Anda di halaman 1dari 22

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA


Lehman Brother adalah salah satu bank penyalur kredit pemilikan rumah
(KPR), yang memiliki atau menjamin hampir separuh dari total kredit perumahan di
AS. Pada hari senin tanggal 15 September 2008 Lehman Brother mengumumkan
kebangkrutannya dan bank investasi terbesar keempat AS ini, menyampaikan formulir
kebangkrutan ke United States Bankruptcy Court for the Southern District of New York.
Sebelumnya Pemerintah, Bank Sentral AS serta para pimpinan bank-bank investasi
raksasa sebelumnya telah menggelar pertemuan darurat selama tiga hari berturut-turut
guna mencari solusi untuk Lehman Brothers. Pada sabtu siang tanggal 13 September 2008,
pertemuan yang dihadiri oleh CEO JP Morgan Jamie Dimon, CEO Merril John Thain dan CEO
Citigroup Vikram Pandit dan pertemuan pertemuan berikutnya tidak menghasilkan
apapun.
Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008
silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan
hasil penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya
yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).
Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank
terbesar di AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang
terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman
Brothers juga merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II
yang melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)
Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir
dibalik runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah
korporasi di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global. Hasilnya waktu itu
cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak percaya satu sama
lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.
Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun,
seperti Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan
otomotif terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga
telah meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.
Pada 15 September 2008, Lehman Brothers meminta perlindungan atas
kebangkrutan sesuai Bab 11 Undang-undang Kepailitan AS. Kewajiban utang Lehman
Brothers terhadap bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155
miliar dolar AS utang obligasi. Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya
sejumlah 639 miliar dolar AS.
JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21
miliar dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11
September 2008 JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan
jaminan oleh para kreditor Lehman berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini
menjadi penyebab utama kebangkrutan Lehman.
Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga
dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar
dan bergengsi di AS tersebut. Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset
Lehman Brothers juga dibuat terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah.
Sehingga ada kasus penyesatan informasi yang material dalam akuntansi Lehman.
Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa
akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu
dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior
Lehman, juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.
Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap
mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman
lainnya seperti Chris O'Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah

46 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak membail-
out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk
derivatif.(Winarto,2010)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst & Young telah
melakukan pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia dengan sengaja melaporkan
hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman
Brothers menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar
dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan
ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman
Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari
Lehman Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca
perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga
tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan
Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat
tersebut.
Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kompetensi profesional dan kecermatan
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional
Berdasarkan analisa diatasdapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar
KAP Ernst & Young adalah sebagai berikut:
1. Integritas dan Objektivitas
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik (IAI,20000.1-20000.6) menjelaskan
bahwa dalam menjalankan tugasnya, KAP harus mempertahankan
integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan
tidak boleh membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau
mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain (Sukrisno, 2012:45).
Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil
dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka (Arens,
2011:71).
Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak
berkompromi dalam memberikan pertimbangan profesionalnya karena
adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang
lain yang tidak semestinya (Arens, 2011:71).
Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian
laporan keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus tersebut,
sebenarnya KAP Ernst & Young mengetahui bahwa perusahaan menutupi
utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor jelas-jelas terbukti
menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal dengan kliennya, yaitu
Lehman Brothers.
2. Perilaku Profesional
Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan
mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian
(Arens,2011:71).
Pada kasus ini,KAP Ernst & Youngjustru melakukan skandal dengan
Lehman Brothersperihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di
mana skandal tersebut telah mendiskreditkan profesi mereka dan KAP

47 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Ernst & Young dinilai tidak mempunyai perilaku profesional dalam
menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya
sebagai auditor.
3. Kepentingan Publik
Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana auditor
berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam rangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme (Mulyadi, 2002).
Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi prinsip
kepentingan publik di atas, karena terdapat pihak-pihak di luar perusahaan
yang merasa dirugikan atas hasil opini auditor tersebut, dimana pada
laporan keuangan tersebut, menunjukkan bahwa perusahaan dalam
keadaan yang baik. Tetapi pada kenyataannya, KAP Ernst & Young
mengetahui bahwa terdapat masalah dalam perusahaan tersebut, dan KAP
justru bekerjasama dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan
kepada publik.

KESIMPULAN
Dari hasil analisis kasus Lehman Brothers tersebut dapat disimpulkan bahwa Ernst &
Young dengan sengaja dan sadar melakukan skandal dengan Lehman Brothers yang
berdampak pada kehancuran mereka sendiri. Lehman Brothers dengan sengaja melakukan
manipulasi laporan keuangan dengan tujuan menutupi kasus hutang sebesar 50 miliar
dollar AS tersebut dan membiarkan para pengguna laporan keuangan tersebut terjerumus
dalam laporan yang sebenarnya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebagai akuntan publik, Ernst & Young sudah tidak lagi menerapkan prinsip dasar etika
profesi. Kode etik yang dilanggar oleh Ernst & Young yaitu integritas dan objektivitas,
perilaku profesional, dan kepentingan publik.

Kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap jenis profesi. Kode etik ini
menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap
individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga dari pada kepentingan
perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis,
dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan perusahaan. Dan
bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja.
Kewajiban menaati kode etik telah diatur oleh Departemen Keuangan yaitu
Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Peraturan ini mewajibkan akuntan dalam
melaksanakan tugas atas kliennya itu selalu berdasarkan pada SPAP (Standar Profesi
Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik yang diterapkan oleh asosiasi profesi
berdasarkan standar Internasional. Terdapat dua tujuan utama dari kode etik:
1) kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan
kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh
anggota profesi.
2) kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilakuperilaku
menyimpang oleh anggota profesi.
Agar kode etik dapat berfungsi dengan optimal, minimal ada 2 (dua) syarat yang arus
dipenuhi.
1. Kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri.
Kode etik tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau instansi di
luar profesi itu.

