Anda di halaman 1dari 4

Business Ethics Kelompok 7 Kelas 62A : Indah Yuharmelia 1362036 Rezqi Ananda Basid 1362075 Ria Marginingsih 1362076

Kasus : Perbudakan di Industri Coklat Ivory Coast merupakan negara kecil di pantai barat Afrika penghasil biji kakao yang menyuplai sekitar 45 persen kebutuhan biji kakao yang dikonsumsi Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Biji kakao merupakan bahan baku utama pembuatan coklat yang banyak digemari oleh orang-orang pada umumnya namun, kita tidak menyangka bahwa dibalik kenikmatan coklat bahan baku utamanya yaitu biji kakao ditanam dan dipanen oleh tenaga kerja anak. Tenaga kerja anak ini terlibat dalam sistem perbudakan yang ada di Ivory Coast dengan usia anak-anak tersebut yang berkisar antara 12 sampai 16 tahun bahkan kadang ada yang berusia 9 tahun. Anak-anak tersebut berasal dari beberapa negara disekitar Ivory Coast yang diculik dari desa mereka dan kemudian dijual kepada petani kakao. Pekerja anak tersebut kemudian dipaksa untuk bekerja di pertanian kakao dari pagi sampai matahari terbenam dengan kondisi mereka yang sangat menderita karena mengalami ancaman siksaan, terisolir dipedalaman dan tinggal dalam gubuk yang tidak layak. Setiap tahunnya tidak diketahui secara pasti berapa jumlah anak-anak yang mati karena sistem perbudakan di lahan pertanian kakao tersebut. Perbudakan tersebut terungkap pada tahun 2000 ketika beberapa media mengangkat isu perbudakan tersebut. Salah satunya adalah True Vision, perusahaan televisi Inggris mengambil video pekerja anak yang bekerja pada pertanian kakao di Ivory Coast dan membuat dokumentasi tentang penderitaan anak-anak tersebut. Dokumentasi tersebut telah disebarkan di Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya di dunia, yang mendapatkan reaksi keras. Dewan Hak Asasi Manusia Amerika pada tahun 2001 memperkirakan terdapat sekitar 15.000 anak yang berasal dari Benin, Burkina Faso, Mali, dan Togo telah dijual sebagai budak untuk bekerja di pertanian Ivory Coast dan dokumentasi BBC pada tahun 2010 yang berjudul Chocolate : The Bitter Truth menemukan bahwa hampir satu dekade perbudakan terhadap anak masih terjadi di pertanian kakao Ivory Coast. Perbudakan merupakan hal yang illegal di Ivory Coast, namun tetap terjadi karena penegakan hukum yang buruk. Perbatasan yang terbuka karena keterbatasan penegak hukum dan mudahnya pejabat-pejabat lokal untuk disuap membuat pelaku perdagangan manusia dapat dengan mudah melakukan kegiatannya. Harga biji kakao yang berfluktuasi membuat harga biji kakao jadi sangat murah mengakibatkan petani-petani kakao menggunakan pekerja anak untuk mengurangi biaya tenaga kerja. Karena kondisi yang terisolir petani kakao tidak bisa berkomunikasi diantara mereka dan mereka tidak tahu kegunaan biji kakao. Mereka sangat tergantung oleh perantara yang mengumpulkan biji kakao langsung ke lahan pertanian dan membeli biji kakao mereka dengan harga yang sangat murah sehingga petani kakao tidak bisa berkembang karena perantaralah yang menghubungkan mereka dengan pasar.

