan esensi pengendalian;
informasi

mengenai

perencanaan

organisasi,

lingkungan

pengendalian, risiko, kegiatan pengendalian, dan kinerja harus


dikomunikasikan ke atas, bawah, dan lintas organisasi. Kualitas
informasi mencakup kepastian (Moeller, 2008):
Konten informasi yang dilaporkan tepat
Informasi tepat waktu dan tersedia ketika diperlukan
Informasi harus terbaru/terkini
Data dan informasi tersebut benar/akurat
Informasi dapat diperoleh untuk kepentingan yang tepat.
5. Monitoring
Monitoring adalah suatu proses yang menilai kinerja
pengendalian internal dari waktu ke waktu. Monitoring meliputi
penilaian desain dan kegiatan operasi pengendalian serta
pengambilan

tindakan

koreksi

yang

diperlukan.

pengendalian

internal

bertujuan

pengendalian

beroperasi

sesuai

yang

pengendalian

diperbaharui

secara

tepat

Monitoring

memastikan

bahwa

diharapkan
untuk

dan

perubahan

kondisi.

Page 24

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dalam OECD prinsip 5; Keterbukaan dan transparansi, Prinsip 6;
tanggung jawab komisaris dan direksi, serta internal audit memegang
peranan penting yang memicu kasus ini berkembang menjadi sangat
berdampak besar bagi dunia. Kasus ini juga berdampak terhadap aturan
dan regulasi terkait profesi, khususnya akuntan dan auditor. Hal-hal terkait
yang memicu, mendukung, dan menjadi penyebab kasus ini antara lain:
1. Enron menggunakan outsourcing untuk seluruh fungsi internal audit
perusahaan. Dalam hal ini, kepala internal audit, direktur keuangan,
serta sebagian besar staf accounting Enron berasal dari KAP yang
mengaudit Enron yaitu KAP Andersen.
2.

Itikad kurang baik dari jajaran eksekutif Enron. Hal ini dilihat salah
satunya dari CEO Enron yang tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan

biaya

akuntansi

khusus

(special

accounting

charge/expense) sebesar $1 miliar yang dapat mengakibatkan dampak


signifikan bagi pengambilan keputusan stakeholders, karena beban
tersebut dapat menyebabkan hasil aktual pada tahun 2001 menjadi
rugi $644 juta; sedangkan laporan yang dipublikasi pada tahun
tersebut

menyatakan

Enron

memperoleh

keuntungan.

Hal

ini

menimbulkan indikasi penutupan kesalahan dan manipulasi laporan


keuangan demi dapat menarik investor untuk berinvestasi di Enron.
3. Enron dan KAP Andersen dituduh melakukan penghancuran dokumen
yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron, tindakan
kerja

sama

yang

menyulitkan

proses

investigasi

sehingga

menimbulkan indikasi bahwa kedua pihak bekerja sama untuk dapat


melarikan diri dari tanggung jawab dan sanksi yang mengancam
mereka.
4. Pihak

manajemen

Enron

telah

melakukan

berbagai

macam

pelanggaran praktik bisnis yang sehat dengan melakukan deception,


discrimination

of information,

coercion,

bribery

dan juga telah

melanggar prinsip good corporate governance.

Page 25

Kasus Enron, berdasarkan kode etik akuntan, telah melanggar beberapa


prinsip:
a. Integritas. Auditor, dalam kasus ini Arthur Andersen, seharusnya
bersikap terus terang dan jujur serta melakukan praktik secara adil
dan sebenar-benarnya. Jika Andersen mengetahui ada suatu hal yang
merugikan dan material, seharusnya ia melaporkan atau membuka hal
tersebut.