48 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
2. Pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus.
Setiap pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan yang
khusus dibentuk.

Pentingnya penerapan Etika Profesi merupakan pedoman yang penting dalam berperilaku yang
baik dalam suatu profesi. Belakangan ini banyak sekali pelanggaran dan kecurangan yang timbul
akibat penerapan etika profesi yang tidak maksimal. Banyak kecurangan-kecurangan yang
timbul karena terkikisnya kejujuran dan kebijaksanaan dalam berperilaku.
Disini akan diulas beberapa kasus tentang etika profesi khususnya bidang akuntansi. Hal ini
menjadi menarik karena bidang akuntansi menjadi pondasi ekonomi yang baik dalam negeri
Indonesia ini.

II. Kasus-kasus etika profesi akuntansi :

1. sembilan KAP yang dianggap melakukan koalisi dengan kliennya

Jakarta, 19 April 2001. Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak kepolisian mengusut
Sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan Badan Pengawas Keuangan
(BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank yang pernah diauditnya antara tahum
1995 – 1997.

Koordinator ICW Teten Masduki kepada wartawan di Jakarta, Kamis, mengungkapkan,


berdasarkan temuan BPKP, Sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar
36 bank bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit.
Hasil audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya mayoritas
bank – bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank – bank yang dibekukan kegiatan
usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP tersebut adalah AI & R, HT &
M, H & R, JM & R, PU & R, RY , S & S, SD &R, dan RBT & R. “Dengan kata lain,
kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada kolusi antara kantor
akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk memoles laporannnya sehingga memberikan
laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya. Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan
memberikan laporan kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengusutan mengenai adanya
tindak kriminal yang dilakukan kantor akuntan publik dengan pihak perbankan.
ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan sekedar “human error” atau kesalahan dalam
penulisan laporan keungan yang tidak disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai
penyimpangan dan pelanggaran yang coba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi.
Teten juga menyayangkan Dirjen Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif
meskipun pihak BPKP telah menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil
inisiatif untuk mengekspos laporan BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan.
“Kami mencurigai. Kesembilan KAP itu telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan
laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya mereka memberi laporan bank tersebut sehat
ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita mengharapkan ada
tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya mencabut izin kantor akuntan publik
itu,” tegasnya. Menurut Teten, ICW juga sudah melaporkan tindakan dari kesembilan KAP
tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta
supaya dilakukan tindakan etis terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.

ANALISA:

Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik profesi akuntan.
Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab profesi.
49 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan sebagai pemberi jasa
professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai jasa mereka termasuk masyarakat
dan juga pemegang saham. Dalam kasus ini, dengan menerbitkan laporan palsu, maka akuntan
telah menyalahi kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang
dianggap dapat dipercaya dalam penyajian laporan keuangan.

Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip kepentingan publik. Prinsip kepentingan publik
adalah setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.Dalam kasus ini, para akuntan dianggap telah menghianati kepercayaan publik
dengan penyajian laporan keuangan yang direkayasa.

Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip integritas. Prinsip integritas yaitu untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya, dengan integritas setinggi mungkin. Dalam kasus ini, sembilan KAP
tersebut tidak bersikap jujur dan berterus terang kepada masyarakat umum dengan melakukan
koalisi dengan kliennya.

Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas. Prinsip objektifitas yaitu setiap
anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan
kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini, sembilan KAP dianggap tidak objektif dalam
menjalankan tugas. Mereka telah bertindak berat sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan
klien dan mereka tidak dapat memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari
benturan kepingan pihak lain.

2. Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik

Kasus pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik kembali muncul. Menteri Keuangan pun
memberi sanksi pembekuan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan
izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs.
Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro
Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers yang diterima
Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan
publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya
tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah
melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum
atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau
sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.

Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum,
review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin
rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggungjawab atas jasa-jasa yang telah
diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan
(PPL). Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor
423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003.

50 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

Analisa :

Dalam kasus tersebut, sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan publik tersebut
melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Berdasarkan
etika profesi akuntansi, auditor tersebut telah melanggar prinsip keempat, yaitu prinsip
objektivitas. Dimana setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Pelanggaran itu berkaitan dengan
pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember
2004 yang dilakukan oleh Drs. Petrus Mitra Winata. Selain itu, Petrus juga telah melakukan
pelanggaran atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas
laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau
sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004. Sebagai seorang akuntan publik, Drs. Petrus Mitra
Winata seharusnya mematuhi Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku. Ketika
memang dia harus melakukan jasa audit, maka audit yang dilakukan pun harus sesuai dengan
Standar Auditing (SA) dalam SPAP. Penelitian terhadap perilaku akuntan telah banyak
dilakukan baik di luar negeri maupun di Indonesia. Penelitian ini dipicu dengan semakin
banyaknya pelanggaran etika yang terjadi. Dari kondisi tersebut banyak peneliti yang ingin
mencari tahu mengenai “faktor – faktor apa saja yang menjadi penentu atau mempengaruhi
pengambilan keputusan tidak etis atau pelanggaran terhadap etika. Trevino (1990) menyatakan
bahwa terdapat dua pandangan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tindakan tidak etis
yang dibuat oleh seorang individu. Pertama, pandangan yang berpendapat bahwa tindakan atau
pengambilan keputusan tidak etis lebih dipengaruhi oleh karakter moral individu. Kedua,
tindakan tidak etis lebih dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem reward dan punishment
perusahaah, iklim kerja organisasi dan sosialisasi kode etik profesi oleh organisasi dimana
individu tersebut bekerja. Sementara Volker menyatakan bahwa para akuntan profesional
cenderung mengabaikan persoalan etika dan moral bilamana menemukan masalah yang bersifat
teknis, artinya bahwa para akuntan profesional cenderung berperilaku tidak bermoral apabila
dihadapkan dengan suatu persoalan akuntansi.