Industri Coklat bernilai 13 milliar dollar di Amerika serikat dan tingkat konsumsinya mencapai 3 milliar pounds setiap tahunnya. Ada 4 perusahaan manufaktur coklat terbesar di Amerika Serikat yang menggunakan biji kakao dari Ivory Coast perusahaan tersebut antara lain Hershey Foods Corp (pembuat Hersheys milk chocolate, Reeses dan Almond Joy), M&M Mars, Inc. (pembuat M&Ms, Mars, Twix, Dove, dan Milky Ways), Nestle USA (pembuat Nestle Crunch, Kit Kat, Baby Ruth, dan Butterfingers) dan Kraft Foods ( Produk Baking dan Breakfast). Tetapi yang menjadi kunci dari industri ini adalah perusahaan yang menjadi perantara membeli biji kakao dari Ivory Coast yaitu Archer Daniels Midland Co., Barry Callebaut dan Cargill Inc. mereka memproses biji kakao dan hasil proses kakao tersebut dijual kepada manufaktur coklat. Ada juga beberapa perusahaan kecil yang tidak membeli biji kakao di Ivory Coast karena isu perbudakan tersebut yaitu Clif Bar, Could Nine,Dagoba Organic Chocolate, Denman Island Chocolate, Gardeners Candies,Green & Blacks, Kailua Candy Company,KoopersChocolate, L.A Burdick Chocolates, Montezumas Chocolates, Newmans Own Organics,Omanhe ne Cocoa Bean Company, Rapunzel Pure Organics, dan The Endangered SpeciesChocolate Company. Kasus perbudakan tersebut membuat Asosiasi perusahaan industri coklat merespon protes dari kelompok anti perbudakan yang peduli terhadap permasalahan tersebut, sehingga pada tahun 2001 U.S. Representative Eliot Engel mengusulkan penggunaan sistem labeling yang memberikan informasi kepada konsumen bahwa coklat yang mereka beli bebas dari perbudakan slavefree namun perusahaan coklat beralasan sistem labeling tersebut akan mengurangi penjualan mereka dan merugikan petani kakao di Afrika karena sistem tersebut. Berkat lobi perusahaan-perusahaan coklat tersebut usulan sistem labeling tersebut akhirnya ditolak oleh senat. Karena terus menjadi perhatian media terhadap masalah perbudakan di pertanian coklat sehingga pada bulan Oktober 2001 membuat Asosiasi perusahaan coklat dan World cocoa foundation membuat perjanjian yang ditanda tangani bersama-sama dengan nama Harkin-Engel Protocol didalam perjanjian tersebut terdapat pernyataan jika biji kakao yang digunakan untuk membuat coklat tidak berasal dari pekerja anak dan adanya bantuan program pelatihan penanaman & sosialisasi informasi pelarangan penggunaan pekerja dibawah umur oleh petani coklat dengan deadlinenya pada tahun 2005. Tetapi sampai pada tahun 2008 perusahaan-perusahaan tersebut tidak juga melaksanakan hasil perjanjian yaitu melakukan sertifikasi dan memastikan tidak ada penggunakan pekerja anak perusahan-perusahaan tersebut malah membuat statemen baru bahwa pada tahun 2010 baru mereka bisa melaksanakan sertifikasi tersebut. Permasalahan sertifikasi tersebut belum bisa diselesaikan hingga tahun 2011. Perusahaanperusahaan tersebut beralasan bahwa sangat sulit untuk melakukan sertifikasi karena ada lebih dari 600.000 petani kakao di Ivory Coast dan sebagian besar merupakan petani kecil yang berada di pedalaman yang sangat sulit diakses karena terbatasnya infrastruktur. Sehingga akhirnya hingga kini belum ada sistem sertifikasi yang efektif untuk membuat label slavefree dan