hal

ini

dimaksudkan

agar

perusahaan

mempelajari

kesalahannya sendiri dan dijadikan contoh bagi perusahaan lain agar


tidak melakukan kesalahan yang sama.
b. Objektivitas. Andersen seharusnya tidak boleh berkompromi dalam
memberikan pertimbangan profesionalnya. Ia juga tidak diperbolehkan
membantu perusahaan tersebut untuk menutupi kesalahan yang ada.
Andersen seharusnya tidak menggantungkan kehidupannya kepada
Enron lebih daripada sepuluh persen dari total pendapatannya. Jika
lebih dari jumlah itu, ada dugaan kuat bahwa Andersen sudah tidak
bisa lagi bersikap netral.
c. Confidentiality. Pada prinsip ini yang melanggar adalah para insider
trading yang memanfaatkan informasi yang ia ketahui dari dalam
untuk kemudian dijual ke pihak eksternal.
d. Professional behavior. Andersen, selaku auditor eksternal dari Enron,
seharusnya

menahan

diri

dari

setiap

perilaku

yang

akan

mendiskreditkan profesinya. Andersen tidak seharusnya membesarbesarkan atau menutupi kekurangan yang ada pada laporan keuangan
Enron, menghancurkan dokumen-dokumen yang telah diteliti oleh tim
investigasi.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwan Arthur Andersen tidak independen
dalam menjalankan profesinya sebagai seorang akuntan publik. Andersen
terlalu dekat dan timbul rasa ketergantungan pada Enron, sehingga ia ikut
menutupi kesalahan yang dibuat oleh internal Enron.
Dalam kasus Enron, perusahaan tidak memiliki nilai-nilai yang cukup
untuk

menggambarkan

pelaksanaan

usahanya.

sikap
Enron

moral

perusahaan

belum

memiliki

yang

baik

dalam

keterbukaan

dan

transparansi sesuai dengan prinsip 5 dan 6 yang disepakati oleh seluruh


Page 26

organ perusahaan berserta seluruh jajaran dibawahnya. Kedua hal


tersebut terbukti dengan sikap Board of Directors yang membiarkan
kegiatan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi insider trading, termasuk
praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap
kepada publik. Seandainya Enron sudah menerapkan prinsip tersebut
disetujui oleh seluruh organ perusahaan, maka mau tidak mau seluruh
bagian dari perusahaan harus mengikuti aturan main yang telah
disepakati bersama tersebut.
Enron juga seharusnya melakukan induksi terhadap karyawan baru,
melakukan pendidikan dan pelatihan, menjalankan sistem
punishment

reward and

bagi seluruh bagian perusahaan tanpa memandang siapa

atau apa jabatan yang tengah diduduki saat ini. Selain itu, Enron harus
terus melakukan pemantauan atas pelaksanaan bisnis perusahaan
tersebut dan melakukan benchmarking dengan perusahaan lain yang
sepadan, agar lebih mudah dalam membandingkan setiap masalah yang
ada serta cara mengatasinya.
Pemerintah

Amerika

Serikat

sebaiknya

menekankan

peraturan

mengenai prinsip-prinsip yang harus diterapkan oleh perusahaan (terlebih


untuk pelaksanannya) dan isu-isu pelaporan keuangan. Manajemen
perusahaan juga seharusnya menerapkan budaya kepemimpinan yang
transparan

dalam

perusahaan.

Sehubungan

dalam

kasus

Enron

manajemen perusahaan tidak memiliki intergritas yang cukup, maka


sebaiknya manajemen perusahaan juga ikut diganti dengan yang lebih
baik. Penggunaan jasa KAP yang bergilir. Setiap tiga tahun sekali, KAP
yang mengaudit suatu perusahaan harus diganti dengan partner yang
baru. Partner lama boleh kembali mengaudit atau bergabung menjadi
salah satu bagian dari perusahaan tersebut setelah melewati masa
cooling down selama minimal satu tahun. KAP juga memiliki peran yang
sama untuk mendorong perilaku keterbukaan dan transparansi untuk para
auditornya.
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan
orang melakukan kecurangan menipulasi, korupsi dan sebangsanya
Page 27

(prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga


hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak,
etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan
yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik
(public trust). Praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan
hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak. Pihak yang dirugikan
dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan
Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan
serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran
dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga
saham berbagai perusahaaan di bursa efek.
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk
memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban
dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent
dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan
etika bisnis yang sehat. Enron dan KAP melakukan sebuah ketidakjujuran,
kebohongan dan praktik bisnis yang tidak etis sehingga menyebabkan
sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak
disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.
Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Seperti yang kami kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan
oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai
implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi
praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain:
1. Pemerintah

AS menerbitkan

Sarbanes-Oxley

Act

(SOX)

untuk

melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan


reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain
itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight
Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
Page 28

Menetapkan

atau

mengadopsi

standar

audit,

pengendalian

mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan


dengan audit perusahaan publik.
Menyelidiki KAP dan karyawannya,

melakukan

hearings, dan mengenakan sanksi jika perlu.


Melaksanakan
kewajiban
lain
yang

meningkatkan standar professional di KAP.


Meningkatkan ketaatan terhadap SOX,

disciplinary

diperlukan

untuk

peraturan-peraturan

PCAOB, standar professional, peraturan pasar modal yang


berkaitan dengan audit perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
1. Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang
memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit.
Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :
a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c)

Jasa appraisal dan valuation.

d)

Opini fairness

e)

Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen

f)

Broker, dealer, dan penasihat investasi

2. Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan


sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit
committee ini karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada,
maka seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.
3. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturutturut kepada klien tersebut.
4. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang
digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai
standar dan telah dibicarakan dengan manajemen perusahaan,
pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
5. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.

Page 29

3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat


menghalangi investigasi pemerintah kepada perusahaan yang
menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat
surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan
adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka
yang melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001
merevisi kode

etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi

whitstleblower sebagai berikut para profesional dituntut bukan


hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja
tetapi profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat
masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan
yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform
yang melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa
konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP
yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon
Committe
kongres

SEC,mengeluarkan
menyusun

rekomendasi

Undang-Undang

tentang

yang

perlunya

mengharuskan

perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan


terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC)

dan

New

York

Stock

Exchange (NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih


mempertajam

peran

dalam

pemeriksaan

ketaatan,

mengelola

resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan


diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James : 2003).
Adapun dampak lain dari kasus ini, dikutip dari sebuah artikel yang
berjudul Audit Eksternal dan Hubungannya dengan Komite Audit(Oleh
IKAI). Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota
Komite Audit PT Bank BII, Tbk dalam pembahasannya tentang Kriteria
Pemilihan Auditor Eksternal bahwa profesi akuntan publik saat ini sedang
Page 30

mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat


terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus
Enron. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik
menjadi jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen
salah satu KAP terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan
Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai
industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit.
Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang
paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan
pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal. Indonesia
sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai
pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan
kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di pasar modal
Indonesia.Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut
harus menjadi acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di
dalam menunjuk auditor eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria
yang mampu meminimalkan resiko manipulasi audit.
V. KESIMPULAN
Dari kasus tersebut dapat simpulkan bahwa:
1. Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan
bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan

keuntungan

bagi

Enron,

tetapi

akhirnya

dapat

menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP


Arthur Andersen.
2. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah,
kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar. KAP Arthur Andersen sendiri
kehilangan

keindependensian

dan

kepercayaan

dari

masyarakat

terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja


Page 31

di

KAP

Arthur

Andersen

dimana

mereka

menjadi

sulit

untuk

mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.


3. Sesuai dengan prinsip CG OECD 6; Tanggung jawab dewan komisaris
dan direksi Dalam kasus Enron ini Board of Director sebagai dewan
direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif telah melanggar
prinsip tersebut dengan membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu
yang

mengandung

unsur

konflik

kepentingan

dan

mengijinkan

terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa


di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk
praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut
terungkap kepada publik.
VI. REKOMENDASI
Apa yang dialami oleh Enron itu akibat dari Enron tidak menerapkan
CG dengan baik, oleh karena itu bagi perusahaan lain sebaiknya
menerapkan tata kelola perusahaan yang sehat.

Page 32

Anda mungkin juga menyukai