Selain itu Finn Etal juga menyatakan bahwa akuntan seringkali dihadapkan pada situasi adanya
dilema yang menyebabkan dan memungkinkan akuntan tidak dapat independen. Akuntan
diminta untuk teta independen dari klien, tetapi pada saat yang sama kebutuhan mereka
tergantung kepada klien karena fee yang diterimanya, sehingga seringkali akuntan berada dalam
situasi dilematis. Hal ini akan berlanjut jika hasil temuan auditor tidak sesuai dengan harapan
klien, sehingga menimbulkan konflik audit. Konflik audit ini akan berkembang menjadi sebuah
dilema etika ketika auditor diharuskan membuat keputusan yang bertentangan dengan
independensi dan integritasnya dengan imbalan ekonomis yang mungkin terjadi atau tekanan di
sisi lainnya. Situasi dilematis sebagaimana yang digambarkan di atas adalah situasi yang sangat
sering dihadapi oleh auditor. Situasi demikianlah yang menyebabkan terjadinya pelanggaran
terhada etika dan sangat wajarlah apabila ketika para pemakai laporan keuangan seperti investor
dan kreditur mulai mempertanyakan kembali eksistensi akuntan sebagai pihak independen yang
menilai kewajaran laporan keuangan.

3. Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei 2010 | 21:37
WIBKOMPAS/ LUCKY PRANSISKA

JAMBI, KOMPAS.com – Seorang akuntan publik yang membuat laporan keuangan perusahaan
Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari BRI Cabang Jambi
pada 2009, diduga terlibat kasus korupsi dalam kredit macet.

51 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada
kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut.

Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa
(18/5/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa dan dikonfrontir keterangannya dengan para
saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam
kasus ini.

Hasil pemeriksaan dan konfrontir keterangan tersangka dengan saksi Biasa Sitepu terungkap ada
kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke
BRI.

Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh
akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan
korupsinya.

“Ada empat kegiatan laporan keuangan milik Raden Motor yang tidak masuk dalam laporan
keuangan yang diajukan ke BRI, sehingga menjadi temuan dan kejanggalan pihak kejaksaan
dalam mengungkap kasus kredit macet tersebut,” tegas Fitri.

Keterangan dan fakta tersebut terungkap setelah tersangka Effendi Syam diperiksa dan
dikonfrontir keterangannya dengan saksi Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus
tersebut di Kejati Jambi.

Semestinya data laporan keuangan Raden Motor yang diajukan ke BRI saat itu harus lengkap,
namun dalam laporan keuangan yang diberikan tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan
Raden Motor ada data yang diduga tidak dibuat semestinya dan tidak lengkap oleh akuntan
publik.

Tersangka Effendi Syam melalui kuasa hukumnya berharap pihak penyidik Kejati Jambi dapat
menjalankan pemeriksaan dan mengungkap kasus dengan adil dan menetapkan siapa saja yang
juga terlibat dalam kasus kredit macet senilai Rp 52 miliar, sehingga terungkap kasus
korupsinya.

Sementara itu pihak penyidik Kejaksaan yang memeriksa kasus ini belum mau memberikan
komentar banyak atas temuan keterangan hasil konfrontir tersangka Effendi Syam dengan saksi
Biasa Sitepu sebagai akuntan publik tersebut.

Kasus kredit macet yang menjadi perkara tindak pidana korupsi itu terungkap setelah kejaksaan
mendapatkan laporan adanya penyalahgunaan kredit yang diajukan tersangka Zein Muhamad
sebagai pimpinan Raden Motor.

Dalam kasus ini pihak Kejati Jambi baru menetapkan dua orang tersangka, pertama Zein
Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor yang mengajukan pinjaman dan tersangka Effedi
Syam dari BRI yang saat itu menjabat sebagai pejabat penilai pengajuan kredit.

sumber : http://www.ruqayahimwanah.com/berita-119-etika-profesi-akuntan-publik.html

