Anda di halaman 1dari 6

Summary Case

Sebagian besar cokelat yang dikonsumsi di Amerika Serikat berasal dari biji kakao. Biji kakao
tersebut didapat dari perkebunan Kakao yang ada di Pantai Gading, sebuah negara yang berada
di benua Afrika. biji kakao yang digunakan untuk menghasilkan coklat di panen dan di produksi
oleh pekerja dibawah umur. Pekerja tersebut berasal dari anak-anak berusia 12 – 16 tahun,
namun adapula yang masih berumur 9 tahun yang diculik dari desa-desa disekitarnya.

Anak-anak ini diperlakukan tidak secara manusiawi, mereka didatangkan oleh oknum yang
memperjualbelikan mereka kepada petani kakao. Banyak tindakan kekerasan yang mereka
terima ketika bekerja. Waktu bekerja pun cukup panjang dari sejak terbit matahari sampai
dengan terbenamnya matahari. Mereka diperlakukan secara tidak adil, mereka diisolasi
dibeberapa diruangan yang lembab serta tidak sedikit pula kekerasan kerap mereka alami.
Bahkan setiap tahunnya tidak diketahui secara persis berapa korban yang meninggal atas
tindakan ekploitasi pekerja dibawah umur ini, yang notabene biji kakao yang mereka olah
dipasok untuk menjadi cokelat di Amerika Serikat.

Situasi ini diketahui secara meluas ketika pada awal abad ke 21 ketika sebuah stasiun televisi
True Vision melakukan peliputan atas kejadian perbudakan terhadap anak dibawah umur pada
perkebunan kakao di Pantai Gading. Selain itu pada September 2001 film documenter tersebut
disiarkan di Inggis, Amerika, dan beberapa negara lainnya. Laporan hak asasi manusia
memperkerikan sekitar 15.000 anak dari negara sekitar seperti Benin, Bukirna Faso, Mali, dan
Togo telah dijual dan bekerja di Pantai Gading. Pada 11 juni 2001 The International Labor
Organization (ILO) melaporkan bahwa perbudakan memang terjadi di Pantai Gading. Sampai
pada tahun 2008 majalah Fortune mengungkapkan bahwa masalah perbudakan masih dan terus
berlanjut. Selain itu di tahun 2010 sebuah film dokumenter dari BBC disiarkan, yang berisi satu
dekade pengungkapan perbudakan pada industri cokelat.

Walaupun perbudakan merupakan hal yang tidak benarkan secara hukum, namun penegakan
hukum terkait perbudakan di Pantai Gading tidak cukup baik. Banyak hal yang membuat
penegakan hukum terkait perbudakan itu tumpul. Banyaknya pejabat yang bisa untuk disuap
menjadi batu sandungaan penegakan hukum terkait dengan perbudakan. Disamping itu, harga
biji kakao dipasar global yang terus mengalami penurunan sejak tahun 1996 juga berkontribusi
akan perbudakan pada industri cokelat. Walaupun pada kurun awal abad ke 21 harga kakao
sempat naik namun itu semua tidak bisa membuat perbudakan hilang pada industri ini.

Kemiskinan memang membuat mereka harus melakukan hal ini disamping harga kakao yang
tidak terlalu mahal. Tempat yang cukup terisolir membuat mereka tidak bisa meningkatkan nilai
dari kakao yang mereka hasilnya. Akibatnya mereka tetap berada dibawah bayang-bayang
tengkulak yang memaksa untuk menjual kakao tersebut dengan harga yang cukup murah.

Cokelat merupakan industri yang cukup besar di Amerika Serikat sebesar $13 milyar dollar yang
dikonsumsi sekitar 3.1 milyar pounds per tahunnya. Banyak perusahaan besar penghasil cokelat
di Amerika serikat, beberapa nama besar seperti Archer Daniels Midland Co., Barry Callebaut,
dan Cargill Inc perusahaan-perusahaan tersebut membeli biji kakao berasal dari Pantai Gading
yang notabene berasal dari hasil perbudakan.

Sementara para perusahaan cokelat besar menggubakan kacang dari perkebunan kakao Pantai
Gading, perusahaan cokelat kecil menghindari penggunaan biji kakao berasal dari pantai gading.
Perusahaan-perusahaan kecil tersebut lebih memilih untuk mendapatkan biji kakao dari Negara
lain yang bebas dari tindakan perbudakan. Bahkan ada beberapa perusahaan cokelat yang beralih
kepada biiji kakao organic yang memang benar-benar ditanam secara sehat dan dipantau secara
teratur.