kemungkinan besar coklat yang kita konsumsi selama ini merupakan coklat yang berasal dari biji kakao dari Ivory Coast dimana terjadi praktek perbudakan terhadap anak-anak dibawah umur. Perbudakan Kasus perbudakan terhadap anak yang terjadi di Ivory Coast menggambarkan bahwa manusia disana dijadikan sebagai komoditi yang dapat diperdagangkan dalam hal ini anak-anak tersebut diculik dari beberapa negara sekitar Ivory Coast kemudian diperdagangkan kepada petani kakao di Ivory Coast untuk dijadikan pekerja anak disana. Perbudakan merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan adanya siksaan terhadap anak-anak yang mencoba kabur ditambah lagi kondisi yang sangat tidak layak untuk anak-anak tersebut. Memperkerjakan anakanak dibawah umur berdasarkan hukum internasional dan hukum yang berlaku di Ivory Coast merupakan hal yang ilegal. Isu Etika Isu etika yang terjadi secara sistemik dalam kasus ini yaitu kondisi ekonomi yang mengalami depresi membuat harga biji kakao menjadi jatuh karena pasar global sedang lesu pada tahun 1996 dan permainan beberapa perusahaan besar yang mendikte harga biji kakao sehingga membuat harga biji kakao menjadi sangat murah. Anjloknya harga ekspor biji kakao tersebut membuat petani kakao terpaksa harus mengurangi biaya tenaga kerja dan untuk mendapatkan untung dengan melakukan sistem perbudakan di pertanian kakao mereka. Sistem perbudakan berkembang di Ivory Coast karena perbatasan yang terbuka karena keterbatasan penegak hukum dan pejabat-pejabat lokal yang dengan mudah disuap untuk memuluskan jalannya praktek perdagangan anak-anak tersebut untuk menjadi pekerja di pertanian kakao walaupun perbudakan merupakan pelanggaran terhadap hukum di Ivory Coast. Perusahaan distributor dan industri coklat yang terlibat dalam perdagangan biji kakao tidak secara aktif untuk menggunakan kemampuannya sebagai pihak yang bisa mengendalikan perdagangan biji kakao untuk dapat menghentikan praktik perbudakan anak di Ivory Coast hal tersebut menjadi isu korporat karena perusahaan-perusahaan tersebut seharusnya bisa memilih untuk tidak menggunakan biji kakao dari Ivory Coast dan melakukan sistem sertifikasi untuk memastikan biji kakao bukan dari pertanian yang memperkerjakan pekerja anak. Asosiasi perusahaan coklat dan World Cocoa foundation yang bersama-sama melakukan perjanjian Harkin-Engel Protocol harusnya benar-benar melakukan janji mereka dengan melakukan pelatihan penanaman dan sosialisasi informasi pelarangan penggunaan pekerja anak-anak dibawah umur di pertanian coklat namun komitmen itu tidak dilakukan dengan benar. Petani kakao yang melakukan praktek perbudakan dan trafficking di Ivory Coast menjadi isu individual dalam kasus ini karena para petani kakao hanya memikirkan keuntungan biji kakao yang akan dijual, kesejahteraan dan hak asasi pekerja anak tidak diperdulikan. Konsumen coklat yang tidak peduli terhadap kasus perbudakan tersebut juga merupakan isu individual, konsumen seharusnya dapat memutuskan untuk tidak membeli coklat dari produsen-produsen yang

menggunakan bahan biji kakao dari Ivory Coast karena dengan membeli coklat-coklat tersebut konsumen sama saja berkontribusi berlangsungnya perbudakan di pertanian kakao Ivory Coast. Perbudakan dalam bentuk apapun seharusnya tidak bisa diterima karena bertentangan dengan hak asasi manusia dan melanggar hukum, hak anak harusnya bermain dan mendapatkan pendidikan yang layak. Kemiskinan dan liberalisasi merupakan salah satu penyebab kasus perbudakan yang terjadi di Ivory Coast, merupakan tanggung jawab seluruh pihak yang terlibat dalam lingkaran bisnis coklat untuk memperbaiki keadaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang terlibat harus lebih transparan terhadap prosedur perlindungan mereka terhadap anak-anak dan apabila terjadi kekerasan harus ada penyelidikan independen dan penegakan hukum terhadap kekerasan tersebut. Perusahaan-perusahaan dan semua pihak yang terlibat tersebut juga harusnya terlibat aktif untuk mencegah terjadinya perbudakan tersebut dengan cara mendirikan sekolah-sekolah vokasional di negara sekitar Ivory Coast yang memberikan kesempatan anakanak di negara sekitar mendapatkan pendidikan yang layak sehingga anak-anak tersebut bisa bersekolah dan tidak mau dimanfaatkan untuk menjadi korban trafficking di kawasan tersebut.

Reference : Velasquez, Michael G, Business Ethics : Concepts and Cares (Seventh Edition), New Jersey, Pearson Education Inc, 2012.

Anda mungkin juga menyukai