Analisa :
Ada delapan prinsip etika profesi akutansi, yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik,
integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku
profesional dan standar teknis. Apabila dugaan keterlibatan akuntan publik terhadap kasus
52 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
korupsi dalam mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52 miliar dari bank BRI cabang Jambi
tahun 2009 oleh perusahaan raden motor sehingga menyebabkan kredit macet untuk
pengembangan usaha di bidang otomotif tersebut. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa pelanggaran etika profesi akutansi yang dilanggar oleh akuntan publik, yaitu:
1. Tanggung Jawab Profesi
Akuntan publik tersebut tidak melakukan tanggung jawab secara profesional dikarenakan
akuntan publik tersebut tidak menjalankan tugas profesinya dengan baik dalam hal pembuatan
laporan keungan perusahaan Raden Motor untuk mendapatkan pinjaman modal senilai Rp 52
miliar dari BRI Cabang Jambi pada tahun 2009, sehingga menyebabkan kepercayaan masyarakat
(raden motor) terhadap akuntan publik hilang.
2. Kepentingan Publik.
Akuntan Publik tersebut tidak menghormati kepercayaan publik (raden motor) dikarenakan
melakukan kesalahan dalam laporan keuangan Perusahaan Raden Motor untuk mengajukan
pinjaman ke Bank BRI dengan tidak membuat laporan mengenai empat kegiatan.
3. Objektivitas
Akuntan Publik tidak menjalankan prinsip Objektivitas dengan cara melakukan tindak
ketidakjujuran secara intelektual dengan melakukan kecurangan dalam pembuatan laporan
keuangan perusahaan Raden Motor.
4. Perilaku Profesional
Akuntan Publik berperilaku tidak baik dengan melakukan pembuatan laporan keuangan palsu
sehingga menyebabkan reputasi profesinya buruk dan dapat mendiskreditkan profesinya.
5. Integritas
Akuntan Publik tidak dapat mempertahankan integritasnya sehingga terjadi benturan
kepentingan (conflict of interest). Kepentingan yang dimaksud adalah kepentingan publik dan
kepentingan pribadi dari akuntan publik itu.
6. Standar Teknis
Akuntan Publik tidak menjalankan etika/tugasnya sesuai pada etika profesi yang telah ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia-Komparatemen Akutan Publik (IAI-KAP) diantaranya etika
tersebut antara lain:
a. Independensi, integritas, dan obyektivitas
b. Standar umum dan prinsip akuntansi
c. Tanggung jawab kepada klien
d. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
e. Tanggung jawab dan praktik lain

4. Kasus Enron

Enron adalah perusahaan yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan yang menikmati
booming industri energi di tahun 1990an, Enron sukses menyuplai energi ke pangsa pasar yang
begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas. Enron bahkan berhasil menyinergikan
jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi informasi. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya,
Enron memiliki profitabilitas yang cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron
memosisikan dirinya sebagai energy merchants: membeli natural gas dengan harga murah,
kemudian dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan
dari markup sale of power atau biasa disebut “spark spread“.

Pada beberapa tahun yang lalu beberapa perusahaan seperti Enron dan Worldcom yang
dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Enron perusahaan energi terbesar di AS yang jatuh
bangkrut itu meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar, karena salah strategi dan
memanipulasi akuntansi yang melibatkan profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik
Arthur Andersen. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan public yang disebut sebagai “The
big five” yaitu (pricewaterhouse coopers, deloitte & touché, KPMC, Ernest & Young dan

53 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Anderson) yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. Laporan keuangan
maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting ternama di dunia, Arthur
Andersen, ternyata penuh dengan kecurangan (fraudulent) dan penyamaran data serta syarat
dengan pelanggaran etika profesi.

Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan yang dilakukan oleh
Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor) sehingga berpengaruh terhadap
harga saham Enron di pasar modal. Kasus Enron ini menyebabkan indeks pasar modal Amerika
jatuh sampai 25 %.

ANALISA :

Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan yang dilakukan oleh
Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor) sehingga berpengaruh terhadap
harga saham Enron di pasar modal. Kasus Enron ini menyebabkan indeks pasar modal Amerika
jatuh sampai 25 %. Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, Arthur
andersen, tidak berhasil melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam tubuh Enron. Di samping
sebagai eksternal auditor, Arthur andersen juga bertugas sebagai konsultan manajemen Enron.
Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Andersen menyebabkan KAP tersebut
bersedia kompromi terhadap temuan auditnya dengan klien mereka.

KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian
dari kertas kerja audit formal. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan
internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas
Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan
Arthur Andersen pun ditutup. Faktor tersebut adalah merupakan perilaku tidak etis yang sangat
bertentangan dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap
business going cocern.

5. Manipulasi laporan keuangan PT Kereta API Indonesia

Komisaris PT Kereta Api mengungkapkan adanya manipulasi laporan keuangan BUMN tersebut
di mana seharusnya perusahaan merugi namun dilaporkan memperoleh keuntungan.

“Saya tahu bahwa ada sejumlah pos yang sebetulnya harus dinyatakan sebagai beban bagi
perusahaan tetapi malah dinyatakan masih sebagai aset perusahaan. Jadi ada trik akuntansi,” kata
salah satu Komisaris PT Kereta Api, Hekinus Manao di Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, hingga kini dirinya tidak mau menandatangani laporan keuangan itu karena
adanya ketidakbenaran dalam laporan keuangan BUMN perhubungan itu.

“Saya tahu laporan yang diperiksa oleh akuntan publik itu tidak benar karena saya sedikit
banyak mengerti akuntansi, yang mestinya rugi dibuat laba,” kata penyandang Master of
Accountancy, Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio USA tahun 1990.

Akibat tidak ada tanda tangan dari satu komisaris, rapat umum pemegang saham (RUPS) PT
Kereta Api yang seharusnya dilaksanakan sekitar awal Juli 2006 ini juga harus dipending.

Analisa :

ebagai Suatu lembaga, PT Kereta Api Indonesia memang memiliki kewenangan untuk
menyusun laporan keuangannya dan memilih auditor eksternal untuk melakukan proses audit
54 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
terhadap laporan keuangan tersebut. Tetapi, ada hal mendasar yang harus diperhatikannya
sebagai wujud penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Auditor
eksternal yang dipercayai harus benar-benar memiliki integritas serta prosesnya harus terlaksana
berdasarkan kaidah-kaidah yang telah diakui validitasnya, dalam hal ini Pedoman Standar
Akuntansi Keuangan dan Standar Profesional Akuntan Publik. Selain itu, auditor eksternal wajib
melakukan komunikasi secara benar dengan komite audit yang ada pada PT Kereta Api
Indonesia. Secara tidak langsung, upaya ini menunjang perwujudan tanggung jawab sosial
perusahaan kepada masyarakat luas sebagai salah satu pengampu kepentingan. Seperti halnya
yang telah diketahui bersama, hal ini jelas mempunyai dimensi etis.