Perusahaan-perusahaan besar seperti Hershey, Mars, Nestle dan yang lainnya akhirnya tersadar
akan peristiwa tersebut. Mereka menyatakan mengutuk dan berhenti untuk menggunakan biji
kakao yang berasal dari perbudakan tersebut. Banyak tekanan yang dilakukan oleh kelompok
anti perbudakan membuat mereka setuju untuk berhenti menggunakan biji kakao dari
perbudakan dan bersedia untuk memberikan pendanaan studi terkait hal ini.

Pada tanggal 18 Juni 2001 anggota DPR Amerika Seikat Eliot Engel mendukung draft rancangan
undang undang terkait system pelabelan cokelatyang dibeli tersebut berasal dari perbudakan atau
bukan. RUU tersebut tidak disetujui oleh senat. Perusahaan pun berpendapat system pelabelan
tersebut akan mempengaruhi tingkat penjualan mereka, dan ini tentu akan berpengaruh kepada
petani cokelat di Afrika karena akan mempengaruhi eksport cokelat dari Negara mereka. Namun
walaupun terjadi pro dan kontra anggota DPR Engel dan salah satu senator Harkin mengancam
akan memperkenalkan RUU tersebut yang berisi pelarangan impor biji akako dari afrika yang
berasal dari perbudakan.

Pada tanggal 1 oktober 2001 anggota asosiasi produsen cokelat dan Yayasan Kakao Dunia
bersepakat untuk menghilangkan bentuk-bentuk ekploitasi pekerja dibawah umur. Pada tahun
2002 Chocolate Manufacturers Association dan Yayasan Kakao dunia serta produsen cokelat
besar seperti Hershey's, M & M Mars, Nestle, dan Coklat Terbaik di Dunia – dan Prosesor kakao
utama-Blommer Chocolate, Guittard Cokelat, Barry Callebaut, dan Archer Daniels Midland-all
menandatangani kesepakatan untuk membangun sebuah system sertifikasi yang akan
memverifikasi dan menyatakan bahwa biji kakao yang mereka gunakan tidak diproduksi dengan
penggunaan budak anak Dikenal sebagai "Protokol Harkin-Engel". Pada juli 2002 survey
pertama yang dilakukan oleh Asosiasi produsen cokelat menyimpulkan bahwa sekitar 200.000
Anak-anak-tidak semuanya budak-bekerja dalam bahaya kondisi di peternakan kakao dan
kebanyakan dari mereka tidak bersekolah.

Juli 2008, mengatakan bahwa proses sertifikasi telah dilakukan ternyata lebih sulit dari yang
mereka kira, terutama dengan pecahnya perang sipil di Pantai Gading. Walaupun perusahaan
tidak membuat sistem sertifikasi sementara Perang saudara berkecamuk, bagaimanapun, mereka
berhasil mengamankan cukup biji kakao untuk menjaga agar pabrik coklat mereka tetap berjalan
dengan kecepatan penuh sepanjang perang.

Seorang reporter investigasi, dalam sebuah artikel yang diterbitkan di Majalah Fortune pada
tanggal 15 Februari 2008, menemukan yayasan hanya memiliki satu anggota staf yang bekerja di
Pantai Gading. Dan system yang telah disepakati tidak berjalan dengan semestinya. Walaupun
jutaan dollar yang berasal dari perusahaan produsen cokelat telah digelontorkan untuk mendanai
hal ini.

Tidak mengherankan permasalahan sertifikasi ini masih terus berlanjut di tahun 2011. Banyak
petani kakao yang tidak bisa terjamah untuk mendapatkan pemahaman terkait hal ini. Ini
dikarenakan lokasi perkebunan yang sangat terpencil sulit untuk diakses. Disamping itu perang
saudara yang masih terus bergejolak masih terus berlanjut di Negara ini. Sampai pada tahun
2011 akhirnya Allassane Ouattara dinyatakan sebagai Presiden yang sah untuk memimpin Pantai
Gading.
Di tahun 2010 ada sebuah film documenter yang berjudul the dark side of chocolate,
menggambarkan masih terjadinya perbudakan dalam perkebunan cokelat di Pantai Gading,
walaupun perusahaan produsen cokelat telah mengklaim bahwa mereka tidak ada sangkut
pautnya dengan hal itu. Namun perlu diingat bahwa hamper semua cokelat yang dimakan berasal
dari biji kakao dari Negara Afrika barat yang notabene terjadi system perbudakan dalam
perkebunan cokelat tersebut.

