MANAJEMEN STRATEJIK
Oleh:
Amanda Meisa Putri 1606961955
Fazatia Aidila 1606962112
Hanif Pramudya 1606962163
Luthfia Puspitasari 1606962245
CASE ANALYSIS
Konflik Kelapa Sawit dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
Berdasarkan prinsip Triple Bottom Line, perusahaan minyak kelapa sawit berkomitmen
menjadi perusahaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam memproduksi minyak
kelapa sawit yang berkualitas. Perusahaan minyak kelapa sawit berkomitmen untuk:
Kerugian yang Ditanggung oleh PepsiCo Akibat Konflik Minyak Kelapa Sawit
Konflik kelapa sawit secara langsung berdampak pada PepsiCo dan menjadi dilema etik
untuk perusahaannya, dimana PepsiCo telah membeli hampir 470,045 ton minyak sawit setiap
tahunnya. PepsiCo menerima banyak kritikan dari beberapa kelompok peduli lingkungan karena
beberapa produknya dianggap tidak sesuai dengan komitmennya untuk menggunakan minyak
kelapa sawit dengan baik. PepsiCo gagal menjamin bahwa keseluruhan rantai pasoknya akan
bebas dari deforestasi dan konflik sosial. Kritik yang diajukan kepada PepsiCo tidak hanya
mengenai komitmennya terhadap penggunaan kelapa sawit, namun beberapa dari produk
makanan dan minumannya yang masih menggunakan plastik dan kaleng timah serta
meningkatkan masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes. Kritik yang diajukan oleh
kelompok peduli lingkungan memberikan kerugian terhadap PepsiCo, walaupun tidak secara
langsung PepsiCo melakukan pelanggaran etik, namun pelanggaran etik tersebut dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang berkerja sama dengan PepsiCo. Tidak adanya keselarasan
komitmen yang dianut oleh PepsiCo dan perusahaan-perusahaan yang berkerja sama dengannya,
menyebabkan PepsiCo harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat pelanggaran etik
tersebut, seperti:
Kritik Terhadap Upaya Keberlanjutan Kelapa Sawit yang Dilakukan Oleh PepsiCo
PepsiCo dinilai kurang dalam menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan minyak kelapa
sawit, karena tidak adanya usaha secara ekplisit yang dilakukan oleh PepsiCo dalam menulusuri
asal dari minyak kelapa sawit yang diperoleh. Aturan-aturan baru yang diterapkan oleh PepsiCo
untuk menanggapi isu tersebut dinilai kurang dalam hal implementasi dan verfikasi dari pihak
ketiga dalam menilai pemasok minyak kelapa sawit tersebut, tidak hanya itu komitmen yang
dibuat oleh PepsiCo juga tidak mengungkapkan pelarangan penggunaan api dalam membangun
perkebunan kelapa sawit yang baru. Selain itu, aturan yang dibuat oleh PepsiCo juga tidak
memberikan dukungan yang jelas terhadap produsen kecil dan lokal, serta tidak mencakup pada
aturan mengenai perlindungan hak asasi manusia terhadap pekerja dan komunitas lokal.