III. Kesimpulan

Dari berbagai contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengawasan terhadap aktivitas
manajerial dewan direksi yang dilaksanakan oleh dewan komisaris dinilai makin membutuhkan
kontribusi komite audit agar semakin optimal. Selain itu, komite audit diharapkan mampu
menjembatani komunikasi antara dewan direksi dan dewan komisaris guna menciptakan
soliditas manajerial.

Proses audit laporan keuangan memang membuka peluang bahkan pada kondisi tertentu
mensyaratkan pelibatan auditor eksternal. Untuk itu, auditor eksternal yang dipilih haruslah
diakui integritasnya serta prosesnya harus terlaksana berdasarkan kaidah-kaidah yang telah
diakui validitasnya, dalam hal ini Pedoman Standar Akuntansi Keuangan dan Standar
Profesional Akuntan Publik.

Pemberian pemahaman masalah esensial akuntansi dan keuangan yang ada pada seluruh bagian
lembaga dengan proporsi yang tepat adalah penting untuk membangun kesepahaman diantara
seluruh unsur lembaga.

55 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB 8
ETIKA DALAM AUDITING

Tujuan Pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


tentang:
1. Dunia Auditing.
2. Etika dalam dunia Auditing

Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi
menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi
penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika.

Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu
kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat
kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut, serta penyampaian
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

56 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Tanggung Jawab Auditor

The Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:

• Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan,


mengendalikan dan mencatat pekerjannya.

• Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan
pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan
keuangan.

Kepercayaan Publik

Kepercayaan masyarakat umum sebagai pengguna jasa audit atas independen sangat
penting bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan
menurun jika terdapat bukti bahwa independensi auditor ternyata berkurang, bahkan
kepercayaan masyarakat juga bisa menurun disebabkan oleh keadaan mereka yang
berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapat mempengaruhi sikap independensi tersebut.
Untuk menjadi independen, auditor harus secara intelektual jujur, bebas dari setiap
kewajiban terhadap kliennya dan tidak mempunyai suatu kepentingan dengan kliennya
baik merupakan manajemen perusahaan atau pemilik perusahaan. Kompetensi dan
independensi yang dimiliki oleh auditor dalam penerapannya akan terkait dengan etika.
Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka
kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri mereka
sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab menjadi kompeten dan untuk
menjaga integritas dan obyektivitas mereka.

Tanggung Jawab Auditor kepada Publik

Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat, sehingga menimbulkan


ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Dalam
kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap klien yang
membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap publik.
Kepentingan publik adalah kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara
keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya
dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik professional AKDA.

Ada 3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh


auditor kepada publik, antara lain:

1. Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif.

2. Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.

3. Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung jawab
mereka kepada public

Tanggung Jawab Dasar Auditor

57 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas
laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. Tanggung jawab dasar
seorang auditor adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan.

Auditor perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.

2. Sistem Akuntansi.

Auditor harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan
menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

3. Bukti Audit.

Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional.

Independensi Auditor

Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Independensi juga
berarti adanya kejujuran dalam diri dalam mempertimbangkan fakta dan adanya
pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam menyatakan hasil
pendapatnya. Sikap mental independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang
praktek akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Dalam SPAP
(IAI, 2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan
di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Tiga aspek independensi seorang
auditor, yaitu sebagai berikut :

A. Independensi dalam Fakta (Independence in fact) : Artinya auditor harus mempunyai


kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.

B. Independensi dalam Penampilan (Independence in appearance) : Artinya pandangan


pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.

C. Independensi dari sudut Keahliannya (Independence in competence) : Independensi


dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia.

Contoh Kasus

Auditor BPKP Akui Terima Duit dari Kemendikbud

Ferdinan - detikNew

58 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Jakarta – Auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Tomi Triono
mengaku menerima duit dari anggaran kegiatan joint audit pengawasan dan pemeriksaan
di Kemendikbud. Tomi mengaku sudah mengembalikan duit ke KPK.

Tomi saat bersaksi untuk terdakwa mantan Irjen Kemendikbud Mohammad Sofyan
mengaku bersalah dengan penerimaan duit dalam kegiatan warsik sertifikasi guru (sergu)
di Inspektorat IV Kemendikbud. Duit yang dikembalikan Rp. 48 juta.

“Saudara dari BPKP, seharusnya melakukan pengwasan,” tegur hakim ketua Guzrizal di
Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (25/07/13).

“Kami bertugas sebagai tim pengendali pusat, jadi harus monitoring. Jadi memang ada
kesalahan,” ujar Tomi yang tidak melanjutkan jawabannya.

Menurutnya ada 10 auditor BPKB yang ikut dalam joint audit. Mereka bertugas untuk 6
program, diantaranya penyusunan SOP warsik, penyusunan monitoring, dan evaluasi
sertifikasi guru.

“Dari hasil audit nasional, kita bikin summary terhadap sertifikasi. Kita simpulkan apa
permasalahan – permasalahan dari sasaran auditnya,” jelas Tomi.

