IR.ZURAIHAN, S.T.,M.T.
• Rumah adat Aceh yang sering disebut dengan Rumoh Aceh, merupakan salah satu budaya
kebanggaan masyarakat Aceh. Rumah ini menggunakan model rumah panggung yang
terbuat dari papan kayu sebagai bahan utama.
• Rumah adat Aceh biasanya mempunyai lebar cukup luas dan memanjang. Bukan hanya itu,
rumah adat Aceh juha memiliki ukiran yang khas dan perpaduan warna gelap dan terang
yang cantik. Baik karakter ornamen maupun pilihan warna yang digunakan dalam rumah
adat Aceh ini pun mempunyai makna filosofis yang menarik
CIRI-CIRI RUMAH ADAT ACEH
• Berbentuk persegi panjang dan memanjang dari timur ke barat. Rumah ini memiliki tangga di
depan rumah yang berfungsi untuk masuk kedalam rumah. Tinggi tangga tersebut sekitar 2,5
- 3 m dari permukaan tanah. Pada umumnya, anak tangga rumah krong Bade berjumlah ganjil
sekitar 7-9 anak tangga.
STRUKTUR RUMOH KRUENG BADE
• Rumah adat Krong Bade –atau juga biasa disebut Rumoh Aceh, adalah sebuah rumah dengan struktur
panggung dengan tinggi tiang 2,5 - 3 meter dari permukaan tanah. Keseluruhan rumah ini dibuat dari
bahan kayu, kecuali atapnya yang terbuat dari bahan daun rumbia atau daun enau yang dianyam, serta
lantainya yang dibuat dari bambu.
• Karena memiliki struktur panggung, pada rumah adat Aceh ini kita dapat menemukan ruang bawah. Ruang
ini biasanya digunakan sebagai gudang tempat penyimpanan bahan pangan, serta sebagai tempat para
wanita untuk melakukan aktivitas, misalnya aktivitas menenun kain khas Aceh.
• Untuk memasuki rumah, kita perlu meniti tangga di bagian depan rumah. Tangga tersebut biasanya
memiliki jumlah anak tangga yang ganjil. Adapun setelah naik ke bagian atas, kita akan menemukan banyak
sekali lukisan yang menempel di dinding-dinding rumah sebagai hiasan. Jumlah lukisan pada dinding luar
rumah dapat menjadi simbol tingkat ekonomi pemiliknya.
PONDASI
Penutup atap Rumoh Aceh menggunakan daun rumbia yang diikat dan
disusun dari pojok kiri bawah sampai ke pojok kanan atas dengan jarak
antara tulang daun berikatannya rata-rata 1,5 – 2 cm sehingga terlihat
sangat tebal. Hal ini bertujuan apabila terjadi kebakaran maka cukup hanya
dengan menurunkan ikatan di atas secara keseluruhan dan atap akan
terseret jatuh ke bawah.
FUNGSI RUMAH ADAT
Selain memiliki fungsi sebagai identitas budaya, rumah Krong Bade juga
memiliki fungsi praktis yaitu sebagai rumah tinggal masyarakat Aceh. Bagian-
bagian Rumoh Aceh Pada bagian bawah rumah atau disebut dengan Yup
Moh bisa digunakan untuk menyimpan berbagai benda, seperti penumbuk
padi dan tempat menyimpan padi. Tidak hanya itu, bagian yup moh juga
sering difungsikan sebagai tempat bermain anak-anak, membuat kain
songket Aceh yang dilakoni oleh kaum perempuan, bahkan bisa dijadikan
sebagai kandang untuk peliharaan seperti ayam, itik, dan kambing.
FILOSOFI WARNA
Berikutnya hal yang menarik untuk disimak dari rumah adat Aceh adalah filosofi warna. Tidak jauh berbeda dengan rumah adat
lainnya, Rumoh Aceh biasanya juga dicat dengan pilihan warna yang khas. Setiap warna yang dipakai mempunyai makna tersendiri
bagi masyarakat Aceh. Berikut beberapa pilihan warna rumah adat Aceh dan makna filosofinya yang perlu diketahui :
Kuning : digunakan pada bagian sisi segitiga perabung. Warna kuning bagi masyarakat Aceh dikenal dengan sifat yang kuat, hangat,
dan dapat memberikan nuansa cerah.
Merah : digunakan untuk melengkapi garis ukiran rumah. Merah dipahami sebagai karakter emosi yang berubah-ubah dan naik
turun. Merah juga melambangkan gairah, senang, dan semangat. Artinya, emosi orang Aceh yang mudah naik turun juga sekaligus
menunjukkan semangat dan gairah dalam mengerjakan sesuatu.
Putih : digunakan untuk melengkapi ukiran rumah dengan nuansa yang lebih netral. Warna putih melambangkan suci dan bersih.
Pada bagian ukiran juga diselingi dengan warna oranye yang melambangkan kehangatan, kesehatan, dan kegembiraan.
Hijau : digunakan pada motif ukiran Rumoh Aceh. Warna hijau menandakan karakter kesejukan dan kehangatan. Hijau juga
merupakan warna daun yang menyiratkan kesuburan.
ELEMEN RUMOH ACEH
Berikut beberapa elemen rumah adat Aceh dan makna filosofisnya yang perlu diketahui :
• Tameh: tiang yang digunakan sebagai penyangga badan rumah. Elemen ini dilatarbelakangi oleh peribahasa khas Aceh,
“Kreuh beu beutoi kreuh, beulagee kreuh kayee jeut keu tamèh rumoh; Leumoh beu beutoi leumoh, beulagee taloe
seunikat bubông rumoh” (Jika keras, haruslah sekeras kayu tiang penyangga rumah; jika lentur, mesti selentur tali
pengikat atap rumah). Filosofi hidup orang Aceh tentang hal ini adalah teguh pendirian, tetapi tetap berhati lembut.
• Tameh raja: tiang raja, yakni tiang utama sisi kanan pintu masuk. Disebut tiang raja karena ukurannya yang lebhi besar
dari beberapa tiang penyusun biasa yang digunakan.
• Tameh putroe: tiang putri, yakni tiang utama sisi kiri pintu masuk. Tiang putri merupakan pasangan tiang raja. Disebut
tiang putri karena posisinya berdampingan dengan tiang raja
• Gaki tameh: kaki tiang, yaitu alas tiang, biasanya dari batu sungai. Alas tiang ini berfungsi menyangga tiang kayu agar tidak
masuk ke dalam tanah.
ELEMAN RUMOH ACEH
• Rok: balok pengunci biasa. Sifatnya untuk menguatkan hubungan antar-ujung setiap balok.