Jawaban Pertanyaan

1. What are the systemic, corporate, and individual ethical issues raised by this case?
- Systemic ethical issues
Isu pelanggaran etika secara sistemik dalam kasus ini adalah peraturan yang mengatur
tentang perbudakkan atau perdagangan manusia dan tidak ditegakkan dengan benar,
bahkan para petugas menerima suap dari orang yang melakukan perdagangan manusia
tersebut.
- Corporate ethical issues
Isu pelanggaran etika secara perusahaan dalam kasus ini adalah perusahaan Ivory
Coast memperkerjakan anak-anak usia 12-16 tahun bahkan 9 tahun untuk bekerja
diperkebunan coklat miliknya. Bahkan mereka diperlakukan secara kejam seperti
dicambuk, dipukuli serta mereka sering kelaparan. Anak-anak tersebut bekerja dari
pagi sampai malam, tidur di ruangan tanpa adanya jendela.
- Individual ethical issues
Isu pelanggaran etika secara individu dalam kasus ini adalah ketika seseorang embeli
produk cokelat hasil eksploitasi tersebut, karena secara tidak langsung seorang
customer tersebut turut andil dalam perbudakan.

2. In your view, is the kind of child slavery discussed in this case absolutely wrong no
matter what, or is it only relatively wrong, i.e., if one happens to live in a society
(like ours) that disapproves of child slavery? Explain your view and hy you hold it.
Perbudakan pada anak menurut kami sangat melanggar hak asasi manusia dan melanggar
peraturan yang telah ditetapkan oleh ILO, menurut ILO child labour diperbolehkan
apabila hal tersebut merupakan pekerjaan yang: secara mental, fisik, sosial atau moral
tidak berbahaya bagi anak-anak, tidak mengganggu sekolah mereka serta tidak merampas
kesempatan untuk bersekolah, tidak mewajibkan mereka untuk meninggalkan sekolah
sebelum waktunya atau mengharuskan mereka untuk bekerja terlalu lama dan melakukan
pekerjaan yang berat.

3. Who shares in the moral responsibility for the slavery occuring in the chocolate
industry?
Yang memiliki tanggungjawab moral terhadap kasus perbudakan yang terjadi pada
industri coklat adalah pemerintah Afrika Barat, perusahaan Ivory Coast, perusahaan yang
membeli coklat dari Ivory Coast dan masyarakat yang membeli produk coklat olahan.

4. Consider the bill that Representive Engle and Senator Harkin attempted to enact
into a law, but which never became a law because of the lobbying efforts of the
chocolate companies. What does this incident show about the view that “to be
ethical it is enough for businesspeople to follow the law”?
Menurut pendapat kami, belum tentu semua pebisnis akan mengikuti dan menaati
regulasi dan etika yang telah ditetapkan karena beberapa perusahaan seringkali lebih
mementingkan kepentingan lain yang berkaitan langsung dengan profit. Namun,
sebaiknya sebagai pelaku bisnis yang beretika, regulasi dan etika yang telah ditetapkan
wajib dipatuhi.

5. Standar norma etika apa sajakah yang dilanggar?


- Right; dalam hal ini pengusaha melanggar hakasasi anak-anak dibawah umur yang
seharusnya tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya, akan tetapi anak-anak
tersebut dipekerjakan dan human trafficking di perkebunan cokelat.
- Utilitarian; pengusaha mengambil keuntungan dengan cara mempekerjakan anak-
anak dibawah umur dan tidak memberikan upah kepada mereka. Pemerintah juga
melanggar prinsip utuilitarian, karena menerima suap dari beberapa pihak terkait
human trafficking.
- Justice; prinsip ini dilanggar karena para pekerja tidak diberi upah.
- Due Care, dimana para pengusaha memperlakukan para pekerja dengan tidak baik
dan tidak manusiawi, seperti jam kerja yang melebihi batas kewajaran dan tempat
tinggal yang tidak layak huni.

6. Bagaimana alternatif pencegahan agar dilema etika tersebut dapat dihindari dan
solusi untuk menyelesaikan permasalahan etika?
Pencegahan agar dilema etika ini dapat dihindari adalah dengan cara memberlakukan
sistem tata kelola yang baik dengan regulasi yang jelas dan masing-masing dari pelaku
bisnis tersebut diharapkan mempunyai komitmen atas regulasi tersebut.
Solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah:
a. Diperlukan komitmen dari seluruh produsen-produsen cokelat untuk tidak
menggunakan Kakao dari perkebunan yang menggunakan sistem perbudakan.
b. Monitoring dibutuhkan secara lebih komprehensif dan mendetail di negara Pantai
Gading tersebut.
c. Diperlukan dukungan dari dunia internasional dalam hal mendesak pemerintah Pantai
Gading untuk menghentikan praktek perbudakan khususnya anak-anak dan human
trafficking.

Anda mungkin juga menyukai