Tomi juga ditanya penuntut umum KPK terkait adanya penyimpangan penggunaan
anggaran dalam joint audit Kemendikbud-BPKP. “Itu memang kesalahan kami,” ujar dia.

Adanya aliran duit ke Auditor BPKP juga terungkap dalam persidangan dengan saksi
Bendahara Pengeluaran Pembantu Inspektorat I Kemendikbud, Tini Suhartini pada 11 Juli
2011.

Sofyan didakwa memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan memerintahkan pencairan
anggaran dan menerima biaya perjalanan dinas yang tidak dilaksanakan. Dia juga
memerintahkan pemotongan sebesar 5 persen atas biaya perjalanan dinas yang diterima
para peserta pada program joint audit Inspektorat I, II, III, IV dan investigasi Irjen
Depdiknas tahun anggaran 2009.

Dari perbuatannya, Sofyan memperkaya diri sendiri yakni Rp 1,103 miliar. Total kerugian
negara dalam kasus ini mencapai Rp 36,484 miliar.

Analisis Pelanggaran Kode Etik Auditor atas Kasus di atas:

Auditor BPKP merupakan auditor pemerintah yang merupakan akuntan, anggota Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI), yang dalam keadaan tertentu melakukan audit atas entitas yang
menerbitkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip auntansi yang berlaku
umum (BUMN/BUMD) sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK). Karena itu auditor pemerintah tersebut wajib pula mengetahui dan
menaati Kode Etik Akuntan Indonesia dan Standar Audit sebagai mana diatur dalam
Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI.

59 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
Kasus diatas menunjukan adanya pelanggaran kode etik oleh seorang auditor dalam kasus
suap kepada auditor dalam kegiatan warsik sertifikasi guru (sergu) di Inspektorat IV
Kemendikbud. Adapun prinsip etika profesional auditor:

1. Tanggungjawab Profesi : Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional,


setiap anggota hrus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam
semua kegiatan yang dilaksankannya.

2. Kepentingan Publik : Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam


kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atau profesionalisme.

3. Integritas : Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota


harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4. Objektivitas : Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5. Kompetensi dan Kehati – hatian Profesional : Setiap anggota harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan kehati – hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat
dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan
teknik yang palng mutakhir.

6. Kerahasiaan : Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh


selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau
hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional : Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis : Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar profesional yang relevan.

Dari uraian penjelasan kode etik diatas kasus tersebut tergolong dalam pelanggaran kode
etik prinsip Tanggungjawab Profesi, integritas, objektivitas, perilaku profesional. Hal ini
menunjukan bahwa auditor tersebut tidak bekerja secara prinsip kode etik seorang
auditor, sehingga terjadinya penyimpangan yang melanggar hukum.

Penegakan disiplin atas pelanggaran kode etik profesi adalah suatu tindakan positif agar
ketentuan tersebut dipatuhi secara konsisten. Itulah sebabnya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor PER/04/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008
meneapkan kebijakan atas pelanggaran kode etik APIP (Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah) ini, antara lain:

Tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik tidak dapat diberi toleransi, meskipun
dengan alasan tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan organisasi atau
60 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
diperintahkan oleh pejabat yang lebih tinggi. Auditor tidak diperbolehkan untuk
melakukan atau memaksa karyawan lain melakukan tindakan melawan hukum atau tidak
etis. Pimpinan APIP harus melaporkan pelanggaran kode etik oleh auditor kepada
pimpinan organisasi.

Pemeriksaan, investigasi, dan pelaporan pelanggaran kode etik ditangani oleh Badan
Kehormatan Profesiyang terdiri dari pimpinan APIP dengan anggota yang berjumlah ganjil
dan disesuaikan dengan kebutuhan. Anggota Badan Kehormatan profesi diangkat dan
diberhentikan oleh APIP.

Auditor APIP yang terbukti melanggar kode etik akan dikenakan sanksi oleh pimpinan
APIP atas rekomendasi dari Badan Kehormatan Profesi. Bentuk – bentuk sanksi yang
direkomendasikan oleh badab kehormatan profesi, yakni:

1. Teguran tertulis

2. Usulan pemberhentian dari tim audit

3. Tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu

4. Pengenaan sanksi terhadap pelanggaran kode etik oleh pimpinan APIP dilakukan sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

http://news.detik.com/read/2013/07/25/190845/2314690/10/auditor-bpkp-akui-
terima-duit-dari-kemendikbud

61 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB 9
ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN MANAJEMEN

Tujuan Pembelajaran adalah mahasiswa mampu memahami dan memiliki wawasan


tentang:
1. Pemahaman makna laporan keuangan
2. Pengambilan keputusan dari laporan keuangan
3. Menjelaskan persamaan dan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen
4. Menjelaskan bagaimana mengetahui etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen
5. Mengidentifikasi kriteria standar perilaku akuntan manajemen
6. Mengidentifikasi etika profesional akuntan manajemen

Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang


keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh
langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat
di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen
keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-
prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai
melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat.
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan
penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham,
kreditor,pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi
keuangan adalah persamaan akuntansi di mana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu
62 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
perusahaan digunakan untuk operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan
pendapatan. Sedangkan modal yaitu selisih antara aktiva dikurang hutang. Akuntansi
keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan
atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut.
Laporan ini yang disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik
perusahaan untuk menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai
pertanggungjawaban keuangan terhadap para pemegang saham. Hal penting dari
akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan
aturan- aturan yang harus digunakan didalam pengukuran dan penyajian laporan
keuangan untuk kepentingan eksternal.
Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management
Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran
informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja,
pengamanan asset. Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses
identifikasi penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk
merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan,
optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan
entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan atas aset organisasi. Persamaan
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang diterima baik
dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prisnsip
pengukuran yang Releven dalam akuntansi manajemen dan menggunakan sistem
informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang
disajikan kepada pemakainya.

Etika Provesi
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu
profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya.
Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai
penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.
Menurut Magnis-Suseno (1985) etika normatif terbagi atas dua yaitu, tolok ukur
pertanggungjawaban moral meliputi etika wahyu, etika peraturan, etika situasi dan etika
relativisme. Sedangkan etika normatif menuju kebahagiaan meliputi egoisme,
pengembangan diri dan utilitarisme. Disamping itu, Hardjoeno (2002) membagi jenis etika
atas empat kelompok yaitu, etikanormatif, etika peratusran, etika situasi dan etika
relativisme.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik sebagai seperangkat prinsip–prinsip moral yang mengatur tentang perilaku
profesional. Kode etik yaitu norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Akuntansi Keuangan
Menurut Sugiarto (2002) Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan
dengan penyiapan laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor,
pemasok, serta pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah
persamaan akuntansi (Aset = Liabilitas + Ekuitas). Akuntansi keuangan berhubungan
dengan masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan
penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang
disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk
menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggung jawaban keuangan

63 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
terhadap para pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan aturan-aturan yang harus digunakan
di dalam pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal.
Dengan demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat
berkomunikasi melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang
sama yaitu SAK. SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-
prinsi Akuntansi Indonesia tahun 1984.

Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang berkaitan
dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen
dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat
keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan
dan melakukan fungsi kontrol.
Menurut Chartered Institute of Management Accountants (CIMA), akuntansi
manajemen adalah “proses identifikasi, pengukuran, akumulasi, analisis, penyusunan,
interpretasi, dan komunikasi informasi yang digunakan oleh manajemen untuk
merencanakan, mengevaluasi dan pengendalian dalam suatu entitas dan untuk
memastikan sesuai dan akuntabilitas penggunaan sumber daya tersebut. Akuntansi
manajemen juga meliputi penyusunan laporan keuangan untuk kelompok non-manajemen
seperti pemegang saham, kreditur, badan pengatur dan otoritas pajak “(Istilah resmi
CIMA).
The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) menyatakan bahwa
akuntansi manajemen sebagai praktik meluas ke tiga bidang berikut :
1. Manajemen Strategi – Memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra
strategis dalam organisasi.
2. Manajemen Kinerja – Mengembangkan praktik pengambilan keputusan bisnis dan
mengelola kinerja organisasi.
3. Manajemen Risiko – Berkontribusi untuk membuat kerangka kerja dan praktik
untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk
mencapai tujuan organisasi.

Chartered Institute of Management Accountants (CIMA) menyatakan bahwa “Seorang


akuntan manajemen harus mampu menerapkan pengetahuan profesional dan
keterampilannya dalam penyusunan dan penyajian informasi keputusan keuangan dan
lainnya yang berorientasi sedemikian rupa untuk dapat membantu manajemen dalam
merumusakan kebijakan, perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pengoperasian.
“Akuntan manajemen oleh karena itu dilihat sebagai “pencipta nilai” antara akuntan.
Mereka jauh lebih tertarik melihat ke depan dan mengambil keputusan yang akan
memengaruhi masa depan organisasi, daripada rekaman sejarah dan kepatuhan (menjaga
nilai) aspek profesi. Pengetahuan dan pengalaman akuntansi manajemen dapat diperoleh
dari berbagai bidang dan fungsi dalam suatu organisasi seperti manajemen informasi,
perbendaharaan, audit efisiensi, pemasaran, penilaian, penetapan harga, logistik, dan
lainnya.
Berbeda dengan Akuntansi keuangan, Akuntansi manajemen adalah :
1. Dirancang dan dimaksukan untuk digunakan oleh pihak manajemen dalam organisasi
sedangkan informasi Akuntansi keuangan dimaksudkan dan dirancang untuk pihak
eksternal seperti kreditur dan para pemegang saham
2. Biasanya rahasia dan digunakan oleh pihak manajemen dan bukan untuk laporan
publik.
3. Memandang ke depan, bukan sejarah.

64 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
4. Dihitung dengan mengacu pada kebutuhan manajer, sering menggunakan sistem
informasi manajemen, bukan mengacu pada standar akuntansi keuangan. Hal ini
disebabkan karena penekanan yang berbeda : informasi akuntansi manajemen
digunakan dalam sebuah organisasi, biasanya untuk pengambilan keputusan.

4. Persamaan dan Perbedaan Antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi


Manajemen
Akuntansi keuangan adalah bagian dari akuntansi yang berkaitan dengan penyiapan
laporan keuangan untuk pihak luar, seperti pemegang saham, kreditor, pemasok, serta
pemerintah. Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan
akuntansi di mana aktiva adalah harta yang dimiliki suatu perusahaan digunakan untuk
operasi perusahaan dalam upaya untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan modal yaitu
selisih antara aktiva dikurang hutang. Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah
pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai
laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk
kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai prestasi
manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap para
pemegang saham. Hal penting dari akuntansi keuangan adalah adanya Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan aturan- aturan yang harus digunakan didalam
pengukuran dan penyajian laporan keuangan untuk kepentingan eksternal. Dengan
demikian, diharapkan pemakai dan penyusun laporan keuangan dapat berkomunikasi
melalui laporan keuangan ini, sebab mereka menggunakan acuan yang sama yaitu SAK.
SAK ini mulai diterapkan di Indonesia pada 1994, menggantikan Prinsip-prinsip Akuntansi
Indonesia tahun 1984.
Akuntansi manajemen adalah disiplin ilmu yang berkenaan dengan penggunaan informasi
akuntansi oleh para manajemen dan pihak-pihak internal lainnya untuk keperluan
penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian dan evaluasi, serta pengambilan
keputusan. Definisi akuntansi manajemen menurut Chartered Institute of Management
Accountant, yaitu Penyatuan bagian manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran
informasi yang digunakan untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan
pengendalian, pembuatan keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya,
pengungkapan kepada pemilik dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja,
pengamanan asset.
Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi penyajian dan
interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk merumuskan strategi, proses
perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, optimalisasi keputusan,
pengungkapan pemegang saham dan pihak luar, pengungkapan entitas organisasi bagi
karyawan, dan perlindungan atas aset organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial
Accounting) berhubungan dengan pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari
beberapa alternatif kebijakan atau tindakan dengan menggunakan data historis atau
taksiran untuk membantu pimpinan.
Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip akuntansi yang
diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan kemungkinan besar juga
merupakan prisnsip pengukuran yang Releven dalam akuntansi manajemen dan
menggunakan sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk
menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya.
Persamaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen
1. Prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi
manajemen

65 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
2. Menggunakan Sistem informasi operasi yang sama sebagai bahan baku untuk
menghasilkan informasi yang disajikan kepada pemakainya

Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Manajemen


Etika dalam Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik buruk dan sejauh mana yang dapat
ditentukan oleh akal sehat. Sedangkan akuntansi keuangan adalah seni penyusunan
laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan pihak internal dan pihak external.
Manajemen keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang
menerapkan prinsip-prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan
mempertahankan nilai melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang
tepat.
Etika dalam akuntansi keuangan dan manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas dan dinamis. Bidang ini berpengaruh
langsung terhadap kehidupan setiap orang dan organisasi. Ada banyak bidang yang dapat
di pelajari, tetapi sejumlah besar peluang karir tersedia di bidang keuangan. Manajemen
keuangan dengan demikian merupakan suatu bidang keuangan yang menerapkan prinsip-
prinsip keuangan dalam sebuah organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan nilai
melalui pengambilan putusan dan manajemen sumber daya yang tepat
Adapun beberapa etika yang harus di terapkan oleh para pelaku dalam akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen dapat di jabarkan sebagai berikut :

a. Competance (Kompetensi)
Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang
dituntut oleh pekerjaan tersebut. Arti kata Competance disini adalah setiap praktisi
Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
1. Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
2. Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang
berlaku.
3. Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi yang relevan
serta dapat diandalkan

b. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka yang tidak berkepen-
tingan dapat mencapai informasi, berhubungan dengan data yang diberikan ke pihak lain
untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
Dalam hal kerahasiaan ini Praktisi akuntansi manajemen dituntut untuk :
1. Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh
dalam pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar kewajiban hukum.
2. Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi yang
diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan. Hal ini
dilakukan juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
3. Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak ketiga.

c. Integrity (Kejujuran)
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Praktisi akuntansi manajemen dan
manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

66 | T E O R I E T I K A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA
1. Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak agar
terhindar dari potensi konflik.
2. Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan
mengurangi kemampuan mereka dalam menjalankan tigas secara etis.
3. Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
4. Menahan diri dari aktivitas negati yang dapat menghalangi dalam pencapaian
tujuan organisasi
5. Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian professional
6. Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi

d. Objectivity (Objekivitas)
Objekivitas pada dasarnya tidak berpihak, dimana sesuatu secara ideal dapat diterima oleh
semua pihak, karena pernyataan yang diberikan terhadapnya bukan merupakan hasil
dari asumsi (kira-kira), prasangka, ataupun nilai-nilai yang dianut oleh subjek tertentu.
1. Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan objektif
2. Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang disampaikan

6. Kriteria Standar Perilaku Akuntan Manajemen


 Competence (Kompetensi)
Auditor harus menjaga kemampuan dan pengetahuan profesional mereka pada tingkatan
yang cukup tinggi dan tekun dalam mengaplikasikannya ketika memberikan jasanya,
diantaranya menjaga tingkat kompetensi profesional, melaksanakan tugas profesional
yang sesuai dengan hukum dan menyediakan laporan yang lengkap dan transparan
 Confidentiality (Kerahasiaan)
Auditor harus dapat menghormati dan menghargai kerahasiaan informasi yang diperoleh
dari pekerjaan dan hubungan profesionalnya, diantaranya meliputi menahan diri supaya
tidak menyingkap informasi rahasia, menginformasikan pada bawahan (subordinat)
dengan memperhatikan kerahasiaan informasi, menahan diri dari penggunaan informasi
rahasia yang diperoleh.
 Integrity (Kejujuran)
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam hubungan
profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat maupun tersurat,
menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan, menolak hadiah,
bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala macam tindakan dalam
pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-batas profesionalitas,
mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak baik, menghindarkan diri dalam
keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan mencemarkan nama baik profesi.
 Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk
membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah
moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia
perusahaan. Contohnya seorang karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang
membuang limbah pabrik ke sungai.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
1. Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan
perusahaan tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan
bijak, loyalitas moral bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan,

67 | T E O R I E T I K A

Anda mungkin juga menyukai